Abstrak
Komunikasi terapeutik diperlukan perawat, pasien kanker dan keluarganya dalam pelayanan kanker dan
Kata
paliatif dalam memberikan informasi dan memenuhi kebutuhan pasien.Artikel ini untuk mereview
Kunci artikel yang menyediakan informasi tentang Komunikasi terapeutik dalam pelayanan kanker dan paliatif.
:komunikasi Pencarian dari 3 database yaitu PubMed, Ebscohost, dan ProQuest, serta dari Google Scholar search
terapeutik;pela engine di cari menggunakan kata kunci : Komunikasi terapeutikor effective communication or
yanan therapeutic communication or discussion or conversation, Paliatif or Palliative care or terminal care,
kanker;pelayan cancer care, Nurse*, Cancer patient*.17 artikel yang terinklude dalam review ini . Karakteristik
anpaliatif komunikasi terapeutik: menunjukan empati dan dukungan emosional, rasa hormat or dignity, informasi
yang jelas, terbuka dan jujur, mengklarifikasi dan fokus pada informasi yang lebih disukai dan
dibutuhkan pasien dan keluarga, menghindari pemberian harapan palsu dan kata-kata pelembut,
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan penggunaan nonverbal, pendengar secara aktif dan
Key Words: baik. Manfaat komunikasi terapeutik yaitu meningkatkan kepuasaan pasien dan keluarga dan
cancer care; membangun hubungan interpersonal. Hambatan berasal dari perawat, pasien dan institusional.
therapeutic Strateginya yaitu training skill communication bagi perawat. Perawat perlu mengetahui karakteristik,
communication hambatan, manfaat serta strategi berkomunikasi terapeutik karena komunikasi tersebut adalah inti dari
; palliative care pelayanan kanker dan paliatif.
Abstract
Therapeutic communication is needed by nurses, cancer patients and their families in cancer and
Info Artikel: palliative care to discuss the information and meet patient’s need. This articleto review articles that
Tanggal dikirim: provide information about therapeutic communication in cancer and palliative care.A search of three
28 Maret 2019
databases, namely PubMed, EBSCOhost, and ProQuest. Additional, the Google Scholar search engine
Tanggal direvisi:
24 April 2019 with using the keywords: Therapeutic communication or effective communication or discussion or
Tanggal diterima: conversation, End-of-life care or palliative care or cancer care, Nurse *, Cancer patient *. 17 articles
25 April 2019 were included in this review. Characteristics of good communication are showing empathy and
DOI emotional support; Showing respect or dignity; clear, open and honest information; clarify and focus
Artikel:10.3386 patients‟ or families‟ preference and need about the information, avoiding giving false hope and
2/citradelima.v3 euphemism, using easy language and appropriate nonverbal, actively listening. Benefits of good
i1.47 communication are to enhance patients‟ and families‟ satisfaction with care and build interpersonal
Halaman: 31 -
relationships of trust. Barriers come from nurses, patients or their families and institutions. Finally, The
48
strategy that can improve provision of good communication is communication skills training for nurses.
Nurses need to know the characteristics, barriers, benefits and therapeutic communication strategies for
good communication in end-of-life care.
ini juga fokus terhadap aspek-aspek emosional, diagnosis, prognosis, dan pengobatan pilihan secara
psikososial, dan ekonomis serta spiritual untuk realistis, mendorong pasien menyadari pelayanan
memenuhi kebutuhan akan perbaikan kualitas yang ada, memperjelas prioritas pasien,
hidup pasien. Pelayanan kanker merupakan salah membangun hubungan kepercayaan antara perawat,
satu bentuk pelayanan paliatif di Indonesia, pasien dan keluarga, meminimalisir ketidakpastian
pelayanan ini berfokus pada pengobatan dan dan mencegah harapan yang tidak realistis
pengontrolan progresi kanker(Deli and Ana, 2014; sementara mempertahankan harapan yang realistis,
Sherwen, 2014; Selman et al., 2017). mencapai persetujuan(informed consent),
Area paliatif ataupun pelayanan kanker mengatasi dilema etis(Granek et al., 2013).
adalah area praktek dengan masalah yang sering
dirasakan menantang dan sulit baik bagi perawat METODE
maupun pasien atau keluarganya. Salah satu TUJUAN
tantangan dan kesulitan itu seperti bagaimana Untuk mereview artikel atau literature yang
mengatur masalah komunikasi yang ada di menyediakan informasi tentang komunikasi
pelayanan paliatif atau kanker yang sangat terapeutik dalam pelayanan kanker dan paliatif
kompleks contohnya bagaimana memberikan Untuk memenuhi tujuan ini, maka tujuan
informasi secara tepat tentang berita buruk terkait selanjutnya dari review ini untuk menentukan :
diagnosis atau prognosis, bagaimana 1. Bagaimana karakteristik komunikasi
mendiskusikan tujuan perawatan dan terapeutik dalam pelayanan kanker dan
keinginanpasien serta bagaimana cara memulai paliatif ?
diskusi tentang kematian dan proses kematian 2. Apa manfaat dari komunikasi terapeutik
dimana dikalangan masyarakat masih relative dalam pelayanan kanker dan paliatif ?
tabu(Brighton and Bristowe, 2016). 3. Apa hambatan untuk berkomunikasi
Komunikasi bisa didefinisikan sebagai terapeutik dalam pelayanan kanker dan
pembagian informasi secara sukarela dan sengaja paliatif ?
antara dua orang atau lebih dalam upaya 4. Apa strategi perawat untuk meningkatkan
menyampaikan dan menerima pesan. Komunikasi komunikasi terapeutik dalam pelayanan
memainkan peran vital dalam pelayanan akhir kanker dan paliatif ?
kehidupan pasien kanker.Komunikasi pada pasien STRATEGI PENCARIAN
kanker sangat menantang namun sejauh ini hal Literature yang relevan ditinjau mengikuti
tersebut kurang diperhatikan dalam pelayanan pencarian dari 3 database yaitu PubMed,
kanker sehingga sering bagi perawat onkologi Ebscohost, dan ProQuest, serta dari Google Scholar
melaporkan hambatan substansial dan tantangan search engine. Tahun pencarian dibatasi 5 tahun
teakhir, 2013-2017 untuk memastikan penelitian
berkomunikasi dalam praktek mereka(Hasan and
yang terinklude up-to-date.
Rashid, 2016). Hasil penelitian Virdunmenyatakan Menggunakan kata kunci :
bahwa komunikasi terapeutikmerupakan salah satu 1. “Komunikasi terapeutik” or “effective
hal penting yang diinginkan oleh pasien dan communication” or “therapeutic
keluarganya dalam perawatan penyakitnya. Lebih communication” or discussion or
lanjut komunikasi terapeutik menurut pasien dan conversation”
keluarga yaitu pemberian informasi yang jujur dan 2. “Paliatif” or “Palliative care” or “terminal
jelas terkait penyakitnya, komunikasi dengan care” or “Cancer Care”
empati(Virdun et al., 2017). 3. Nurse*,
Komunikasi terapeutik adalah landasan 4. Cancer patient*.
dasar untuk kepastian pengobatan, hasil kesehatan 5. 1 and 2 and 3 and 4 ( combined with “and”)
yang positif, kepatuhan pasien dan kualitas
perawatan secara keseluruhan(Hasan and Rashid, Kriteria inklusi dan eksklusi
2016). Sehingga seorang perawat harus memiliki Kami hanya memasukan artikel penelitian yang di
dan menguasai skill komunikasi yang dibutuhkan publikasi dalam bahasa inggris, komunikasi
supaya mereka bisa bekerja secara efektif dan sebagai tema utama, komunikasi antara perawat-
membangun hubungan interpersonal yang pasien atau keluarga dalam konteks pasien kanker
kontruktif dan sukses antara perawat dan pasien dewasa di pelayanan paliatif dan kanker. Kriteria
(Sherwen, 2014; Lai, 2016). inklusi yang lain di sesuaikan dengan tujuan dari
Komunikasi terapeutik diperlukan perawat review ini. Kami mengeluarkan artikel penelitian
dan pasien kanker dalam pelayanan kanker dan yang fokus pada Paliatif decision making,
paliatif untuk mendiskusikan informasi tentang komunikasi antara pasien atau keluarga dengan
tenaga kesehatan lain (dokter, psikologis) serta
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
Inklusi Eksklusi
Dipublikasi tahun 2013-sekarang Dipublikasi dalam bahasa lain
Dipublikasi dalam bahasa inggris Focus pada end of life decision making
Focus pada anak-anak atau remaja dibawah 18
Komunikasi sebagai tema utama
tahun
Komunikasi pasien/keluarga dengan perawat Focus komunikasi antara dokter pasien
Konteks pasien kanker dewasa dalam pelayanan Literature review atau artikel yang bukan dari
paliatif dan Paliatif penelitian
Memiliki abstract dan full text
Artikel riset yang relevan dengan topic dan tujuan
atau pertanyaan review
decision making : 12
Komunikasi mahasiswa keperawatan-pasien: 2
Hasil pembacaan full text (n=17) Bukan artikel penelitian(literature review) : 6
Analisis
17 artikel yang direview
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
Tabel 2 : Kesimpulan dari seluruh artikel yang terinklud CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
(Banerjee et al., untuk menyajikan ringkasan dari 121 perawat rawat inap Qualitativen design Hasilnya menunjukkan enam tema yang menggambarkan tantangan dalam
tantangan komunikasi yang yang bekerja di berkomunikasi secara empatik: ketegangan dialektik, beban menyampaikan
2016)
dihadapi oleh perawat onkologi lingkungan onkologi berita buruk, kurangnya keterampilan untuk memberikan empati, hambatan
institusional yang dirasakan, situasi yang menantang, dan ketidaksamaan yang
dirasakan antara perawat dan pasien.
5
Hasil untuk tantangan dalam membahas kematian, proses kematian dan tujuan
EOLCyaitu: ketegangan dialektik, membahas topik spesifik yang berkaitan
dengan EOL, kurangnya keterampilan untuk memberikan empati, karakteristik
pasien / keluarga, dan hambatan institusional yang dirasakan.
(Granek et al., Untuk mengeksplorasi strategi 20 partisipan Qualitative design Temuan ini mengungkapkan strategi untuk komunikasi efektif tentang akhir
komunikasi onkologis dan Dua puluh ahli kehidupan termasuk: terbuka dan jujur; Percakapan awal yang terus berlanjut;
2013)
hambatan komunikasi saat onkologidiwawancarai berkomunikasi tentang memodifikasi tujuan pengobatan; dan
membahas masalah akhir di tiga rumah sakit menyeimbangkan harapan dan kenyataan. Hambatan untuk menerapkan
kehidupan dengan pasien tentang strategi strategi ini secara luas ada tiga domain, termasuk tenaga kesehatan, faktor
komunikasi mereka pasien, dan faktor institusional. Faktor tenaga kesehatan termasuk kesulitan
pada masalah akhir dalam treatment dan paliasi, ketidaknyamanandengan kematian dan proses
6
kehidupan kematian, tanggung jawab yang besar di antara rekan kerja, dengan
dengan pasien menggunakan "death-defying mode”, kurangnya pengalaman, dan kurangnya
bimbingan. Faktor pasien termasuk, pasien dan / atau keluarga yang enggan
membicarakan akhir hayat, hambatan bahasa, dan usia lebih muda. Faktor
institusional meliputi stigma seputar perawatan paliatif, kurangnya protokol
tentang masalah akhir kehidupan; dan kurangnya pelatihan untuk ahli onkologi
tentang bagaimana berbicara dengan pasien tentang masalah akhir kehidupan.
