OLEH :
KELOMPOK 4
2A KEPERAWATAN
DOSEN
NS.MASRI DG.TAHA,S.KEP.,M.KEP.
PRODI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Imunitas HIV-
AIDS dengan Komplikasi Tuberkulosis Paru”.
Makalah ini membahas tentang konsep dasar HIV-AIDS, dan konsep
asuhan keperawatan pada pasien HIV-AIDS dengan komplikasi Tuberkulosis
Paru.
Kami berharap makalah ini dapat memotivasi para mahasiswa/i lain dalam
mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan-masukan yang
bersifat membangun, yaitu berupa kritikan dan saran yang konstruktif demi
memperbaiki dan penyempurnaan pembuatan laporan dan makalah kami
selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN................................................................4
2.1 Konsep Dasar Penyakit..............................................................................4
2.1.1 Definisi...........................................................................................4
2.1.2 Etiologi...........................................................................................5
2.1.3 Manifestasi Klinis..........................................................................6
2.1.4 Patofisiologi...................................................................................8
2.1.5 Pathway........................................................................................10
2.1.6 Komplikasi...................................................................................11
2.1.7 Penatalaksanaan Medis................................................................11
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik..............................................................12
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................16
A. PENGKAJIAN...........................................................................................16
B. ANALISA DATA......................................................................................24
C. DAFTAR MASALAH...............................................................................28
D. INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................32
E. CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI...............................36
BAB IV PENUTUP............................................................................................46
A. Simpulan....................................................................................................46
B. Saran..........................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................47
BAB I
PENDAHULUAN
1
adalah 10% per tahun, sedangkan yang non-HIV/AIDS resiko menderita TB
hanya 10% seumur hidup. Di Amerika Serikat di laporkan angka kejadian
TB dengan infeksi menurun, 4,4 kasus baru per 100.000 populasi ( total
13,299 kasus ) pada tahun 2007. Di RSU Dr.Soetomo dilaporkan sebanyak
25-83 %. Sementara Raviglione, dkk menyebutkan bahwa TB merupakan
penyebab kematian tersering pada orang penderita HIV/AIDS. Di mana
WHO memperkirakan TB sebagai penyebab kematian 13% dari penderita
AIDS.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari HIV/AIDS ?
2. Apa etiologi dari HIV/AIDS ?
3. Bagaimana patofisiologi dari HIV/AIDS?
4. Bagaimana manifestasi klinis HIV/AIDS ?
5. Apa pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada HIV/AIDS ?
6. Apa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada HIV/AIDS ?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis yang dilakukan pada HIV/AIDS ?
8. Apa komplikasi yang akan muncul dari HIV/AIDS ?
9. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS ?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien
dengan HIV/AIDS komplikasi TB paru?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menjelaskan dan mengetahui konsep dasar teori serta bagaimana
cara menyusun asuhan keperawatan pada pada pasien dengan penyakit
HIV/AIDS komplikasi TB paru.
2. Tujuan khusus
a. Agar mahasiswa/i memahami definisi HIV/AIDS.
b. Agar mahasiswa/i mengetahui etiologi HIV/AIDS.
c. Agar mahasiswa/i memahami patofisiologi HIV/AIDS.
d. Agar mahasiswa/i mengetahui manifestasi klinis dari HIV/AIDS.
e. Agar mahasiswa/i megetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDS.
f. Agar mahasiswa/i mengetahui pemeriksaan diagnostik HIV/AIDS.
g. Agar mahasiswa/i mengetahui penatalaksanaan medik pada pasien
dengan HIV/AIDS.
h. Agar mahasiswa/i mengetahui komplikasi yang akan muncul dari
HIV/AIDS?
i. Agar mahasiswa/i mengetahui pencegahan HIV/AIDS?
j. Agar mahasiswa/i memahami konsep asuhan keperawatan yang
dilakukan pada pasien dengan HIV/AIDS komplikasi TB Paru?
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
10
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi dengan penyakit HIV-AIDS, yaitu :
Penurunan sistem kekebalan tubuh akibat virus HIV (Human
Immuno Deficiency Virus), menyebabkan tubuh mudah diserang penyakit-
penyakit
1. Tuberkulosis Paru
2. Pneumonia Premosistis
3. Berbagai macam penyakit kanker
4. Pemeriksaan Penunjang
2.1.7 Penatalaksanaan Medis
Menurut WHO pengobatan pada ko-infeksi TB-HIV pada prinsipnya mengikuti
pengobatan yang ada dalam tuberkulosis dan harus dilakukan segera, sedangkan pengobatan
menggunakan ARV dimulai setelah pengobatan dengan OAT dapat ditoleransi dengan baik.
Tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan OAT bersamaan dengan
ARV ini, diantaranya interaksi obat yang terjadi (rifampisin dengan beberapa jenis ARV),
gagal pengobatan ARV dan subtitusinya, dan Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome
(IRIS) (Karim, Naidoo, Grobler, & Padayatchi, 2011). Tetapi di sisi lain pemberian ARV pada
ko-infeksi TB HIV dapat mengurangi angka kematian (Akksilp, Karnkawinpong,
Wattanaamornkiat, Viriyakitja, & Monkongdee, 2007).
Aspek yang harus diperhatikan dalam pengobatan pasien koinfeksi TB-HIV adalah
kepatuhan pasien, karena dengan menambahakan ARV ke dalam pengobatan tuberkulosis, hal
ini mungkin akan menurunkan kepatuhan pasien dan lebih lanjut akan menyebabkan
terjadinya resistensi. Biasanya dokter lebih memperhatikan interaksi antar obat yang
ditimbulkan dari kombinasi OAT dengan ARV ini dan juga kemungkinan efek toksik yang
muncul sehingga tidak memberikan kombinasi kedua golongan obat ini ke dalam pengobatan
TB-HIV. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahawa ARV yang merupakan obat aktif
kombinasi mampu meningkatkan angka keselamatan pada orang yang terinfeksi HIV. Hal
yang perlu diingat dari pengobatan ko-infeksi TB-HIV ini adalah resiko kegagalan pengobatan
yang tinggi dan prognosis yang cukup buruk (Yaflar, fiengöz, Yildirim, & Nazlican, 2008).
1. Pengobatan Suporatif
Tujuan :
- Meningkatkan keadaan umum pasien
- Pemberian gizi yang sesuai
- Obat sistometik dan vitamin
- Dukungan Pasienikologis
2. Pengobatan infeksi oportunistik
a. Untuk infeksi :
- Kardidiasis eosofagus
- Tuberculosis
11
- Toksoplasmosis
- Herpes
- Pcp
- Pengobatan yang terkait AIDS , limfoma malignum , sarcoma
Kaposi dan sarcoma servik, disesuaikan dengan standar terapi
penyakit kanker
b. Terapi :
- Flikonasol
- Rifamfisin, INH , Etambutol, Piraziramid, Stremptomisin
- Pirimetamin, Sulfadiazine, Asam folat
- Ansiklovir
- Kotrimoksazol
12
3. Pengobatan anti retro virus
Tujuan :
- Mengurangi kematian dan kesakitan
- Menurunkan jumlah virus
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Mengurangi resiko penularan
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes untuk mendiagnosa infeksi HIV , yaitu :
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2. Tes untuk mendeteksi gangguan sistem imun, yaitu :
- Hematokrit
- LED
- Rasio CD4 / CD Limposit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobin
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, tempat dan tanggal lahir
b. Riwayat
Test HIV positif, riwayat perilaku beresiko tinggi, menggunakan obat-
obatan
c. Penampilan umum
Pucat, kelaparan
d. Gejala subyektif
Demam kronik dengan atau tanpa mengigil, keringat malam hari
berulang kali, lemah, lelah, anoreksia
e. Pasienikososial
Kehilangan pekerjaaan dan penghasilan, perubahan pola hidup
f. Status mental
Marah atau pasrah, depresi , ide bunuh diri, halusinasi
g. HEENT
Nyeri perorbital, sakit kepala, edema muka, mulut kering
h. Pemeriksaan persistem
- Sistem persyarafan
- Sistem pernafasan
- Sistem musculoskeletal
- Sistem kardiovaskuler
- Sistem integument
i. Pola fungsi kesehatan
- Pola persePasieni dan pemeliharaan kesehatan
- Pola nutrisi
- Pola eliminasi
- Pola istirahat tidur
- Pola aktivitas dan latihan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi b/d malnutrisi dan pola hidup beresiko
b. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, pertukaran oksigen malnutrisi
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang,
menurunnya absorbs zat gizi
d. Diare b/d infeksi GI (GastroIntestinal)
3. Intervensi dan Rasional Tindakan
a. Intervensi diagnosa 1
a. Reiko tinggi infeksi b/d malnutrisi dan pola hidup beresiko
Tujuan :
Pasien akan bebas infeksi oportunistik dan komplikasinya,
dengan KH :
- Tidak ada tanda-tanda infeksi baru
- TTV dalam batas normal
b. Intervensi (NIC)
- Monitor tanda-tanda infeksi baru
R/: untuk pengobatan dini
- Gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan inovatif
R/: mencegah pasien terpapar kuman pathogen dari RS
- Kumpulkan specimen untuk test lab, sesuai order
R/: meyakinkan diagnosis akurat dan pengobatan
- Atur pemberian anti infeksi sesuai oerder
- R/: mempertahankan kadar darah yang terapeutik
c. Intervensi diagnosa 2
b. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, pertukaran oksigen,
malnutrisi
Tujuan :
Pasien dapat berpartisifasi dalam kegiatan, dengan KH :
- Bebas dyspnea dan takikardi selama aktivitas
d. Intervensi (NIC)
- Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas
R/: respon bervariasi dari hari ke hari
- Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri tidak mampu
R/: mengurangi kebutuhan energy
- Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak mengganggu istirahat
1. R/: ekstra istirahat perlu untuk meningkatkan kebutuhan metabolik
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Lebih teliti dalam pengkajian dan analisa data, karena yang menjadi
acuan dalam menentukan diagnosa Keperawatan adalah analisa data sebelum
menentukan rencana tindakannya.
46
DAFTAR PUSTAKA