Disusun Oleh :
Kelompok 7
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Penyakit HIV ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran farmasi . Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah penyaki HIV ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Konsep
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) sekitar 37,9 juta jiwa menderita
HIV/AIDS. Sedangkan, kasus HIV/AIDS yang ada di Indonesia memasuki kolom ke-
3 di dunia dan menduduki tingkat pertama di benua Asia Pasifik. Jumlah kasus
HIV/AIDS yang ada di Indonesia adalah 46 ribu kasus dan sekitar 640 ribu jiwa
adalah sekitar 327.282 kasus. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada
kelompok umur 25-49 tahun (69,6%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (15.6%),
dan kelompok umur ≥50 tahun (8,3%). Proporsi penderita HIV/AIDS menurut jenis
kelamin selama periode Oktober hingga Desember 2018 untuk rasio HIV positif
antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Persentase HIV menurut faktor resiko
selama periode Oktober hingga Desember 2018 sebesar 20% disebabkan oleh LSL
(laki-laki seks dengan laki-laki), heteroseksual sebanyak 19%, dan pengguna narkoba
suntik (penasun) sebanyak 1%. Terjadi peningkatan jumlah kasus HIV yang
dilaporkan dibandingkan dengan triwulan III tahun 2018 dari 12.184 orang menjadi
13.139 orang (Kemenkes RI, 2018). Penyebaran HIV/AIDS telah berkembang luas
hingga ke seluruh provinsi di Indonesia salah satunya adalah Daerah Istimewa
Jumlah kasus infeksi HIV berdasarkan jenis kelamin sampai dengan tahun 2018 ada
sekitar 3167 kasus pada laki-laki, 1486 kasus perempuan 76 kasus tidak diketahui
jenis kelaminnya, sedangkan untuk kasus AIDS berdasarkan jenis kelamin sampai
dengan tahun 2018 ada sekitar 1091 kasus pada lakilaki, 535 kasus pada perempuan
dan 10 kasus tidak diketahui jenis kelaminnya. Kasus HIV paling banyak ditemukan
pada penduduk usia 20-29 tahun. Kasus HIV paling sedikit ditemukan pada penduduk
usia lebih dari 60 tahun. Meskipun begitu, kasus HIV-AIDS masih ditemukan pada
bayi usia kurang dari 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penularan HIV-AIDS dari
Data hasil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, kasus HIV sampai tahun
peningkatan program pencegahan dan kepedulian di tempat kerja publik, swasta dan
informal.
B. Rumusan masalah
C. Tujuannya
AIDS
TINJAUAN PUSTAKA
HIV adalah Salah satu virus yang menyerang sel darah putih yang bernama
menyebabkan AIDS dalam rentang waktu tertentu dapat merusak sistem kekebalan
tubuh pada manusia. Infeksi oportunistik yang menyertai dapat menjadi manifestasi
tubuh akibat infeksi HIV sehingga dapat terjadi infeksi oportunistik (Sudikno, Bona
Simanungkalit 2011).
HIV tergolong pada kelompok retrovirus dengan materi genetic dalam Rebonukleat
Acid (RNA), menyebabkan AIDS dan menyerang sel khususnya yang memiliki
antigen permukaan CD4 terutama sel limfosit T4 yang mempunyai peran penting
dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Virus HIV juga bisa
menginfeksi sel monosit dan magrofag, sel lagerhands pada kulit, sel dendrit pada
kelenjar linfa, makrofag pada alveoli paru, sel retina, dan sel serviks uteri. Lalu
kemudian virus HIV akan masuk kedalam limfosit T4 dan menggandakan dirinya
selanjutnya akan menghancurkan sel limfosit itu sendiri. Ketika sistem kekebalan
tubuh yang tidak mempunyai kemampuan untuk menyerang maka virus ini akan
Genus : lentivirus
Immunodeficiency 2 (HIV-2)
terdapat dua tipe yang berbeda dari virus AIDS manusia, yaitu HIV-1 dan
terletak dari gen vpr, kemudian pada HIV – 2 terdapat gen vpx yang
merupakan homolog dari gen vpu pada HIV-1. Perbedaan 11 yang lain adalah
HIV-2 progresifnya lebih lambat dan banyak meyerang susunan syaraf pusat,(
Fauzan 2015.)
caranya virus itu masuk kedalam tubuh sesorang, bisa melalui darah, jadi bisa
karena transfuse atau penggunaan jarum suntik yang bekas pakai yang
bergantian misalnya dan tidak steril kemudian jarumnya bekas dipakai orang
yang terinfeksi HIV maka akan menular. Jadi menularnya melalui kontak
lewat darah/cairan bukan kontak fisik maka ketika sudah tertular virus akan
virus masuk kedalam peredaran darah organ atau target yang akan diserang
pertama kali oleh virus ini adalah sel darah putih manusia atau sel CD4 jadi
sel darah putih itu ada limfosit, leukosit virus ini menyerang CD4 dari sel
darah putih limfosit. Virus ini nanti akanbinding atau terikat. Jadi di CD4
diluar dari permukaan CD4 itu ada reseptor dimana reseptor ini cocok dengan
sereptor yang di miliki oleh virus HIV jadi mereka bisa bergabung. Karena
sudah tergabung maka virus ini akanbinding/terikat kemudian virus ini akan
mengalami fusion setelah itu virus HIV akan masuk kedalam sel CD4. Jadi
virus HIV itu hanya memiliki RNA tidak mempunyai DNA agar virus HIV
tetap bertahan atau berkembang biak atau reprekasi virus HIV harus memiliki
DNA oleh karena itu HIV memanfaatkan enzim reverse trancriptase untuk
membantu mensintesa DNA dari RNA. Lalu terbentuklah DNA dari virus
HIV. Kemudian 12 DNA dari virus HIV akan memasuki nucleus dari sel CD4
dan akan bergabung disana, dan berintegrasi dengan DNA manusia tujuannya
untuk bereplekasi karena ketika sel CD4 bereplekasi otomatis dia akan ikut
bereplikasi. Setelah itu virus HIV akan assembly atau menyusun virus baru
kemudian setelah virus barunya tersusun dan protein – protein lainnya maka
virus ini non infeksius. Untuk proses pematangannya setelah sel ini
sel yang matur atau infeksius. Karena itu sel CD4 ini akan menjadi parameter
ketika penegakan diagnose dari HIV disebabkan CD4 adalah target dari HIV.
(, Kummar.et al,2015).
jumlah lmfosit T CD4 serta dramatis dari normal yang berkisar 600-
1200/mm3 menjadi 200/mm3 atau lebih rendah lagi, sehigga pada fase awal
jumlah virus akan meningkan lebih pesat hal ini diikuti oleh penurunan dari
jumlah sel CD4, kemudian muncul reaksi imunitas yang akan menekan atau
mengurangi virus HIV. Pada fase ini jumlah virus akan menurun dan diikuti
dengan kenaikan dari jumlah sel CD4, pada fase ini muncul gejala akut dan
berlangsung dalam hitungan minggu sampai bulan setelah pertama kali virus
HIV masuk. Karena penekanan bersifat parsial atau sebagian jumlah virus
secara perlahan dari jumlah CD4, selama jumlah CD4 lebih dari 400/500
maka 13 biasanya tidak ada gejala, fase ini dinamakan fase infeksi kronik.
Apabila jumlah sel CD4 terus menurun maka pertahan tubuh akan sangat
gejalanya mirip seperti flu masa ini disebut tahap serokonfersi. Jadi
kelelahan, nyeri persendian, nyeri otot, biasanya gejala – gejala ini akan
bertahan 1 minggu/2 bulan. Pada tahap ini dimana tanda – tanda tubuh
inkubasi/masa laten itu adalah waktu ketika gejala – gejala flu tadi mulai
mereda dan tidak menimbulkan gejala apapun pada tubuh. Dan pada waktu ini
virus HIV akan menyebar dan merusak system kekebalan tubuh seseorang.
Pada tahap ini tubuh akan merasa sehat dan tidak akan memiliki masalah
apapun oleh karena itu tahap ini bisa berlangsung antara 1 tahun sampai 10
karena seseorang sudah tidak punya kekebalan tubuh maka akan sangat rentan
dan sangat mudah sekali terkena penyakit apapun atau disebut infeksi
oportunistik dan sudah masuk pada tahap AIDS (Price & Wislon; Ameltzer &
Bare, 2014)
1. Pemeriksaan HIV
a. Skrining HIV Untuk mengetahui tingkat resiko infeksi dan juga pola hidup
penyakit HIV.
1. Rapid test
2. Tes ELISA
c. Tes Konfirmasi
1. Wastern blot
1. Antigen P24
2. Viral load/PCR
2.1. 7 Penatalaksanaan
1. Farmakologi
bisa dalam waktu lama. Pengobatan biasanya dimulai ketika CD4 menurun , begitu
seseorang start melakukan pengobatan HIV menggunakan ARV maka penderita harus
meminum obat tersebut seumur hidup secara rutin dan jangan sampai terlewat/putus
obat tujuannya untuk menjaga jumlah kadar CD4 dalam tubuh dan mempertahankan
dijelaskan ada beberapa golongan dari obat ARV antara lain yaitu:
a) Zidovudine
b) Didanosine
c) Zalzitabine
d) Stavudine
e) Lamivudne
f) Abacavir Tenofovir
telah diteliti secara aktif. Upaya – upaya rekontruksi imun juga sedang
diteliti dengan agen tersebut seperti interferon. Penelitian yang akan datang
A. Pemberian nutrisi Defisiensi gizi pada pasien positif HIV biasanya dihubungkan
dengan konsumsi makanan yang di tambahkan atau gizi yang ditambah maka
kondisi yang tidak menguntungkan bagi dengan positif HIV. Yang harus
PENUTUP
A. Kesimpulan
ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berdasarkan sifat dan efeknya, sangatlah unik
karena AIDS mematikan kelompok yang paling produktif dan paling efektif
rasa malu dan pengucilan dari masyarakat yang kemudian akan mengiring
pada hampir semua sendi kehidupan. Hampir semua orang yang diduga
terinfeksi AIDS tidak memiliki akses terhadap tes HIV, inilah yang membuat
Masa depan bangsa ini harus segera diselamatkan caranya adalah dengan
mendidik dan membimbing generasi muda secara intensif agar mereka mampu
menjadi motor penggerak kemajuan dan mendorong perubahan kearah yang lebih
dinamis, progesif dan produktif. Dengan demikian diharapkan kedepannya bangsa ini
tumbuh secara positif dan kontruktif, serta sebisa mungkin dijauhkan dari telibat
kenakalan remaja. Inialah tantangan riil yang kita hadapi sebagai guru dan orang tua.
Sudah sedemikian lama fenomena maraknya kenakalan remaja ini dibiarkan begitu
Fauzan, M.I., 2015. Analisis faktor yang mempengaruhi stigma masyarakat pada
penderita HIV & AIDS berdasarkan teori Health Belief Model.
Kummar V.; Abbas AK.; Aster JC. 2015. Robbins and Cotran: Pathologic Basic of
Disease Ninth edition Philadelphia: Saunders Elsevier
Nasronudin. 2017 HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinik Dan Sosial.
Surabaya: Airlangga University Press
Jakarta : EGC