Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Teori menghasilkan pengetahuan keperawatan yang dapat digunakan dalam praktik.
Integrasi teori kedalam praktik merupakan dasar profesi keperawatan. Selain itu, teori
dapat menunjukan bagaimana perawat menggunakan proses keperawatan.

Teori keperawatan adalah konseptualitas dari bebarapa aspek keperawatan untuk


mencapai tujuan menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, dan atau pelaksanaan
asuhan keperawatan. Teori keperawatan membuat perawat-perawat melihat situasi pasien
secara perspektif. Sebuah cara untuk mengolah data dan sebuah metode untuk
menganalisis dan menginterprestasi informasi. Teori keperawatan digunakan untuk
menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut
mengandung arti apikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan
perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang pernah didapat di tempat mereka bekerja
dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat. Mengingat dalam praktik
keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan ilia yang
mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam memberika
asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta adanya pengetahuan dan
keterampilan yang dibutukan perawat dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sesuai
kebutuhan pasien. Berdasarkan hal tersebut maka perlunya mempelajari teori-teori
keperawatan yang telah ada sebagai salah satu kunci dalam mengembangkan ilmu dan
praktek kepeawatan di Indonesia.

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori keperawatan dari Florenc Nightingale,
Hildegard E, Faye Glen Abdellah.
1.3 RUMUSAN MASALAH
1) Apakah yang dimaksud dengan teori keperawatan Florence Nightingale ?
2) Bagaimana karakteristik teori keperawatan Florence Nightingale?
3) Apakah yang dimaksud dengan teori keperawatan Hildgerad E ?
4) Bagaiman karakteristik teori keperawatan Hildgerad E ?
5) Apakah yang dimaksud dengan teori keperawatan Faye Gleen Abdellah ?
6) Bagaimana karakteristik teori keperawatan Faye Gleen Abdellah
BAB II
TEORI KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE

2.1 Sejarah Florence Nightingale


Florence Nightingale lahir tanggal 12 Mei 1820 di Florence, Italia, dalam suatu
perjalanan panjang keliling Eropa. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota
kelahirannya, Firenze dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Florence
Nightingale memiliki seorang kakak perempuan bernama Parthenope. anak pertama, lahir di
Napoli, Yunani. Beliau adalah seorang anak bangsawan Inggris yang kaya, beradab dan
bercita-cita tinggi yang bernama William Edward Nightingale.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik
ayahnya, William Edward Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga
Nightingale adalah keluarga terpandang. Pendidikan didapat dari ayahnya, ia belajar
bermacam-macam bahasa yaitu bahasa Latin, Yunani, Perancis, dan lain-lain. Ia senang
memelihara binatang yang sakit, selain itu ia senang bersama ibunya mengunjungi orang
miskin yang sakit serta rajin beribadah.
Pada masa remaja mulai terlihat perilaku Florence dan kakaknya yang kontras,
Parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu
wanita ningrat, kaya, dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenang-senang saja dan
malas, sementara Florence sendiri lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar
yang membutuhkan. Pada suatu ketika, pada saat Florence berdoa dengan hikmat ia
mendengar suara Tuhan bahwa dalam hidupnya menanti sebuah tugas, saat itu usianya tujuh
belas tahun. Akhirnya Pada tanggal 7 Februari 1837 dia menulis di buku hariannya tentang
pengalamannya itu dengan judul “Tuhan berbicara kepadaku dan memanggilku untuk
melayani-Nya. Tetapi pelayanan apa?”
Dia menyadari bahwa dirinya merasa bersemangat dan sangat bersukacita bukan
karena status sosial keluarganya yang kaya tetapi merasa bersemangat disaat ia merawat
keluarga-keluarga miskin yang hidup di gubuk-gubuk sekitar rumah keluarganya serta ia
sangat gemar mengunjungi pasien-pasien di berbagai klinik dan rumah sakit.Sebagai keluarga
yang berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence untuk berkarier sebagai perawat
mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat keberatan dengan jalur yang hendak
ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang
dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin Florence menjadi perawat.Pada masa itu, pekerjaan
sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang hina, alasannya:

1. perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara yang
miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi
2. profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka
sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan untuk wanita baik-
baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang
berada di rumah sakit dengan tidak senonoh
3. perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena
alasan-alasan tersebut di atas
4. perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Namun hasrat Florence adalah tetap menjadi perawat. Ketika berumur 20 tahun ia
meminta ijin kepada orang tuanya untuk memasuki rumah sakit dan mempelajari
keperawatan, tetapi orang tuanya tetap tidak mengijinkan karena rumah sakit pada saat itu
keadaannya sangat memprihatinkan. Walaupun dilarang, semangat Florence untuk menjadi
perawat tidak pupus.
Pada suatu saat neneknya sakit, disinilah ia mendapat kesempatan untuk merawatnya
sampai neneknya meninggal. Dengan pengalaman tersebut bertambahlah pengalaman
Florence dalam merawat orang sakit. Florence berpendapat bahwa ia perlu menuntut ilmu
agar dapat menjalankan pekerjaan perawat dengan baik. Pendapatnya yang lain adalah
dengan menolong sesama manusia berarti pula mengabdikan diri kepada Tuhan.
Dia bertanya kepada seorang dokter tamu dari Amerika, Dr. Samuel Howe, “Apakah
pantas bagi seorang gadis Inggris mencurahkan hidupnya untuk menjadi seorang perawat?”
Dr. Samuel Howe menjawab, “Di Inggris, semua yang tidak biasa dianggap tidak layak.
Tetapi bukanlah sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau tidak wajar bagi seorang wanita
terhormat bila melakukan suatu pekerjaan yang membawa kebaikan bagi orang lain.”
Florence sering bertanya-tanya, mengapa gereja Protestan tidak seperti Catholic
Sisters of Charity suatu jalan bagi para wanita untuk mencurahkan hidupnya dengan melayani
orang lain. Dr. Howe menceritakan kepadanya tentang Kaiserworth di Jerman, didirikan oleh
Pendeta Theodor Fliedner. Tempat itu mempunyai rumah sakit yang dilengkapi ratusan
tempat tidur, sekolah perawatan bayi, sebuah penjara berpenghuni dua belas orang, sebuah
rumah sakit jiwa untuk para yatim, sekolah untuk melatih para guru, dan sekolah pelatihan
untuk para perawat disertai ratusan diaken. Setiap kegiatan selalu diikuti dengan doa, dengan
semangat tinggi Florence menanggapi cerita Dr. Howe bahwa Kaiserworth adalah tujuannya.
Pada bulan Juli 1850, di usianya yang ke-30, akhirnya Florence pergi ke Kaiserworth
di Jerman. Setahun kemudian, dia pulang ke rumah dan tinggal selama tiga bulan. Dia pulang
dengan sikap baru. Sekarang dia tahu bahwa dirinya harus membebaskan diri dari
kehidupannya yang terkekang.
Tiga tahun kernudian, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama
sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed
Circumstances. Dia memasukkan pemikiran-pemikiran baru ke dalam institusi itu dan
menerapkan beberapa ide yang revolusioner, seperti pipa air panas ke setiap lantai, elevator
untuk mengangkut makanan pasien, dan para pasien dapat langsung memanggil para perawat
dengan menekan bel.
Dia juga menetapkan bahwa institusi tersebut bukan institusi sekte, institusi tersebut
menerima semua pasien dari semua denominasi dan agama. Di sini ia beragumentasi sengit
dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak pasien yang beragama Katolik.
Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila komite ini merubah peraturan
tersebut dan memberinya izin tertulis berbunyi;“rumah sakit akan menerima tidak saja
pasien yang beragama Katolik, tetapi juga Yahudi dan agama lainnya, serta
memperbolehkan mereka menerima kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi,
dan ulama untuk orang Islam” Komite Rumah Sakit pun merubah peraturan tersebut sesuai
permintaan Florence.
Ternyata, Florence harus menanti cukup lama hingga ia bisa menjadi seorang
perawat, yaitu sekitar lima belas tahun. Waktu yang sedemikian ini belakangan diyakini
Florence sebagai kehendak Tuhan yang menyatakan bahwa dirinya harus dipersiapkan
terlebih dahulu sebelum terjun sebagai seorang perawat.

2.1 Teori Nightingale

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai


focus asuhan keperawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit
model konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan
kedokteran.Orientasi pemberian asuhan keperawatan /tindakan keperawatan lebih
diorientasikan pada pemberian udara,lampu,kenyamanan lingkungan, kebersihan,
ketenangan, dan nutrisi yang adequate,dengan dimulai dari pengumpulan data
dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata,upaya teori tersebut dalam rangka
perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan
profesi lain.

Model konsep ini memberikan inspinisi dalam perkembangan praktik


keperawatan,sehingga akhirnya dikembangkan secara luas,paradigm perawat dalm
tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang
benar,akan tetapi lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien,sehingga
perlu diperhatikan.

Inti konsep Florence Nightingale,pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara


keseluruhan,terdiri dari lingkungan fisik,lingkungan psiklologis dan lingkungan social.

