Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH:

Kelompok 3

1. Della Rusmini (PO.71.20.1.18.024)


2. Delistia Ramadhani (PO.71.20.1.18.025)
3. Desti Syafitri (PO.71.20.1.18.027)
4. Dewinda (PO.71.20.1.18.030)

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang


Tahun Ajaran
2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala taufik, hidayah
serta inayah-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Konsep Dasar Keperawatan ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang
berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada junjungan kita
Nabi MuhammadSAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
menjadi gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan
dengan Paradigma Keperawatan. Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak
menemui hambatan dan juga kesulitan namun, berkat bimbingan, arahan, serta bantuan
dari banyak pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar dan tanpa
melampaui batas waktu yang telah di tentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah inimasih jauh dari
sempurna. Oleh karna itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi lebih sempurnanya hasil makalah ini. Akhir kata, penulis hanya dapat berharap
agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang
berarti dari usaha penulis selama ini.

Palembang, 03 Oktober 2018

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan ...........................................................................


A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2

BAB II Pembahasan ...........................................................................


A. Falsafah dan Paradigma Keperawatan .................................................. 3
B. Falsafah Keperawatan ........................................................................... 5
C. Falsafah Sains Keperawatan ................................................................. 10
D. Falsafah Keperawatan Menurut Beberapa Ahli..................................... 11
E. Keperawatan Sebagai Ilmu .................................................................... 13
F. Paradigma Keperawatan ........................................................................ 15
G. Hubungan Keempat Paradigma Keperawatan ....................................... 25
H. Paradigma Keperawatan Menurut Beberapa Pakar ............................... 25
I. Perbedaan Mendasar 5 Paradigma Keperawatan................................... 30
J. Sains Keperawatan ................................................................................ 31
K. Filosofi Dasar Sains Keperawatan ......................................................... 32
L. Paradigma Sains Keperawatan .............................................................. 32
M. Teori Paradigma Dengan Falsafah Keperawatan .................................. 33
N. Penerapan Paradigma Keperawatan Dalam Layanan Kesehatan
Yang Diberikan Pada Klien ................................................................... 33

BAB III Penutup..................................................................................


A. Kesimpulan ............................................................................................ 34
B. Saran ..................................................................................................... 34

Daftar Pustaka …………………………………………………………………..35

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu disiplin ilmu dan profesi yang memiliki ciri
khas yang berbeda dari cabang ilmu dan profesi lainnya. Dalam menjalankan tugas
profesi dan praktik keilmuannya, praktisi keperawatan mempunyai pandangan dasar
tersendiri dalam menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada.
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di
sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang
profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang
sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan
praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh
terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan,
pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke
pelayanan yang profesional.
Cara pandang dasar dalam melihat suatu permasalahan dalam suatu disiplin.
ilmu disebut dengan paradigma. Paradigma juga sering diartikan sebagai suatu
perangkat bantuan yang memiliki nilai dan sangat menentukan bagi penggunanya
untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar dalam melihat, memikirkan,
menentukan makna serta menyikapi dan memilih tindakan dalam menyelesaikan
masalah kehidupan manusia (Poerwanto,1997).

4
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat
secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan
dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
B. Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan
sangat membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia
kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di
sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi
ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau
seluruh anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang
keilmuan tertentu.

C. Tujuan Makalah
a) Untuk mengetahui falsafah dan paradigma keperawatan
b) agar mahasiswa mengerti tentang paradigma keperawatan dan mencontoh
kelakuan sesuai dengan yang diajarkan paradigm keperawatan
c) mengetahui susunan paradigma keperawatan

D. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan ilmu?
b) Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?
c) Apa saja komponen komponen dari falsafah dan paradigma keperawatan?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN


Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut. (KBBI). Ilmu adalah rangkaian
aktivitas manusia yang rasional dan kognitive dengan berbagai metode berupa aneka
prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang
sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau individu untuk
tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan
ataupun melakukan penerapan (The Liang Gie, 1991).

Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan


meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia (Wikipedia). Sains (science) merupakan istilah umum yang mengacu pada
ilmu pengetahuan yang mendasari disiplin ilmu yang telah dikembangkan secara
teliti dan sistematis. Menurut Jacox sains adalah body of knowledge yang sistematis
yang mempunyai tujuan utama menemukan kebenaran tentang dunia yang diperkuat
melalui pemeriksaan secara empiris (Peterson & Bredow, 2004).

Menurut Meleis, sains adalah kesatuan dari body of knowledge tentang


fenomena-fenomena yang didukung oleh fakta-fakta, sedangkan Power dan Knapp
mendefinisikan sains sebagai aktivitas yang mengkombinasikan riset dan teori
(McKenna, 1997). Jadi sains merupakan pengetahuan sistematis yang dikembangan
melalui dasar rasional dan empiris (diobservasi, diteliti atau diuji coba).

