: 1C
TUGAS
: BAHASA INGGRIS
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya sehingga penulis berhasil menyusun makalah ini yang
berjudul Diare.Walaupun dalam proses penyusunan makalah ini penulis
mendapatkan beberaapa hambatan dan masalah tetapi dengan bantuan beberapa pihak
dan atas seizin zat yang maha kuasa akhirnya penulis berhasil menyusun makalah ini.
Makalah ini dibuat sebagai tugas kelompok Bahasa Inggris semester genap
dan juga digunakan sebagai pelengkap materi diskusi yang akan dilaksanakan ketika
jam pelajaran Bahasa Inggris.
Semoga makalah ini dapat bermaanfaat bagi pembaca.Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdaapat kesalahan dan
kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan dan akan
diterima penulis dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini dimasa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia
baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun
rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak
faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang
masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang
buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit
yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas tersebut baik secara
langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara. Penyakit diare merupakan
suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates. Sampai saat ini, diare
masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat Indonesia
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian
dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian
pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit
pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong
50-60% diantaranya dapat meninggal.
Tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare, peran orang tua yang paling
penting. Tingkat pengetahuan orang tua tentang diare pada balita sangat berpengaruh
terhadap penatalaksanan dan pencegahan terhadap diare itu sendiri. Pengetahuan
orang tua dengan kejadian diare pada balita dapat diperoleh dari berbagai sumber,
seperti media masa, penyuluhan yang dilakukan tim kesehatan, lingkungan maupun
dari berbagai sumber lainnya. Selama ini persepsi yang sering muncul di masyarakat
tentang diare adalah karena proses pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan
oleh tubuh dan tidak memerlukan penanganan karena akan sembuh dengan
sendirinya. Atau mungkin juga muncul persepsi jika balita tidak kunjung sembuh dari
diare, maka orientasi ibu selalu menginginkan anaknya segera dapat buang air secara
normal saran tanpa memperhitungkan akibat buruk dari obat diare yang tidak sesuai
penggunaannya.
Begitu pula dengan penyebaran penyakit diare di Dusun Ngumpul, Jogoroto,
Jombang yang sering terjadi dikarenakan faktor perilaku manusia itu sendiri yang
kurang memahami akan pentingnya hidup bersih dan sehat, juga dikarenakan masih
buruknya kondisi sanitasi dasar lingkungan fisik maupun rendahnya sikap dan
perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sehingga sangat dibutuhkan adanya
suatu penelitian guna mengevaluasi tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat dalam pencegahan diare dirumah.
Oleh karena itu dengan mempelajari perilaku dari masyarakat ini diharapkan
dapat menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari akan pentingnya hidup
bersih dan sehat dan segera melakukan tindakan pengobatan bagi masyarakat yang
telah terinfeksi diare.
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 LATAR BELAKANG
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 18-21 September
2007 di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang yaitu dengan survey dan wawancara
didapatkan hasil dari 15 keluarga diketahui bahwa 9 diantaranya masih kurang dalam
pengetahuan tentang akibat dan cara penanganan penyakit diare, 7 orang kurang
dalam sikap yaitu mereka membiarkan anak bermain di sungai dan tidak
membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, juga 5 orang mempunyai
perilaku yang kurang baik dalam pencegahan penyakit diare yaitu mencuci tangan
tidak menggunakan sabun, tetapi hanya dilakukan sewaktu tangan tampak kotor.
Dalam hal sanitasi misalnya, berdasarkan hasil survey didapatkan masih banyaknya
masyarakat yang membiarkan anaknya bermain di sungai, BAB disungai, mereka
masih memanfaatkan toilet terbuka yang biasanya terletak di kebun, pinggir sungai,
atau empang, dan membuang sampah di belakang rumah ataupun di lahan kosong
belakang rumah. Dan data tentang kejadian diare di Kelurahan Ngumpul yang ada di
Polindes yaitu sebanyak 137 kasus diare. Perilaku semacam itu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain faktor ekonomi karena untuk membuat septic tank
diperlukan biaya. Tidak tersedianya septic tank umum dan layanan yang baik untuk
penyedotannya. Buang air besar di area terbuka (sungai atau empang) telah menjadi
kepraktisan dan dilakukan banyak orang di sekitarnya.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi,
asidosis metabolik dan hipokalemia.
2. Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare
dengan atau tanpa disertai muntah.
3. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan
muntah.
Gangguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti sementara pengeluran zat
gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan menjadi kronis. Pada
kondisi ini obat-obatan yang diberikan tidak serta merta dapat menyembuhkan diare.
Ketidaktahuan orangtua, cara penanganan dokter yang tidak tepat, kurang gizi pada
anak, dan perubahan makanan mendadak dapat menjadi faktor pencetus diare.
Pada orang dewasa, diare jarang menimbulkan kematian. Pada bayi atau anakanak, dalam waktu singkat, diare akan menyebabkan kematian. Jika diare dapat
disembuhkan tetapi sering terjadi lagi, akan menyebabkan berat badan anak terus
merosot. Akibatnya, anak akan kekurangan gizi yang menghambat pertumbuhan fisik
dan jaringan otaknya.
3.5 PENCEGAHAN DIARE
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :
1. Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan
atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar
dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
2. Penyediaan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum
hingga mendidih.
3. Sanitas air yang bersih.
4. Kebersihan perorangan.
5. Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga setelah
buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan/
serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci
tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan
dengan sabun atau menyediakan makanan untuk sikecil.
6. Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet, jamban).
7. Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering
dengan yang basah.
8. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan.
Kemoterapi
Obstipansia
Spasmolitik
Probiotik
Sebelum diberikan obat yang tepat mak pertolongan pertama pengobatan diare
Haus
gelisah
pertolongan yang pertama dilakukan adalah pemberian oralit yaitu campuran dari :
NaCl
3,5 gram
KCl
1,5 gram
NaHCO3
2,5 gram
Glukosa
20 gram
Atau dengan memberikan larutan infuse secara intra vena antara lain :
1) Kemoterapi
Untuk terapi kausal yang memusnahkan bakteri penyebab penyakit digunakan obat
golongan sulfonamide tau antibiotic
2) Obstipansia
Untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk menghentikan diare, yaitu dengan cara
:
Pemberian adsorben untuk menyerap racun ayng dihasilkan bakteri atau racun
penyebab diare yang lain (carbo adsorben, kaolin)
3) Spasmolitik
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin
sulfat)
4) Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan
probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat mencegah /
menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB dpat menghasilkan asam laktat
yang mneybabkan pH usus menjadi asam, suasana asam akan menghambat
pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini dapat membantu memperkuat dan
memperbaiki pencernaan bayi, mencegah diare.
Beberapa perilaku yang dapat meningkatkan risiko terjadinya diare pada balita, yaitu
( Depkes RI, 2007):
1. Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama pada kehidupan. Pada balita
yang tidak diberi ASI resiko menderita diare lebih besar daripada balita yang diberi
ASI penuh, dan kemungkinan menderita dehidrasi berat lebih besar.
2. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan pencemaran oleh
kuman karena botol susah dibersihkan. Penggunaan botol yang tidak bersih atau
sudah dipakai selama berjam-jam dibiarkan dilingkungan yang panas, sering
menyebabkan infeksi usus yang parah karena botol dapat tercemar oleh kumankuman/bakteri penyebab diare. Sehingga balita yang menggunakan botol tersebut
beresiko terinfeksi diare.
3. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, bila makanan disimpan beberapa jam
pada suhu kamar, makanan akan tercermar dan kuman akan berkembang biak.
4. Menggunakan air minum yang tercemar.
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang tinja anak
atau sebelum makan dan menyuapi anak.
6. Tidak membuang tinja dengan benar, seringnya beranggapan bahwa tinja tidak
berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah
besar. Selain itu tinja binatang juga dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari
biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair
akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan menurut menurut Depkes RI (2005), diare
adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari
tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya
tiga kali atau lebih dalam sehari .
Faktor perilaku penyebab diare di daerah Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang :
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA