Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir menjadi symbol-simbol yang nyata, sedangkan kosep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori itu sendiri merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang
nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolute atau kurang
bukti secara langsung.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri. Dalam model praktek keperawatan mengandung komponen
dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan
praktek yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua
pasien serta adanya pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh
perawat dalam mengembangkan tujuanya.
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Falsafah
Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual.
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan (Masterman,1970). Paradigma sebagai suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya
untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. Bagaimana Biography dari Dorothy E. Jhonson ?
b. Bagaimana Konsep dan Teori Menrut Dorothy E. Jhonson ?
c. Bagaimana Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson ?
d. Bagaimana Asumsi- Asumsi yang Dipandang Oleh Dorothy E. Jhonson ?
e. Bagaimana Paradigma Keperawaatan Menurut Dorothy E. Jhonson ?
f. Bagaimana Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses
keperawatan ?
g. Bagaimana Penerapan / Aplikasi Teori dalam Keperawatan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui Biography dari Dorothy E. Jhonson.
b. Untuk mengetahui Konsep dan Teori Menurut Dorothy E. Jhonson.
c. Untuk mengetahui Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson
d. Untuk mengetahui Asumsi- Asumsi yang Dipandang Oleh Dorothy E.
Jhonson
e. Untuk mnegetahui Paradigma Keperawaatan Menurut Dorothy E. Jhonson.
f. Untuk mengetahui Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan
Proses keperawatan
g. Untuk mengetahui Penerapan / Aplikasi Dorothy E. Jhonson.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biography Dorothy E. Jhonson


Dorothy E. Jhonson dilahirrkan pada tanggal 21 agustus
1919 di savannah, Georgia. Teori system perilaku
Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan
perawatan adalah membantu individu-individu untuk
mencegah atau mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu
dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagai
individu dan bukan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan
etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan sepenuhnya pada teori system
dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport, R. Chin dan W. Buckley.
Struktur teori system perilaku dipolakan sesudah model system; system dinyatakan
terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk
membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia
sebagai system perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori system
biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan system biologi yang terdiri dari
bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan system biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa
perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien
sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain
seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku, untuk
mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literature menunjukkan ide dukungan lain yaitu
bahwa manusia merupakan system perilaku, sejauh yang ia tahu ide tersebut adalah asli
dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian system perilaku dicikung dalam ilmu-ilmu
perilaku, tetapi literature empiris mendukung dugaan bahwa system perilaku merupakan
keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam system biologis, pengetahuan atas
bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruahan system
.

3
2.2. Konsep-Konsep Utama Dan Definisi-Definisi
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan behavioral system theory.
Dororthy E. Jhonson meyakini bahwa askep dilakukan untuk membantu individu
memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit.
Menurut Jhonson ada 4 (empat) tujuan askep kepada individu yaitu agar tingkah
lakunya sesuai dengan tuntunan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap
perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi diri dan orang lain / produktif serta mampu
mengatasii masalah keseahtan yang lainnya.
a. Perilaku (Behavior)
Johnson menerima definisi perilaku seperti dinyatakan oleh para ahli perilaku dan
biologi : output dari struktur dan proses-proses intra-organismik yang keduanya
dikoordinasikan dan diatikulasi dan bersifat responsive terhadap perubahan-
perubahan dalam sensory stimulation. Johnson menfokuskan pada perilaku
yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung makhluk sosial
lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.
b. Sistem
Dengan memakai definisi sistem oleh Rapoport tahun 1968, Johnson menyatakan
“sistem merupakan keseluruhan yang berfungsi berdasarkan atas ketergantungan
atar bagian-bagiannya. Johnson menerima pernyataan dari Chin yakni terdapat,
“organisasi, interaksi, interpenden dan integrasi bagian dan elemen-elemen”.
Disamping itu, manusia berusaha menjaga keseimbangan dalam bagian-bagian ini
melalui pengaturan dan adaptasi terhadap kekuatan yang mengenai mereka
c. System perilaku (behavioral system).
System perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan maksud
tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi teroraganisasi dan
terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang dengan
lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek, peristiwa dan
situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan dan dijelaskan.
Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai stabilitas dan
keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada beberapa
tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. System biasanya cukup
fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.

4
d. Subsistem.
Suatu subsistem merupakan “system kecil dengan tujuan khusus sendiri dan
berfungsi dapat dijaga sepanjang hubunganya dengan subsitem lain atau lingkungan
tidak diganggu. Tujuh subsistem yang di identifikasi oleh Johnson bersifat terbuka,
terhubung dan saling berkaitan (interealated). Motivasi mengendalikan langsung
aktifitas subsistem-subsistem ini yang berubah secara kontinyu dikarenakan
kedewasaan, pengalaman dan pembelajaran. System yang dijelaskan tampak ada
cross-culturally dan di control oleh factor biologis, psikologi dan sosiologi, tujuh
elemen yang diidentifikasi adalah attachment-affiliative, dependency, ingestive,
eliminative, sexual, achievement dan aggressive.

