Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang “ ASMA”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima sgala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang “ASMA” ini dapat
memberikan manfaar maupun inspirasi terhadap pembaca. Terima kasih

Sigli, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB SATU PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1

BAB DUA TINJAUAN TEORI ........................................................................... 2


A. Definisi ................................................................................................ 2
B. Etiologi ................................................................................................ 3
C. Patofisiologi ........................................................................................ 4
D. Tanda dan Gejala ................................................................................ 5
E. Komplikasi .......................................................................................... 5

BAB TIGA ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................... 8


A. Pengkajian Keperawatan .................................................................... 8
B. Diagnosis keperawatan ....................................................................... 8
C. Intervensi Keperawatan ...................................................................... 9

BAB EMPAT PENUTUP ..................................................................................... 13


A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, yang bersifat
reversible dimana trachea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimuli
tertentu. Asma merupakan suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik
saluran napas yang menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan.
Peradangan saluran napas menyebabkan menyempitnya diameter lumer
saluran napas akibat kontraksi otot polos, bendungan pembuluh darah,
pembengakakan dinding bronchial, dan sekresi mucus yang kental. Dampak dari
asma yag tidak terkontrol dapat menyebabkan kematian pada penderitanya
karena napas yang tiba-tiba berhenti. Gejala yang terjadi pada asma
menyebabkan dampak buruk yaitu penurunan kualitas hidup., produktivitas yang
menurun, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, resiko
perawatan di rumah sakit dan bahkan kematian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari asma?
2. Apa penyebab terjadinya asma?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya asma?
4. Bagaimana tanda-tanda gejala asma?
5. Apa saja komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh asma?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat
mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi
berupa serangan asma (Ngastiyah, 2005).
Asma adalah penyakit yang menyebabkan otot-otot di sekitar saluran
bronchial (saluran udara) dalam paru-paru mengkerut, sekaligus lapisan saluran
bronchial mengalami peradangan dan bengkak (Espeland, 2008).
Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif
mukosa bronkus terhadap bahan alergen (Riyadi, 2009) Asma dibedakan jadi dua
aspek,yaitu:
1. Asma bronchial
Penderita asma bronchial,hipersensisif dan hiperaktif terhadap
rangsangan dari luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain
penyebab alergi. Gejala kemunculannya sangat mendadak, sehingga
gangguan asma bisa datang secara tiba-tiba. Jika tidak mendapatkan
pertolongan secepatnya, risiko kematian bisa datang. Gangguan asma
bronchial juga bisa muncul lantaran adanya radang yang mengakibatkan
penyempitan saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini akibat
berkerutnya otot polos saluran pernapasan, pembengkakan selaput lendir, dan
pembentukan timbunan lendir yang berlebihan.
2. Asma kardial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung. Gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malam hari, disertai sesak napas yang hebat. Kejadian
ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea. biasanya terjadi pada saar penderita
sedang tidur.
B. Etiologi
Menurut berbagai penelitian patologi dan etiologi asma belum diketahui
denga pasti penyebabnya, akan tetapi hanya menunjukkan dasar gejala asma
yaitu inflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan ditandai dengan
adanya kalor (panas karena vasodilatasi), tumor (esudasi plasma dan edema),
dolor (rasa sakit karena rangsangan sensori), dan function laesa (fungsi yang
terganggu).
Sebagai pemicu timbulnya serangan-serangan dapat berupa infeksi (infeksi
virus RSV), iklim (perubahan mendadak suhu, tekanan udara), inhalan (debu,
kapuk, tungau, sisa-sisa serangga mati, bulu binatang, serbuk sari, bau asap, uap
cat), makanan (putih telur, susu sapi, kacang tanah, coklat, biji-bijian, tomat),
obat (aspirin), kegiatan fisik (olahraga berat, kecapaian, tertawa terbahak-bahak),
dan emosi.

C. Patofisiologi
Pada asma, proses radang menyebabkan peningkatan aktivitas jalan napas.
Oleh sebab itu, pengendalian atau pencegahan radang merupakan inti manajemen
asma. Asma terjadi akibat berbagai respons kompleks terkait pemicu. Saat prosrs
tersebut mulai terjadi, sel mart, limforsit T, makrofag, dan sel epitel terlibat
dalam pelepasan mediator radang. Eosinofil dan neutrofil migrasi ke jalan napas,
menyebabkan cedera. Mediator kimia, seperti leukotrien, bradikinin, histamin,
dan faktor pengatif trombosit juga berperan dalam respons radang tersebut.
Adanya leukotrien menyebabkan konstriksi jalan napas jangka panjang. Kendali
otonom tonis jalan napas terkena, sekresi mukus jalan napas meningkat, fungsi
mukosilia berubah, dan responsivitas otot polos jalan napas meningkat.
Akibatnya, terjadi bronkokonstriksi akut, edema jalan napas, dan sumbata mukus.
Pada sebagian besar anak, proses tersebut dianggap tervesibel dan hingga
kini tidak dianggap memiliki dampak jangka panjang pada fungsi paru. Namun,
riset terkini dan pandangan ilmiah mengidentifikasi kosep remodeling jalan napas
(Ratcliffe & Kiechefer, 2010). Romedeling jalan napas terjadi akibat radang
kronik jalan napas. Setelah respons akut terhadap pemicu, respon kontinu
tethadap aletgen mengakibatkan fase kronik. Selama fase ini, sel epiter
menggundul dan influks sel radang ke dalam jalan napas berlanjut. Hal tersebut
menyebabkan perubahan stuktur jalan napas yang irevesribel dan kehilangan
fungsi paru lebih lanjut dapat tetjadi. Perubahan ireversibel tersebut meliputi
penebalan membran sub-dasar, fibrosis subepitel, hipertrofi dan hiperplasia otot
polos jalan napas, proliferasi dan dilatasi pembuluh darah, dan hiperplasia serta
hipersekresi kelenjar mukosa (National Asthma Education and
PreventionPprogram (NAEPP), 2007).
Beberapa individu yang mengalami asma yang tidak terkontrol, perubahan
tersebut dapat permanen, mengakibatkan penurunan responsivitas terhadap
terapi.

D. Tanda Dan Gejala


Gejala asma sering timbul pada waktu malam hari dan pagi hari. Gejala
yang ditimbulkan berupa:
1. Batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan malam hari
2. Sesak napas/susah bernapas
3. Bunyi saat bernapas (whezzing atau mengi)
4. Rasa tertekan di dada
5. Dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas atau susah bernapas
Gejala ini sering terjadi secara reversible dan episodik berulang (Brunner
dan Suddarth, 2011)

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan asma adalah
1. Pneumotoraks : kondisi paru-paru yang kempes. Ini terjadi ketika udara bocor
ke ruang di antara paru-paru dan dinding dada. Cedera dada akibat benda
tumpul atau tusukan, prosedur medistertentu, atau penyakit paru-paru dapat
menyebabkan pneumotoraks. Gejalanya:
a) Batuk
b) Denyut jantung cepat
c) Oksigen di dalam tubuh rendah
d) Tekanan dada
e) Sesak nafas
f) Rasa nyeri di dada
g) Berkeringat dingin
h) Membiru atau sianosis
2. Atelektasis : suatu kondisi ketika sebagian atau satu lobus asegmena0 paru-
paru pada seseorang tidak berfungsi. Pada atelektasis, kantung-kantung udara
(alveoli) pada paru-paru mengempis sehingga mengganggu fungsi pernapasan.
Gejalanya :
a) Sulit bernapas (dispnea)
b) Batuk
c) Napas cepat atau pendek
3. Gagal nafas : kondisi gagal napas terjadi ketika sistem pernapasan seseorang
tidak dapat menyingkirkan karbon dioksida dari darah. Hal tersebut dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh. Gagal napas juga dapat disebabkan oleh
gangguan pada pusat pernapasan di otak, ataupun kegagalan otot-otot
pernapasan untuk mengembangkan paru-paru.
4. Bronchitis : Peradangan yang terjadi pada saluran utama pernapasan atau
bronkus. Bronkus berfungsi sebagai saluran yang membawa udara dari dan
menuju paru-paru. Gejalanya :
a) Batuk disertai lender berwarna kuning keabu-abuan atau hijau
b) Sakit tenggorokan
c) Sesak napas
d) Hidung beringus atau tersumbat
e) Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada
f) Kelelahan
g) Demam ringan
5. Fraktur iga : Terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
disebabkan oleh ruda paksa pada spesifikasi lokasi pada tulang costa. Tanda
dan gejalanya :
a) Nyeri tekan, crepitus dan deformitas
b) Adanya gerakan paradoksal
c) Tanda-tanda insuffisiensi pernafasan : cyanosis, tachypnea
d) Kadang akan tampak ketakutan dan cemas,karena saat bernafas bertambah
nyeri
e) Korban bernapas dengan cepat, dangkal dan tersendat
f) Nyeri tajam pada daerah fraktur yang bertambah ketika bernafas dan batuk
g) Gejala-gejala perdarahan dalam dan syok.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan (Gaffar, 1999).
Pada tahap ini akan dilaksanakan pengumpulan, pengelompokan dan
penganalisaan data. Pada pengumpulan data akan diperoleh data subyektif yaitu
data yang diperoleh dari keterangan pasien atau orang tua pasien. Data obyektif
diperoleh dari pemeriksaan fisik. Dari data subyektif pada pasien asma biasanya
diperoleh data anak dikeluhkan sesak nafas, batuk, pilek, nafsu makan menurun,
lemah, kelelahan dan gelisah. Dari data obyektif diperoleh data mengi/wheezing
berulang, ronchi, dada terasa tertekan atau sesak, pernapasan cepat (takipnea),
sianosis, nafas cuping hidung dan retraksi otot dada.

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual/
potensial terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan. Dari pengkajian yang
dilakukan maka didapatkan diagnosa keperawatan yang muncul seperti :
(Carpenito, 2000 & Doenges, 1999)
1. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum/ sekret.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolik sekunder terhadap anoreksia akibat rasa dan bau
sputum.
3. Kerusakan pertukaran gas berubungan dengan perubahan membran alveolar
kapiler.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen.
5. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap
6. Ansietas orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
kurangnya informasi.
C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan merupakan preskripsi untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat
(Doenges, 1999).
Perencanaan diawali dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan
berdasarkan berat ringannya masalah yang ditemukan pada pasien (Zainal, 1999).
Rencana keperawatan yang dapat disusun untuk pasien asma yaitu: (Doenges,
1999).
1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan inflamasi
Trakeabronkial
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif
Rencana tindakan :
a) Ukur vital sign setiap 6 jam
b) Observasi keadaan umum pasien
c) Kaji frekuensi/ kedalaman pernafasan dan gerakan dada
d) Auskultasi area paru, bunyi nafas, misal krekel, mengi dan ronchi.
e) Ajarkan pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif
f) Anjurkan banyak minum air hangat
g) Beri posisi yang nyaman (semi fowler/fowler)
h) Delegatif dalam pemberian bronkodilator, kortikosteroid, ekspktoran
dan antibiotik
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar
kapiler
Tujuan : Ventilasi dan pertukaran gas efektif.
Rencana tindakan :
a) Observasi keadaan umum dan vital sign setiap 6 jam
b) Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku
c) Pertahankan istirahat tidur.
d) Tinggikan kepala dan sering mengubah posisi
e) Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan suplay dan kebutuhan O2
Tujuan : Aktivitas dapat ditingkatkan
Rencana tindakan :
a) Kaji tingkat kemampuan pasien dalam aktivitas
b) Jelaskan pentingnya istirahat dan keseimbangan aktivitas dan istirahat
c) Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
d) Bantu pasien dalam memilih posisi yang nyaman untuk istirahat
e) Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum
Tujuan : pemenuhan nutrisi adekuat
Rencana tindakan:
a) Timbang berat badan setiap hari
b) Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
c) Anjurkan memberikan makan dalam porsi kecil tapi sering
d) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang (batasi pengunjung)
e) Anjurkan menghidangkan makan dalam keadaan hangat
5. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, batuk menetap.
Tujuan : Nyeri, berkurang/terkontrol.
Rencana tindakan:
a) Kaji karakteristik nyeri
b) Observasi vital sign setiap 6 jam
c) Berikan tindakan nyaman seperti relaksasi dan distraksi
d) Kolaborasi pemberian analgetik
6. Ansietas orang tua berhubungan dengan perubahan status kesehatan,
kurangnya informasi
Tujuan: Kecemasan orang tua berkurang/hilang, pengetahuan orang tua
bertambah, orang tua memahami kondisi pasien.
Rencana tindakan :
a) Kaji tingkat pengetahuan orang tua dan kecemasan orang tua
b) Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan, pengertian, penyebab,
tanda gejala, pencegahan dan perawatan pasien.
c) Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
d) Libatkan orang tua dalam perawatan pasien
e) Beri kesempatan pada orang tua untuk bertanya tentang hal-hal yang
belum diketahui
f) Anjurkan orang tua untuk selalu berdoa
g) Lakukan evaluasi
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit asma adalah (asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun)
yang menyerang saluran pernapasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat
peradangan (inflamasi) dinding rongga brochiale sehingga mengakibatkan
penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.
Adapaun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya : batuk-batuk pada pagi
hari,siang hari dan malam hari, sesak napas, bunyi saat bernapas (mengi), rasa
tertekan di dada, dan gangguan tidur karena batuk atau sesak napas atau susah
bernapas.
Langkah yang tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma
adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya asma itu
sendiri.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini
sehingga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu
kami juga mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehingga kami bisa
berorientasi lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Espeland, N. (2008). Petunjuk Lengkap Mengatasi Alergi dan Asma pada Anak.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Kusuma, hardhi. ( 2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc. (Edisi revisi jilid 1). Penerbit : Mediaction Jogja
Kyle, Terry. Buku ajar keperawatan pediatri Terry Kyle, Susan Carman : alih
bahasa, Dwi Widiarti, Wuri Praptiani : editor edisi bahasa indonesia, Nike
Budhi Subekti, Eka Anisa Mardella. Ed. 2. Jakarta : EGC, 2014
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. (Edisi 2). Jakarta : EGC
Riyadi, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai