Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP – PRINSIP ETIKA

KEPERAWATAN MATERNITAS

Oleh:

Adinda Haifa 18010001


Afta Zamani 18010002
Aguswandi 18010003
Aida Alfina 18010004
Amar Subki 18010005
Amira 18010006
Zuhra 18010036

Pengasuh:

Ns. Darmawati, M.Kep, Sp. Mat

STIKes Medika Nurul Islam

Program Studi Ilmu Keperawatan

2019
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan “Prinsip – Prinsip Etika
Keperwatan Maternitas” ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Makalah
ini disusun dengan harapan mampu menambah dan meningkatkan wawasan
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Keperawatan maternitas dan semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan untuk kebaikan di kemudian hari. Demikian, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Sigli, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... ii

Daftar isi iii


BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 2


1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 3

2.1 Definisi Etika...................................................................................... 3

2.2 Otonomy............................................................................................. 5

2.3 Beneficence........................................................................................` 6

2.4 Justice................................................................................................. 6

2.5 Non-Malefience, Moral Right, Nilai Dan Norma Masyarakat........... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11

1.1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar


terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang
dilaksanakan oleh tenaga profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja
secara mandiri dan dapat pula bekerja sama dengan profesi lain.
Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien/klien
baik secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memandang
manusia secara biopsikososial spiritual yang komperhensif. Sebagai tenaga yang
profesional, dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin
terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggungjawab secara moral.
Masalah merupakan suatu bagian yang tak dapat dipisahkan dari segala segi
kehidupan. Tidak ada satupun benda ataupun subjek hidup yang bersih tanpa
masalah, namun ada yang tersembunyi namun ada juga yang lebih dominan oleh
masalahnya.
Begitupun dalam praktik keperawatan, terdapat beberapa isu yang bisa jadi
merupakan masalah dalam praktik keperawatan kita. Baik merupakan perbuatan
dari pihak yang tidak bertanggung jawab, ataupun segala hal yang terjadi
disebabkan oleh pertimbangan etis.
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap
pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu
yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-
hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika.
Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-
prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam
standar praktek profesional. (Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang
berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya
setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan
dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak
hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan
mempertimbangkan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.
(Nila Ismani, 2001)

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Serta memahami dan mampu menerapkan prinsip-
prinsip etika keperawatan seperti Autonomy, beneficience, Justice, dan Non-
Malefience sebagai bentuk totalitas seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Etika


Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Curret
English, AS Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip moral
atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus pada
yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan
menurut Rowson, (1992).etik adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan
tentang isu moral.
Etika merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat
dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah
dan didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari prilaku
manusia (niat). Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasuk
didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapan
nilai moral professional sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi
dan harus dilaksanakan dalam praktek keperawatan.
Etika berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau
tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada Undang-Undang atau peraturan yang
menegaskan hal yan harus dilakukan. Etika berbagai prifesi digariskan dalam
kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia dan kepercayaan dari
profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan
situasi individu yang dilayani.
Pelayanan kepada manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar
adanya profesi keperawatan. Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa
perawat akan berbuat hal yang benar, hal yang diperlukan, dan hal yang
menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena manusia dalam interaksi
dengan tingkah laku yang berbeda, maka diperlukan pedoman untuk mengarahkan
bagaimana harus bertindak, bagai mana perilaku manusia, dan tanggung
jawabnya.
Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau
bermoral. Etika profesi sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau
kewajiban bagi anggota profesi tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain.
Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum
untuk melindungi anggotanya dan keselamatan kliennya dengan menjamin
pelayanan yang diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan
merupakan tenaga professional yang berkompeten.
Perawat harus membiasakan diri untuk menerapkan kode etik yang member
gambaran tanggung jawabnya dalam member prakti keperawatan. Etika profesi
keperawatan dikenal sebagai practice discipline, yang perwujudannya dikenal
melalui asuhan/praktik keperawatan. Perawat adalah profesi yang sifat
pekerjannya selalu berada dalm siuasi yang menyangkut hubungan antar manusia,
terjadi proses interaksi serta saling mempengaruhi dan dapat member dampak
terhadap kliennya.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan memberi tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar moral yang diyakini. Disamping itu, seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat
mengakibatkan ruang lingkup pelayanan keperawatan semakin kompleks. Untuk
itu, perawat dituntut kemampuannya untuk mengambil keputusan atas dasar
penalaran ilmiah dan etik. Hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur
dari sudut keyakinannya sendiri, norma masyarakat, dan standar professional.
Dalam pelaksanaan prakrik keperawatan, perawat berhadapan dengan klien.
Perawat meyakini bahwa klien mempunyai harga diri, martabat, dan otonomi; dan
integritas perawat harus dipertahankan dalam member pelayanan asuhan
keperawatan. Disamping itu, keperawatan mempunyai tanggung jawab untuk
menciptkakan lingkungan yang kualitas pelayanannya juga ditentukan oleh
pertimbangan hak, nilai budaya, dan adat istiadat klien.
2.2 Otonomi (Autonomy)
Otonomi (autonomy). Perawat harus berpegang pada prinsip bahwa setiap
manusia berhak menentukan segala sesuatu atas dirinya, kaitannydi sini, setiap
klien berhak menyetujui atau m nolak segala bentuk tindakan yang akan dilakukan
padanya. Perawat harus menghormati otonomi klien, salah satunya dengan
melibatkan klien dengen keluarga dalam mengambil keputusan terkait perawatan
klien. Untuk itu ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh perawat terkait hak
otonomi klien.
1. Sebelum melakukan intervensi keperawatan, perawat terlebih dahulu
menjelaskan kepada klien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan. Informasi ini mencakup definisi, tujuan, prosedur tindakan
maupun akibat yang munkin timbul pada klien.
2. Perawat tidak boleh memaksa atau menekan klien agar menerima tindakan
yang akan dilakukan padanya. Karenanya, perlu ada persetujuan (informed
consent) dari pihak klien atqu keluarga sebelum melakukan tindakan
tertentu.
3. Perawat harus menghormati nilai-nilai yang di anut klien. Karenanya,
perawat perlu menyamakan persepsinya dengan persepsi klien

Perawat merupakan salah satu elemen penting bagi sistim pelayanan


kesehatan di rumah sakit. Dalam melaksanakan tugasnya perawat mempunyai
landasan keilmuan seperti ilmu keperawatan, Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
dan Standar Operasional prosedur (SOP). Perawat sebagai profesi melaksanakan
asuhan keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang terintegrasi dalam proses
keperawatan seperti Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Implementasi dan
Evaluasi. Perawat mempunyai otonomi dalam bekerja, artinya perawat bekerja
dengan keilmuannya sendiri dalam merawat pasien, tidak tergantung instruksi
dokter dalam bekerja, Catalano (2006).
Secara legal, praktek keperawatan memiliki kemandirian, wewenang dan
tanggung jawab untuk mengaturkehidupan profesi, mencakup otonomi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan menetapkan standar asuhan keperawatan
melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan (KepMenKes No.1239
thn 2001). Kemudian pada tataran pelaksanaan tugasnya, pelayanan keperawatan
di rumah sakit itu terdiri dari asuhan keperawatan profesional sebagai bagian dari
limpahan wewenang oleh medis (kolaborasi) dan asuhan keperawatan profesional
sebagai pelaksanaan asuhan yang mandiri (otonomi), Sitorus (2011).

2.3 Beneficence
Dalam arti seorang perawat berbuat baik, menghormati martabat manusia,
perawat tesebut harus maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat.
Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah
beneficence menegaskan peran perawat untuk menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi
akibat baik dari pada hal yang buruk.
Perawat selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang diberikan
pada pasien mengandung prinsip kebaikan. Prinsip berbuat yang baik pagi pasien
ini tentu saja dalam batas-batas hubungan terapeutik antara perawat-pasien.
Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan pasien sebagai responden
mengandung konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan pasien, guna
mendapatkan suatu metode dan konsep yang baru bagi pasien. (wasis, 2008)
Inti dari prinsip ini adalah bertanggung jawab untuk melakukan kebaikan
yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merigikan atau
membahayakan pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktik
keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang
merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakan perawat
bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien. Dalm hal ini
perlu diperhatikan sumbagsih perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan,
keselamatan, dan keamanan klien. (Robert prihajo,1995)

2.4 Justice
Justice adalah suatu prinsip dimana seorang perawat wajib memberikan
perlakuan sama rata atau adil untuk kenyamanan pasien tersebut. perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
sosial,kebangsaan dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan
pelayanan dokter terhadap pasiennya.
Ciri ciri justice
 memberikan segala sesuatu secara universal
 memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
 menghargai hak hukum pasien
 menghargai hak orang lain
 tidak memberikan pelayanan berbeda terhadap pasien atas dasar status
sosial dsb.

Justice merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua
individu. Hal tersebut berarti individu mendapat tindakan yang sama.ketika
seseorang mempunyai kebutuha kesehatan yang besar,maka menurut prinsip ini
harus mendapatkan sumber sumber yang besar pula,sebagai contoh tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik di bangsal maupun di ruang
VIP harus sama dan sesuai SAK (Standar asuhan keperawatan).
Justice konsep situasi yang adil seseorang mendapatkan manfaat atau beban
sesuai dengan hak atau kondisinya. situasi yang tidak adil, tindakan yang salah
atau lalai berupa meniadakan manfaat kepada seseorang yang memiliki hak atau
pembagian beban yang tidak sama. prinsip justice lahir dari sebuah kesadaran
bahwa jumlah benda dan jasa (pelayanan) itu terbatas, sedangkan yang
memerlukan seringkali melebihi batasan tersebut.

2.5 Non-maleficience, Moral right, Nilai dan norma masyarakat


Prinsip Non-maleficience menekankan perawat untuk menghargai kehidupan
manusia (pasien), tidak membunuh atau mengakhiri kehidupan. Thomhson
( 2000 : 113) menjelasakan tentang masalah avoiding killing sama dengan
Euthanasia yang kata lainya tindak menentukan hidup atau mati yaitu istilah yang
digunakan pada dua kondisi yaitu hidup dengan baik atau meninggal.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien. Kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian
atau cidera. Prinsip : Jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang lain, jangan
menyebabkab nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang lain
berdaya dan melukai perasaaan orang lain.
Ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat maka seorang perawat
harus mempertahankan kehidupan pasien dengan berbagai cara. Tetapi menurut
Chiun dan Jacobs (1997 : 40) perawat harus menerapkan etika atau prinsip moral
terhadap pasien pada kondisi tertentu misalnya pada pasien koma yang lama yaitu
prinsip avoiding killing, Pasien dan keluarga mempunyai hak-hak menentukan
hidup atau mati. Sehingga perawat dalam mengambil keputusan masalah etik ini
harus melihat prinsip moral yang lain yaitu beneficience, nonmaleficience dan
otonomy yaitu melakukan yang terbaik, tidak membahayakan dan menghargai
pilihan pasien serta keluarga untuk hidup atau mati. Mati disini bukan berarti
membunuh pasien tetapi menghentikan perawatan dan pengobatan dengan melihat
kondisi pasien dengan pertimbangan beberapa prinsip moral diatas.
Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori
keperawatan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan
praktek keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan pasien
dan perawat.
Fenomena keperawatan merupakan penyimpangan/tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia (bio, psiko, social dan spiritual), mulai dari tingkat
individu untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin pada tingkat
system organ fungsional sampai subseluler (Henderson, 1978, lih, Ann Mariner,
2003). Asuhan keperawatan merupakan bentuk dari praktek keperawatan, dimana
asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktek
keperawatan yang diberikan pada pasein dengan menggunakan proses
keperawatan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika dan etiket
keperawatan (Kozier, 1991). Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan
pasien, (Orem, 1956,lih, Ann Mariner, 2003).
Keperawatan merupakan Bentuk asuhan keperawatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat berdasarkan ilmu dan seni dan menpunyai hubungan
perawat dan pasien sebagai hubungan professional (Kozier, 1991). Hubungan
professional yang dimaksud adalah hubungan terapeutik antara perawat pasien
yang dilandasi oleh rasa percaya, empati, cinta, otonomi, dan didahulu adanya
kontrak yang jelas dengan tujuan membantu pasien dalam proses penyembuhan
dari sakit (Kozier,1991).
Norma-norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh kelompok profesi tenaga
kesehatan itu sendiri, yang bila dihimpun (dikodifikasikan) sering disebut sebagai
kode etik. Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif
dari profesi yang memberikan tuntunan bagi anggotanya dalam melaksanakan
praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, masyarakat, teman
sejawat dan diri sendiri. Dengan kata lain pengertian kode etik perawat yaitu
suatu pernyataan / keyakinan publik yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai
dan tujuan keperawatan, yang bertujuan untuk memberikan alasan terhadap
keputusan-keputusan etika. Kode etik diorganisasikan dalam nilai moral yang
merupakan pusat bagi praktik keperawatan yang etika, semuanya bermuara
dalam hubungan profesional perawat dengan klien dan menunjukan apa yang
diperdulikan perawat dalam hubungan tersebut.
Nilai-nilai moral tersebut adalah: Prinsip Penghargaan (respek) terhadap
orang, dari prinsip penghargaan timbul prinsip otonomi yang berkenaan dengan
hak orang. Untuk memilih bagi diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran
mereka adalah yang terbaik bagi dirinya, selanjutnya kemurahan hati
(Benefiecence) merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak
merugikan/bahaya orang lain. Prinsip Justice (keadilan), merupakan suatu prinsip
moral untuk berlaku adil untuk semua individu.
Semua nilai-nilai moral tersebut selalu dan harus dijalankan pada setiap
pelaksanaan praktek keperawatan dan selama berinteraksi dengan pasien dan
tenaga kesehatan lain. Kondisi inilah yang sering kali menimbulkan konflik
dilema etik. Maka penyelesaian dari dilema etik tersebut harus dengan cara yang
bijak dan saling memuaskan baik pemberi asuhan keperawatan (perawat), Pasien
dan profesi lain (teman sejawat).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan
pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Etika profesi
keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan memberi
tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam melaksanakan profesinya sesuai
dengan standar moral yang diyakini. Etika juga memberi keputusan tentang
tindakan yang diharapkan benar tepat atau bermoral. Etika profesi sebagai
pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi anggota profesi
tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain.
Norma-norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh kelompok profesi tenaga
kesehatan itu sendiri, yang bila dihimpun (dikodifikasikan) sering disebut sebagai
kode etik. Nilai-nilai moral tersebut adalah: Prinsip Penghargaan (respek)
terhadap orang, dari prinsip penghargaan timbul prinsip otonomi yang berkenaan
dengan hak orang. Kemurahan hati (Benefiecence) merupakan prinsip untuk
melakukan yang baik dan tidak merugikan/bahaya orang lain. Prinsip Justice
(keadilan), merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil untuk semua
individu. Prinsip Non-maleficience menekankan perawat untuk menghargai
kehidupan manusia (pasien), tidak membunuh atau mengakhiri kehidupan.
Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang, demikian
juga bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang
sama walaupun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
Kedua-duannya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering
terjadi dilema etik, dilema etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan
oleh beberapa factor, baik faktor internal dan faktor eksternal, disamping itu
karena adanya interaksi atau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu
dilema etik harus diselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta
organisasi profesi dengan penuh tanggung jawab dan tuntas.
DAFTAR PUSTAKA

Emi, Mimin. 2003. Etika Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik. Jakarta: EGC

Prihajo, Robert. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta. Kasinus

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai