Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAHAYA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT


HIV/AIDS

Disusun
Oleh
Yusmahardika

(XI MIPA 1)

SMA NEGERI 3 SINTANG


JL.Pendidikan Kabupaten Sintang
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa atas karunia-Nya sehingga makalah ini dapat
Terselesaikan dengan baik.
Makalah ini saya buat untuk menambah wawasan
tentang betapa seriusnya dan pentingnya penyakit HIV/AIDS
bagi kita semua. Saya harap anda semua dapat memahami
materi atau pembahasan yang saya susun.

i
Daftar isi

Kata pengantar.............................................................. i
Daftar isi........................................................................ ii

BAB I Pendahuluan
1. Latar belakang....................................................... 1
2. Rumusan masalah................................................. 2
3. Tujuan................................................................... 3

BAB II Pembahasan
1. Pengertian Penyakit HIV/AIDS.............................. 4
2. Bahaya Penyakit HIV/AIDS................................... 6
3. Penularan Penyakit HIV/AIDS............................... 8
4. Gejala Penularan HIV/AIDS................................... 9
5. Fase Perkembangan HIV/AIDS.............................. 10
6. Pencegahan Penyakit HIV/AIDS............................ 12

BAB III Penutup


1. Kesimpulan............................................................... 16
2. Saran...................................................................... 16
Daftar pustaka............................................................... 17

ii
BAB I
Pendahuluan

1).Latar Belakang

HIV adalah penyakit menular pembunuh nomor satu di


dunia. Menurut laporan UN AIDS, pada akhir 2019 ada
sekitar 38 juta orang di dunia yang hidup dengan penyakit
HIV/AIDS. Sebanyak 4% kasus di antaranya dialami oleh
anak-anak. Di tahun yang sama, sekitar 690.000 orang
meninggal akibat penyakit yang muncul sebagai komplikasi
AIDS. Dari total populasi itu, 19% orang sebelumnya tidak
menyadari dirinya terinfeksi.
Menurut survei BKKBN 56% remaja telah
melakukan hubungan seks pranikah. Penularan HIV dan AIDS
di Indonesia masih tergolong tinggi, terutama di usia
produktif. Survei Litbang Kesehatan bekerjasama dengan
UNESCO menunjukkan sebanyak 5,6% remaja Indonesia
sudah melakukan seks pranikah. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Inggit Rahayu, dkk menunjukkan bahwa
rendahnya pengetahuan HIV/AIDS dikalangan remaja
mempengaruhi sikap remaja pada perilaku seksual pranikah
sehingga dapat meningkatkan kerentanan remaja untuk
tertular HIV/AIDS. Infeksi penyakit AIDS pada umumnya tidak
menampakkan wujud yang jelas di awal masa infeksi.
1
2).Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat
disimpulkan bahwa angka kejadian HIV/AIDS masih tinggi di
kalangan masyarakat luas. Hal ini terjadi karena kurangnya
pengetahuan tentang HIV/AIDS, sehingga rumusan masalah
yang mendasari penelitian ini adalah “apa pengaruh dan
dampak yang dapat di terima masyarakat akibat tidak
menghiraukan penyakit HIV/AIDS?”

2
3). Penelitian
1) Mengetahui Seberapa bahayanya penyakit
HIV/AIDS yang ada di tengah-tengah masyarkat.
2) Mengetahui cara penularan dan gejala yang di
alami penderita penyakit HIV/AIDS.
3) Mengetahui fase perkembangan HIV/AIDS.
4) Mengetahui cara untuk mencegah penyakit
HIV/AIDS.

3
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Penyakit HIV/AIDS

1) HIV (Human Immunodeficiency Virus)

HIV adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV
seperti binatang bulu babi (binatang laut) yang berbulu
tegak dan tajam. Virus HIV dapat menyerang kekebalan
tubuh manusia, dikarenakan sel-sel darah putih yang
bertugas membunuh bibit-bibit sel penyakit tidak berfungsi
dengan semestinya. Maka dari itu, kekebalan tubuh
seseorang dapat dikatakan melemah.

2) AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome.Syndrome yang dalam bahasa Indonesia
disebut sindrom, merupakan kumpulan gejala dan
tanda Syndrome.Deficiency dalam bahasa Indonesia
berarti kekurangan. Immune berarti kekebalan,
sedangkan Acquired berarti diperoleh atau didapat.
Berdasarkan penjelasan tersebutdapat dipahami bahwa
AIDS bukan penyakit keturunan.
4
Seseorang menderita AIDS bukan karena keturunan dari
penderita AIDS, tetapi karena terjangkit atau terinfeksi virus
penyebab AIDS. Oleh karena itu, AIDS dapat diartikan
sebagai kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat
hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh
seseorang yang disebabkan virus HIV. AIDS merupakan fase
terminal (akhir) dari infeksi HIV.

5
2.2 Bahaya Penyakit HIV/AIDS

Berikut bahaya yang dapat ditimbulkan dari penyakit


HIV/AIDS.

1) Dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia


Akibat turun/hilangnya daya tahan tubuh seseorang
dapat menjadikan diri seseorang mudah terjangkit berbagai
macam penyakit dan meninggal karena penyakit infeksi,
kanker, dan lain nya.
2) Kematian
Perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di
seluruh dunia terkena infeksi virus AIDS setiap menitnya.
Bahkan yang mengerikan adalah jumlah penderita 70%
adalah kalangan pemuda/usia produktif.
3) Serangan bagi anak muda
Kelompok resiko tinggi terjangkitnya penyakit bahaya
ini adalah homoseksual, heteroseksual, promiskuitas
(perkawinan lebih dari satu), penggunaan jarum suntik
pecandu narkotik, dan free sex, serta orangorang yang
mengabaikan nilai-nilai moral, etika, agama (khususnya
para
remaja/generasi muda usia 13-25 tahun).
6
4)Tidak Bermoral
Pola dan gaya hidup barat sebagai konsekuensi
modernisasi, industrialisasi, serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, telah menyebabkan perubahan-
perubahan nilai kehidupan yang cenderung mengabaikan
nilai-nilai moral, etika, agama, termasuk nilai-nilai hubungan
seksual antar individu.
5) Tuna susila
Orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS
Kebanyakan tumbuh menjadi orang yang tuna susila.
6) Depresi
Jika seseorang menderita penyakit HIV/AIDS, maka
akan menimbulkan depresi yang mendalam, semangat hidup
rendah, dan hilang kepercayaan diri.
7) Gangguan jiwa
Orang yang hilang kepercayaan diri, banyak dijauhi
orang karena penyakit yang dideritanya ini akan
menimbulkan stres yang begitu berat. Jika stres yang diderita
terus dibiarkan, maka akan menyebabkan kegilaan atau
tidak mempunyai kesadaran moral.

7
2.3 Penularan Penyakit HIV/AIDS

Dengan mengetahui cara penularan virus HIV/AIDS,


maka dapat menghindarkan diri dari virus tersebut.
Penularan penyakit HIV/AIDS, yaitu melalui cairan dalam
tubuh, seperti darah, air mani, dan cairan vagina. Lebih
jelasnya, berikut cara penularan HIV/AIDS.

1) Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap


HIV/AIDS. Hubungan seksual ini bisa homoseksual
maupun heteroseksual.
2) Alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya yang tercemar
oleh HIV/AIDS.
3) Ibu Hamil yang mengidap HIV/AIDS dapat menularkan
kepada bayi yang dikandungnya.
Namun demikian, ada beberapa hal yang tidak menularkan
HIV/AIDS walaupun berdekatan dengan penderita HIV/AIDS.
Hal tersebut adalah sebagai berikut.
1) Bersenggolan dengan pengidap HIV/AIDS.
2) Berjabat tangan.
3) Penderita HIV/AIDS bersin atau batuk-batuk di depan
orang.
4) Sama-sama renang di kolam renang.
5) Menggunakan WC yang sama dengan pengidap HIV.
6) Melalui gigitan nyamuk dan serangga lainnya.
8
2.4 Penularan HIV/AIDS
Apabila telah terjadi penularan virus HIV/AIDS pada
seseorang, maka akan timbul tanda-tanda atau gejala-gejala
yang dialami oleh penderita penyakit ini. Berikut tanda-tanda
atau gejala-gejala yang terjadi pada seseorang yang telah
mengidap virus HIV/AIDS.
1) Demam berkepanjangan.
2) Penurunan berat badan (lebih dari 10% dalam waktu 3
Hari).
3) Kelemahan tubuh yang mengganggu/menurunkan
Aktivitas fisik sehari-hari.
4) Pembengkakan kelenjar di leher, lipat paha, dan
ketiak.
5) Diare terus-menerus tanpa sebab yang jelas.
6) Batuk dan sesak nafas lebih dari 1 bulan secara
terusmenerus.
7) Kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan.
Dengan tanda-tanda tersebut, maka seseorang yang
telah terkena HIV/AIDS, juga bisa berdampak pada penyakit
yang lainnya, antara lain:
1) Radang paru-paru.
2) Radang saluran pencernaan.
3) Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan.
4) Kanker kulit.
5) TBC.
6) Gangguan susunan saraf.
9
2.5 Fase Perkembangan HIV/AIDS
Infeksi virus HIV/AIDS yang telah menyerang manusia
akan terus berkembang sejak pertama kali mengidap virus
ini. Perkembangan virus tersebut terbagi menjadi beberapa
fase, yaitu:

1) Fase window periode (periode jendela)


Pada masa ini seseorang yang telah terinfeksi HIV sama
sekali tidak menunjukkan gejala apa pun. Beberapa kejadian
yang bisa dialami seorang pengidap HIV pada fase ini antara
lain adalah beberapa gejala flu. Hal ini terjadi antara 2-4
Minggu setelah seseorang terinfeksi HIV.

2) Fase asimptomatik atau tanpa gejala


Pada masa ini seseorang mengidap HIV tidak
menunjukkan gejala sama sekali, perlahan-lahan jumlah CD4
dalam darah menurun karena diserang HIV. Kadang ada
keluhan yang berkaitan dengan pembengkakan di kelenjar
getah bening, tempat dimana sel darah putih diproduksi

3) Fase simptomatik atau bergejala


Pada fase ini seseorang yang mengidap HIV akan
mengalami gejala-gejala ringan, gaya apa namun tidak
10
mengancam nyawa, seperti demam yang bertahan lebih dari
sebulan, menurunnya berat badan lebih dari 10%, diare
selama sebulan (konsisten atau terputus-putus), berkeringat
di malam hari, tiba-tiba batuk lebih dari sebulan, dan gejala
kelelahan yang berkepanjangan (fatigue). Seringkali gejala-
gejala dermatitis mulai muncul pada kulit, infeksi pada mulut
di mana lidah sering terlihat dilapisi oleh lapisan putih,
herpes, dan linnya.

4) Fase AIDS
Bahasa Inggris seorang pengidap HIV telah
menunjukkan gejala-gejala AIDS. Ini menyangkut tanda-
tanda yang khas AIDS, yaitu adanya infeksi oportunistik
(penyakit yang muncul karena kekebalan tubuh manusia
sudah sangat lemah) seperti pneumocytis carinii (PCP) atau
radang paruparu-paru, candidiasis atau jamur, sarkoma
kaposi atau kanker kulit, tuberkulosis (TBC), berat badan
menurun drastis, diare tanpa henti, dan penyakit lainnya
yang berakibat fatal.

11
2.6 Pencegahan Penyakit HIV/AIDS
Salah satu hal yang sangat penting agar proses
penularan virus HIV/AIDS tidak menyebar semakin luas
adalah dengan mencegah penularan, berikut cara yang
dapat dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS.

1) Pencegahan melalui hubungan seksual

a. Dia melakukan hubungan seksual sebelum menikah


(abstinence).
b. Bila telah menikah, hanya melakukan hubungan
seksual dengan pasangan sendiri, yaitu suami atau
Istri sendiri.
c. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV,
maka Dalam melakukan hubungan seksual harus
Menggunakan kondom secara benar dan konsisten.
d. Mempertebal iman dan taqwa agar tidak
terjerumus ke dalam hubungan seksual diluar
nikah.

2) Mencegah melalui darah

a. Melakukan seleksi ketat ketika transfusi darah.


b. Tidak sembarangan menggunakan produk darah
dan plasma.

12
c. Hati-hati dalam menggunakan alat suntik dan alat
lain yang dapat melukai kulit.

3) Pencegahan penularan dari ibu kepada anak


Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap
janin yang dikandungnya atau bayinya cukup besar,
kemungkinannya sebesar 30-40%. Oleh karena itu, bagi
seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk
mempertimbangkan kembali tentang kehamilan. Namun
risiko bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil,
sehingga tetap dianjurkan bagi ibu untuk tetap menyusui
bayi dengan ASI.

4) Pencegahan melalui lingkungan

a. Lingkungan keluarga

• Berikan informasi yang benar dan tepat yang


mudah diterima kepada lingkungan sekitar
• Jika dalam percakapan sehari-hari
mendengar informasi yang salah tentang
HIV/AIDS, langsung diperbaiki dengan cara
yang benar.

13
b. Lingkungan sekolah atau antarinstitusi
pendidikan

• Mengusulkan adanya diskusi dan seminar


atau kegiatan lainnya yang berhubungan
dengan kegiatan pencegahan HIV/AIDS.
• Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan
dengan masalah HIV/AIDS, judulnya lomba
poster, lomba mengarang, bagaimana.

Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada


beberapa hal penting dalam mengurangi risiko terjadinya
penularan HIV/AIDS, yaitu sebagai berikut.

1. Tidak melakukan hubungan seks, bagi


yang belum menikah.
2. Selalu menghindarkan diri dari
penggunaan obat-obatan terlarang
(narkotika, heroin, ganja, dan lainnya)
3. Menjauhkan diri dari minuman yang bisa
memabukkan.
4. Sebaiknya tidak menggunakan alat-alat
seperti alat suntik, alat tindik, alat tato,
pisau cukur, dan sikat gigi bersama orang
lain.
5. Selalu membersihkan (mensterilkan)
peralatan Medis atau nonmedis,
14
khususnya yang Berhubungan dengan
cairan tubuh manusia.

Dalam kaitannya mengenai pengobatan penyakit AIDS,


sampai sekarang belum ada obat yang tepat untuk
menyembuhkan penderita AIDS secara total. Namun ada
beberapa obat yang telah ditemukan yang berfungsi untuk
mencegah komplikasi atau menghambat perkembangan
virus HIV. Obat-obatan tersebut adalah.

1. AZT (Azidothimidine).
2. DDI (Dideoxynosine).
3. DDC (Dideoxycytidine).

Akan tetapi, obat AZT, DDI, dan DDC menjamin proses


penyembuhan. Obat-obatan tersebut hanya memperpanjang
hidup penderita untuk satu atau dua tahun saja. Karena
sampai sekarang yang belum ada obat yang dapat
membunuh virus ini secara total. Bahkan cara perawatan
yang optimal untuk menyempurnakan kembali sistem
kekebalan penderita AIDS belum ditemukan. Di samping itu
semua, pengidap HIV atau penderita AIDS membutuhkan
cara perawatan/pengobatan Lain, itu psikoterapi, konseling,
keluarga, dan terapi kelompok.
15

BAB III
Penutup

3.1 Kesimpulan

Penting bagi kita untuk mempelajari dan memahami


betapa serius dan bahayanya penyakit HIV/ ini. Karen virus
ini ini dapat mengancam nyawa kita atau bahkan orang lain
yang berhubungan langsung dengan kita. Namun, dibalik itu
semua kita dapat menghambat atau bahkan mencegah
terjadinya penyebaran virus HIV/AIDS ini.

3.2 Saran
Sebaiknya kita selalu menjaga kebersihan
diri,Lingkungan, dan pergaulan kita, agar kita tidak
terjerumus ke jalan yang salah. Agar kita tidak terikat
dengan virus-virus atau penyakit yang berbahaya termasuk
HIV/AIDS.
16

Daftar Pustaka
S. Jati Waskitho. 2022. Pendidikan Jesmani Olahraga dan
Kesehatan. Surakarta: CV Graha Pustaka.
17

Anda mungkin juga menyukai