Text Box: 3Sains keperawatan menurut Stevenson dan Woods merupakan


area ilmu pengetahuan yang fokus pada adaptasi individu dan kelompok terhadap
masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan manusia dan intervensi terapeutik yang meningkatkan kesehatan dan
mempengaruhi efek penyakit. Sementara itu menurut Fogel-Keck ilmu keperawatan
adalah body of knowledge yang berhubungan erat dengan disiplin keperawatan,
termasuk proses dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan

6
pengetahuan (McKenna, 1997). Creasia, J.L., & Parker, B.J. (2007) menjelaskan
ilmu memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Objektif
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif;
bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
b. Metodis
Metodis berasal dari kata Yunani, metodos yang berarti cara, jalan.
Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya
merujuk pada metode ilmiah. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari
kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk
menjamin kepastian kebenaran.
c. Sistematis
Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.

d. Universal
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat
umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 1800.
Falsafah dan paradigma keperawatan akan mempengaruhi perkembangan
teori keperawatan selanjutnya.

7
A. FALSAFAH KEPERAWATAN
Falsafah Keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia
dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek
keperawatan. Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang
mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada di alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS
Poerwadarminta).

Falsafah Keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan


esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Filosofi atau falsafah adalah seperangkat nilai atau kepercayaan. Filosofi


diartikan juga sebagai pernyataan tentang fenomena sentral yang menjadi minat
bagi disiplin ilmu, tentang bagaimana proses fenomena tersebut diketahui dan
tentang nilai-nilai yang diyakini anggota disiplin tersebut (Fawcett, 2005). Filosofi
akan mempengaruhi bagaimana akademisi menampilkan tindakannya, bagaimana
mereka menginterpretasikan tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mereka
memandang ilmu dan pengetahuan tersebut. Kedudukannya dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, filosofi berguna untuk menginformasikan kepada anggota
disiplin ilmu dan masyarakat umum tentang nilai dan keyakinan tertentu yang
dianut oleh disiplin tersebut (Tomey & Alligood, 2010).

Filosofi keperawatan merupakan sistem keyakinan profesional perawat atau


cara pandang keperawatan. Filosafi memberikan suatu pandangan yang unik
tentang praktik keperawatan, tentang fenomena yang menjadi fokus perhatian
disiplin keperawatan dan nilai-nilai yang diyakini perawat dalam melakukan
praktik keperawatan (Fawcett, 2005).

Filosofi keperawatan adalah pernyataan dasar dan universal, nilai dan


prinsip tentang hakikat pengetahuan dan kebenaran (epistemologi), tentang sifat

8
alami suatu entitas yang diwakili dalam metaparadigma. (Peterson & Bredow,
2004).

Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang


dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu
kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.
Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti
menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien
serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.

Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis
kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi.
Keperawatan adala Falsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum
yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :

Esensi falsafah keperawatan yaitu memandang pasien sebagai mahluk yang


holistic, yang harus dipenuhi segala kebutuhannya , baik biologis, psikolois, social
dan spiritual yang diberiakan secara komprehensif pelayanan keperawatan secara
langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan setiap pasien berhak
mendapatkan perawatan tanpa membeddakan suku, kepercayaan, status social,
agama dan ekonomipelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari system
pelayanan kesperawatan menjadikan pasien sebagai mitra yang aktif.

Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah


sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam
semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan
adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok
pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit
terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.
Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan alam
semesta, dalam hal ini pengetahuan keperawatan, sehingga falsafah keperawatan

9
adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan keperawatan yang mengandung pokok
pemahaman biologis manusia dan perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit
terutama berfokus kepada respons mereka terhadap situasi.
Contoh dari falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :Roy
memiliki delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan
empat berdasarkan prinsip falsafah veritivity.falsafah humanisme/ kemanusiaan
“mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat
rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang
individu :
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi.
2. Bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi
hukum aksi-reaksi.
3. Memiliki holism intrinsic.
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk
memiliki hubungan dengan orang lain
Ventivity berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan
Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai
“prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”.
Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini.
Individu dipandang dalam konteks
1. Tujuan eksistensi manusia
2. Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia
3. Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum
4. Nilai dan arti kehidupan.
Keyakinan Yang Harus Dimiliki Perawat
1. Manusia adalah individu yang unik holistic
2. Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
3. Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pasien/keluarga.
4. Proses keperawatan
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung guga
6. Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus

10
Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien
sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Dari beberapa pengertian dan istilah di atas, maka falsafah keperawatan meliputi :

a. Memandang pasien sebagai manusia yang utuh


b. Pasien merupakan mitra yang aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan penerima
jasa yang pasif.
c. Pelayanan diberikan secara langsung dan manusiawi
d. Setiap orang berhak mendapat perawatan tanpa memandang suku, kepercayaan,
status social dan status ekonomi.
e. Keperawatan merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan, oleh
karena itu perawat melakukan kolaborasi/kerjasama dengan sesama anggota tim
kesehatan.

