Anda di halaman 1dari 7

TEORI NIGHTINGALE

A. Latar Belakang Teori Florence Nightingale


Teori Nightingale adalah teori yang mengemukakan tentang lingkungan. Florence
Noghtingale sendiri adalah perawat yang pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai
wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat
berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan.
Penulis kontemporer mulai menggali hasil pekerjaan Florence Nightingale
sebagai sesuatu yang mempunyai potensi menjadi teori dan model konseptual dari keperawatan
(Meleis 1985, Torres 1986, Marriner-Toorey 1994, Chin and Jacobs 1995). Meleis (1985)
mencatat bahwa konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit dan
itu merupakan proses awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientrasi pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adekuat (Nightingale 1860,
Torres 1986).
Melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan antara status
kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan
kondisi hygiene dan sanitasi selama perang Crimean. Torres (1986) mencatat bahwa Nightingale
memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi memberikan dan digunakan untuk
menjalankan praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara
berfikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungan
(Torres, 1986). Surat Nightingale dan tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas
nama klien. Marriner-Tomey, (1994), prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian dan
pendidikan . hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi
praktik keperawatan . Nightingale berfikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat
bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai informasi/fakta yang mencurigakan, tetapi
demi menyelematkan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
B. Definisi dan Konsep Mayor
1. Definisi teori
Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang memproyeksikan sebuah
pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus antar-konsep
guna menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan/atau mengendalikan fenomena yang ada
(Asmadi, 2008).
Untuk memudahkan alur berpikir mengenai hubungan dan pengaruh logis antar-konsep
serta untuk merealisasikan teori keperawatan ke dalam praktik, diperlukan suatu model
keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan profesi harus didukung oleh teori dan model
konseptual agar pelayanan keperawatan yang diberikan semakin professional (Asmadi, 2008).
Florence Nightingale adalah salah satu perawat pertama untuk mendokumentasikan
dampak lingkungan yang dibangun terhadap pasien. Selain menulis tentang sanitasi, tingkat
infeksi, dan ventilasi, Nightingale memahami bahwa aspek lingkungan seperti warna, suara, dan
cahaya, bersama dengan kehadiran perawat, memberikan kontribusi untuk mendapatkan
kesehatan
Florence Nightingale, yang kita kenal sebagai perawat yang membangun landasan teori
bagi profesi keperawatan, mengembangkan dan menerbitkan suatu filosofi dan suatu teori
tentang hubungan antara kesehatan dan keperawatan (Soemowinoto, 2008). Titik berat teori ini
adalah pada aspek lingkungan. Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat
penting untuk penanganan perawatan yang layak.

2. Konsep mayor teori Florence Nightingale


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat (jumlah vitamin atau
mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan
pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,
sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan
hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep Florence
Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari
lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

a. Lingkungan fisik (Physical environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi
pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat
tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan.
Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain
maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan
pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang cukup dan
aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari
pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk, menasehati
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi
lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang
baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus),
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih sekadar data-
data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang
berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

C. Penjelasan Skema/Bagan Model Konseptual

Klien

Perawat Kesehatan

Lingkungan

Florence Nightingale dalam bukunya What It Is and What It is Not, menyatakan bahwa “
peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah
kesehatan yang menimpa dirinya” (Priharjo, 2008). Nightingale memandang keperawatan
sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai pengarahan terhadap peningkatan
dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Pasien adalah
seseorang dengan proses vital penyembuhan yang berhadapan dengan penyakit dan pemulihkan
kesehatan tetapi pasif terhadap pengaruh dari usaha keperawatan lingkungan. Walaupun
lingkungan mempunyai kehidupan sosial, emosional, dan aspek fisikal, Nightingale menekankan
pada aspek fisiknya. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau
membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk
mencegah penyakit. Florence berkeyakinan jika lingkungan diperbaiki maka masa perawatan
dapat dipersingkat (Efendi & Makhfudli, 2009).
Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan
kondisi lingkungan. Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan
menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif,
yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis.

D. Aplikasi Model Konseptual dalam Keperawatan


Florence Nightingale memfokuskan beberapa komponen dalam merawat pasien yang
diterapkan dalam keperawatan saat ini, dalam hal ini ventilasi menjadi pokok utama dalam
menentukan penyembuhan pasien.
1. Udara segar
Florence berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan
prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang harus
dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan.
2. Air bersih
Ketersediaan air bersih sangat diperlukan dalam pemulihan suatu penyakit pada pasien.
Oleh karena itu, perawat harus berusaha dengan baik agar air tetap terjaga kebersihannya.
3. Saluran pembuangan yang efesien
Dalam hal perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan normalnya,
jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran sehingga terpenuhinya kebutuhan pasien
secara efisien.
4. Kebersihan
Kebersihan merupakan hal yang terpenting dalam merawat pasien. Perawat memerlukan
kebersihan yang optimal agar mempercepat proses penyembuhan. Focus perawatan klien
menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.
5. Cahaya
Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari.
Nightingale yakin sinar matahari dapat memberi manfaat yang besar bagi kesehatan klien.
Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar
matahari selama tidak terdapat kontraindikasi (suatu hal yang tidak boleh dilakukan).

E. Kelemahan Teori Florence Nightingale


1. Teori keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.
2. Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak orang
3. Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan perkembangannya
saat itu.
4. Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang.

Anda mungkin juga menyukai