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
(Ghahramanian et untuk menunjukkan faktor-faktor Peserta (sembilan Qualitative design Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi komunikasi perawat –pasien :Pasien
yang mempengaruhi pasien, tiga anggota Data dikumpulkan melalui sebagai pusat komunikasi, Perawat sebagai faktor manusia, dan struktur
al., 2014)
komunikasi perawat-pasien keluarga, dan lima purposive sampling dengan organisasi.
dalam perawatan kanker di Iran perawat) wawancara mendalam semi Untuk kategori pertama terdiri dari dua subkategori yaituImposed changes by
terstruktur dengan sembilan the disease dan karakteristik khusus pasien. Untuk Kategori kedua mencakup
pasien, tiga anggota keluarga dan subkategori yaitu sense of vulnerabilitydan persepsi dari profesional sendiri:
lima perawat dan dianalisis Pre-syarat komunikasi berpusat pada pasien".
secara bersamaan Untuk Kategori ketiga terdiri dari subkategori yaitubeban kerja dan
ketidakseimbangan waktu, kurangnya pengawasan, dan memberlakukan tugas
7 dalam konteks mengabaikan kebutuhan perawat dan pasien.
Karakteristik pasien, perawat, dan lingkungan perawatan nampaknya menjadi
faktor yang paling berpengaruh pada komunikasi.
(Coyle et al., untuk mengadaptasi modul 247 perawat onkologi Experimental design Kepercayaan perawat dalam membahas kematian, proses kematian, dan tujuan
pelatihan ketrampilan rawat inap perawatan akhir hidup meningkat secara signifikan setelah menghadiri
2015)
komunikasi (CST) Paliatifcare, Modul Paliatifcare yang workshop. Peserta perawat menunjukkan kepuasan dengan modul tersebut
yang awalnya dikembangkan diadaptasi terdiri dari video dengan menyetujui atau sangat menyetujui enam item yang menilai kepuasan
untuk perawat onkologi dan berdurasi 45 menit yang berisi 90% -98% dari segi waktu. Perawat dalam membahas kematian, proses
8 untuk mengevaluasi edukasi dan 90 menit interaksi kematian, dan perawatan akhir kehidupan menunjukkan kelayakan,
kepercayaan peserta dalam kelompok kecil dan memainkan penerimaan, dan manfaat potensial untuk meningkatkan kepercayaan diri
menggunakan keterampilan peran dengan pasien simulasi. dalam diskusi akhir kehidupan.
komunikasi yang dipelajari dan
kepuasan mereka terhadap
modul ini.
untuk menguji pengalaman perawat penelitian kuantitatif, desain Hasilnya menunjukkan bahwa 49% respondents mengalami kesulitan dalam
(Alshehri and tentang komunikasi dengan 61 sampel perawat deskriptif cross sectional dan tugas perawatan paliatif sementara 41% responden memiliki masalah dengan
9 pasien paliatif di CCU yang bekerja di CCU data diperoleh dengan komunikasi dalam perawatan palliative. Selain itu, perawat yang mengambil
Ismaile, 2016)
menggunakan kuesioner bagian dalam penelitian ini melaporkan dengan susah payah mendiskusikan
keputusan seperti perawatan lanjutan, DNR, dan pemberian makanan NGT
10 (Roscoe et al., untuk menganalisis data dari 16 patients kanker Qualitative design Pasien menilai ahli onkologi mereka sebagai pendiskusi masalah akhir
wawancara dengan pasien kehidupan yang kompeten dan nyaman, meskipun hanya sedikit yang
2013)
kanker kepala dan leher stadium melaporkan membahas aspek-aspek spesifik dari perawatan akhir kehidupan.
akhir dan penyedia layanan Ahli onkologi memandang memberikan informasi prognostik sebagai sebuah
kesehatan mereka tentang proses daripada sebuah peristiwa tunggal, dan lebih suka menjawab
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
kompetensi dan pendekatan pertanyaan pasien dibandingkan dengan membimbing diskusi. Data ini
komunikasi mengungkapkan tak berhubungan dalam komunikasi yang menunjukkan
untukmengkomunikasikan bahwa kebutuhan informasi pasien dan petugas kesehatan belum terpenuhi.
masalah akhir kehidupan
(Schubart et al., untuk memahami persepsi 22 profesional Desain kualitatif Dari analisis kualitatif wawancara yang ditranskripsi, empat tema muncul,
miskomunikasi dan masalah kesehatan Wawancara semi terstruktur masing-masing mengandung beberapa subtema. Faktor individu adalah
2015)
yang ada Perawat: 15 dilakukan dengan 22 profesional masalah yang berasal dari individu, terkait dengan pendidikan, latar belakang
perawatan kesehatan [HCP] di budaya dan emosi. Faktor struktural dikaitkan dengan batasan dan koordinasi
11
lima ICU dewasa di sebuah pusat peran institusional. Masalah pengelolaan informasi dihasilkan dari proses
medis akademis di Amerika sosial dan psikologis dimana HCP dan anggota keluarga mencari,
Serikat. mendistribusikan dan memahami informasi. Masalah manajemen hubungan
timbul dari kesulitan interaksi interpersonal
(Murray, untuk mendapatkan pemahaman 15 artikel A systematic review and empat tema:
McDonald and yang lebih dalam tentang metasynthesis of qualitative faktor yang memfasilitasi dan penghambat dalam komunikasi; pentingnya
pengalaman komunikasi pasien findings kualitas kemanusiaan dalam menghadapi komunikasi; persepsi dalam
12 Atkin, 2015)
dengan kebutuhan perawatan pengalaman komunikasi; dan perbedaan individu dalam preferensi untuk
paliatif yang telah diidentifikasi kejujuran dalam berinteraksi
dalam literatur kualitatif
(van Vliet et al., Untuk menyelidiki bagaimana ahli Breast cancer Qualitative analysis of focus Peserta berpikir bahwa ketika dihadapkan pada jenis konsultasi yang mereka
onkologi dapat survivors (n = 23) groups consisting of female butuhkan - kurang lebih eksplisit - informasi medis dan informasi mengenai
2013)
menyeimbangkan secara Healthy breast cancer survivors and dukungan. Untuk menjaga harapan, pengetahuan tentang (pengobatan)
eksplisit dan umum dengan women (n = 29) healthy women kemungkinan itu penting, namun juga kepastian untuk tidak ditinggalkan oleh
informasi yang penuh harapan rumah sakit pada tahap selanjutnya dari penyakit dan kepercayaan diri untuk
13
saat membahas berbagai topik tetap dapat membuat keputusan sendiri. Implikasi praktik: Diagnosis yang
pada masa transisi dari membatasi kehidupan dapat menghancurkan perspektif masa depan pasien;
penyembuhan kuratif ke Namun, penelitian ini memberikan saran bagi ahli onkologi untuk
perawatan paliatif pada kanker menciptakan perspektif baru.
payudara.
