PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori keperawatan dari Florenc Nightingale,
Hildegard E, Faye Glen Abdellah.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1) Apakah yang dimaksud dengan teori keperawatan Florence Nightingale ?
2) Bagaimana karakteristik teori keperawatan Florence Nightingale?
3) Apakah yang dimaksud dengan teori keperawatan Hildgerad E ?
4) Bagaiman karakteristik teori keperawatan Hildgerad E ?
5) Apakah yang dimaksud dengan teori keperawatan Faye Gleen Abdellah ?
6) Bagaimana karakteristik teori keperawatan Faye Gleen Abdellah
BAB II
TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE
1. perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang
miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi
2. profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka
sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-
baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang
berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
3. perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena
alasan-alasan tersebut di atas
4. perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Namun hasrat Florence adalah tetap menjadi perawat. Ketika berumur 20 tahun ia
meminta ijin kepada orang tuanya untuk memasuki rumah sakit dan mempelajari
keperawatan, tetapi orang tuanya tetap tidak mengijinkan karena rumah sakit pada saat itu
keadaannya sangat memprihatinkan. Walaupun dilarang, semangat Florence untuk menjadi
perawat tidak pupus.
Pada suatu saat neneknya sakit, disinilah ia mendapat kesempatan untuk merawatnya
sampai neneknya meninggal. Dengan pengalaman tersebut bertambahlah pengalaman
Florence dalam merawat orang sakit. Florence berpendapat bahwa ia perlu menuntut ilmu
agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan baik. Pendapatnya yang lain adalah
dengan menolong sesama manusia berarti pula mengabdikan diri kepada Tuhan.
Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, Dr. Samuel Howe, “Apakah
pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?”
Dr. Samuel Howe menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak.
Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita
terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic
Sisters of Charity suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani
orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh
Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan
tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah
rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan
untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa, dengan
semangat tinggi Florence menanggapi cerita Dr. Howe bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.
Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth
di Jerman. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang
dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari
kehidupannya yang terkekang.
Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama
sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed
Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan
menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator
untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat
dengan menekan bel.
Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut
menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini ia beragumentasi sengit
dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan
tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi;“rumah sakit akan menerima tidak saja
pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta
memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi,
dan ulama untuk orang Islam” Komite Rumah Sakit pun merubah peraturan tersebut sesuai
permintaan Florence.
Ternyata, Florence harus menanti cukup lama hingga ia bisa menjadi seorang
perawat, yaitu sekitar lima belas tahun. Waktu yang sedemikian ini belakangan diyakini
Florence sebagai kehendak Tuhan yang menyatakan bahwa dirinya harus dipersiapkan
terlebih dahulu sebelum terjun sebagai seorang perawat.
1. Praktik
Prinsip-prinsip keperawatan niktingale masih aplikatif bagi praktik keperawatan
sekarang ini.
2. Pendidikan
Dibuka di sekolah keperawatan yang dimulai di rumasakit St Thomas dan Rumasakit
pendidikan King di London. Di Amerika juga ikut didirikan sekolah keprawatan
diantaranya di rumasakit Bellevue New York, rumasakit New Haven, di Connctucut,
rumasakit Massachusetts di Boston.
3. Riset
Teori lingkungan yang di cetuskan oleh Nigtingale pendidikan dengan cara
melakukan penelitian di bidan keperawatan yang berhubungan dengan teori
lingkungan.
Kelemahan teori
1. Teori tersebut difokuskan pada lingkungan baik aspek lingkungan fisik sosial dan
pesikologis, dengan penekanan lebih pada aspek penekanan fisik.
2. Konsep Florens menempatkan lingkungan pada fokus dan perhatian asuhan
keperawatan dimana perawat tidak perlu memahami seluruh prosespenyakit yang
merupakan proses awal yang memisahkan antara profesi keprawatan dan kedokteran.
3. Pada era Florens Nigtiangle dan sesudahnya pendidikan yang memadai cukup di
maknai dengan latihan keterampilan dan perilaku layak bagi orang sakit kemampuan
tersebut lebih ditekankan padakarakteristik vokasi yang saat ini di emban.
Kelebihan teori
1. Salah satu fakta yang mencetuskan teori moderen dalam dunia keperawatan.
2. Pada zaman keperawatan Florens memandang konteks ke seluruh lingkungan yaitu,
lingkungan fisik, pesikologis, dan sosial.
3. Florens tidak hanya memandang perawat sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan saja tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi adekuat.
4. Pengkajian atau obserfasi yang di lakuakn Florens bukan demi berbagai informasi atau fakta
Yang mencurigakan tetapi diemi penyelamatan hidup dan meningkatakan kesehatan dan
keamanan.
5. Semua tindakan yang dilakakan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan YME.
6. Asuhan keperawatan yang di lakukan penuh dengan semangat semata-mata untuk
kesembuhan pasien.
7. Untuk memberi dasar bagi perawat dalam melakukan tindakan mandirri seperti dalam
homecare.
8. Memberi kesempatan pada indifidu untuk mampu melakukan perawatan secara mandiri.
BAB III
TEORI KEPERAWATAN HILDEGART E.PEPLAU
Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti
mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat
melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York
City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan
kejiwaan mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas
dari College of Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau
menciptakan program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di
keperawatan jiwa .
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi,
pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa
perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang
benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit
jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas
untuk perawat di seluruh Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam
seminar ini, ia mengajar konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan
terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang
keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara
AS, dan National Institute of Mental Health . Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok
pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden American Nurses
Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia
menjabat sebagai profesor tamu di University of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia
meninggal dengan tenang dalam tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.
Konsep utama
Teori ini menjelaskan tujuan keperawatan adalah untuk membantu orang lain
mengidentifikasi kesulitan mereka merasa.
Perawat harus menerapkan prinsip-prinsip hubungan manusia dengan masalah yang timbul
pada semua tingkat pengalaman.
Teori Peplau menjelaskan tahapan proses interpersonal, peran dalam situasi keperawatan
dan metode untuk mempelajari keperawatan sebagai proses interpersonal.
Keperawatan adalah terapi dalam hal itu adalah seni penyembuhan, membantu individu
yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.
Keperawatan adalah proses interpersonal yang karena melibatkan interaksi antara dua atau
lebih individu dengan tujuan yang sama.
Pencapaian tujuan ini dicapai melalui penggunaan dari serangkaian langkah-langkah
berikut serangkaian pola.
Perawat dan pasien bekerja sama sehingga keduanya menjadi matang dan berpengetahuan
dalam proses.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
a.Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman.
b.Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Peran Prawat:
1. Mitra kerja
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.
Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang
harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi
dan
menghargai antara perawat dan klien.
2. Nara sumber (resources person)
memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional
kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
3. Pendidik (teacher)
merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Kepemimpinan (Leadership)
mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga
merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi.
5. Pengasuh pengganti (surrogate)
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna untuk
membantu memenuhi kebutuhannya.
6. Konselor (consellor)
meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu
kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan
bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
c.Sumber Kesulitan/Masalah
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi
denganorang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologi individu.
Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat.
Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya
ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
d.Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang
lainnya,biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut
Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:
1. Manusia
individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu
merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah
terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
2. Masyarakat/lingkungan
budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
3. Kesehatan
didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
4. Keperawatan
dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien.
Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk
memahami klien dan mencapai resolusi masalah.
3.3 Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki
empat tah
1.Tahap orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan
dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberianaskep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
2.Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1.Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2.Individu mandiri terpisah dari perwat.
3.Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
4.Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau
bertindak sebagai
fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan
keperawatan.
3.Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan
dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4.Fase resolusi
Dimana perawat berusaha untuk secara perlahan kepada klien untuk
membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan
kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau
ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan
interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat.
Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya
terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui
tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal
dalam
keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada
perawatanyang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan
masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien
mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya.Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.
Data &
Penelitian Temuan
Penulis
Memberikan deskripsi tahapan dan Analisis lisan kelompok mengungkapkan
1961 langkah-langkah pengajaran bahwa bila diajarkan dengan metoda
Hays, pengalaman pasien dari konsep pengalaman, pasien mampu menerapkan
D. kecemasan. Ukuran sampel adalah 6 konsep kecemasan setelah kelompok ini
pasien kejiwaan wanita. dihentikan.
Siswa dapat mengembangkan kompetensi
mahasiswa baru dimulai pada hubungan
Dikembangkan dan diuji kerangka
interpersonal. Semakin awal pengetahuan
intervensi keperawatan untuk bekerja
1963 teoritis siswa,
dengan pasien cemas. Sampel 25
Burd, semakin siswa menyadari kecemasannya
mahasiswa keperawatan
S.F. sendiri. Saat siswa bekerja dengan pasien,
jiwa yang terdiri dari 15 mahasiswa
pasien merespon dengan pergi melalui tahap
dan 10 mahasiswa pascasarjana.
berurutan termasuk penolakan, ambivalensi
dan kesadaran kecemasan.
BAB IV
Faye Glenn Abdellah (lahir 1919) mengabdikan hidupnya untuk keperawatan dan,
sebagai peneliti dan pendidik, membantu mengubah fokus profesi dari penyakit-berpusat
pendekatan-pendekatan yang berpusat pada pasien. Dia menjabat sebagai perawat kesehatan
masyarakat selama 40 tahun, membantu untuk mendidik orang Amerika tentang kebutuhan
lansia dan bahaya yang ditimbulkan oleh AIDS, kecanduan, merokok, dan
kekerasan. Sebagai seorang profesor keperawatan, ia mengembangkan metode mengajar
berdasarkan penelitian ilmiah. Abdellah terus bekerja sebagai pemimpin dalam profesi
keperawatan ke dalam delapan puluhan nya.
Faye Glenn Abdellah (lahir 13 Maret 1919) adalah pelopor perawat penelitian yang
telah diakui dengan 77 dan akademis kehormatan profesional. Dia adalah petugas perawat
pertama yang menerima pangkat bintang belakang laksamana-dua 150-nya lebih dari
publikasi, termasuk karya-karya mani nya, Better Perawatan Perawatan Melalui Penelitian
dan Pasien-Centered Pendekatan untuk Keperawatan, mengubah fokus teori keperawatan dari
penyakit-berpusat ke pendekatan yang berpusat-pasien dan pindah praktek keperawatan di
luar pasien untuk memasukkan mengurus keluarga dan orang tua Care nya Pasien Penilaian
Evaluasi metode untuk mengevaluasi perawatan kesehatan sekarang standar bagi bangsa ini
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Model konsep dan teori menurut Florance nightingle adalah sebagai focus asuhan
keprawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keprawatan dan kedokteran.Inti konsep florance
nightingle adalah pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan,terdiri dari
lingkungan fisik,lingkungan psikolog,,dan lingkungan social.
Inti dari semua teori kepawatan adalah ketrampilan yang seorang perawat harus miliki ialah:
2.Ketrampilan komunikasi
3.Aplikasi pengetahuan
8.Pemecah masalah
10.prosedur perwatan
Model konsep dan teori menurut peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lainyg menggunakan dasar hubungan antar manusia dengan
4 komponen sentral yaitu=klien,perawat,sumber kesulitan dan proses interpersonal.Pada
awalnya,peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik
keprawatan “Custodial Care”,sehingga sebagai perawat jiwa,melalui tulisannya ia
mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keprwatan.
Model konsep dan teori menurut faye glenn abdella menggambarkan orang
memiliki,emosinal,dan sosiologi kebutuhan fisik.Konsep abdellah kesehatan mungkin
didefinisikan sebagai pola dinamis berfungsi dimana ada interaksi dilanjutkan dengan
kekuatan-kekuatan internal dan eksternal yg optimal dalam penggunaan sumber daya.Abdella
menggambarkan lebih lanjut ide-idenya,fokus pelayanan keprawatan jelas individu.
DAFTAR PUSTAKA
www.currentnursing.com/nursing_theory/interpersonal_theory.html