Johnson kemudian mengidentifikasi konsep-konsep lain yang menggambarkan


lebih jauh teori manusia sebagai system perilaku (behavioral system). Yang
membedakan antara apa yang ada di dalam dan apa yang di luar system adalah ikatan
(boundary). Ini merupakan titik (point) dimana system memiliki control kecil atau
pengaruh pada hasil-hasil. Equilibrium didefinisikan sebagai kondisi akhir yang stabil
tetapi lebih atau kurang kekal, dimana didalamnya individu berada dalam keselarasan
dengan dirinya dan dengan lingkunganya. Homeostasis adalah proses menjaga stabilitas
dalam system perilaku. Stabilitas adalah pemeliharaan suatu level atau daerah perilaku
tertentu yang dapat diiterima. Ketidakstabilan (instability) terjadi saat system
mengalami overcompensate berkaitan dengan strees (tekanan). Ketika output energi
tambahan digunakan untuk menjaga stabilitas dikosongkan. Stressor adalah stimulan
eksternal dan internal yang menghasilkan tegangan (tension) dan menyebabkan
ketidakstabilan. Tensi adalah kondisi dalam keadaan tegang atau kendor. Ia disebabkan
karena disequilibrium dan merupakan sumber potensi perubahan.

2.3 Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson


Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang
selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun
eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh
yang ditimbulkannya. Sebagai suatu system, didalamnya terdapat komponen subsystem

5
yang membentuk system tersebut, diantaranya komponen subsystem yang membentuk
system perilaku menurut Johnson adalah
1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan
dalam pencapaian pengakuan dari lingkungan.
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang
kreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan
berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi, merupakan bentuk pengelauran segala sesuatu dari sampah atau barang
yang tidak berguna secara biologis
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
6. Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan
social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
7. Dependency (ketergantungan), merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku
dalam mendapatkan bantuan, penghargaan, kepercayaan dan perhatian orang lain.

Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk system perilaku dalam


mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Berdasarkan subsystem
tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku individu, sehingga Johnson
memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus
dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system perilaku tersebut.
Klien dalam hal ini adalah manusia yang mendapat bantuan perawatan dengan keadaan
terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuaian dengan
lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.

6
Dibawah ini dijelaskan kerangka kerja model konseptual menurut Dorothy Johnson
“Model Perilaku”, yaitu :
1. Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan stabil dinamis.
2. Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri 7 subsistem
3. Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan keseimbangan
4. Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik.
5. Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban hidup
6. Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien
dalam menghadapi stress fungsi dan fisik
7. Konsekuensi tindakan keperawatan

2.4 Asumsi-Asumsi Yang Dipandang Dorothy E. Jhonson


a. Perawatan (nursing)
Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk
memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi strres dengan
memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan
sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama
gangguan keseimbangan system dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang
order, disorder dan control. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang
medis tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.

7
b. Orang (person)
Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,
pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan
dirinya dengan lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk
keseluruhan yang terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-
bagian interpendent yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk
menjaga keseimbangan.
Johnson lebih jauh menganggap bahwa behavioral system adalah penting
untuk manusia dan apabila ada tekanan yang kuat atau ketahanan yang rendah
mengganggu keseimbangan sistem perilaku, integritas manusia terancam. Usaha-
usaha mausia untuk membangun kembali keseimbangan membutuhkan pengeluaran
energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu proses-
proses biologis dan penyembuhan.
c. Kesehatan (health)
Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami
(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosial. Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan
dan memfokuskan pada person bukanya penyakit.
Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi, saling ketergantungan
subsistem–subsistem dari system perilaku. Manusia berusaha mencapai
keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke perilaku fungsional.
Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan structural atau fungsional
cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan
sejumlah energi minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.
d. Lingkungan
Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan
bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system, dan dapat
dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien.
Individu menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungan-nya.
System perilaku berusaha menjaga equilibrium dalam respon terhadap faktor
lilngkungan dengan mengatur dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya.

8
Gaya lingkungan yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system
perilaku dan mengancam stabilitas seseorang jumlah energi yang tidak tentu
dibutuhkan supaya system membangun kembalieqilibrium dalam menghadapi
tekanan-tekanan berikutnya. Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan
dengan perilaku-perilaku yang baik.

2.5 Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson (Behavioral System Model)


a. Manusia : Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor
yaitu sistem biologis dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus
untuk biologis sistem' sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral
system (sistem perilaku).
b. Lingkungan : l;ingkungan berhubungan dengan dimana individu berada,
dimana perilaku individu dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi
dilingkungannya.
c. Kesehatan : merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang
adaptif secara fisik, mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal
stimulus yang mencapai stabilitas dan kenyamanan.
d. Keperawatan : tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya
keadaan equilibrium dan perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan
klien secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah mempertahankan
keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.