14 (Shahid et al., Untuk melaporkan pandangan CSP 62 CSP Aborigin dan Sebuah studi kualitatif yang Kurangnya pengetahuan CSP tentang kebutuhan orang Aborigin yang
tentang faktor-faktor yang non-Aborigin melibatkan wawancara menderita kanker dan pemahaman terbatas pasien Aborigin tentang sistem
2013)
mengganggu (penyedia layanan mendalam medis yang diidentifikasi sebagai dua hambatan utama dalam komunikasi.
komunikasi dan menawarkan kanker) Untuk komunikasi penyedia layanan yang efektif, perhatian diperlukan untuk
strategi praktis untuk bahasa, gaya komunikasi, pengetahuan dan penggunaan istilah medis dan
mempromosikan komunikasi perbedaan lintas budaya dalam konsep waktu. Aboriginal marginalisasi dalam
yang efektif dengan pasien masyarakat arus utama dan ketidakpercayaan masyarakat Aborigin terhadap
Aborigin di Australia Barat sistem kesehatan juga merupakan isu utama yang berdampak pada
(WA). komunikasi. Solusi potensial untuk komunikasi penyedia layanan Aborigin
yang efektif termasuk merekrut lebih banyak staf Aborigin, memberikan
pelatihan budaya yang sesuai untuk CSP, pendidikan kanker untuk pemangku
kepentingan Aborigin, kesinambungan perawatan, menghindari penggunaan
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
HASIL
Review ini mengidentifikasi 17 artikel membuat pasien merasakan kemudahan dan
yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kebanyakan mengurangi harapan yang tidak realistis.
artikel menggunakan desain kualitatif yaitu 10 Menghindari pemberian harapan palsu and
artikel dan 2 kuasi experiment, 1 RCT, 2 sistematik eupemisme (Granek et al., 2013; Roscoe et al.,
review, 1 deskriptif dan 1 desain mixed method. 2013; van Vliet et al., 2013; Coyle et al., 2015;
Dari 17 artikel yang terpilih, 10 artikel fokus pada Milic et al., 2015; Murray, McDonald and Atkin,
perawat, 3 artikel focus kepada penyedia 2015; Krawczyk and Gallagher, 2016), Tujuannya
pelayanan(perawat), keluarga dan pasien serta 4 untuk mengurangi harapan yang tidak realistis dari
artikel focus pada pasien atau keluarganya. Temuan pasien maupun keluarganya.
review ini dipresentasikan sesuai dengan Fokus pada informasi yang dibutuhkan dan
pertanyaan yang memandureview ini.
diinginkan (Strang et al., 2014; Coyle et al., 2015;
Milic et al., 2015; Murray, McDonald and Atkin,
Karakteristik komunikasi terapeutik dalam
pelayanan paliatif dan kanker 2015), sebelum informasi diberikan maka terlebih
Komunikasi terapeutik merupakan dahulu diklarifikasi sejauh mana pemahaman
elemen vital dalam pelayanan paliatif dan kanker. pasien dan keinginan akan informasi tersebut,
Perawat memainkan peran penting dalam merawat sehingga ada koneksi informasi dan kebutuhan
pasien kanker. Kemampuan yang harus dimiliki pasien.
perawat adalah kemampuannya untuk melakukan Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
komunikasi yang terapeutik. 11 artikel telah (Roscoe et al., 2013; Murray, McDonald and
mengidentifikasi 7 item yang menggambarkan Atkin, 2015), menggunakan bahasa awam akan
karakteristik komunikasi terapeutikdi pelayanan mudah dipahami dan meminimalisir
paliatif dan kankeryaitu : misunderstanding serta penggunaan komunikasi
Menunjukan empati dan dukungan emosional non verbal yang tepat contohnya sentuhan, duduk
(Roscoe et al., 2013; van Vliet et al., 2013; Coyle disamping pasien bisa mendorong pasien
et al., 2015; Milic et al., 2015; Banerjee et al., memahami bahwa perawat siap membantu.
2016; Selman et al., 2017). 6 artikel Aktif mendengarkan (Roscoe et al., 2013; Strang
mengemukakan bahwa menunjukan empati dan et al., 2014; Seccareccia et al., 2015), perawat
dukungan emosional merupakan salah satu pusat perlu mengetahui kapan harus bicara dan kapan
dari Komunikasi terapeutik Cara menunjukan harus mendengar sehingga interaksi yang baik
empati dan dukungan emosi yaitu dengan cara tercipta antara perawat dan pasien selain itu, lebih
membantu mereka merasa dipahami dan didukung banyak mendengar daripada berbicara di salah satu
bisa dengan cara mengakui emosi pasien contohnya waktu itu lebih baik.
saya bisa melihat “betapa kewalahannya kamu”,
mevalidasi emosi pasien seperti “ini pasti sangat Hambatan dalam menyediakan komunikasi
sulit”, menormalkan emosi pasien seperti “ terapeutik dalam pelayanan paliatif dan kanker
kebanyakan orang-orang yang berada disituasimu Review inimengidentifikasi beberapa
merasakan hal yang sama” terakhir seperti saya hambatan yang ditemukan untuk berkomunikasi
sangat kagum bagaimana kamu telah menerima baik,dijelaskan oleh 8 artikel yang dikelompokkan
penyakitmu”. menjadi tiga kategori utama yaitu: Faktor perawat,
Menghargai pasien atau rasa hormat (Roscoe et faktor pasien atau keluarga, dan faktor
al., 2013; Strang et al., 2014; Milic et al., 2015; institusional.
Murray, McDonald and Atkin, 2015), yaitu Faktor perawat merupakan hambatan
bagaimana perawat mampu menjaga privasi pasien mayor untuk menyediakan komunikasi yang baik,
dan menghormati keputusan pasien tentang dimana factor perawat seperti kurang pengalaman
keinginan dia mendiskusikan topik yang sensitif, dan motivasi(Granek et al., 2013; Alshehri and
seperti diagnose atau kabar buruk. Ismaile, 2016), Kesulitan dengan treatment atau
Memberikan informasi yang jelas, terbuka dan palliatif, Ketidaknyamanan dan merasa
jujur (Granek et al., 2013; Strang et al., 2014; tabumendiskusikan tentang kematian dan proses
Coyle et al., 2015; Milic et al., 2015; Murray, kematian sehingga cenderung mengabaikan untuk
McDonald and Atkin, 2015; Seccareccia et al., berdiskusi(Granek et al., 2013; Murray, McDonald
2015; Krawczyk and Gallagher, 2016), tujuannya and Atkin, 2015; Alshehri and Ismaile, 2016),
untuk membantu pasien dalam memahami maksud menyebarnya tanggung jawab antara kolega untuk
tindakan perawat dan informasi tersebut dapat mendiskusikan isu-isu paliatif (Granek et al., 2013;
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
Schubart et al., 2015; Alshehri and Ismaile, 2016), tentang Komunikasi terapeutik. 3 artikel dari 4
kurang bimbingan(Granek et al., 2013), dan artikel manyatakan bahwa skill training komunikasi
kurangnya pengetahuan dan skilldalam memiliki efek positif yaitu memperbaiki
menyediakan komunikasi yang terapeutik kemampuan perawat untuk menunjukan empati dan
(Banerjee et al., 2016). mendiskusikan emosi(Selman et al., 2017),
Faktor pasien dan keluarga seperti meningkatkan kepercayaan diri perawat untuk
karakteristik individu(Granek et al., 2013; berkomunikasi dalam pelayanan kanker(Coyle et
Ghahramanian et al., 2014; Banerjee et al., 2016; al., 2015), dan meningkatkan pemahaman dan
Khosla et al., 2017), keluarga yang tidak siap kepercayaan diri perawat untuk mendiskusikan
kehilangan(Granek et al., 2013; Banerjee et al., terkait prognosis dan tujuan dari perawatan(Milic
2016), perbedaan keyakinan dan budaya(Shahid et et al., 2015). Sedangkan menurut Curtis (2013)
al., 2013; Schubart et al., 2015; Banerjee et al., menyatakan bahwa efek training komunikasi yang
berdasar simulasi tidak memperbaiki kualitas
2016; Khosla et al., 2017), hambatan
komunikasi jika dibandingkan dengan edukasi
bahasa(Granek et al., 2013; Shahid et al., 2013; biasa.
Murray, McDonald and Atkin, 2015; Khosla et al.,
2017) dan keengganan pasien atau keluarga untuk PEMBAHASAN
membicarakan kematian dan proses kematian dan Menyediakan komunikasi terapeutik
cenderung berdampak negative(Granek et al., dalam pelayanan kanker dan paliatif merupakan
2013; Murray, McDonald and Atkin, 2015) elemen vital yang perlu ditingkatkan menurut
Faktor institusional yaitu stigma dalam perseptif pasien dan keluarga(Virdun et al.,
pelayanan paliatif(Granek et al., 2013), kurangnya 2017).Komunikasi terapeutikantara perawat dan
protokol di pelayanan kanker dan paliatif(Granek pasien sangat penting untuk keberhasilan asuhan
et al., 2013), kurangnya supervisi (Ghahramanian keperawatan bagi setiap pasien khususnya bagi
pasien kanker dimana mereka mengalami
et al., 2014), kurangnya training untuk
peningkatan distress psikologis(Kourkouta and
berkomunikasi baik bagi perawat(Granek et al.,
Papathanasiou, 2014).Untuk mencapai hal ini,
2013; Alshehri and Ismaile, 2016), beban kerja dan
perawat harus memahami karakteristik komunikasi
waktu tidak seimbang(Ghahramanian et al., 2014), terapeutiknamun hal tersebut masih sangat kurang
kehilangan autonomi berdiskusi terkait masalah di bahas secara sistematis apa sebenarnya
paliatif(Banerjee et al., 2016). komunikasi terapeutik itu.
Review ini mengidentifikasi dan
Manfaat komunikasi terapeutik merangkum karakteristik komunikasi
Dari 17 artikel yang terpilih, hanya dua terapeutikdengan pasien kanker dan keluarganya di
artikel yang membahas manfaat dari komunikasi pelayanan kanker dan paliatif, contohnya
terapeutik. Komunikasi merupakan tema yang menunjukkan empati atau dukungan emosional;
paling umum yang berhubungan dengan kepuasan menunjukkan rasa hormat; informasi yang
dan kualitas pelayanan. Dampak dari komunikasi jujur,terbuka, dan jelas; mengklarifikasi dan fokus
terapeutikdengan pasien atau keluarga adalah pada kebutuhan dan informasi yang lebih disukai
meningkatnya kepuasan pasien atau keluarga oleh pasien dan keluarga, menggunakan bahasa
terhadap pelayanan yang diberikan(Seccareccia et yang mudah dipahami, lebih aktif mendengar dan
al., 2015; Krawczyk and Gallagher, 2016) dan menghindari pemberian harapan palsu dan
membangun hubungan interpersonal dengan pasien euphemism.
dan keluarga yang didasari kepercayaan dan Empati mungkin cara yang lebih realistis
kekeluargaan(Seccareccia et al., 2015) untuk menunjukkan bahwa kita menghargai dan
peduli dengan pengalaman pasien karena mereka
Strategi untuk menyediakan komunikasi menghadapi diagnosa, perawatan, gejala penyakit
terapeutik yang sulit. Empati yang diucapkan oleh satu orang
Review ini mengidentifikasikan 11 dari 17 ke orang lain dapat menawarkan dukungan dan
artikel menyarankan agar perawat mengikuti skill kenyamanan pada saat kerentanan, kecemasan dan
trainingtentangKomunikasi terapeutiksebagai distress(Bramhall, 2014).Menerima komunikasi
strategi utama untuk meningkatkan kemampuan empatik adalah hal yang paling penting bagi pasien
dalam menyediakan komunikasi yang tepat dalam kanker. Bahkan ucapan empati selama 30 sampai
merawat pasien kanker. 4 dari 11 artikel tersebut 40 detik dapat secara positif mempengaruhi
membahas secara langsung efek skill training
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
evaluasi pasien terhadap komunikasi terkait berita khususnya pasien yang miliki literasi kesehatan
buruk yang disampaikan(Vliet, 2014). yang rendah, focus pada point yang paling penting,
menunjukan rasa hormat tidak kala dan menjelaskan dalam bahasa yang awam ketika
penting, hal ini untuk menjaga privasi pasien dan harus menggunakan istilah kesehatan. Selain itu,
menyeimbangkan komunikasi dengan pasien perawat juga perlu menggunakan komunikasi non-
dengan menawarkan kesempatan untuk berbicara. verbal contohnya sentuhan, duduk samping bed
Namun disisi lain perawat juga perlu menyadari pasien, kontak mata dan mendengar secara aktif itu
bahwa pasien tidak selalu ingin berbicara. menunjukan caring dari perawat(Murray,
Beberapa pasien tidak ingin membicarakan atau McDonald and Atkin, 2015). Mendengarkan secara
menerima informasi tentang kematian atau efektif melibatkan konsentrasi pada arah
informasi lain yang menyedihkan. Dalam situasi pembicaraan utama, tetap bersama pasien, dan
ini, semestinya perawat menghargai keinginan tidak memikirkan pertanyaan berikutnya saat
pasien tersebut(Strang et al., 2014). Informasi yang pasien berbicara. Dipahami bahwa mendengarkan
di yang diberikan oleh perawat memiliki prinsip secara aktif memerlukan perhatian penuh dan fokus
harus jelas, terbuka, jujur dan hindari pemberian pada cerita pasien, emosi dan bahasa tubuhnya
harapan palsu dan euphemism. Hal tersebut akan yang diungkapkan. Diam adalah metode yang kuat
membantu pasien untuk memahami dan dan dinamis untuk menunjukkan dukungan, dan
menghadapi kankernya(Matsuyama et al., diam mengkomunikasikankepada pasien bahwa
2013).Pasien dan keluarga menginginkan informasi pendengarnya nyaman dengan mereka.
yang terbuka dan jujur dan keseimbangan antara Komunikasi terapeutikadalah
informasi yang realistis dan harapan yang keterampilan inti untuk semua profesional layanan
tepat.Sebuah studi yang menyelidiki sikap kesehatan dan perawat khususnya, karena perawat
pengambil keputusan dalam menyeimbangkan menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasien
harapan dan kebenaran saat mendiskusikan dan keluarga daripada profesional kesehatan
prognosis dan ditemukan bahwa memberikan lainnya. Ini bisa menjadi kesempatan bagi perawat
harapan palsu atau menghindari diskusi tentang untuk memperbaiki dan mempromosikan
prognosis dipandang sebagai cara yang tidak perawatan pasien yang baik dan hubungan
sesuaiuntuk mempertahankan harapan(Bernacki kepercayaan dan kekeluargaan(Bramhall, 2014;
and Block, 2014). Kourkouta and Papathanasiou, 2014).Hasil review
Meskipun banyak pasien dan keluarga menemukan bahwa komunikasi terapeutikdengan
sering menginginkan informasi yang jujur tentang pasien atau keluarga berdampak peningkatan
penyakitnya, namun mereka juga ingin memelihara kepuasan pasien atau keluarga terhadap pelayanan
yang diberikan. Hal ini didukung oleh hasil
harapannya(Moore and Reynolds, 2013). Perawat
penelitian sebelumnya bahwa komunikasi dengan
seharusnya tidak pernah menganggap bahwa
keluarga dan pasien merupakan factor yang
semua pasien selalu menginginkan informasi
mempengaruhi secara positif kepuasan keluarga
mengenai prognosis atau treatment(Hawthorn, dan pasien dengan pelayanan. Komunikasi yang
2015). Perawat seharusnya menyediakan informasi dimaksudkan yaitu informasi yang jujur dan akurat
secara tepat waktu dan difokuskankan pada terkait diagnosis and prognosis, mendengarkan
informasi yang dibutuhkan atau topik yang lebih secara aktif, pernyataan empati, dan informasi yang
disukai oleh pasien dan keluarga. Fakta bahwa konsisten dan jelas(Salins, Deodhar and Muckaden,
beberapa pasien dan keluarga menghindari
2016). Komunikasi terapeutikjuga membantu
informasi yang menyakitkan sebagai sebuah
membangun kepercayaan dan merupakan dasar
strategi coping, sehingga penting memperlakukan
atau prasyarat untuk membangun hubungan yang
pasien atau keluarga sebagai individu yang unik,
tulus dan bermakna antara pasien dan perawat dan
memahami bahwa pasien mungkin mencari dan
menghindari informasi dalam porsi yang profesional kesehatan lainnya(Kourkouta and
sama(Hawthorn, 2015). Papathanasiou, 2014; Berčan and Ovsenik, 2016).
