Mapel : Penjasorkes
Guru Mapel : Ahmad Sugiarto,S.Pd.
XI IPS 2
KELOMPOK 1
Disusun Oleh :
1. Ahmad Ikhsanudin (03)
2. Ahmad Nandi. (04)
3. Arina Manasikana. (06)
4. Bima Satrio Oktaviano (08)
5. Dwi Elsa Setyani. (11)
6. Faiqotul Ulfa. (14)
7. Idarotul Mustagfiroh. (16)
8. Indah Isnasari. (17)
9. Maya Afifa Maulida (18)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI…………….................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................………...... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................………………..... 1
1.4 Manfaat...................................................................................................………………...... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HIV.........................................................................................………………....... 3
2.2 Penularan HIV....................................................................................………………….......... 3
2.3 Pencegahan HIV.......................................................................................………………....... 4
2.4 Pengertian AIDS........................................................................................………………...... 5
2.5 Penularan AIDS ......................................................................................…………………...... 5
2.6 Pencegahan AIDS...............................................................................………………….......... 6
2.7 Pengobatan HiV/AIDS……………………………………………………………………………….……………….. 8
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian HIV.
2. Untuk mengetahui Penularan HIV.
3. Untuk mengetahui Pencegahan HIV.
4. Untuk mengetahui Pengertian AIDS.
5. Untuk mengetahui Penularan AIDS.
6. Untuk mengetahui Pencegahan AIDS.
1
1.4 Manfaat
Untuk memberikan informasi kepada pembaca, utamanya bagi sesama pelajar
dan generasi muda tentang HIV/AIDS, sehingga dengan demikian kita semua dapat
berusaha untuk menghindari diri dari penyakit HIV/AIDS ini. Meskipun informasi yang
penulis berikan melalui makalah ini adalah sebagian kecil dan masih banyak kekurangan,
tetapi setidaknya isi dari makalah ini dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui
tentang penyakit HIV/AIDS.
2
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HIV
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak
sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang
berbagai penyakit. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat
berkembangbiak virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan
lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan
tubuh maka ketika diserang penyakit, tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya
adalah kita dapat meninggal dunia akibat terkena pilek biasa.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari
infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang
sepenuhnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, terdapat lebih dari
50.000 kasus infeksi HIV di Indonesia. Dari jumlah tersebut, kasus HIV paling sering
terjadi pada heteroseksual, diikuti lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual, pengguna
3
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas
membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi
untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika
Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa
ditekan.
4. Transfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah.
Namun, kejadlian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan
donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian
yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
4
4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi
antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu:
Yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual.
Yang memiliki pasangan dengan HIV positif.
Pengguna jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka yang
sering berhubungan seksual tanpa pengaman.
6
2. Gunakan kondom
Hubungan seksual merupakan salah satu rute penularan HIV yang utama. Sejauh
ini, penggunaan kondom masih menjadi salah satu metode pencegahan HIV AIDS yang
bisa diandalkan, di samping juga mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual (IMS)
lainnya. Bahkan, dilansir dari situs resmi World Health Organization, menggunakan
kondom lateks dapat memberikan perlindungan dari HIV dan penyakit IMS lain hingga
80%.
Mencegah IMS lain amatlah penting dalam untuk menurunkan risiko HIV/AIDS.
Sebab, IMS lain sering ‘mempercepat’ penularan HIV karena dapat merusak jaringan
anus dan vagina.
3. Jauhi narkoba dan minuman keras
HIV dan AIDS tak hanya menular lewat berhubungan seks saja. Banyak pasien
juga tertular virus ini karena penggunaan narkoba jarum suntik. Menurut laporan
Kementerian Kesehatan RI Triwulan II tahun 2019, persentase positif HIV dari pengguna
narkoba suntik mencapai 8,2% dari total kasus di Indonesia.
Narkoba dalam bentuk apa pun dapat berbahaya untuk tubuh. Terlebih jika Anda
sedang ada di dalam keadaan tidak sadar akibat minuman keras. Risikonya pun tentu tak
hanya HIV saja, melainkan juga beragam penyakit hingga kematian.
4. Konsumsi obat jika baru terpapar HIV
Apabila Anda yakin bahwa baru saja terpapar HIV, seperti setelah berhubungan
seks yang tidak aman, Anda bisa segera menemui dokter untuk mendapatkan obat
pencegahan infeksi. Konsumsi obat ini setelah terpapar disebut dengan post-exposure
prophylaxis (PEP). Dokter mungkin akan memberikan obat antiretroviral tenofovir dan
emtricitabine yang dikonsumsi selama 28 hari.Konsumsi obat setelah terpapar
dilaporkan dapat menurunkan risiko infeksi HIV hingga 81%, apabila diminum dalam
setidaknya 72 jam pasca paparan.
5. Konsumsi obat PrEP
Pre-exposure prophylaxis (PrEP) merupakan langkah pencegahan HIV AIDS di
mana seseorang mengonsumsi obat antiretroviral harian. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai
konsumsi PrEP jika Anda merupakan bagian dari populasi yang berisiko tinggi.
6. Menjalani sirkumsisi atau sunat
Beberapa laporan menyebutkan bahwa sunat atau sirkumsisi dapat menurunkan
risiko seorang pria untuk tertular HIV hingga 60%. Diskusikan dengan dokter untuk
mengetahui apakah Anda bisa menjalani sunat.
7. Menggunakan jarum steril
Jika Anda melakukan injeksi obat, tatto, atau tindik, gunakanlah jarum yang steril
dan tidak digunakan bersama. Hal ini akan membantu mencegah penularan HIV.
7
2.7 Pengobatan HIV/AIDS
Meski sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, tetapi ada jenis
obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut sebagai
antiretroviral (ARV).ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh
virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Beberapa jenis obat ARV adalah:
1) Efavirenz
2) Etravirine
3) Nnevirapine
4) Zidovudin
Selama mengonsumsi obat ARV, dokter akan memonitor viral load dan sel CD4
untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4 akan dilakukan tiap
3–6 bulan, sedangkan pemeriksaan viral load dilakukan sejak awal pengobatan dan
dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.
Pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV agar
perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. Penting untuk diingat, menunda
pengobatan dapat membuat virus terus merusak sistem kekebalan tubuh dan
meningkatkan risiko infeksi berkembang menjadi AIDS.
Selain itu, penting bagi pasien untuk mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter.
Melewatkan konsumsi obat akan membuat virus HIV berkembang lebih cepat dan
memperburuk kondisi pasien. Bila pasien melewatkan jadwal konsumsi obat, segera
minum begitu ingat dan tetap ikuti jadwal konsumsi berikutnya. Namun, bila dosis yang
terlewat cukup banyak, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat mengganti
resep atau dosis obat sesuai kondisi pasien saat itu.
Pasien HIV juga dapat mengonsumsi lebih dari satu obat ARV dalam sehari. Oleh
karena itu, pasien perlu mengetahui efek samping yang mungkin timbul akibat
mengonsumsi obat ini, antara lain:
1. Pusing
2. Sakit kepala
3. Mual dan muntah.
4. Diare.
5. Mulut kering.
6. Tulang rapuh.
7. Kadar gula darah tinggi.
8. Kadar kolesterol tidak normal.
9. Kerusakan jaringan otot (rhabdomyolysis).
10. Penyakit jantung.
11. Sulit tidur.
12. Tubuh terasa lelah.
8
Pengobatan HIV perlu dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup
lama. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya untuk memiliki asuransi kesehatan. Dengan
begitu, proses pengobatan bisa lebih optimal dan Anda pun tidak perlu terlalu
memikirkan biaya pengobatan.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulanya adalah bahwa kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS.
Makalah di atas juga menjelaskan pengertian, sejarah, cara penularan gejala-gejal dan
pencegahannya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah
ini adalah:
1 HIV (Human Immuno-Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno-Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan
tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2 Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 31 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3 Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang
ada hanyalah pencegahannya saja.
3.2 Saran
Sebaiknya anda sebagai pembaca janganlah sampai terkena virus HIV yang
menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sungguh berbahaya. Sebaiknya jangan
melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau melakukannya
sebaiknya ada memakai pelindung seperti kondom. Jangan juga sering-sering berganti
pasangan karena itu meningkat resiko terkena HIV/AIDS.
10