Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT MENULAR HIV/AIDS

Mapel : Penjasorkes
Guru Mapel : Ahmad Sugiarto,S.Pd.

XI IPS 2
KELOMPOK 1

Disusun Oleh :
1. Ahmad Ikhsanudin (03)
2. Ahmad Nandi. (04)
3. Arina Manasikana. (06)
4. Bima Satrio Oktaviano (08)
5. Dwi Elsa Setyani. (11)
6. Faiqotul Ulfa. (14)
7. Idarotul Mustagfiroh. (16)
8. Indah Isnasari. (17)
9. Maya Afifa Maulida (18)

SMA NEGERI 1 MRANGGEN


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT karena atas karunia-Nya makalah Penjasorkes ini
telah disusun secara serentak. Makalah Penjasorkes ini ditulis berdasarkan apa yang sudah
diterangkan dan didiskusikan dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan
ketrampilan proses. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata
pelajaran Penjasorkes tentang “HIV/AIDS” Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Selanjutnya terima kasih penulis
sampaikan kepada yang terhormat Bapak Ahmad Sugiarto, S.Pd. selaku guru yang telah
memberi kesempatan dan bimbingan dalam penyusunan.
Penulis telah berusaha sesempurna mungkin menulis makalah ini tetapi “Tiada
gading yang tak retak”, untuk itu saran, kritik, maupun komentar yang ditujukan demi
perbaikan makalah ini sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi kita
semua.

Kamis, 14 April 2022

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI…………….................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................………...... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................………………..... 1
1.4 Manfaat...................................................................................................………………...... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HIV.........................................................................................………………....... 3
2.2 Penularan HIV....................................................................................………………….......... 3
2.3 Pencegahan HIV.......................................................................................………………....... 4
2.4 Pengertian AIDS........................................................................................………………...... 5
2.5 Penularan AIDS ......................................................................................…………………...... 5
2.6 Pencegahan AIDS...............................................................................………………….......... 6
2.7 Pengobatan HiV/AIDS……………………………………………………………………………….……………….. 8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................................………………….
10
3.2 Saran..........................................................................................................……………………
10
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


HIV / AIDS memerlukan perhatian serius dari berbagai kalangan agar tidak
merajalela. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-
Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6
juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak
pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan
salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan
kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000
jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika
Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan
kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat
mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap
pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara. Hukuman sosial bagi penderita
HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit
mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada
petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup
dengan HIV/AIDS (ODHA).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian HIV ?
2. Bagaimana Metode Penularan HIV?
3. Bagaimana Cara Mencegah HIV?
4. Apa Pengertian AIDS?
5. Bagaimana Metode Penularan AIDS?
6. Bagaimana Cara Mencegah AIDS?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian HIV.
2. Untuk mengetahui Penularan HIV.
3. Untuk mengetahui Pencegahan HIV.
4. Untuk mengetahui Pengertian AIDS.
5. Untuk mengetahui Penularan AIDS.
6. Untuk mengetahui Pencegahan AIDS.
1
1.4 Manfaat
Untuk memberikan informasi kepada pembaca, utamanya bagi sesama pelajar
dan generasi muda tentang HIV/AIDS, sehingga dengan demikian kita semua dapat
berusaha untuk menghindari diri dari penyakit HIV/AIDS ini. Meskipun informasi yang
penulis berikan melalui makalah ini adalah sebagian kecil dan masih banyak kekurangan,
tetapi setidaknya isi dari makalah ini dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui
tentang penyakit HIV/AIDS.
2
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak
sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang
berbagai penyakit. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembangbiak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan
lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan
tubuh maka ketika diserang penyakit, tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya
adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari
50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering
terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna

NAPZA suntik (penasun), dan pekerja seks.

2.2 Penularan HIV


Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air
mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras,
maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.
Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui:
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik itu
melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-ganti
pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.

3
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas
membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi
untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika
Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa
ditekan.
4. Transfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah.
Namun, kejadlian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan
donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian
yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

2.3 Pencegahan HIV


Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencegah dan
menyembuhkan infeksi HIV/AIDS. Namun bagi Anda yang menderita infeksi HIV, ada
upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu mengonsumsi
obat antiretroviral sesuai dosis yang disarankan dokter.
Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga
penderita HIV memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup lebih sehat, dan
mampu memperkecil risiko dalam menularkan HIV kepada pasangan.Selain itu, yang
tidak kalah penting adalah mencegah penularan HIV sejak awal.
Barikut ini adalah langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah HIV:
1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks
Jika Anda tidak mengetahui status HIV pasangan Anda, gunakanlah kondom
setiap kali Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal maupun oral. Untuk wanita,
bisa menggunakan kondom wanita.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko
Seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan
HIV. Pelaku maupun penerima seks anal sama-sama berisiko untuk tertular HIV, hanya
saja penerima seks anal berisiko lebih tinggi. Karena itu, disarankan untuk melakukan
hubungan seks yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah penularan HIV.
3. Hindari penggunaan jarum bekas
Hindari penggunaan jarum bekas saat menyuntikkan obat. Penularan HIV melalui
tato dan tindik juga berisiko terjadi jika memakai jarum tato yang tidak disterilisasi
dengan baik atau menggunakan tinta tato yang terkontaminasi. Sebelum melakukan
tato atau tindik, pastikan jarum masih steril.

4
4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi
antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu:
 Yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
 Yang memiliki pasangan dengan HIV positif.
 Pengguna jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka yang
sering berhubungan seksual tanpa pengaman.

2.4 Pengertian AIDS


Acquired immune deficiency syndrome atau (AIDS) adalah tahapan akhir dari
penyakit infeksi human immunodeficiency virus (HIV). Namun, tidak semua pengidap
HIV akan menjadi HIV/AIDS. AIDS merupakan sindrom atau kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah.
Infeksi yang seharusnya tidak parah pada orang normal dapat menjadi
mematikan pada penderita AIDS. Hingga kini belum ada pengobatan yang dapat
menyembuhkan HIV/AIDS.
Pengobatan HIV bertujuan mendukung sistem kekebalan tubuh agar penderita
dapat hidup normal, sehat, dan tidak menjadi AIDS.

2.5 Penularan AIDS


Berikut merupakan metode penularan AIDS :
1 Hubungan Seks Tanpa Alat Pengaman (Kondom)
Cara Penularan AIDS yang pertama adalah berhubungan seks tanpa
menggunakan kondom atau pengaman. Virus HIV akan sangat mudah menular ketika
seseorang dengan latar belakang terkena virus HIV melakukan hubungan suami istri
dengan pasangannya tanpa menggunakan alat pengaman berupa kondom. Karena
pertukaran cairan yang terjadi ketika berhubungan seks akan menjadi penyebab utama
virus itu bisa berpindah dan menyebar.
2 Berbagi Alat Suntik dengan Orang yang positif Mengidap HIV
Salah satu cara penularan virus HIV selain berhubungan seks tanpa alat
pengaman adalah dengan cara berbagi alat suntik dengan orang yang positif mengidap
HIV, khususnya pada para pengguna narkoba. Penularan melalui alat suntik ini
dikarenakan ketika memakai jarum yang bergantian maka cairan dalam tubuh orang
yang positif terkena HIV akan meyebar ke lawannya, hal ini sangat berbahaya karena
merupakan salah satu cara penularan HIV yang paling mudah terjadi.
3 Ibu Hamil Positif HIV Kepada Bayinya Selama Masa Kehamilan, Persalinan.
Ibu hamil yang positif HIV sebaiknya tidak memberikan asupan ASI kepada
anaknya, bahkan sejak didalam kandungan anak tersebut memiliki potensi besar tertular
virus yang di derita oleh ibunya. Maka dari itu ibu hamil yang positif HIV berpotensi
menularkan virus ini kepada bayinya ketika persalinan, atau pun menyusui.
5
4 Melalui Transfusi darah
Salah satu penyebab penularan virus HIV selain dua contoh yang telah dijelaskan
adalah melalui transfusi darah, virus HIV dapat menyebar melalui donor darah yang
dilakukan oleh pendonor yang positif terkena virus HIV atau bisa melalui transfusi darah
yang sudah tercemar virus HIV.
5 Melakukan Seks Oral
salah satu penyebab lain dari penyebaran virus HIV adalah dengan cara
melakukan hubungan seks dengan berbagai macam cara. melakukan seks oral bisa
menjadi penyebab tersebarnya virus HIV. Sex oral adalah suatu aktivitas yang
memberikan stimulasi atau rangsangan pada alat kelamin pasangan dengan
menggunakan mulut, ludah, gigi, atau lidah. Sex oral yang dilakukan seseorang kepada
wanita disebut dengan Cunnilingus, sedangkan sex oral yang dilakukan seseorang
kepada pria disebut dengan fellatio
6 Terkena atau Tertukarnya Cairan Vagina atau Sperma
Cara Penularan AIDS selanjutnya adalah terkena atau bertukarnya cairan vagina
dan sperma. Biasanya dalam memilih toilet umum orang harus berhati-hati karena jika
saja secara tidak sengaja terkena cairan berupa sperma dan cairan vagina bisa saja orang
yang belum terinfeksi kemudian tertular. Maka dari itu, kita semua harus berhati-hati
dalam menjaga kesehatan. Selain itu pula terjadinya hal ini kadang saat melakukan
hubungan sexual yang akan mengakibatkan terkenanya cairan vagina atau sperma.
7 ASI (Air Susu Ibu) Kepada Bayi
Jika difikirkan kembali, seorang ibu pengidap penyakit HIV AIDS yang sedang
mengandung anaknya, anaknya bisa tertular virus yang sangat mengerikan ini. Apalagi
jika ibunya memberikan ASI kepada anaknya. Untuk melindungi bayi dari infeksi AIDS
maka ibu hamil tidak boleh memberikan air susu ibu kepada bayi yang telah dilahirkan.
Konsumsi beberapa jenis obat pencegah HIV melindungi janin dari infeksi HIV dan AIDS.

2.6 Pencegahan AIDS


Berikut adalah cara pencegahan AIDS :
1. Memahami risiko diri
Dalam menerapkan pencegahan HIV AIDS, kita harus mengetahui dengan
jelas posisi kita apakah berisiko atau tidak. Misalnya, Anda harus menerima
informasi tentang HIV dan AIDS dari sumber terpercaya, mengetahui rute penularan,
dan memahami jenis aktivitas yang berisiko menularkan virus tersebut.
Penting untuk diketahui bahwa HIV bisa menular melalui cairan tubuh, seperti air
mani, cairan vagina, darah, dan ASI. Sementara itu, rute penularan yang utama termasuk
berhubungan seks, menggunakan jarum suntik bersama, hingga menyusui.

6
2. Gunakan kondom
Hubungan seksual merupakan salah satu rute penularan HIV yang utama. Sejauh
ini, penggunaan kondom masih menjadi salah satu metode pencegahan HIV AIDS yang
bisa diandalkan, di samping juga mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS)
lainnya. Bahkan, dilansir dari situs resmi World Health Organization, menggunakan
kondom lateks dapat memberikan perlindungan dari HIV dan penyakit IMS lain hingga
80%.
Mencegah IMS lain amatlah penting dalam untuk menurunkan risiko HIV/AIDS.
Sebab, IMS lain sering ‘mempercepat’ penularan HIV karena dapat merusak jaringan
anus dan vagina.
3. Jauhi narkoba dan minuman keras
HIV dan AIDS tak hanya menular lewat berhubungan seks saja. Banyak pasien
juga tertular virus ini karena penggunaan narkoba jarum suntik. Menurut laporan
Kementerian Kesehatan RI Triwulan II tahun 2019, persentase positif HIV dari pengguna
narkoba suntik mencapai 8,2% dari total kasus di Indonesia.
Narkoba dalam bentuk apa pun dapat berbahaya untuk tubuh. Terlebih jika Anda
sedang ada di dalam keadaan tidak sadar akibat minuman keras. Risikonya pun tentu tak
hanya HIV saja, melainkan juga beragam penyakit hingga kematian.
4. Konsumsi obat jika baru terpapar HIV
Apabila Anda yakin bahwa baru saja terpapar HIV, seperti setelah berhubungan
seks yang tidak aman, Anda bisa segera menemui dokter untuk mendapatkan obat
pencegahan infeksi. Konsumsi obat ini setelah terpapar disebut dengan post-exposure
prophylaxis (PEP). Dokter mungkin akan memberikan obat antiretroviral tenofovir dan
emtricitabine yang dikonsumsi selama 28 hari.Konsumsi obat setelah terpapar
dilaporkan dapat menurunkan risiko infeksi HIV hingga 81%, apabila diminum dalam
setidaknya 72 jam pasca paparan.
5. Konsumsi obat PrEP
Pre-exposure prophylaxis (PrEP) merupakan langkah pencegahan HIV AIDS di
mana seseorang mengonsumsi obat antiretroviral harian. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai
konsumsi PrEP jika Anda merupakan bagian dari populasi yang berisiko tinggi.
6. Menjalani sirkumsisi atau sunat
Beberapa laporan menyebutkan bahwa sunat atau sirkumsisi dapat menurunkan
risiko seorang pria untuk tertular HIV hingga 60%. Diskusikan dengan dokter untuk
mengetahui apakah Anda bisa menjalani sunat.
7. Menggunakan jarum steril
Jika Anda melakukan injeksi obat, tatto, atau tindik, gunakanlah jarum yang steril
dan tidak digunakan bersama. Hal ini akan membantu mencegah penularan HIV.

7
2.7 Pengobatan HIV/AIDS
Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis
obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai
antiretroviral (ARV).ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh
virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Beberapa jenis obat ARV adalah:
1) Efavirenz
2) Etravirine
3) Nnevirapine
4) Zidovudin
Selama mengonsumsi obat ARV, dokter akan memonitor viral load dan sel CD4
untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap
3–6 bulan, sedangkan pemeriksaan viral load dilakukan sejak awal pengobatan dan
dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.
Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV agar
perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Penting untuk diingat, menunda
pengobatan dapat membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko infeksi berkembang menjadi AIDS.
Selain itu, penting bagi pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter.
Melewatkan konsumsi obat akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan
memperburuk kondisi pasien. Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera
minum begitu ingat dan tetap ikuti jadwal konsumsi berikutnya. Namun, bila dosis yang
terlewat cukup banyak, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat mengganti
resep atau dosis obat sesuai kondisi pasien saat itu.
Pasien HIV juga dapat mengonsumsi lebih dari satu obat ARV dalam sehari. Oleh
karena itu, pasien perlu mengetahui efek samping yang mungkin timbul akibat
mengonsumsi obat ini, antara lain:
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Mual dan muntah.
4. Diare.
5. Mulut kering.
6. Tulang rapuh.
7. Kadar gula darah tinggi.
8. Kadar kolesterol tidak normal.
9. Kerusakan jaringan otot (rhabdomyolysis).
10. Penyakit jantung.
11. Sulit tidur.
12. Tubuh terasa lelah.
8
Pengobatan HIV perlu dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup
lama. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk memiliki asuransi kesehatan. Dengan
begitu, proses pengobatan bisa lebih optimal dan Anda pun tidak perlu terlalu
memikirkan biaya pengobatan.
9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulanya adalah bahwa kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS.
Makalah di atas juga menjelaskan pengertian, sejarah, cara penularan gejala-gejal dan
pencegahannya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah
ini adalah:
1 HIV (Human Immuno-Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno-Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan
tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2 Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 31 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3 Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang
ada hanyalah pencegahannya saja.

3.2 Saran
Sebaiknya anda sebagai pembaca janganlah sampai terkena virus HIV yang
menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sungguh berbahaya. Sebaiknya jangan
melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau melakukannya
sebaiknya ada memakai pelindung seperti kondom. Jangan juga sering-sering berganti
pasangan karena itu meningkat resiko terkena HIV/AIDS.
10

Anda mungkin juga menyukai