Anda di halaman 1dari 17

DIARRHEA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6:


LINI HASTUTI
NATALIUS SIAHAAN
RIDHA YANTI
KELAS

: 1C

TUGAS

: BAHASA INGGRIS

PEMBIMBING : NURUL ATIA S.Pd

AKADEMI ANALIS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
T.A 2013 2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis berhasil menyusun makalah ini yang
berjudul Diare.Walaupun dalam proses penyusunan makalah ini penulis
mendapatkan beberaapa hambatan dan masalah tetapi dengan bantuan beberapa pihak
dan atas seizin zat yang maha kuasa akhirnya penulis berhasil menyusun makalah ini.
Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok Bahasa Inggris semester genap
dan juga digunakan sebagai pelengkap materi diskusi yang akan dilaksanakan ketika
jam pelajaran Bahasa Inggris.
Semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi pembaca.Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdaapat kesalahan dan
kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan dan akan
diterima penulis dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.

Jambi, April 2014

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia
baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun
rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak
faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang
masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang
buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit
yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara
langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan
suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare
masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian
dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian
pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit
pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong
50-60% diantaranya dapat meninggal.
Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling
penting. Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh
terhadap penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan
orang tua dengan kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber,
seperti media masa, penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun
dari berbagai sumber lainnya. Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat

tentang diare adalah karena proses pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan
oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan karena akan sembuh dengan
sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak kunjung sembuh dari
diare, maka orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat buang air secara
normal saran tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang tidak sesuai
penggunaannya.
Begitu pula dengan penyebaran penyakit diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto,
Jombang yang sering terjadi dikarenakan faktor perilaku manusia itu sendiri yang
kurang memahami akan pentingnya hidup bersih dan sehat, juga dikarenakan masih
buruknya kondisi sanitasi dasar lingkungan fisik maupun rendahnya sikap dan
perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sehingga sangat dibutuhkan adanya
suatu penelitian guna mengevaluasi tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dalam pencegahan diare dirumah.
Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku dari masyarakat ini diharapkan
dapat menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari akan pentingnya hidup
bersih dan sehat dan segera melakukan tindakan pengobatan bagi masyarakat yang
telah terinfeksi diare.

BAB II
PERMASALAHAN
2.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18-21 September
2007 di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yaitu dengan survey dan wawancara
didapatkan hasil dari 15 keluarga diketahui bahwa 9 diantaranya masih kurang dalam
pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan penyakit diare, 7 orang kurang
dalam sikap yaitu mereka membiarkan anak bermain di sungai dan tidak
membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, juga 5 orang mempunyai
perilaku yang kurang baik dalam pencegahan penyakit diare yaitu mencuci tangan
tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan tampak kotor.
Dalam hal sanitasi misalnya, berdasarkan hasil survey didapatkan masih banyaknya
masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai, BAB disungai, mereka
masih memanfaatkan toilet terbuka yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,
atau empang, dan membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong
belakang rumah. Dan data tentang kejadian diare di Kelurahan Ngumpul yang ada di
Polindes yaitu sebanyak 137 kasus diare. Perilaku semacam itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi karena untuk membuat septic tank
diperlukan biaya. Tidak tersedianya septic tank umum dan layanan yang baik untuk
penyedotannya. Buang air besar di area terbuka (sungai atau empang) telah menjadi
kepraktisan dan dilakukan banyak orang di sekitarnya.

2.2 RUMUSAN MASALAH


Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan diare?
2. Apa penyebab terjadinya diare?
3. Bagaimana cara penularan penyakit diare?

4. Apa gejala serta akibat dari penyakit diare?


5. Bagaimana pencegahan terhadap penyakit diare?
6. Bagaimana cara pengobatan terhadap penyakit diare?

2.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjelaskan pengertian diare.


Menyebutkan penyebab terjadinya diare.
Menjelaskan cara penularan penyakit diare.
Menyebutkan gejala serta akibat dari penyakit diare.
Menjelaskan pencegahan terhadap penyakit diare.
Menjelaskan cara pengobatan terhadap penyakit diare.

2.4 MANFAAT PENULISAN


Manfaat penulisan makalah ini adalah :
Untuk mengetahui pengertian diare,penyebab,cara penularan,gejala serta
akibat,pencegahan,dan pengobatan terhadap penyakit diare.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN DIARE


Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya
defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai
dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara
klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare
persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit
dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga
kali atau lebih dalam sehari .
Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan,
atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat relatif
terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu
minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan
diare yang berkepanjangan (Soegijanto, 2002).
3.2 PENYEBAB DIARE
Diare terjadi akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus
sehingga menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus, rangsangan ini dapat
ditimbulkan oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Infeksi oleh bakteri pathogen, misalnya bakteri E.Colie


Infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang) dan kolera
Infeksi oleh virus, misalnya influenza perut dan travellers diarre
Akibat dari penyakit cacing (cacing gelang, cacing pita)
Keracunan makanan dan minuman
Gangguan gizi
Pengaruh enzyme tertentu
Pengaruh saraf (terkejut, takut, dan lain sebagainya)

3.3 PENULARAN DIARE


Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti :
1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering
memasukan tangan, mainan, ataupun yang lain kedalam mulut. Karena virus
ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar.
4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi
perabotan dan alat-alat yang dipegang.
3.4 GEJALA DAN AKIBAT DIARE
Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat
kelompok yaitu :
1. Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya
kurang dari tujuh hari)
2. Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,
3. Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus
menerus,.
4. Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit
lainnya.
Diare akut dapat mengakibatkan:

1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi,
asidosis metabolik dan hipokalemia.

2. Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare
dengan atau tanpa disertai muntah.
3. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan
muntah.

D.1 Gejala Diare


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah.


Suhu tubuhnya meninggi tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
Anusnya lecet.
Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang.
Muntah sebelum atau sesudah diare.
Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
Dehidrasi (kekurangan cairan)

D.2 Akibat Diare


a) Dehidrasi
Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan metabolisme tubuh.
Gangguan ini dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Kematian ini lebih
disebabkan bayi atau anak kehabisan cairan tubuh. Hal ini disebabkan karena asupan
cairan itu tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan berak, meskipun
berlangsung sedikit demi sedikit. Banyak orang menganggap bahwa pengeluaran
cairan seperti ini adalah hal biasa dalam diare. Namun, akibatnya sungguh berbahaya.
Presentase kehilangan cairan tidak harus banyak baru menyebabkan kematian.
Kehilangan cairan tubuh sebanyak 10% saja sudah membayakan jiwa.
Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu dehidrasi ringan, dehidrasi sedang
dan dehidrasi berat. Disebut dehidrasi rigan jika cairan tubuh yang hilang 5%. Jika
cairan yang hilang sudah lebih 10% disebut dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat,
volume darah berkurang, denyut nadi dan jantung bertambah cepat tetapi melemah,
tekanan darah merendah, penderita lemah, kesadaran menurun dan penderita sangat
pucat.
b) Gangguan pertumbuhan

Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluran zat
gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan menjadi kronis. Pada
kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta merta dapat menyembuhkan diare.
Ketidaktahuan orangtua, cara penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada
anak, dan perubahan makanan mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare.
Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anakanak, dalam waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika diare dapat
disembuhkan tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak terus
merosot. Akibatnya, anak akan kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan fisik
dan jaringan otaknya.
3.5 PENCEGAHAN DIARE
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :
1. Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan
atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar
dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
2. Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum
hingga mendidih.
3. Sanitas air yang bersih.
4. Kebersihan perorangan.
5. Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga setelah
buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan/
serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci
tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan
dengan sabun atau menyediakan makanan untuk sikecil.
6. Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban).
7. Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering
dengan yang basah.
8. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan.

9. Lingkungan hidup yang sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan


lingkungan sekitar
Sikap keluarga dalam pencegahan diare, antara lain yaitu :
1.
2.
3.
4.

Menyediakan makanan yang higienis.


Mencuci tangan dengan sabun.
Menutup makanan.
Memasak air sampai mendidih

3.6 PENGOBATAN DIARE


Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :
1.
2.
3.
4.

Kemoterapi
Obstipansia
Spasmolitik
Probiotik
Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama pengobatan diare

ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi)


terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan
kematian. Gejala dehidrasi :
-

Haus

Mulut dan bibir kering

Kulit menjadi keriput (kehilangan turgor)

Berkurangnya air kemih

Berat badan menurun dan

gelisah
pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu campuran dari :

NaCl

3,5 gram

KCl

1,5 gram

NaHCO3

2,5 gram

Glukosa

20 gram

Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain :

Larutan NaCl 0,9 % (normal saline)

Larutan Na. laktat majemuk (ringer laktat)


Setelah itu dapat diberikan obat-obatan lain yang dipilih berdasarkan jenis penyebab
diare melalui pemeriksaan yang teliti.

1) Kemoterapi
Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat
golongan sulfonamide tau antibiotic
2) Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara
:

Menekan peristaltic usus (loperamid)

Menciutkan selaput usus atau adstringen (tannin)

Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan bakteri atau racun
penyebab diare yang lain (carbo adsorben, kaolin)

Pemberian mucilage untuk melindungi selaput lender usus yang luka

3) Spasmolitik
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin
sulfat)
4) Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan
probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat mencegah /
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB dpat menghasilkan asam laktat
yang mneybabkan pH usus menjadi asam, suasana asam akan menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini dapat membantu memperkuat dan
memperbaiki pencernaan bayi, mencegah diare.
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu
( Depkes RI, 2007):

1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita
yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi
ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.
2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh
kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau
sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering
menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kumankuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut
beresiko terinfeksi diare.
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam
pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.
4. Menggunakan air minum yang tercemar.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak
atau sebelum makan dan menyuapi anak.

6. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak
berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah
besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.

Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

1. Masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan


penyakit diare.
2. Membiarkan anak bermain di sungai.
3. Tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan.
4. Mencuci tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu
tangan tampak kotor.
5. Masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai,
BAB disungai, mereka masih memanfaatkan toilet terbuka yang biasanya
terletak di kebun, pinggir sungai, atau empang.
6. Membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang
rumah.

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari
biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair
akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare
adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari
tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya
tiga kali atau lebih dalam sehari .
Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :

1. Masih kurang dalam pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan


penyakit diare.
2. Membiarkan anak bermain di sungai.
3. Tidak membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan.Mencuci
tangan tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan
tampak kotor.
4. Masih banyaknya masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai,
BAB disungai, mereka masih memanfaatkan toilet terbuka yang biasanya
terletak di kebun, pinggir sungai, atau empang.
5. Membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong belakang
rumah.

4.2 SARAN

1. Diharapkan pelayan masyarakat dapat mensosialisai akan pentingnya hidup


sehat untuk mengurangi terjadinya diare.
2. Pihak pemerintah diharapkan memberikan pelayanan yang terbaik untuk
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI


Ngastiyah, 997, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Price & Wilson 1995, Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Buku
1,

Ed.4, EGC, Jakarta

Soetjiningsih 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai