KEPERAWATAN MATERNITAS
Oleh:
Pengasuh:
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... ii
2.2 Otonomy............................................................................................. 5
2.3 Beneficence........................................................................................` 6
2.4 Justice................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
1.1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Serta memahami dan mampu menerapkan prinsip-
prinsip etika keperawatan seperti Autonomy, beneficience, Justice, dan Non-
Malefience sebagai bentuk totalitas seorang perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Beneficence
Dalam arti seorang perawat berbuat baik, menghormati martabat manusia,
perawat tesebut harus maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat.
Perlakuan terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah
beneficence menegaskan peran perawat untuk menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi
akibat baik dari pada hal yang buruk.
Perawat selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang diberikan
pada pasien mengandung prinsip kebaikan. Prinsip berbuat yang baik pagi pasien
ini tentu saja dalam batas-batas hubungan terapeutik antara perawat-pasien.
Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan pasien sebagai responden
mengandung konsekuensi bahwa semuanya demi kebaikan pasien, guna
mendapatkan suatu metode dan konsep yang baru bagi pasien. (wasis, 2008)
Inti dari prinsip ini adalah bertanggung jawab untuk melakukan kebaikan
yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merigikan atau
membahayakan pasien. Prinsip ini sering kali sulit diterapkan dalam praktik
keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan sering memberikan dampak yang
merugikan pasien, serta tidak adanya kepastian yang jelas apakan perawat
bertanggung jawab atas semua cara yang menguntungkan pasien. Dalm hal ini
perlu diperhatikan sumbagsih perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan,
keselamatan, dan keamanan klien. (Robert prihajo,1995)
2.4 Justice
Justice adalah suatu prinsip dimana seorang perawat wajib memberikan
perlakuan sama rata atau adil untuk kenyamanan pasien tersebut. perbedaan
tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
sosial,kebangsaan dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan
pelayanan dokter terhadap pasiennya.
Ciri ciri justice
memberikan segala sesuatu secara universal
memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
menghargai hak hukum pasien
menghargai hak orang lain
tidak memberikan pelayanan berbeda terhadap pasien atas dasar status
sosial dsb.
Justice merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil bagi semua
individu. Hal tersebut berarti individu mendapat tindakan yang sama.ketika
seseorang mempunyai kebutuha kesehatan yang besar,maka menurut prinsip ini
harus mendapatkan sumber sumber yang besar pula,sebagai contoh tindakan
keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik di bangsal maupun di ruang
VIP harus sama dan sesuai SAK (Standar asuhan keperawatan).
Justice konsep situasi yang adil seseorang mendapatkan manfaat atau beban
sesuai dengan hak atau kondisinya. situasi yang tidak adil, tindakan yang salah
atau lalai berupa meniadakan manfaat kepada seseorang yang memiliki hak atau
pembagian beban yang tidak sama. prinsip justice lahir dari sebuah kesadaran
bahwa jumlah benda dan jasa (pelayanan) itu terbatas, sedangkan yang
memerlukan seringkali melebihi batasan tersebut.
3.1 Kesimpulan
Etika merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan
pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Etika profesi
keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang
mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan memberi
tuntutan praktik bagi anggota profesi dalam melaksanakan profesinya sesuai
dengan standar moral yang diyakini. Etika juga memberi keputusan tentang
tindakan yang diharapkan benar tepat atau bermoral. Etika profesi sebagai
pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi anggota profesi
tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain.
Norma-norma dalam etika kesehatan dibentuk oleh kelompok profesi tenaga
kesehatan itu sendiri, yang bila dihimpun (dikodifikasikan) sering disebut sebagai
kode etik. Nilai-nilai moral tersebut adalah: Prinsip Penghargaan (respek)
terhadap orang, dari prinsip penghargaan timbul prinsip otonomi yang berkenaan
dengan hak orang. Kemurahan hati (Benefiecence) merupakan prinsip untuk
melakukan yang baik dan tidak merugikan/bahaya orang lain. Prinsip Justice
(keadilan), merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil untuk semua
individu. Prinsip Non-maleficience menekankan perawat untuk menghargai
kehidupan manusia (pasien), tidak membunuh atau mengakhiri kehidupan.
Setiap manusia mempunyai hak dasar dan hak untuk berkembang, demikian
juga bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan mempunyai hak yang
sama walaupun sedang dalam kondisi sakit. Demikian juga perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan mempunyai hak dan kewajiban masing-masing.
Kedua-duannya mempunyai hak dan kewajiban sesuai posisinya. Disinilah sering
terjadi dilema etik, dilema etik merupakan bentuk konflik yang terjadi disebabkan
oleh beberapa factor, baik faktor internal dan faktor eksternal, disamping itu
karena adanya interaksi atau hubungan yang saling membutuhkan. Oleh sebab itu
dilema etik harus diselesaikan baik pada tingkat individu dan institusi serta
organisasi profesi dengan penuh tanggung jawab dan tuntas.
DAFTAR PUSTAKA
Emi, Mimin. 2003. Etika Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik. Jakarta: EGC