2.6 Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses


keperawatan
Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang dioperasikan
dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup :
1. Pengkajian
Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang
langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu klien.
Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14 kebutuhan dasar,
maka data yang dikumpulkan juga tentang 14 kebutuhan dasar tersebut.

9
2. Diagnosa
Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis
sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model
keperawatan yang digunakan.
3. Perencanaan
Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan
model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada pola
intervensi dari model konseptualyang digunakan.
4. Implementasi
Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang
bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung
mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak
menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.
a. Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksi
b. Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhan
c. Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan Jawaban dari
pertanyaan  pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai
keefektifan dari proses perawat secara keseluruhan dan model
keperawatan

2.7 Aplikasi / Penerapan Teori dalam Keperawatan


Berdasarkan teori, praktek keperawatan berdasarkan penerapan teori adalah
penerapan pengetahuan berbagai teori, model, dan prinsip dari berbagai disiplin ilmu
ilmu, perilaku, huanistik dan keperawtan ke dalam praktek klinik. Model Kperawatan
memberikan keangka kerja yang luas untuk saling mengaitkan berbagai aspek situasi.
Perawat masa kini dituntut untuk menggunakan metode pendekatan pemecahan
masalah ( problem solving approach ) didalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Metode ini dilaksanakan dengan cara menggunakan proses keperawatan dalam
semua aspek keperawatan. Untuk dapat menerapkan proses keperawatan maka perawat

10
harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan, tindakan diagnosa keperawatan,
memformulasi rencana, dan melaksanakan tindakan keperawatan secara membuat
evaluasi.
Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan pengkajian fisik
dalam keperawatan pada dasarnya dapat diperoleh dengan jalan : inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Pengkajian fisik pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan
model keperawatan yang berfokus pada prinsipnya dikembangkan berdasarkan model
keperawatan yang berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat adanya masalah
kesehatan atau pengkajian fisik keperawatan harus mencerminkan diagnosa klien yang
meliputi fisik / bio - psiko - sosio dan spiritual tindakan untuk mengafosinya.
Untuk mendeterminasi tujuan pengkajian fisik dari keperawatan kita harus yakin
bahwa data yang akan kita kumpulkan benar - benar kita butuhkan dan kita mempunyai
alternatif tindakan terhadap masalah yang muncul pada data tersebut. Tetapi bila
pegkajian fisik tersebut bertujuan hanya untuk bahan laporan kepada tim medis yang
lain (dokter) sebaiknya perawat menyerahkan bagian tersebut pada tim medis tersebut.
Salah satu contoh yaitu dalam suatu rumah sakit mendapatkan salah satu klien yang
baru masuk dari igd untuk melakukan rawat inap, sebelum dirawat inap klien harus
dilakukan pemeriksaan oleh perawat terlebih dahulu.
Penerapan yang sudah dilakukan di Rumah Sakit, Klinik juga Puskesmas sudah
melakukan hal yang sama, sebelum menerima pasien yang baru masuk untuk dirawat
inap yaitu harus dilakukan pengkajian terlebih dahulu dan melakukan pemeriksaan fisik
untuk mencetuskan diagnosa yang dilakukan oleh salah satu seorang dokter. Setelah
didaptkannya diagnosa keperawatan baru bisa dilakukannya intervensi setelah itu
melakukan implemnetasi serta sebelum implementasi sudah dilakukan lalu melakukan
evaluasi kepada pasien tersebut.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk
membantu individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah
timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua system
yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah
system eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik, mental,
emosi dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat
memelihara kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu
keseimbangan individu terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan
ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu
agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu
beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Parker, Marilyn E. 1990. Nursing theories in practice. Canada : Jones & Bartlett
Learning
Taylor, Carol. 2001. Fundamentals of nursing: the art and science of nursing care. New
York  : Lippincott
Walker, Patricia Hinton. 1996. Blueprint for use of nursing models: education, research,
practice, and administration. Canada : Jones & Bartlett Learning
Janie B. Butts,Karen L. Rich. 2010. Philosophies and Theories for Advanced Nursing
Practice. Canada : Jones & Bartlett Learning
http://www.clayton.edu/nursing/Nursing-Theory/johnson_behavioral_system
http://currentnursing.com/nursing_theory/behavioural_system_model.html
http://blog.ub.ac.id/fahrurrosyid/files/2013/04/Kelompok-5-PSIK-2C.docx
https://id.scribd.com/document/343572310/Teori-Keperawatan-Dorothy-e-Johnson
https://id.scribd.com/doc/29568313/Copy-of-Konsep-Dan-Teori-Model-Keperawatan
http://thomaz1945.blogspot.com/2013/11/teori-keperawatan-dorothy-e
johnson_28.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai