Anda di halaman 1dari 9

MODEL KONSEP DAN TEORI DASAR KEPERAWATAN MENURUT

DOROTHY E. JOHNSON

Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan

Disusun Oleh 1B (Kelompok 7) :

RATNA SARI (201701058)

DINDA SEKAR ARUM (201701062)

YUNI HERMALIA (2017010

NUR ANISAH UTAMI A (201701064 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KELUARGA

2018
A. Biografi Dorothy E. Johnson

Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1919 di Savannah, Geogia.


Dia lulus dari sekolah perawat pada tahun 1938, memperoleh gelar bachelor of science dalam
Keperawatan Universitas vanderbilt pada tahun 1942, dan menerima master kesehatan
masyarakat gelar dari Universitas harvard pada tahun 1948. Pada tahun 1949-1978 Johnson
menjadi instruktur dan asisten profesor dalam perawat kesehatan anak di Vanderbilt
University School of Nursing.

Prestasi-prestasi dari Johnson ini dilanjutkan pada tahun 1955-1956, beliau menjabat
sebagai penasehat pediatric nursing yang ditugaskan di Sekolah kesehatan Kristen bidang
Keperawatan di Vellore, India Selatan. Penghargaan yang paling dibanggakan dari Johnson
adalah Faculty Award.Menurut Johnson, behavioral sistem model nya sedang dalam proses
pengembangan hampir sepanjang seluruh hidupnya (Johnson, 1990).

Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan-tujuan
perawat adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari penyakit
atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagai individu dan bukan
pada entitas yang spesifik (Johnson, 1990).
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi
untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan
menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. Struktur teori
sistem perilaku dipolakan sesudah model system dinyatakan terdiri dari bagian yang
berkaitan untuk melakukan fungsibersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam
tulisanya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku diman fungsi adalah
observasi perilaku adalah teori sistem biologi.

B. Konsep Utama Teori  Dorthy E. Johnson  

Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu


individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya
penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi
dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang dikatan sehat jika mampu berespon
adaptif baik fisik, mental, emosi dan sosial terjadap lingkunagn internal dan eksternal dengan
harapan dapat memelihara kesehatannya. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan
kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat,
mampu beradaptasi terhadap perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.

Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral sistem theory’’. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak langsung
makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi adaptif utama.

C. Model Konsep Dan Teori Keperawatan Johnson

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah pendekatan sistem
perilaku, dimana individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai
keseimbangan dan stabilitas, baik dilingkungan internal maupun dilingkungan eksternal,
lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik, mental, emosi
dan sosial terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehatan.
Sebagai suatu sistem didalam nya terdapat komponen sub sistem yang membentuk sistem
tersebut, diantaranya komponen sub sistem yang membentuk sistem perilaku menurut
Johnson adalah :

1. Ingestif, yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam
pencapaian pengakuan dari lingkungan.
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang
kreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan berbagai
ancaman yang ada dilingkungan.
4. Eliminasi, merupakan bentuk pengeluaran segala sesuatu dari sampah atau barang
yang tidak berguna secara biologis.
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
6. Gabungan atau tambahan, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan
sosial, keamanan, dan kelangsungan hidup.
7. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.

Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah sistem perilaku
individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi
permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan
perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalah manusia yang dapat membantu keperawatan
dalam keadaan tercapai atau pontensial oleh kesakitan atau tidak seimbang penyesuaian
dengan lingkungan. Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan lingkungan.

D. Sistem Model Johnson


Dibawah ini dijelaskan kerangka kerja model konseptual menurut Dorothy Johnson “ Model
Perilaku, yaitu :

1. Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan stabil dinamis.

2. Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri 7 subsistem.

3. Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan keseimbanga.

4. Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik.

5. Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban hidup.

6. Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah, mempertahankan, klien dalam


menghadapi stress fungsi dan fisik.

7. Konsekuensi tindakan keperawatan

E. Asumsi-Asumsi

1. Perawatan (nursing)

Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal untuk


memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam kondisi stres dengan
memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan atau dengan penyediaan sumber daya.
Seni dan ilmu, memberikan eksternal baik sebelum dan selama gangguan
keseimbangan sistem dan karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order,
disorder dan control. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis
tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.

2. Orang (person)

Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku dengan pola, pengulangan dan
cara bersikap dengan maksud tertentu yang menghubungkan dirinya dengan
lingkungannya. Pola-pola respon spesifik manusia membentuk keseluruhan yang
terorganisasi dan terintegrasi. Person adalah system dari bagian-bagian interpedent
yang membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga keseimbangan.
pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan sedikit energi untuk membantu
proses-proses biologis dan penyembuhan.