Dalam pemberian informasi, jangan lupa Hambatan utama dalam menyediakan
bahwa komunikasi ini mencakup orang-orang yang komunikasi terapeutikyang di identifikasi di review
mengelilingi pasien, oleh karena itu bahasa ini berasal dari factor perawat. Perawat secara
komunikasi harus dipahami oleh semua pihak yang konsisten menunjukkan kesusahan saat
mengkomunikasikan topik akhir kehidupan dengan
terlibat di dalamnya(Kourkouta and Papathanasiou,
pasien dan keluarga(Goldsmith et al.,
2014). Perawat seharusnya menyediakan informasi
dalam istilah-istilah yang sederhana dan 2013).Kurangnya pengalaman dan motivasi pasien
menggunakan bahasa mudah dipahami oleh pasien, berdampak pada rendahnya kepercayaan diri
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
perawat untuk menyediakan komunikasi menyatakan bahwa efek training komunikasi yang
terapeutikdi pelayanan end of life. Rasa percaya berdasar simulasi tidak memiliki perbedaan hasil
diri perawat sangat penting dalam memberikan jika dibandingkan dengan edukasi biasa.
perawatan berkualitas bagi pasien yang sekarat dan Pelatihan keterampilan komunikasi dapat
terlibat dalam diskusi kanker (Walter, membantu perawat mengatasi hambatan terhadap
2017).Hambatan lain yang bisa menghambat komunikasi yang efektif(Adams, Mannix and
perawat dalam menyediakan Komunikasi Harrington, 2017). Beberapa penelitian yang lain
terapeutikadalah ketidaknyamanan membicarakan menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi bisa
kematian dan proses kematianyang diyakini diajarkan. Pelatihan komunikasi pada umumnya
perawat dapat berdampak buruk terhadap harapan perlu diintegrasikan secara utuh sebagai
pasien. Padahal penelitian telah menunjukkan keterampilan inti dalam kurikulum secara luas dan
bahwa harapan tidak selalu bertentangan dengan harus dipromosikan sebagai pembelajaran dan
pemberian informasi tentang penyakit dan pengembangan kompetensi(Horlait, Van Belle and
prognosisnya(Brighton and Bristowe, 2016). Leys, 2017). Idealnya keterampilan ini
Kurangnya pengetahuan dan skill perawat dikembangkan dalam pelatihan pra-registrasi dan
serta bimbingan telah menjadi hambatan lain untuk lebih lanjut selama preceptorship, supervisi dan
menyediakan komunikasi terapeutikdengan pasien mentorship untuk meningkatkan kepercayaan dan
dan keluarga mencakup kurangnya pemahaman kompetensi di bidang ini(Bramhall, 2014).
empati, menjadi pendengar yang baik dan
penggunaan bahasa yang tepat(Banerjee et al., Keterbatasan
2016). Menurut hasil penelitian Walter (2016) Ada beberapa keterbatasan dalam tinjauan
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan literature ini, terutama karena tidak dilakukan
pengetahuantentang Paliatifsangat penting dan hal kritikal appraisal terhadap materi yang disajikan
tersebut mempengaruhi kemampuan mereka untuk seperti sistematik review. Hal ini terkait tujuan
mendiskusikan topikPaliatif. Area Paliatif banyak review yang luas dan eksplorasi daripada
tenaga professional yang terlibat sehingga adanya menjawab pertanyaan klinis. Selain itu, review ini
ketidakjelasan tanggung jawab untuk hanya mengulas artikel-artikel yang dipublikasikan
mendiskusikan topic end of life serta anggota tim dalam bahasa inggris dan periode 2013-sekarang
interprofesional dapat menghambat komunikasi serta keterbatasan metode pencarian.
jika mereka tidak berada pada satu tujuan yang
sama dengan gagasan yang sama(Walter, 2017). Implikasi untuk praktek dan penelitian
Selain factor di atas, review ini Paliatif merupakan area dengan isu yang
mengidentifikasi ada dua factor lain yang paling menantang yang membutuhkan perhatian.
menghambat komunikasi baik yaitu factor pasien Review ini memberikan pengetahuan terkait
misalnya family dan pasien tidak siap kehilangan karakteristik komunikasi terapeutikdan juga
sehingga membuatnya enggan untuk menjelaskan hambatan-hambatanya. Pemahaman
berkomunikasi, karakteristik pasien seperti umur, perawat tentangkarakteristik Komunikasi
jenis kelamin dan tingkat pengetahuan, perbedaan terapeutikmenjadi dasar untuk mengaplikasikannya
budaya dan keyakinan, dan hambatan bahasa. dipelayanan maupun poin utama dalam training
Untuk factor intitusional berupa ada stigma tentang skill communication, sedangkan pemahaman
paliatif, kurangnya supervise, tidak tersedianya tentang hambatan komunikasi dapat menjadi
protocol Paliatif, tingginya beban kerja, waktu pondasi bagi perawat untuk meminimalisir
yang tidak seimbang dan kurang menyediakan dampaknya.
training skill tentang komunikasi terapeutik. Inkonsistensi efek training skill
Strategi untuk meningkatkan pengetahuan komunikasi dapat mendorong perawat untuk
dan skill komunikasi baik yaitu dengan cara berimprovisasi dengan mengkombinasikan item-
mengikuti pelatihan khusus tentang komunikasi item karakteristik komunikasi terapeutikdalam
terapeutik. Hasil review ini mengidentifikasi ada review ini. Selain itu, untuk penelitian berikutnya
beberapa manfaat dari training skill komunikasi perlu menggali lebih dalam terkait Komunikasi
yaitu memperbaiki kemampuan perawat untuk terapeutikdari perspektif perawat, pasien dan
menunjukan empati dan mendiskusikan emosi, keluarganya serta penggunaan desain penelitian
meningkatkan kepercayaan diri perawat untuk mixed method terkait hubungan kualitas
berkomunikasi di Paliatif dan meningkatkan komunikasi perawat dengan kualitas hidup pasien.
pemahaman dan kepercayaan diri perawat untuk
mendiskusikan terkait prognosis dan tujuan dari Kesimpulan
perawatan meskipun menurut Curtis (2013)
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
Hawthorn, M. (2015) ‘The importance of Murray, C. D., McDonald, C. and Atkin, H. (2015)
communication in sustaining hope at the end ‘The communication experiences of patients
of life’, 24(13), pp. 702–705. with palliative care needs: A systematic review
and meta-synthesis of qualitative findings.’,
Horlait, M., Van Belle, S. and Leys, M. (2017) Palliative & supportive care, 13(2), pp. 369–
‘Are future medical oncologists sufficiently 83. doi: 10.1017/S1478951514000455.
trained to communicate about palliative care?
The medical oncology curriculum in Flanders, Riskesdas (2018) ‘Riset Kesehatan Dasar
Belgium’, Acta Clinica Belgica: International (RISKESDAS) 2018’. Jakarta: Kementerian
Journal of Clinical and Laboratory Medicine. Kesehatan Badan Penelitian dan
Taylor & Francis, 72(5), pp. 318–325. doi: Pengembangan Kesehatan.
10.1080/17843286.2016.1275377.
Roscoe, L. A. et al. (2013) ‘Beyond Good
Kelley, A. S. and Morrison, R. S. (2015) ‘Palliative Intentions and Patient Perceptions: Competing
Care for the Seriously Ill’, New England Definitions of Effective Communication in
Journal of Medicine, 373(8), pp. 747–755. doi: Head and Neck Cancer Care at the End of
10.1056/NEJMra1404684. Life’, Health Communication, 28(2), pp. 183–
192. doi: 10.1080/10410236.2012.666957.
Khosla, N. et al. (2017) ‘Communication
Challenges and Strategies of U.S. Health Salins, N., Deodhar, J. and Muckaden, M. (2016)
Professionals Caring for Seriously Ill South ‘Intensive Care Unit death and factors
Asian Patients and Their Families’, Journal of influencing family satisfaction of Intensive
Palliative Medicine, XX(Xx), p. Care Unit care’, Indian Journal of Critical Care
jpm.2016.0167. doi: 10.1089/jpm.2016.0167. Medicine, 20(2), pp. 97–103. doi:
10.4103/0972-5229.175942.
Kourkouta, L. and Papathanasiou, I. (2014)
‘Communication in Nursing Practice’, Materia Schubart, J. R. et al. (2015) ‘ICU family
Socio Medica, 26(1), p. 65. doi: communication and health care professionals:
10.5455/msm.2014.26.65-67. A qualitative analysis of perspectives’,
Intensive and Critical Care Nursing. Elsevier
Krawczyk, M. and Gallagher, R. (2016) Ltd, 31(5), pp. 315–321. doi:
‘Communicating prognostic uncertainty in 10.1016/j.iccn.2015.02.003.
potential Paliatifcontexts: experiences of
family members’, BMC Palliative Care. BMC Seccareccia, D. et al. (2015) ‘Communication and
Palliative Care, 15(1), p. 59. doi: Quality of Care on Palliative Care Units: A
10.1186/s12904-016-0133-4. Qualitative Study’, Journal of Palliative
Medicine, 18(9), pp. 758–764. doi:
Lai, C. Y. (2016) ‘Training nursing students’ 10.1089/jpm.2014.0408.
communication skills with online video peer
assessment’, Computers and Education. Selman, L. E. et al. (2017) ‘The Effect of
Elsevier Ltd, 97, pp. 21–30. doi: Communication Skills Training for Generalist
10.1016/j.compedu.2016.02.017. Palliative Care Providers on Patient-Reported
Outcomes and Clinician Behaviors: A
Matsuyama, R. K. et al. (2013) ‘Cancer patients’ Systematic Review and Meta-analysis’,
information needs the first nine months after Journal of Pain and Symptom Management.
diagnosis’, Patient Education and Counseling. American Academy of Hospice and Palliative
Elsevier Ireland Ltd, 90(1), pp. 96–102. doi: Medicine, 54(3), p. 404–416.e5. doi:
10.1016/j.pec.2012.09.009. 10.1016/j.jpainsymman.2017.04.007.
Milic, B. M. M. et al. (2015) ‘Communicating with Shahid, S. et al. (2013) ‘Identifying barriers and
Patients’ Families and Physicians About improving communication between cancer
Prognosis and Goals of Care’, AMERICAN service providers and Aboriginal patients and
JOURNAL OF CRITICAL CARE, 24(4), pp. their families: the perspective of service
56–65. doi: 10.4037/ajcc2015855. providers’, BMC Health Services Research,
Moore, C. D. and Reynolds, A. M. (2013) ‘Clinical 13(1), p. 460. doi: 10.1186/1472-6963-13-460.
update: Communication issues and advance Sherwen, E. (2014) ‘Improving Paliatif for adults.’,
care planning’, Seminars in Oncology Nursing. Nursing standard (Royal College of Nursing
Elsevier Ltd, 29(4), pp. e1–e12. doi: (Great Britain) : 1987), 28(32), pp. 51–7. doi:
10.1016/j.soncn.2013.07.001.
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019
CITRA DELIMA: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka Belitung
p-ISSN: 2087-2240/e-ISSN: 2655-0792
10.7748/ns2014.04.28.32.51.e8562.
Strang, S. et al. (2014) ‘Communication about
existential issues with patients close to death -
Nurses’ reflections on content, process and
meaning’, Psycho-Oncology, 23(5), pp. 562–
568. doi: 10.1002/pon.3456.
Virdun, C. et al. (2017) ‘Dying in the hospital
setting: A meta-synthesis identifying the
elements of Paliatifcare that patients and their
families describe as being important’,
Palliative Medicine, 31(7), pp. 587–601. doi:
10.1177/0269216316673547.
Vliet, L. M. Van (2014) ‘Current State of the Art
and Science of Patient- Clinician
Communication in Progressive Disease :
Patients ’ Need to Know and Need to Feel
Known’, Journal of Clinical Oncology, 32(31),
pp. 3474–3478.
van Vliet, L. et al. (2013) ‘When cure is no option:
How explicit and hopeful can information be
given? A qualitative study in breast cancer’,
Patient Education and Counseling. Elsevier
Ireland Ltd, 90(3), pp. 315–322. doi:
10.1016/j.pec.2011.03.021.
Walter, D. M. (2017) ‘Long-Term Care Nurses
â€TM Perceptions Of Factors That Influence
Their PaliatifDiscussions With Surrogate
Decision Makers by In the Graduate College’,
pp. 0–124.
WHO (2018) FactSheet of Cancer, World Health
Organization. Available at:
http://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/cancer (Accessed: 20 June 2018).
http://jurnalilmiah.stikescitradelima.ac.id/index.php/JI
Vol.3,No.1, Juli 2019