Oleh :
i
1. Agus Fuji Sanjaya 10. Juliana Tri lestari
2. Andreas Syahbrullah 11. Liang Harianto
3. Awalliyah Mufidah 12. Okky Dio Pramadita
4. Charis Lutfi Azi 13. Rany Kartika Sari
5. Devi Vidyanti 14. Rohman Santosa
6. Eva Ristianti Uviyati 15. Siti Akhati Ayunani
7. Hilmi Wicaksono 16. Stevanus Ardi
8. Ika Virdayanti 17. Zaqqi Ulil Firdaus
9. Ine Wahyuning
i
PRODI SI KEPERAWATAN TINGKAT II-B
STIKES PEMKAB JOMBANG
Tahun 2011 / 2012
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Trend dan issue keperawatan system
imunologi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu S1 Keperawatan.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
Daftar Pustaka..............................................................................................11
4
PERTANYAAN............................................................................................12
5
BAB I
PENDAHULUAN
Pada Juli 2003, Salah satu kasus baru yang belum banyak
diketahui orang lain adalah merebaknya HIV/AIDS dikalangan para
petugas kesehatan akibat secara tidak sengaja tersuntik jarum suntik yang
biasa digunakan oleh para penderita penyakit yang diidentikkan dengan
penyakit seksual ini. Kebanyakan yang terkena adalah para suster yang
bertugas untuk menyuntikkan zat anti viral (anti virus) kepada para pasien
penderita AIDS. Tetapi entah kenapa, secara tidak sengaja jarum suntik
yang biasa digunakan untuk para penderita HIV/AIDS, berbalik
menyuntik bagian tubuh mereka. Keadaan dikhawatirkan akan
menyebabkan ketakutan di kalangan para petugas kesehatan, terutama bagi
mereka yang ditugaskan untuk merawat ODHA (Orang Dengan
HIV/AIDS). Salah satu cara yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini
adalah dengan pemberian obat jenis post exposure prophylaxis atau
pencegahan pasca pajanan. Tujuannya, agar dapat dideteksi apakah
mereka positif terkena HIV/AIDS atau tidak. Mereka meminumnya
selama satu hingga satu setengah bulan, kemudian pemakaian obat
dihentikan. Tiga hingga enam bulan setelahnya, mereka kembali diberikan
obat anti viral untuk melumpuhkan virus HIV. ‘Kecelakaan’ yang tidak
disengaja itu akan semakin memperparah kondisi para pasien HIV/AIDS
karena akan semakin banyak orang yang tidak peduli kepada mereka.
Sementara untuk petugas kesehatan diharapkan mereka bersikap hati-hati
dalam bertugas karena pihak rumah sakit tidak menyediakan dana khusus
untuk perawatan dan pengobatan mereka.
6
diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada
Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan
bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak
pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit
ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS
diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa
pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah
anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-
Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan
menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan
antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan
parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak
tersedia di semua negara.
1.3 Tujuan
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
infeksi yang disebabkan HIV (Kannabus, 2008).
9
2.3 Definisi AIDS
Pada 18 Desember 1992, CDC (Centers for Disease Control and
Prevention) telah menerbitkan suatu sistem klasifikasi untuk infeksi HIV dan
mengembangkan definisi AIDS di kalangan remaja dan dewasa di Amerika
Syarikat. Mengikut standar klinis untuk pemantauan secara immunologis
pada pasien yang terinfeksi dengan HIV, sistem klasifikasi tersebut meliputi
pengukuran limfosit T CD4+ dalam kategorisasi kondisi klinis yang
berhubungan dengan HIV dan ini telah menggantikan sistem klasifikasi HIV
yang diterbitkan pada tahun 1986. Semua pengidap AIDS mempunyai
limfosit T CD4+/uL kurang dari 200 atau kurang 14 persen limfosit T CD4+
dari jumlah limfosit, atau yang didiagnosa dengan tuberkulosis pulmoner,
kanker servikal invasif, atau pneumonia rekuren. Objektif dari
pengembangan definisi AIDS ini adalah untuk menunjukkan jumlah
morbiditi pengidap AIDS dan pasien yang imunosupresi, dan juga untuk
memudahkan proses pelaporan kasus. Bermula dari tahun 1993, definisi
AIDS ini telah digunakan oleh semua negara untuk pelaporan kasus AIDS
(CDC, 1993).
10
Gambar 2.1: Tren Kasus AIDS di 33 Provinsi dari Tahiun 2000-2009
11
Gambar 2.3: Projeksi HIV ke depan
12
semakin meluas ke pasangan seksnya (isteri) dan anaknya.
13
2.8 Peran Perawat
14
meningkatkan kualitas hidupnya. Bagi seluruh penderita AIDS didorong
untuk mendekatkan diri pada Tuhan, jangan berputus asa atau bahkan
berkeinginan untuk bunuh diri dan beri penguatan bahwa mereka masih dapat
hidup dan berguna bagi sesama antara lain dengan membantu upaya
pencegahan penularan HIV/AIDS.
2.9 Komentar Kelompok
Pendapat Kami :
Menurut pendapat kami penyakit HIV/AIDS ini sudah tidak asing lagi
dikalangan masyarakat. Hal ini sangat memprihatinkan terutama bagi
kalangan remaja. Banyak sekali penyakit ini ditimbulkan karena pergaulan
bebas misal : seks bebas, pecandu narkoba yang penggunaannya melalui
intravena/penggunaan jarum suntik secara bergantian. Tetapi ada juga yang
terjangkit penyakit ini bukan karena kesalahannya sendiri,tetapi karena
tertular dengan tidak sengaja dan tanpa sepengetahuan si penderita itu misal :
transfusi darah yang tercemar oleh virus HIV. Tetapi dari berbagai sumber,
diketahui bahwa peyimpangan seks telah banyak menjerumuskan seseorang
pada jaman sekarang apalagi di kota-kota besar. Seharusnya pendidikan seks
bebas di sosialisasikan sejak dini melalui penyuluhan-penyuluhan agar
seseorang mengetahui akibat yang terjadi bila mereka melakukannya. Hal
tersebut dilakukan supaya mereka tidak salah mendapatkan informasi.
Namun kita tidak perlu mengucilkan atau menghindari oang-orang
yang telah mengidap penyakit ini,karena sebenarnya penyakit ini tidak dapat
ditularkan lewat bersalaman,berpelukan,penggunaan alat-alat rumah
tangga,dll. Namun penyakit ini hanya bisa hidup di 4 tempat
yaitu:darah,cairan vagina,semen, dan air susu ibu. Jadi masyarakat tidak perlu
khawatir jika bergaul dengan si pengidap HIV. Oleh karena itu, menurut kami
penting sekali diberikan sosialisasi berbagai bentuk informasi tentang virus
HIV/AIDS ini kepada para penerus bangsa khususnya anak-anak muda
Indonesia.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Umar Zein, Edward Siagian, Yosia Ginting, T.Bachtiar Pandjaitan: Aspek Klinis,
Problema Diagnostik dan Pengobatan Penderita AIDS Dewasa di Medan,
Acta Medica Indonesiana, Volume XXXV Supplemen 2, Agustus 2003,
576 – 81.
17