Anda di halaman 1dari 12

Family canter care pada ODHA dan stigma

pada pasien HIV/AIDS

NS. VERI S.KEP.,M.KEP


Pengertian centered care

Family Centered Care merupakan suatu


pendekatan yang holistik. Pendekatan Family Centered Care
tidak hanya memfokuskan asuhan keperawatan kepada anak
sebagai klien atau individu dengan kebutuhan biologis,
pisikologis, sosial, dan spiritual (biopisikospritual) tetapi juga
melibatkan keluarga sebagai bagian yang konstan dan tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan anak. (Stower 1992 dalam Fiane,
2012)
Family centered care

KONSEP PENYEBAB ELEMEN


KONSEP FCC

Martabat dan kehormatan Praktisi


keperawatan mendengarkan dan Partisipasi. Pasien pada ODHA dan
menghormati pandangan dan pilihan keluarga termotivasi berpartisipasi
pasien. Pengetahuan, nilai, dalam perawatan dan pengambilan
kepercayaan dan latar belakang keputusan sesuai dengan
budaya pasien dan keluarg
abergabung dalam rencana dan kesepakatan yang telah mereka
intervensi keperawatan pada ODHA. buat.
Berbagi informasi. Praktisi Kolaborasi. Pasien pada ODHA dan
keperawatan berkomunikasi dan keluarga juga termasuk ke dalam
memberitahukan informasi yang
berguna bagi pasien dan keluarga komponen dasar kolaborasi.
dengan benar dan tidak memihak Perawat berkolaborasi dengan
kepada pasien dan keluarga. Pasien pasien pada ODHA dan keluarga
dan keluarga menerima informasi dalam pengambilan kebijakan dan
setiap waktu, lengkap, akurat agar
dapat berpartisipasi dalam perawatan pengembangan program,
dan pengambilan keputusan pada implementasi dan evaluasi, desain
ODHA.
PENYEBAB FCC

Membangun sistem kolaborasi dari pada kontrol atau penyembuhan pada


ODHA( orang dengan HIV AIDS).
Mengakui keahlian keluarga dalam merawat ODHA( orang dengan HIV
AIDS) seperti sebagaimana professional.

Berfokus pada kekuatan dan sumber keluarga daripada kelemahan keluarga.


Mebangun pemberdayaan daripada ketergantungan.

Meningkatkan lebih banyak sharing informasi dengan pasien ODHA( orang


dengan HIV AIDS) , keluarga dan pemberi pelayanan dari pada
informasihanya diketahui oleh professional.
Menciptakan program yang fleksibel dan tidak kaku.
ELEMEN FCC

Keluarga dipandang sebagai unsur yang konstan sementara


kehadiran profesi kesehatan fluktuatif.
Memfasilitasi kolaborasi keluarga professional pada semua
level perawatan kesehatan.
Meningkatkan kekuatan keluarga, dan mempertimbangkan
metode-metode alternative dalam koping.
Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi lebih
komplit oleh keluarga tentang perawatan pada ODHA(
orang dengan HIV AIDS) yang tepat.
LANJUT…

Menimbulkan kelompok support antara orang tua dengan ODHA( orang dengan HIV
AIDS).
Mengerti dan memanfaatkan sistem pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan pada ODHA (orang dengan HIV AIDS) melaksanakan kebijakan dan program
yang tepat, komprehensif meliputi dukungan emosional dan finansial dalam memenuhi
kebutuhan kesehatan keluarganya.
Menunjukkan desain transportasi perawatan kesehatan fleksibel, accessible, dan
responsive ODHA( orang dengan HIV AIDS) terhadap kebtuhan pasien pada
Implementasi kebijakan dan program yang tepat komprehensif meliputi dukunga
nemosional dengan staff. Element Family Centered Care
STIGMA PADA PASIEN ODHA

Stigma diartikan sebagai pemberian cap (label) kepada


seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada penilaian subjektif.
Stigma menghadirkan suatu penilaian yang dapat menghambat proses perubahan
seorang ODHA dalam memaknai hidupnya dan berfikir secara positif sebagai
bagian dari warga masyarakat.
Menurut Bruyn 1998(dalam Dit RTS 2004),stigma adalah “Ekspresi dari norma
sosial dan budaya, yang membentuk hubungan antar manusia menurut norma-
norma tersebut. Orang-orang yang distigma biasanya dianggap memalukan untuk
alasan-alasan tertentu, dan sebagai akibatnya mereka dipermalukan, dihindari,
dideskriditkan, ditolak, ditahan atau dihukum”.
Perlakuan masyarakat dengan memberikan stigma maupun diskriminasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Dit. RTS 2004), yaitu:
Ketidaktahuan tentang informasi yang benar dan baik tentang HIV/AID
Berkembangnya mitos-mitos HIV di masyarkat
Adanya ketakutan yang irasional akan tertular HIV/AIDS
HIV sering dikaitkan dengan isu-isu moral Stigma (cap buruk) dan
diskriminasi (perlakuan tidak adil) yang dikaitkan dengan HIV dan AIDS
merupakan penghambat utama bagi upaya lanjut dalam pencegahan
infeksi dan pelayanan yang memadai, dukungan dan perawatan serta
pengurangan dampak buruk infeksi HIV.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika dan HIV-AIDS Sulawsi
selatan terdapat 5 langkah untuk mengeliminasi stigma dan
diskriminasi masyarakat terhadap ODHA, yang harus dilakukan
oleh para penggiat HIV-AIDS antara lain :

Melakukan simulasi Berhenti melakukan


Melakukan hubungan sosial eksploitasi ODHA yang
sosialisasi tentang dengan ODHA sehingga dapat menimbulkan "
dapat menghapuskan negativ feedback" oleh
patofisiologi HIV- masyarakat terhadap
fobia pada masyarakat
AIDS yang benar pada ODHA dalam
ODHA. dapat saja dari
simpati berubah menjadi
kepada masyarakat interaksi sosial antipati

Melakukan upaya-upaya Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk


advokasi terhadap diskriminasi terhadap ODHA yang menyebabkan HAM
instansi/lembaga ODHA tersalimi.......! Semakin banyak masyarakat
pemerintah dan swasta yang sadar dan peduli akan HIV dan AIDS maka AIDS
dalam hal penegakan akan bisa dihentikan melalui penghapusan stigma dan
hukum terhadap hak-hak menghentikan diskriminasi dengan memulainya dari
dasar (HAM) ODHA diri kita sendiri.
Stigma sangat berbahaya, karena bisa menimbulkan rasa malu, bersalah,
dan pengucilan terhadap ODHA, dan juga karena pikiran-pikiran negatif
dapat menyebabkan orang terpaksa melakukan hal-hal yang merugikan
orang lain, misalnya tidak memberikan layanan atau memenuhi hak
mereka. Stigma terhadap HIV/AIDS dapat mengakibatkan diskriminasi
terkait HIV/AIDS.
Thank you..

Anda mungkin juga menyukai