1. Lingkungan fisik(physical environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara.Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selau
akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam runagan harus bebas dari
debu,asap.bau-bauan.
2. Lingkungan psikologi (psychology environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien.Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya.Mendapatkan sinar
matahari,makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua factor untuk
dapat mempertahankan emosinya.
3. Lingkungan Sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan social terutama hubungan spesifik,kumpulan data-data
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,sangat penting utnuk pencegahan
penyakit.Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi
dalam hubungan dengan kasus- kasus secara spesifik lebih sekadar data- data yang
ditiunjukan pasien pada umumnya.
2.2 Hubungan Teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep
1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
a. Individu/manusia
Memiliki kemampuan besar untuk memperbaiki kondisinya dalam menghadapi
penyakit.
b. Keperawatan
Bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan
kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
c.Sehat/sakit
Fokus perbaikan untuk sehat
d.Masyarakat/lingkungan
Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
individu,focus pada ventilasi,suhu,bau,suara dan cahaya.
2. Hubungan Florence Nightingale dengan proses keperawatan
a. Pengakjian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nighitngale lebih menitiberatkan pada kondisi
lingkungan(lingkungan fisik,psikhis,social)
b.Analisa data
Data dikelompokan berdasarkan lingkungan fisik,social dan mental yang berakaitan
engan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
c.Masalah
Difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungannya
d.Diagnosa Keperawatan
Berbagai masalah klien yang berhungan dengan lingkungannya, misalnya
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan
e.Implementasi
Upaya dasar merubah mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan pertumbuhan fisik dan
perkembangan individu.
f.Evaluasi
Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu.
Penerimaan oleh keperawatan

1. Praktik
Prinsip-prinsip keperawatan niktingale masih aplikatif bagi praktik keperawatan
sekarang ini.
2. Pendidikan
Dibuka di sekolah keperawatan yang dimulai di rumasakit St Thomas dan Rumasakit
pendidikan King di London. Di Amerika juga ikut didirikan sekolah keprawatan
diantaranya di rumasakit Bellevue New York, rumasakit New Haven, di Connctucut,
rumasakit Massachusetts di Boston.
3. Riset
Teori lingkungan yang di cetuskan oleh Nigtingale pendidikan dengan cara
melakukan penelitian di bidan keperawatan yang berhubungan dengan teori
lingkungan.

Kelemahan teori

1. Teori tersebut difokuskan pada lingkungan baik aspek lingkungan fisik sosial dan
pesikologis, dengan penekanan lebih pada aspek penekanan fisik.
2. Konsep Florens menempatkan lingkungan pada fokus dan perhatian asuhan
keperawatan dimana perawat tidak perlu memahami seluruh prosespenyakit yang
merupakan proses awal yang memisahkan antara profesi keprawatan dan kedokteran.
3. Pada era Florens Nigtiangle dan sesudahnya pendidikan yang memadai cukup di
maknai dengan latihan keterampilan dan perilaku layak bagi orang sakit kemampuan
tersebut lebih ditekankan padakarakteristik vokasi yang saat ini di emban.

Kelebihan teori

1. Salah satu fakta yang mencetuskan teori moderen dalam dunia keperawatan.
2. Pada zaman keperawatan Florens memandang konteks ke seluruh lingkungan yaitu,
lingkungan fisik, pesikologis, dan sosial.
3. Florens tidak hanya memandang perawat sibuk dengan masalah pemberian obat dan
pengobatan saja tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi adekuat.
4. Pengkajian atau obserfasi yang di lakuakn Florens bukan demi berbagai informasi atau fakta
Yang mencurigakan tetapi diemi penyelamatan hidup dan meningkatakan kesehatan dan
keamanan.
5. Semua tindakan yang dilakakan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan YME.
6. Asuhan keperawatan yang di lakukan penuh dengan semangat semata-mata untuk
kesembuhan pasien.
7. Untuk memberi dasar bagi perawat dalam melakukan tindakan mandirri seperti dalam
homecare.
8. Memberi kesempatan pada indifidu untuk mampu melakukan perawatan secara mandiri.
BAB III
TEORI KEPERAWATAN HILDEGART E.PEPLAU

3.1 Sejarah Hildegard E.Peplau


Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma
Keperawatan dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang
interpersonal Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947
dan Doktor PEndidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki
pengalaman kerja dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2
tahun di Kemiliteran US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan
jiwa swata. Dia telah mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan
professor emeritus dari Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang
pertama eropa pusat di fasilitasi oleh DR. Peplau di belgia.

Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam keperawatan”


1952. Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic
mulai konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya
“prinsip dasar bagi konseling keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria
(pengalaman kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian
bedah umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam
keperawatan. Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November
4, 1987). Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam
komunikasi dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan” Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja
keperawatan, dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses
interpersonal.
Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown
Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian bekerja sebagai
perawat staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk
New York University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau
untuk menjadi perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh
gelar sarjana di bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui
pengalaman lapangan di Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis
dengan Erich Fromm , Frieda Fromm-Reichmann , dan Harry Stack Sullivan .Pekerjaan
seumur hidup Peplau sebagian besar berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang
Sullivan untuk digunakan dalam praktik keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field
Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini
ia bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.

Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti
mereka bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat
melalui bagian dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University.
Dia juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York
City. Pada awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan
kejiwaan mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas
dari College of Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau
menciptakan program tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di
keperawatan jiwa .
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi,
pidato, dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa
perawat harus menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang
benar-benar terapi untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit
jiwa di masa itu. Selama tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas
untuk perawat di seluruh Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam
seminar ini, ia mengajar konsep interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan
terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di
universitas-universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika
Serikat.Seorang pengacara yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang
keperawatan , ia menjabat sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara
AS, dan National Institute of Mental Health . Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok
pembuatan kebijakan pemerintah. Dia menjabat sebagai presiden American Nurses
Association 1970-1972 dan wakil presiden kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia
menjabat sebagai profesor tamu di University of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia
meninggal dengan tenang dalam tidurnya di rumah di Sherman Oaks, California.

3.2 Teori Peplau


 Manusia, individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk megurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu
merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah
terbentuk dan penting untuk proses interpersonal
 Lingkungan, budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam menghadapi individu
 Kesehatan, suatu perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan ke arah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif11.
 Keperawatan, suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan maturing force dan alat edukatif baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan
diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami
klien dalam mencapai resolusi masalah

Konsep utama

Teori ini menjelaskan tujuan keperawatan adalah untuk membantu orang lain
mengidentifikasi kesulitan mereka merasa.

Perawat harus menerapkan prinsip-prinsip hubungan manusia dengan masalah yang timbul
pada semua tingkat pengalaman.

Teori Peplau menjelaskan tahapan proses interpersonal, peran dalam situasi keperawatan
dan metode untuk mempelajari keperawatan sebagai proses interpersonal.

Keperawatan adalah terapi dalam hal itu adalah seni penyembuhan, membantu individu
yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.

Keperawatan adalah proses interpersonal yang karena melibatkan interaksi antara dua atau
lebih individu dengan tujuan yang sama.
Pencapaian tujuan ini dicapai melalui penggunaan dari serangkaian langkah-langkah
berikut serangkaian pola.

Perawat dan pasien bekerja sama sehingga keduanya menjadi matang dan berpengetahuan
dalam proses.

Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.

a.Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman.
b.Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat pertisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Peran Prawat:
1. Mitra kerja
Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru.
Sebagai mitra kerja, hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang
harmonis atas dasar kemitraan sehngga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi
dan
menghargai antara perawat dan klien.
2. Nara sumber (resources person)
memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional
kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
3. Pendidik (teacher)
merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan , pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Kepemimpinan (Leadership)
mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga
merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk
memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi.
5. Pengasuh pengganti (surrogate)
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna untuk
membantu memenuhi kebutuhannya.
6. Konselor (consellor)
meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu
kehidupan yang kreatif, instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan
bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
c.Sumber Kesulitan/Masalah
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman
interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila komunikasi
denganorang lain mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologi individu.
Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan
langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat.
Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya
ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
d.Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi
secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang
lainnya,biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model keperawatan menurut
Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama yaitu:
1. Manusia
individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu
merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah
terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
2. Masyarakat/lingkungan
budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
3. Kesehatan
didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang
berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
4. Keperawatan
dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal
merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien.
Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk
memahami klien dan mencapai resolusi masalah.
3.3 Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan klien ini memiliki
empat tah

1.Tahap orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan
dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberianaskep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien melakukan kontrak awal
untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.
2.Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilku pasien dan
memberikan asuhan keperawatan. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1.Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2.Individu mandiri terpisah dari perwat.
3.Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.
4.Pada tahap identifikasi ini peran perawat apakah sudah melakukan atau
bertindak sebagai
fasilitator yang memfasilitasi ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan
keperawatan.

3.Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai
hubungan sesuai pandangan/persepsi terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan
dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
4.Fase resolusi
Dimana perawat berusaha untuk secara perlahan kepada klien untuk
membebaskan diri dari ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan
kemampuan yang dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada model Peplau
ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan kepada hubungan
interpersonal atau psikoterapi. Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat.
Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi.
Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya
terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui
tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal
dalam
keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada
perawatanyang bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan,
pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia.
Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan
masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien
mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang
berhubungan dengan masalah kesehatannya.Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.

3.4 Tujuan Teori Peplau


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu
pasien untuk mencapai kematangan kepribadian. Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau
Kelebihan :
1.Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
2.Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
3.Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
4.Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
Kekurangan :
Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya

Tabel 4-3. Perawatan Penelitian Menggunakan Kerja Peplau

Data &
Penelitian Temuan
Penulis
Memberikan deskripsi tahapan dan Analisis lisan kelompok mengungkapkan
1961 langkah-langkah pengajaran bahwa bila diajarkan dengan metoda
Hays, pengalaman pasien dari konsep pengalaman, pasien mampu menerapkan
D. kecemasan. Ukuran sampel adalah 6 konsep kecemasan setelah kelompok ini
pasien kejiwaan wanita. dihentikan.
Siswa dapat mengembangkan kompetensi
mahasiswa baru dimulai pada hubungan
Dikembangkan dan diuji kerangka
interpersonal. Semakin awal pengetahuan
intervensi keperawatan untuk bekerja
1963 teoritis siswa,
dengan pasien cemas. Sampel 25
Burd, semakin siswa menyadari kecemasannya
mahasiswa keperawatan
S.F. sendiri. Saat siswa bekerja dengan pasien,
jiwa yang terdiri dari 15 mahasiswa
pasien merespon dengan pergi melalui tahap
dan 10 mahasiswa pascasarjana.
berurutan termasuk penolakan, ambivalensi
dan kesadaran kecemasan.
BAB IV

TEORI KEPERAWATAN FAYE GLENN ABDELLAH

4.1 Sejarah Faye Glenn Abdellah

Faye Glenn Abdellah (lahir 1919) mengabdikan hidupnya untuk keperawatan dan,
sebagai peneliti dan pendidik, membantu mengubah fokus profesi dari penyakit-berpusat
pendekatan-pendekatan yang berpusat pada pasien. Dia menjabat sebagai perawat kesehatan
masyarakat selama 40 tahun, membantu untuk mendidik orang Amerika tentang kebutuhan
lansia dan bahaya yang ditimbulkan oleh AIDS, kecanduan, merokok, dan
kekerasan. Sebagai seorang profesor keperawatan, ia mengembangkan metode mengajar
berdasarkan penelitian ilmiah. Abdellah terus bekerja sebagai pemimpin dalam profesi
keperawatan ke dalam delapan puluhan nya.

Faye Glenn Abdellah (lahir 13 Maret 1919) adalah pelopor perawat penelitian yang
telah diakui dengan 77 dan akademis kehormatan profesional. Dia adalah petugas perawat
pertama yang menerima pangkat bintang belakang laksamana-dua 150-nya lebih dari
publikasi, termasuk karya-karya mani nya, Better Perawatan Perawatan Melalui Penelitian
dan Pasien-Centered Pendekatan untuk Keperawatan, mengubah fokus teori keperawatan dari
penyakit-berpusat ke pendekatan yang berpusat-pasien dan pindah praktek keperawatan di
luar pasien untuk memasukkan mengurus keluarga dan orang tua Care nya Pasien Penilaian
Evaluasi metode untuk mengevaluasi perawatan kesehatan sekarang standar bagi bangsa ini

4.2 Teori Faye Glenn Abdellah

Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al ( 1960 ) meliputi


pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik,
emosi, intelektual, sosial, dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan
pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dalam hubungan
interpersonal, psikologi, pertumbuhan, dan perkembangan manusia,komunikasi dan sosiologi,
juga pengetahuan tentang ilmu-ilmudasar dan ketrampilan keperawatan tertentu. Perawat
adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan.
Perawat merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual yang mungkin
terjadi dalam bidang-bidang berikut ini:
1. Kenyamanan, kebersihan, dan keamanan
2. Keseimbangan fisiologi.
3. Faktor-faktor psikologi dan social
4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.
Dr. Sebagai perawat pertama dan wanita pertama untuk melayani sebagai Deputi
Surgeon General , Abdellah dikembangkan materi pendidikan di daerah banyak kunci
kesehatan publik, termasuk AIDS, kekerasan, cacat mental, perawatan rumah sakit, berhenti
merokok, alkoholisme, dan kecanduan obat. Dia telah membantu mengubah teori
keperawatan, asuhan keperawatan dan pendidikan keperawatan dan sebagai akibatnya
dinobatkan menjadi The National Women's Hall of Fame pada tahun 2000.
Bertahun-tahun kemudian, pada tanggal 6 Mei 1937,yang berbahan bakar hidrogen
Jerman , New Jersey, di mana tahun Abdellah 18 dan keluarganya kemudian hidup, dan
Abdellah dan adiknya berlari ke tempat kejadian untuk membantu. Dalam sebuah wawancara
dengan seorang penulis untuk muka Perawat, Abdellah bercerita: "Saya bisa melihat orang
melompat dari zeppelin dan aku tidak tahu bagaimana merawat mereka, sehingga itulah aku
bersumpah bahwa saya akan belajar menyusui."
Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dari Fitkin Memorial Hospital School of
Nursing (sekarang Ann Mei School of Nursing). Pada tahun 1940, ini sudah cukup untuk
berlatih menyusui, tapi Abdellah percaya bahwa asuhan keperawatan harus didasarkan pada
penelitian, bukan jam perawatan. Dia melanjutkan untuk mendapatkan tiga derajat dari
Columbia University: sarjana di bidang ilmu keperawatan tahun 1945, gelar master seni di
fisiologi pada tahun 1947 dan seorang dokter derajat pendidikan pada tahun 1955.
Dengan pendidikan lanjutan nya, Abdellah bisa memilih untuk menjadi dokter.
Namun, seperti ia menjelaskan dalam dirinya muka untuk wawancara Perawat, "Aku tidak
pernah ingin menjadi MD karena aku bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan di
keperawatan, yang merupakan profesi yang peduli. Sebagai seorang perawat berlatih,
Abdellah berhasil klinik perawatan primer di Yayasan Pendidikan Anak di New York City
dan mengelola lantai ginekologi pada Universitas Columbia Presbyterian Medical Center.

4.2 Berubah Perawatan Profesi


Abdellah kemudian menjadi instruktur perawat dan peneliti dan membantu mengubah
fokus profesi dari penyakit terpusat untuk pasien berpusat. Dia memperluas peran perawat
untuk memasukkan mengurus keluarga dan orang tua. Dia diteliti keperawatan praktek dan
mengajar metode penelitian dan teori di beberapa universitas, termasuk sekolah di
Washington, Colorado, Minnesota, dan South Carolina. Dia juga memegang beberapa posisi
administrasi fasilitas medis. Pada tahun 1993 ia mendirikan dan menjabat sebagai dekan
pertama dari Graduate School of Nursing di Universitas berseragam Pelayanan Kesehatan
Sciences di , Maryland.
Pekerjaan mengajar pertama Abdellah adalah di Yale University School of Nursing,
di mana dia bekerja ketika dia berusia awal dua puluhan. Pada waktu itu ia diminta untuk
mengajar kelas yang disebut "120 Prinsip Praktek Keperawatan," menggunakan buku teks
standar keperawatan diterbitkan oleh Liga Nasional untuk Keperawatan." Buku ini mencakup
pedoman yang tidak memiliki dasar ilmiah dan, sebagai Abdellah Maura S. McAuliffe
mengatakan dalam sebuah wawancara untuk Gambar: "Mereka siswa Yale hanya brilian dan
menantang saya untuk menjelaskan mengapa mereka diharuskan untuk mengikuti prosedur
tanpa mempertanyakan ilmu di belakang mereka. Setelah setahun Abdellah menjadi begitu
frustrasi bahwa ia mengumpulkan rekan-rekannya di halaman Yale dan membakar buku
pelajaranKeesokan paginya dekan sekolah mengatakan bahwa dia harus membayar untuk
teks hancur. Butuh waktu satu tahun untuk Abdellah untuk melunasi utang, tapi dia tidak
pernah menyesali perbuatannya " Ketika dia mengatakan Image: "Dari 120 prinsip yang saya
diminta untuk mengajar, aku benar-benar menghabiskan sisa hidupku yang mengajar, karena
itu mulai saya di jalan panjang dalam mengejar dasar ilmiah dari praktek kita. "
Abdellah adalah penganjur program gelar untuk menyusui. program Diploma, ia
percaya, tidak pernah dimaksudkan untuk mempersiapkan perawat di tingkat profesional.
Perawatan pendidikan, ia berpendapat, harus didasarkan pada penelitian, dia sendiri menjadi
salah satu yang pertama dalam perannya sebagai seorang pendidik untuk fokus pada teori dan
penelitian studi pertama gadis itu , mereka hanya menjelaskan situasi. Seperti karirnya
berkembang, penelitiannya berevolusi untuk mencakup fisiologi, kimia, dan ilmu perilaku.
Pada tahun 1957 Abdellah memimpin tim riset di Manchester, Connecticut, yang
membentuk untuk apa yang dikenal sebagai perawatan pasien progresif. Dalam kerangka ini,
pasien perawatan kritis dirawat di unit perawatan intensif, diikuti oleh transisi untuk
perawatan segera, dan kemudian perawatan di rumah. Dua segmen pertama dari program
perawatan terbukti sangat populer dalam profesi. Abdellah juga dikreditkan dengan
mengembangkan diuji terlebih dahulu secara nasional karyanya di Manchester.
Tahap ketiga dari persamaan perawatan pasien progresif - perawatan di rumah - tidak
diterima secara luas di pertengahan abad kedua puluh. " Abdellah dijelaskan dalam
wawancara Image bahwa "ke depan orang pendek pada waktu itu terus perawatan rumah
mengatakan akan berarti memiliki pembantu (perawat) di home semua orang. Mereka tidak
bisa memahami bahwa perawatan di rumah dengan perawat mengajar perawatan diri akan
menjadi cara untuk membantu pasien kembali fungsi independen. Empat puluh tahun
kemudian perawatan di rumah telah menjadi bagian penting dari perawatan kesehatan jangka
panjang.

4.3 Didirikan Standar


Di lain inovasi dalam bidangnya, Abdellah mengembangkan Penilaian Pasien Care
Evaluasi (PACE), sistem standar yang digunakan untuk mengukur kualitas relatif dari
fasilitas pelayanan kesehatan individu yang masih digunakan dalam industri perawatan
kesehatan ke abad ke-21. Dia juga salah satu orang pertama dalam industri perawatan
kesehatan untuk mengembangkan sebuah sistem klasifikasi untuk perawatan pasien dan
catatan pasien-oriented. Klasifikasi sistem telah berevolusi dengan cara yang berbeda dalam
dalam industri kesehatan, dan pekerjaan Abdellah adalah dasar dalam pengembangan bentuk
yang paling banyak digunakan: kelompok Diagnostik terkait, atau DRGs. yang menjadi
sistem pengkodean standar yang digunakan oleh Medicare, mengkategorikan pasien sesuai
dengan diagnosa primer dan sekunder tertentu. Sistem ini membuat biaya perawatan
kesehatan turun karena setiap kode meliputi jumlah maksimum Medicare akan membayar
untuk diagnosis tertentu atau prosedur, sementara juga mempertimbangkan usia pasien
rekening dan lama tinggal di dalam fasilitas perawatan kesehatan. Penyedia diberi untuk
menjaga harga turun karena mereka hanya menyadari keuntungan jika biaya kurang dari
jumlah yang ditentukan oleh kategori DRG relevan.
Selain mengarah ke sistem DRG, kerja Abdellah dengan klasifikasi telah berperan
dalam pengembangan terus menerus dari sistem klasifikasi internasional untuk praktek
keperawatan." Saat ia dijelaskan dalam Gambar, "Ada upaya besar yang berkelanjutan untuk
mengembangkan klasifikasi internasional untuk praktek keperawatan - memberikan kerangka
pemersatu untuk menyusui. Untuk"

4.4 Bertugas di Militer


Abdellah melayani selama 40 tahun di US Public Health Service (PHS) Ditugaskan
Corps, sebuah cabang militer. Dia menjabat aktif bertugas selama Perang Korea dan petugas
perawat pertama yang mencapai peringkat laksamana belakang dua-bintang. Perang nya di
luar pekerjaan, sebagai perawat kesehatan masyarakat, fokus banyak perhatiannya pada
perawatan pada lansia. Dia adalah salah satu yang pertama untuk berbicara tentang
keperawatan gerontological, untuk melakukan penelitian di daerah itu, dan mempengaruhi
kebijakan publik tentang panti jompo. Selama tahun 1970-an ia bertanggung jawab untuk
menetapkan standar keperawatan-rumah di Amerika Serikat. Abdellah diperiksa di rumah
jompo dengan membuat kunjungan dan berkeliaran di seluruh fasilitas pemeriksaan daerah
pengunjung jarang melihat. Dia menemukan banyak bahaya kebakaran dan juga menemukan
bahwa hal itu seringkali sulit untuk menelusuri kepemilikan rumah jompo. Abdellah's tidak
disambut, bahkan oleh papan perizinan dibebankan dengan mencari keluar untuk pasien usia
lanjut mereka, dan beberapa negara dilarang Abdellah dan lain-lain dari melakukan
kunjungan tanpa pemberitahuan.
Abdellah telah sering menyatakan bahwa ia percaya perawat harus lebih terlibat
dalam diskusi kebijakan publik tentang peraturan panti jompo." Saat ia
berkata Gambar, "sikap umum kami adalah membiarkan orang lain yang melakukannya. Kita
perlu membuat terobosan di negara, negara, dan wilayah sebelum kita bisa sampai ke tingkat
federal. Lalu kita bisa memiliki lebih dari suara di tingkat nasional. Saya yakin bahwa jika
kita ingin memiliki efek pada legislator, cara yang paling penting adalah untuk mendapatkan
perawat ditugaskan sebagai rekan kongres ... 'mereka' adalah orang-orang yang benar-benar
rancangan undang-undang. "
Pada tahun 1981 US Surgeon General C. Everett Koop bernama Abdellah umum
wakil ahli bedah, membuat perawat pertama dan wanita pertama yang menjabat posisi
tersebut. Dia melayani di bawah dokter bedah umum AS selama delapan tahun dan pensiun
dari militer pada tahun 1989. Sebagai ahli bedah umum deputi, itu adalah tanggung jawab
Abdellah untuk mendidik orang Amerika tentang masalah kesehatan masyarakat, dan ia
bekerja tekun di bidang AIDS, perawatan rumah sakit, merokok, alkohol dan kecanduan obat,
mental , dan kekerasan.
Dalam posisi pemerintah nya, Abdellah juga terus usahanya untuk meningkatkan
kesehatan dan keselamatan Amerika lanjut usia. Dia disiapkan dan didistribusikan
serangkaian selebaran yang dirancang untuk menginformasikan orang tentang Alzheimer's
disease, , penggunaan obat-obatan aman, , tekanan darah tinggi, dan ancaman terhadap
kesehatan lansia. Di bawah bimbingan nya, PHS juga bekerja sama dengan dokter untuk
membuat mereka sadar akan penelitian terbaru tentang isu-isu kesehatan tentang pasien yang
lebih tua. Misalnya, dokter yang memperingatkan bahwa dosis obat biasa mungkin tidak
sesuai untuk pasien lanjut usia.
4.5 Kontribusi Internasional
Sebagai seorang konsultan dan pendidik, Abdellah berbagi teori keperawatan nya
dengan perawat di seluruh dunia. Dia memimpin seminar di Perancis, Portugal, Israel,
Jepang, Cina, Selandia Baru, Australia, dan bekas. Dia juga menjabat sebagai konsultan
penelitian untuk Organisasi Kesehatan Dunia. Dari perspektif global-nya, Abdellah belajar
untuk menghargai nontradisional dan perawatan medis dan mengembangkan keyakinan
perawatan non-Barat seperti penelitian ilmiah.
Abdellah telah menulis banyak artikel dalam jurnal-jurnal profesional serta beberapa
buku,termasuk Pengaruh Nurse Staffing pada kepuasan dengan Perawatan (1959),
Pendekatan yang berpusat Pasien untuk Perawatan (1960), Better Patient Care melalui
Perawatan Riset (1965, revisi 1986) , dan Intensive Care, Konsep dan Praktik Perawat
Spesialis Klinis (1969) Dia adalah penerima lebih dari 70 penghargaan dan gelar kehormatan
dan merupakan sesama dari American Academy of Nursing. Abdellah ditunjuk untuk
menjadi Keperawatan Hall of Fame di Columbia University pada tahun 1999.
Pada tahun 2000 Abdellah dinobatkan menjadi National Women's Hall of Fame di
Seneca, New York. Selama Hall of Fame pidato induksi nya, Abdellah berkata, "Kami tidak
bisa menunggu dunia untuk berubah ... Mereka dari kita. Dengan kecerdasan, tujuan, dan visi
harus memimpin dan mengubah dunia. Mari kita maju bersama! ... Aku janji tidak pernah
beristirahat sampai pekerjaan saya telah selesai! "
Abdellah's Typology of 21 Nursing Problems: Abdellah's Tipologi 21 Masalah Perawatan:
1. Untuk meningkatkan kebersihan dan kenyamanan fisik
2. Untuk mempromosikan aktivitas yang optimal, olahraga, istirahat, dan tidur
3. Untuk mempromosikan keselamatan melalui pencegahan kecelakaan, cedera, atau
trauma lain dan melalui pencegahan penyebaran infeksi
4. Untuk menjaga mekanika tubuh yang baik dan mencegah dan benar deformitas
5. Untuk memudahkan pengurusan suatu pasokan oksigen ke semua sel
6. Untuk memudahkan pemeliharaan gizi dari semua sel tubuh
7. Untuk memudahkan pemeliharaan eliminasi
8. Untuk memudahkan pemeliharaan dan keseimbangan cairan elektrolit
9. Untuk mengetahui respon fisiologis dari tubuh untuk kondisi penyakit
10. Untuk memudahkan pemeliharaan mekanisme peraturan dan fungsi
11. Untuk memudahkan pemeliharaan fungsi sensor
12. Untuk mengidentifikasi dan menerima ekspresi positif dan negatif, perasaan, dan
reaksi
13. Untuk mengidentifikasi dan menerima keterkaitan emosi dan penyakit organik
14. Untuk memudahkan pemeliharaan komunikasi verbal dan nonverbal efektif
15. Untuk mendorong perkembangan hubungan interpersonal yang produktif
16. Untuk memudahkan kemajuan menuju pencapaian tujuan rohani pribadi
17. Untuk membuat dan memelihara lingkungan terapeutik
18. Untuk memfasilitasi kesadaran diri sebagai seorang individu dengan berbagai,
emosional, dan perkembangan kebutuhan fisik
19. Untuk menerima tujuan mungkin optimal mengingat keterbatasan fisik dan
emosional
20. Untuk menggunakan sumber daya masyarakat sebagai bantuan dalam menyelesaikan
masalah yang timbul dari penyakit
21. Untuk memahami peran masalah sosial sebagai faktor yang mempengaruhi dalam
penyebab penyakit.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Model konsep dan teori menurut Florance nightingle adalah sebagai focus asuhan
keprawatan,dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keprawatan dan kedokteran.Inti konsep florance
nightingle adalah pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan,terdiri dari
lingkungan fisik,lingkungan psikolog,,dan lingkungan social.

Inti dari semua teori kepawatan adalah ketrampilan yang seorang perawat harus miliki ialah:

1.Status pengamatan,status kesehatan

2.Ketrampilan komunikasi

3.Aplikasi pengetahuan

4.pengajaran pasien dan keluarga

5.perencanaan dan organisasi kerja

6.penggunaan bahan-bahan sumber daya

7.Penggunaan sumber daya personil

8.Pemecah masalah

9.Arah pekerjaan ke orang lain

10.prosedur perwatan

Model konsep dan teori menurut peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lainyg menggunakan dasar hubungan antar manusia dengan
4 komponen sentral yaitu=klien,perawat,sumber kesulitan dan proses interpersonal.Pada
awalnya,peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik
keprawatan “Custodial Care”,sehingga sebagai perawat jiwa,melalui tulisannya ia
mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keprwatan.

Model konsep dan teori menurut faye glenn abdella menggambarkan orang
memiliki,emosinal,dan sosiologi kebutuhan fisik.Konsep abdellah kesehatan mungkin
didefinisikan sebagai pola dinamis berfungsi dimana ada interaksi dilanjutkan dengan
kekuatan-kekuatan internal dan eksternal yg optimal dalam penggunaan sumber daya.Abdella
menggambarkan lebih lanjut ide-idenya,fokus pelayanan keprawatan jelas individu.

DAFTAR PUSTAKA

www.currentnursing.com/nursing_theory/interpersonal_theory.html

Anda mungkin juga menyukai