Tujuan Keperawatan yaitu :

1. Memandang individu untuk mandiri


2. Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam bidang kesehatan.
3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan
secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam memelihara
kesehatannya.
4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

Ruang Lingkup Keperawatan

Ruang lingkup keperawatan adalah membantu individu untuk bereaksi


secara positif dalam melaksnakan kegiatan sehari-hari termasuk dalam menghadapi
kematian dan masalah kesehatan/ penyakit baik yang nyata maupun yang mungkin
akan timbul, serta penanganannya. (Mitchel,1977).

Ruang Lingkup Keperawatan Profesional

1. Supervise perencanaan dan tindakan keperawatan pasien secara


menyeluruh/komprehensif

11
2. Mengamati, mengintervensi dan mengevaluasi keluhan pasien, baik fisik
maupun mental.
3. Melaksanakan instruksi dokter tentang obat-obatan dan pengobatan yang akan
diberikan.
4. Mengawasi anggota tim kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan
kepada pasien
5. Melaksnakan prosedur dan teknik keperawatan, khususnya pada tindakan yang
membutuhkan keputusan, penyesuaian dan pertimbangan berdasarkan data
teknis.
6. Memberikan bimbingan kesehatan dan partisipasi dalam pendidikan kesehatan
7. Membuat catatan dan laporan fakta-fakta secara teliti dan mengevaluasi
perawatan pasien

Unsur-Unsur Keperawatan

1. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat/seni yang merupakan implementasi ilmu


fisika, biologi, prilaku manusia dan ilmu social.
2. Keperawatan sebagai profesi berorientasi pada pelayanan untuk membantu
orang lain dalam mengatasi perubahan yang timbul akibat gangguan
kesehatan/penyakit.
3. Sasaran Keperawatan : pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat
4. Jasa keperawatan mencakup pelayanan kesehatan oleh para perawat yang
bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam pencegahan penyakit, penentuan
diagnosis, pengobatan, pemulihan dan rehabilitasi atau dengan istilah lain
Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif.

B. FALSAFAH SAINS KEPERAWATAN

Alligood (2005) menjelaskan filosofi merupakan teoritis beberapa kegiatan


yang menunjukan satu atau lebih konsep-konsep metaparadigma dan sebuah
filosofi alamiah. Beberapa filsuf meyakini nilai-nilai akan keyakinan yang
mengusulkan ide-ide general tentang apa itu keperawatan, apa perhatian dan fokus
keperawatan dan bagaimana pfofesi keperawatan menunjukan kewajiban moral
kepada masyarakat.

12
Kerangka kerja yang harus dimiliki oleh seoarang perawat dimana filosofi
keperawatan sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak
bahkan sebagai prilaku, sikap dan tingkah laku dalam melaksanakan praktek
keperawatan profesional pada klien dalam rentang sehat – sakit dengan konsep
yang mendasari diantaranya adalah manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat

Falsafah keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang holistik


(bio-psiko-sosial-spiritual), rasional dan bertanggung jawab; manusia berinteraksi
dengan lingkungan secara ritmik dan terus menerus; perubahan perilaku dapat
terjadi sebagai akibat multifaktor pada manusia atau lingkungan; pengembangan
ilmu pengetahuan (keperawatan) berfokus pada fenomena obektif dan pengalaman
subjektif (Fawcett, 2005).

C. FALSAFAH KEPERAWATAN MENURUT BEBERAPA AHLI

“ The Most important lesson that can be given to nurse is to teach them
what to observe-how to observe-what symtoms indicate improvement – what the
reverse – what are of importance-which are of none – what are evidence of neglet-
and of what kind of neglet”(Nightingale, 1969, p. 105).

Falsafah adalah pengetahuan yang menguraikan logika, etika, estetika,


metafisika, dan epistemologi.

Falsafah juga merupakan kajian tentang penyebab dan hukum-hukum yang


mendasari realitas, serta keingin-tahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.

Beberapa falsafah keperawatan dijelaskan oleh beberapa ahli di bidangnya


antara lain:

a. Falsafah keperawatan menurut Florence Nightingale (Nightingale’s


Philosophy of Nursing).
Nightingale (1946) memberikan jawaban akan pertanyaan “Apakah itu
keperawatan?” yang membedakan dengan pembantu rumah tangga di jamannya,
serta kedokteran. Nightingale memberikan pandangan yang unik tentang
keperawatan yaitu dalam menjalankan tugasnya, keperawatan pada berfokus

13
hubungan antara pasien (manusia) dengan lingkungannnya. Nightingale
mengidentifikasi bahwa udara bersih, air bersih, drainase yang efisien,
kebersihan dan pencahayaan yang memadai serta manajemen kebisingan, diet,
istirahat dan tanggungjawab perawat untuk melindungi pasiennya.
b. Falsafah keperawatan menurut Watson (Watson’s Philosophy of Nursing).
Watson memberikan gambaran pendekatan praktik keperawatan yang
unik yaitu menggunakan “human caring concept” dalam melaksanakan
pekerjaannya. Watson juga memperkenalkan konsep “human-human
relationship” dan 10 panduan untuk sebagai pedoman perawat.
c. Falsafah keperawatan menurut Benner (Benner’s Philosophy of Nursing).
Benner menitikberatkan bagaimana ilmu pengetahuan mendasari praktik
keperawatan dan bagaimana ilmu keperawatan itu berkembang terus menerus.
(Tomey & Alligood, 2010)
Tujuan dari adanya falsafah adalah untuk menyajikan suatu gambaran
pengetahuan ilmiah yang diformalisasikan, termasuk didalamnya adalah suatu
aplikasi prinsip logis untuk mempertanyakan tentang gambaran ilmiah. Hal ini
karena logika memberikan prinsip utama hubungan antar pernyataan ilmiah.
Dengan memeriksa hubungan-hubungan ini, landasan pengetahuan ditujukan
untuk menghasilkan kebutuhan logis yang sistematik untuk semua pengetahuan
ilmiah. Falsafah keilmuan harus menunjukkan bagaimana pengetahuan ilmiah
sebenarnya dapat diaplikasikan yang kemudian menghasilkan pengetahuan
tentang alam semesta.
Keperawatan merupakan profesi yang mengidentifikasi dirinya sebagai
profesi yang humanistik, dan memberikan perhatian besar pada falsafah dasar
yang berfokus pada individulitas dan keyakinan bahwa kegiatan manusia
merupakan sesuatu yang dapat dilakukan secara bebas. Pilihan seseorang
merupakan hak menentukan keinginan diri sebagai individu yang aktif.
Berdasarkan keyakinan ini, seyogyanya perawat mampu mengeliminir
respon negatif dan meningkatkan respon positif, serta memberdayakan
kemampuan bersosialisasi dan beradaptasi dari seorang individu agar tetap dapat
melangsungkan kehidupannya ditengah-tengah periode sakit atau ketika sehat.
Perawat juga merupakan advokat untuk membantu mempertahankan hak-hak

14
individu yaitu klien yang menjadi tanggung jawabnya. Perawat tidak membantu
mewakili klien untuk menentukan pilihan akan tetapi mendidik klien bagaimana
menentukan pilihan dan mendukungnya ketika klien telah menentukan
pilihannya. Hal ini untuk menjamin bahwa hak menentukan diri sendiri dari
k1ien dapat dipertahankan dan memberi kesempatan pada k1ien untuk terlibat
atau tidak terlibat dalam merancang program perawatan kesehatannya.
D. KEPERAWATAN SEBAGAI ILMU

Ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang memiliki metode sistematis


dalam menerangkan gejala-gejala tertentu dengan tujuan memperoleh pemahaman
dalam penerapannya. Terkait dengan keperawatan, pada awalnya praktik
keperawatan didasari oleh keterampilan yang bersifat intuitif. Namun, saat ini
keperawatan dapat disebut sebagai suatu sains / ilmu yang merupakan sains terapan
(applied scince) yang menggunakan pengetahuan, konsep dan prinsip-prinsip dari
berbagai kelompok ilmu, khususnya ilmu perilaku, sosial, fisika, biomedik, dan
lain-lain.

Ilmu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang


praktek keperawatan yaitu, fisiologi manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit
serta pokok bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien
untuk menunjang kesehatan dan proses penyembuhan serta membantu kemandirian
(Asmadi, 2008).

Sains keperawatan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan


dengan ilmu di bidang lain. Selain itu sains keperawatan memiliki falsafah dan
paradigma keperawatan yang mendasari berbagai aspek untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan profesional di bidang pendidikan, pelayanan / praktek, riset
keperawatan.

Text Box: 17 Ada beberapa syarat ilmiah sehingga keperawatan dapat


dikatakan sebagai ilmu antara lain objektif, metodis, sistematis, dan universal.
Syarat ilmu ini pada penerapan proses keperawatan melalui suatu kajian dengan
menelaah fenomena yang terjadi, menemukan metode dan termotivasi untuk
menciptakan teori serta membuktikan kebenaran teori tersebut. Dalam menciptakan

15
teori merujuk pada metode ilmiah yang terurai secara teratur dan logis dengan
kebenaran yang dihasilkan bersifat umum. Berdasarkan syarat ilmiah ini,
keperawatan telah menciptakan dan menerapkan teori serta model konseptual
keperawatan antara lain teori adaptasi, teori caring, teori berduka, teori kemampuan
merawat diri, teori lintas budaya, teori promosi kesehatan dll. Teori tersebut
digunakan sebagai pendekatan dalam mengatasi respon manusia mulai dari sistem
sel sampai pada fungsi organ tubuh yang memungkinkan timbulnya berbagai
respon baik fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural.

Ilmu keperawatan yang semakin berkembang dengan teori dan model


konseptual yang semakin beragam secara aplikatif menjadi dasar dalam
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan keperawatan terutama mampu
mendorong pembangunan kesehatan nasional ke arah paradigma baru, yaitu
paradigma sehat.

Lokakarya Nasional Keperawatan pada tahun 1983 menetapkan


Keperawatan sebagai profesi dan pengembangan keperawatan diarahkan kepada
pemenuhan kriteria profesi antara lain :

1. Memiliki body of knowledge , yaitu pengetahuan.


2. Pendidikan khusus berbasis keahlian dengan sistem pendidikan tinggi
keperawatan (nursing higer education system) yang terintegrasi dengan sistem
pendidikan tinggi nasional.
3. Memberikan pelayanan praktik keperawatan ilmiah (scientific nursing practice)
dalam bidang keprofesian.
4. Memiliki perhimpunan yang kokoh.
5. Memberlakukan kode etik profesi (code of ethics).
6. Memiliki motivasi yang bersifat altruistik.

Peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang


berkualitas tentunya membutuhkan dukungan sumber daya manusia bidang
keperawatan yang profesional. Tenaga keperawatan yang profesional (perawat
profesional atau sekarang disebut Ners) hanya bisa dilahirkan dari suatu sistem
pendidikan profesi dimana seorang perawat disamping telah menyelesaikan

16
pendidikan tahap akademik (sarjana/bachelor), pada saat yang sama ia terus
melanjutkan pendidikan ke tahapan pendidikan profesi. Saat ini belum ada data
yang menggambarkan berapa jumlah Ners di Indonesia yang tersebar di berbagai
pusat pelayanan kesehatan di Indonesia.

E. PARADIGMA KEPERAWATAN

Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut


oleh perawat yang mengatur hubungan di antara teori guna mengembangkan model
konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
Sebagaimana pengertian umum tentang paradigma diatas, maka paradigm
keperawatan dapat diartikan sebagai suatu cara pandang yang harus dimiliki oleh
perawat dalam memandang permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia baik
dalam rentang sehat mapun sakit. Sampai sekarang paradigma keperawatan
berfokus pada empat komponen dasar yaitu manusia, lingkungan, keperawatan dan
kesehatan (sehat dan sakit).
Paradigma adalah model, pola atau pandangan yang dilandasi pada dua
karakteristik yaitu penampilan dari kelompok guna menunjukkan keberadaannya
dan terbuka dalam melakukan “Problem Solving” di dalam kelompoknya (Kuhn,
1979 dalam McEwen & Willis, 2007). Paradigma merupakan suatu diagram
konseptual berupa struktur - struktur yang digunakan untuk mengorganisasikan
teori (Ann Mariner, 2001).

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa


paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma
keperawatan memberi arahan kepada perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta kehidupan profesi.

17
Empat Komponen Dasar Manusia:

Secara Umum empat komponen tersebut adalah :

 Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial,
spiritual dan kultural secara komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga
dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari – hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi,
keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan
keperawatan yang dilakukan.
Dalam hal ini, pertama, keperawatan menganut pandangan yang holistik
terhadap manusia yaitu Ketuhanan Manusia sebagai makhluk bio – psiko –
sosial – spiritual dan kultural. Kedua, kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi
semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak

18
dibedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama, aliran politik
dan status ekonomi sosial. Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan serta kelima, bahwa keperawatan menganggap klien
sebagai partner aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Peran keperawatan yaitu :
a) Memberikan layanan kesehatan
b) Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
c) Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)
d) Melaksanakan intervensi keperawatan :
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
4. Rehabilitatif

 Manusia
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam
arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
Manusia adalah sistem yang terbuka senantiasa berinteraksi secara tetap
dengan lingkungan eksternalnya serta senantiasa berusaha selalu
menyeimbangkan keadaan internalnya (homeoatatis).
Manusia memiliki akal fikiran, perasaan, kesatuan jiwa dan raga, mampu
beradaptasi dan merupakan kesatuan sistem yang saling berinteraksi, interelasi
dan interdependensi.
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia
sebagai sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara
umum dapat dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan
spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya. Sebagai sistem adaptif manusia akan merespon

19
terhadap perubahan lingkungannya dan akan menunjukan respon yang adaptif
maupun respon maladaptif. Respon adaptif akan terjadi apabila manusia tersebut
mempunyai mekanisme koping yang baik menghadapi perubahan
lingkungannya, tetapi apabila kemampuannya untuk merespon perubahan
lingkungan yang terjadi rendah maka manusia akan menunjukan prilaku yang
maladaptif .
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun
masyarakat yang menerima asuhan keperawatan. Keluarga merupakan
sekelompok individu yang berhubungan erat secara teru menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun bersama-sama, di dalam
lingkungan sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Beberapa alasan
keluarga sebagai focus dalam pelayanan keperawatan diantaranya adalah
keluarga merupaka suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah
memperbaiki, mengabaikan masalah dalam kelompoknya sendiri serta merupaka
perantara yang efektif dalam melakukan upaya kesehatan.(Baylon Maglaya,
1974)
Peran perawat pada individu sebagai klien adalah memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan
menuju kemandirian pasien.
Peran perawat dalam membantu keluarga meningkatkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan adalah perawat sebagai pendeteksi adanya
masalah kesehatan, memberi asuhan kepada anggota keluarga yang sakit,
koordinator pelayanan kesehatan keluarga, fasilitator, pendidik dan penasehat
keluarga dalam masalah – masalah kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat perlu
memperhatikan sifat – sifat keluarga yaitu keluarga mempunyai reaksi dan cara
yang unik dalam menghadapi masalahnya, pola komunikasi yang dianut, cara
pengambilan keputusan, sikap, nilai, cita – cita keluarga dan gaya hidup
keluarga yang berbeda – beda. Individu dalam keluarga mempunyai siklus
tumbuh kembang .

20
Pelayanan kesehatan pada masyarakat ini dapat berbentuk pelayanan kepada
masyarakat umum dan kelompok – kelompok masyarakat tertentu (balita dan
lansia).
Peran manusia yaitu :
a) Manusia sebagai makhluk unik mempunyai sifat dan karakteristik yang
berbeda
b) Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka memerlukan berbagai masukan dari
subsistem dan suprasistem .
c) Manusia sebagai makluh holistik
d) Manusia sebagai makhluk bio
e) Manusia sebagai makhluk psiko
f) Manusia sebagai makhluk sosial
g) Makhluk sebagai makhluk spiritual

Kebutuhan Manusia
a. Kebutuhan aktualisasi diri
b. Kebutuhan harga diri
c. Kebutuhan cinta dan dicintai
d. Kebutuhan keselamatan dan keamanan
e. Kebutuhan fisiologis
 Kesehatan
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan
diri dengan perubahan – perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
memepertahankan keadaan kesehatannya. Adapun faktor lingkungan internal
yang mempengaruhi adalah psikologis, dimensi intelektual dan spiritual dan
proses penyakit. Faktor – faktor lingkungan eksternal adalah faktor – faktor yang
berada diluar individu yang mungkin mempengaruhi kesehatan antara lain
variabel lingkungan fisik, hubungan sosial dan ekonomi.
Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status
kesehatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala
hipotesa yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang. Tingkat sehat
seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individualis, dan tergantung

21
pada faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan. Menurut model ini,
keadaaan sehat selalu berubah secara konstan, dimana rentang sehat sakit berada
diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan
kita bergerak kearah kematian kita berada dalam area sakit (illness area), tetapi
apabila status kesehatan kita bergerak ke arah sehat maka kita berada dalam area
sehat (wellness area).
a. Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, dan
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO)
b. Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan
tugasnya secara efektif (parson)
c. Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang –
Undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992)

Sakit
a. Sakit adalah ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk
jumlah sistem biologis dan kondisi kondisi penyesuaian ( parson).
b. Sakit adalah adanya gejala, persepsi tentang keadan sakit yang dirasakan, dan
kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun (Bauman).
c. Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas jasmani maupun sosial
(perkins).
Kesimpulanya sakit adalah keadaan tidak normal atau sehat.

22
Rentang Sehat – Sakit

23
Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan

Perilaku sehat dipengaruhi oleh factor


a. Pendidikan
b. Adat istiadat
c. Kepercayaan
d. Kebiasaan
e. Sosial ekonomi

Perilaku Sakit
a. Tidak memegang tanggung jawab selama sakit
b. Bebas dari tugas dan peran sosial
c. Berupaya mencapai kondisi sehat secepat mungkin
d. Bersama keluarga mencari bantuan dengan segera

Efek Sakit Terhadap Peran Individu


a. Perubahan Peran
b. Masalah keungan
c. Perubahan kebiasan sosial

 Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah

24
(kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan menusia dan mencakup
antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Fokus ingkungan
yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual. Lingkungan
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Lingkungan dalam terdiri dari :
1. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan
ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap
lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien
dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-
bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih,
tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya
sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan
memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau
limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang
negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap
emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang
menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk
membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi
dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan
keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik
bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran
pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati

25
yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
3. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan
penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian
setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-
data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan
komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam
hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit
tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.
b. Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara,
suara, pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara
terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan
tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat
dengan klien. Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila
lingkungan kita kotor dan tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk
terciptanya banyak penyakit – penyakit.

F. HUBUNGAN KEEMPAT PARADIGMA KEPERAWATAN

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana


apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga
manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.
Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang
sedang rehabilitasi maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.

26
G. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT BEBERAPA PAKAR

1. Paradigma Keperawatan menurut Betty Neuman

 Manusia:

Fokus model Neuman ini didasarkan pada philosophy bahwa manusia


dipandang secara total sebagai suatu sistem yang multidimensional. 5 variabel
subsistem manusia adalah :

a) Fisiologi : merupakan struktur fisik dan biokimia serta fungsi tubuh


manuasia
b) Psikologis : adalah proses mental dan emosional manusia
c) Sosio kultural : hubungan antara manusia, culture yang mendasari dan
mempengaruhi aktivitas manusia
d) Spiritual : kepercayaan
e) Perkembangan : segala sesuatu proses yang berhubungan dengan
perkembangan manusia sepanjang siklus kehidupannya

 Lingkungan :
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik
lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan
berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal,
interpersonal dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya
sebagai suatu sistem. Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :
a) Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing- masnig
individu
b) Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di luar diri individu
c) Created environment (lingkungan yang diciptakan ) diartikan sebagai
lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan
merupak simbol sistem secara keseluruhan

27
 Kesehatan :
Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana
terdapat keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien.
Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika
banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan system akan
begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi
(Neuman, 1995).

 Keperawatan :
Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang
konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien
disertai respon individu saat menghadapi suatu stressor. Keperawatan
didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga
dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (tercapainya
stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor melalui serangkaian
tindakan keperawatan).

2. Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson


 Manusia :
Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu
sistem biologis dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk
biologis sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral system
(sistem perilaku).

 Lingkungan :
Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana
perilaku individu dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
 Kesehatan :

28
Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif
secara fisik, mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal
stimulus yang mencapai stabilitas dan kenyamanan.
 Keperawatan :
Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya
keadaan equilibrium dan perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan
klien secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah mempertahankan
keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.
3. Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem
 Manusia :
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal,
dimana mereka membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan
diri sendiri secara berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari
fungsi biologi, simbolik dan sosial.
 Lingkungan :
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta
perkembangan lingkungan.
 Keperawatan :
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan
danteknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien
dankeluarganya mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya
mempertahankan kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi
kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol, menstabilisasi dan
meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau kondisi
ketidakmampuan.
 Kesehatan :
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi
saling terintegrasi dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu
menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologis
serta melakukan interaksi dengan orang lain.
4. Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy
 Manusia :

29
Roy mengungkapkan bahwa manusia merupakan suatu sistem
adaptif. Manusia dipandang sebagai makhlik bio-psiko-spiritual yang selalu
berinteraksi dengan perubahan lingkungan, serta berinteraksi dengan
menggunakan inisiasi bawaan dan mekanisme di dapat. Mereka termasuk
individu, grup, keluarga, organisasi, komunitas.
 Lingkungan – Stimulus :
Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu :
a) Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi
manusia
b) Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang
berkontribusi memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal
c) Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi
Menurut Roy, semua kondisi lingkungan tersebut akan
mempengaruhi perkembangan dan perilaku manusia.
 Kesehatan :
Manusia dikatakan berada dalam suatu rentang sehat dan sakit, yang
merupakan suatu dimensi yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
 Keperawatan :
Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan
individu dan keluarga terhadap 4 model adaptif, yang berkontribusi terhadap
kesehatan, kualitas kehidupan, kematian dengan bermartabat dengan
mengkaji perilaku dan faktor kemampuan adaptif.
1. Paradigma Keperawatan menurut Imogene King
 Manusia :
Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional
dan selalu ingin tahu. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir,
berpersepsi, perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta membuat
keputusan. Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar :
a) Manusia membutuhkan informasi kesehatan yang dapat digunakannya
b) Manusia membutuhkan pencegahan terhadap sakit
c) Manusia membutuhkan perawatan saat ia mengalami sakit

30
 Lingkungan :
Lingkungan merupakan latarbelakang interaksi manusia, terdiri atas :
a) Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang
akan memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan
eksternal
b) Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal.
 Kesehatan :
Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada
kehidupan manusia, dimana hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap
adanya stressor lingkungan baik internal maupun eksternal dengan
menggunakan sumber-sumber optimum sehingga dicapai potensi yang
maksimum dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
 Keperawatan :
Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi
antara perawat dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang
persepsi keduanya dan kondisi keperawtan. Prosesinteraksi perawat-klien
melibatkan komunikasi, menentukan tujuan, eksplorasi dan menyetujui
makna dari tujuan.
a) Aksi : didefenisikan sebagai perilaku mental dan physic
b) Reaksi : perilaku tidak spesifik, tapi bergantung pada perilaku aksi
c) Tujuan keperawatan : membantu individu untuk mempertahankan
kesehatan agar perannya dapat berfungsi

H. PERBEDAAN MENDASAR 5 PARADIGMA KEPERAWATAN


Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas, jika dicermati maka
terdapat beberapa perbedaan mendasar pandangan ahli dalam menyikapi paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, sehat sakit
dan keperawatan itu sendiri.
1. Menurut Neuman
Neuman memandang manusia sebagai makhluk yang multidimensi,
karena itu keperawatan harus berkonsentrasi terhadap seluruh aspek dari
manusia. Keperawatan harus memperhatikan lingkungan internal maupun

31
eksternal manusia, termasuk lingkungan yang tercipta dari interaksi manusia
dengan lingkungan itu sendiri. Neuman memandang bahwa kesehatan adalah
suatu keseimbangan antara seluruh aspek yang terdapat dalam diri manusia.
2. Menurut Johnson
Johnson memandang manusia memiliki 2 aspek dasar yaitu aspek
biologis dan aspek perilaku, dan kosentrasi/fokus utama keperawatan adalah
mempertahankan keseimbangan sistem perilaku manusia.
3. Menurut Orem
Orem juga memandang manusia sebagai makhluk universal yang
membutuhakan perawatan sendiri sepanjnag kehidupannya, karena itu focus
utama keperawatan menurut orem adalah membuat manusia (individu, keluarga,
masyarakat) mampu melakukan perawatan sendiri

4. Menurut Roy
Manusia dipandang sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu
berinterkasi dengan lingkungannya. Untuk itu tujuan utama keperawatan adalah
meningkatkan respon adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam
kehidupannya.
5. Menurut King
Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan
memiliki potensi untuk membuat keputusan sendiri. Fokus utama keperawatan
adalah pada sharing informasi antara perawatan dan klien.

I. SAINS KEPERAWATAN
Keperawatan sebagai bagian dari suatu ilmu (sains) mempunyai sifat /
karakteristik sebagai berikut:
a. Menunjukkan sesuatu yang koheren dan utuh dari keterkaitan fakta-fakta,
prinsip hukum dan teori
b. Sains berhubungan dengan bidang pengetahuan tetentu
c. Sains lebih sering diungkapkan dalam pernyataan yang umum atau universal
d. Pernyataan sains harus benar atau mendekati benar
e. Pernyataan sains harus logis

32
Sains harus menjelaskan penelitian dan argumen-argumen (McKenna, 1997).
J. FILOSOFI DASAR SAINS KEPERAWATAN

Filosofi ilmu keperawatan membantu dalam mengartikan ilmu melalui


pemahaman dan pengujian dalam konsep, teori, hukum dan tujuan keperawatan dan
hubungannya dengan praktek keperawatan. Hal ini untuk memahami kebenaran,
menjelaskan keperawatan, menguji sebab akibat, untuk mengkritisi hubungan dari
teori-teori dan sistem keilmuan dan untuk mencari secara luas dan terbatas (Mcewen
& Wills, 2007).

K. PARADIGMA SAINS KEPERAWATAN

Kuhn (1996) dalam Peterson & Bredow (2004) komponen dari paradigma suatu
disiplin ilmu harus memiliki karakteristik antara lain:

a. Symbolic Generalizations; pedoman yang diakui menggunakan bahasa yang


dapat dipahami oleh komunitas ilmiah.
b. Shared commitments to belief in particular models; memberikan komitmen dan
serta nilai- nilai menggunakan teori yang dimiliki suatu disiplin ilmu;
menemukan metode dan termotivasi untuk menciptakan teori serta membuktikan
kebenaran teori tersebut.
c. Value, memberikan sesuatu yang signifikan terhadap komunitas ilmiah yang
signifikan.
d. Exemplars; memiliki kajian khusus / permasalahan khusus yang harus diberikan
solusi dengan metode yang jelas dan rasional

33
L. HUBUNGAN KONSEP TEORI PARADIGMA DENGAN FALSAFAH
KEPERAWATAN

Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang masih bersifat abstrak
dalam menjelaskan suatu konsep dalamkeilmuan termasuk dalam keperawatan.
Sedangkan paradigma sudah mulai merupakan suatu penjabaran terhadap apa yang
terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga

M. PENERAPAN PARADIGMA KEPERAWATAN DALAM LAYANAN


KESEHATAN YANG DIBERIKAN PADA KLIEN

Sebagai suatu profesi yang berbeda dengan profesi lain, keperawatan


haruslah suatu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi setiap permasalahan
yang ada dalam profesinya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan bentuk pelayanan
profesional keperawatan, hendaknya perawat harus memperhatikan seluruh aspek
yang termasuk dam paradigma keperawatan, yaitu manusia sebagai makhluk
holistik dan unik dengan segala macam kebutuhannya, lingkungan internal mapun
eksternal yang didalamnya terdapat stressor-stressor yang akan mempengaruhi
kondisi sehat dan sakitnya manusia. Sehingga keperawatan harus berperan untuk
memingkatkan derajat kesehatan dan membantu manusia berada dalam rentang
kesehatan yang optimal.

34
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
Falsafah keperawatan atau filosofi keperawatan
menjadi landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Paradigma
keperawatan terdiri dari empat unsur yaitu keperawatan, manusia, lingkungan serta
kesehatan. Sains keperawatan memiliki falsafah dan paradigma keperawatan yang
mendasari berbagai aspek untuk meningkatkan pelayanan keperawatan profesional
di bidang pendidikan, pelayanan / praktek, riset keperawatan. Adanya keterkaitan
antara sains keperawatan dengan pendidikan, pelayanan serta riset keperawatan
yang mana sains keperawatan diterapkan di tatanan pendidikan, diaplikasikan dalam
dunia pelayanan serta dibuktikan melalui riset keperawatan.

B. Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah
membaca makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat mengetahui
tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam perkembangan ilmu.

35
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat.Aziz.Alimul. Pengantar Konsep DasarKeperawatan.Palembang Medika :


Jakarta.

Potter.N Ferry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC : Jakarta.

Nur.Firwanti, Falsafah dan paradigma Keperawatan : Daerah Istimewa Yogyakarta


http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-
keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/

36

Anda mungkin juga menyukai