3. Kesehatan(health)

Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit dipahami (elusive)
dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, psikologis dan social.
Kesehatan menjadi suatu nilai yang diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan
memfokuskan pada person bukanya penyakit. Kesehatan direfleksikan oleh
organisasi, interaksi, saling ketergantungan subsistem-subsistem dari sistem perilaku.
Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan mengarah ke
perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik dalam persyaratan struktural
atau fungsional cenderung mengarah ke memburuknya kesehatan

4. Lingkungan

Dalam teori Johnson, lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan bagian sistem
perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi sistem, dan dapat dimanipulasi oleh
perawat untuk mencapai kesehatan yang menjadi tujuan pasien. Individu
menghubungkan dirinya untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Ketika lingkungan
stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-perilaku yang baik.

F. Aplikasi Teori Dorothy E. Johnson Dengan Teori Sistem Perilaku


Contoh :

Bapak Elder 55 Tahun bekerja di sebuah kebun binatang. Dia diserang oleh Singa
Jantan hingga mendapat luka di bagian kepala dan dirujuk ke balai pengobatan untuk
penanganan lukanya. Dalam penanganan luka, diketahui ternyata luas luka mencapai ke
tulang tengkorak, hal ini membuatnya harus berhenti sementara dari pekerjaan. Sering
bertemu dengan teman-teman sekerjanya, agaknya membuat dia tertekan. Istri Bapak Elder
setiap hari meluangkan waktu membuatkannya makanan kecil karena memang istrinya suka
memasak dan ternyata dengan kegiatan memasak itu istri bapak Elder dapat menekan
kecemasannya sehubungan dengan keadaannya. Setelah 3 minggu berlalu penyembuhan luka
tidak mengalami kemajuan walaupun tidak terjadi infeksi luka. Pada kunjungan pemeriksaan,
istrinya dengan yakin mengatakan bahwa selama perawatan di rumah, suaminya sering
minum air banyak sehingga berakibat sering kencing walaupun tengah malam dan itu
membuat dia agak cemas hal tersebut akan berakibat fatal terhadap pak Elder. Dia bertanya,
apakah ada obat yang dapat membantu pak Elder tidur di malam hari. Penyelesaian masalah
menggunakan teori Tingkah laku.

Menggunakan teori sistem tingkah laku, kita membantu menyelesaikan masalah.


Menilai pola tingkah laku yang berlangsung saat itu pada keluarga pak Elder melalui 7
subsistem tingkah laku, berdasarkan data di atas kita mendapatkan bahwa ada perubahan
pada 3 subsistem :

1. Agresi subsistem (koping terhadap ancaman dari lingkungan), perubahan perubahan


pola interaksi social dan depresi.

2. Eliminasi Subsistem, perubahan pola eliminasi dikarenakan banyak Minum


(Polidipsi) berakibat seringnya kencing (Poliuri).

3. Ingestive Subsistem, perubahan pola makan dikarenakan banyak makan-makanan


yang manis dan minum air yang juga banyak. Dengan menggunakan teori Tingkah
laku, apa yang harus dilakukan untuk membantu pak Elder?

Berdasarkan asumsi yang kita bisa tarik dari cerita di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa bapak tersebut mungkin menderita penyakit Diabetes Mellitus.

Dengan ditentukannya diagnosis, perawat membantu bapak tersebut memperbaiki sistem


keseimbangan dengan memodifikasi pola tingkah laku untuk mencapai homeostasis.
Pada akhirnya luka pak Elder mulai mengalami kemajuan setelah penyakit diabetesnya
diidentifikasi dan dikendalikan. Dia sudah bisa kembali bekerja dan bertemu dengan teman-
temannya lagi. Istrinya senang karena mendapat resep makanan sesuai dengan penyakit
diabetes suaminya dan pengalaman memasak bagi dirinya. Masalah teratasi dengan
menggunakan model dan teori keperawatan tingkah laku menurut Dorothy E. Johnson.

Kesimpulan

Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu


individu menfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya
penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari dua sistem yaitu sitem biologi
dan tingkah laku tertentu. Lingkungan termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang
berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespons adaptif baik fisik, mental, emosi dan
sosialo terhadap lingkungan internal dan eksternal dengan harapan dapat memelihara
kesehantanya. Asuhan keperawatan dilakukan untuk membantu keseimbangan individu
terutama koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia sakit.
Menurut Johnson ada empat tujuan asuhan keperawatan kepada individu yaitu agar tingkah
lakunya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap
perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta
mampu mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.

Daftar pustaka

Alimul H, A. Aziz. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. 2004. Jakarta : Salemba


Medika.

Faharudin, Rudi. Ilmu Keperawatan Untuk SMA/SMK Kesehatan. 2014. Jakarta : Pilar
Utama Mandiri.

Artikel : Evie Alviatus. Teori Keperawatan Dorothy E. Jhonson. 2010

Christensen, Paula. J. Proses keperawatan: Aplikasi Model Konseptual. 2009. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai