Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PERAWATAN JENAZAH SECARA ISLAM DAN MEDIS ”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing :

Dr. KH. Hefny Rozaq, Mpd

Disusun oleh :

FADILATUS SIRIAH

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS NURUL JADID

PRODI STUDI DIII KEBIDANAN

PAITON - PROBOLINGGO

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka kami
disini dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Perawatan jenazah
secara islam dan medis.
Penulisan makalah adalah salah satu tugas mata kuliah Pendidikan agama
islam. Dalam penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun penyampaian materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis belum maksimal. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Penulis makalah ini menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Pendidik mata kuliah Pendidikan agama islam kami,bapak
Hefny Rozaq. yang telah membimbing dan mengarahkan bagaimana seharusnya
makalah ini dibuat.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, serta makalah ini dapat menjadi manfaat bagi
pembaca. Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Paiton, 15 Oktober 2019

1
PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB IS.PENDAHULUAN......................................................................................1

A...........................................................................................Latar Belakang
.....................................................................................................................1
B......................................................................................Rumusan Masalah
.....................................................................................................................1
C.........................................................................................................Tujuan
.....................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................3

A......................................................................................Pengertian jenazah
.....................................................................................................................3
B................................................Perawatan jenazah secara islam dan medis
.....................................................................................................................6

BAB III. PENUTUP...............................................................................................10

A................................................................................................Kesimpulan
...................................................................................................................10
B...........................................................................................................Saran
...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................1BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ruang lingkup agama Islam, orang Islam yang hidup disyariatkan
dan dituntut untuk menyelesaikan orang muslim yang meninggal dunia, baik
masih anak kecil maupun orang dewasa, laki-laki maupun perempuan. Dalam
hal ini, orang yang menyelesaikan dan menshalati jenazah harus memenuhi
syarat-syarat sebagaimana yang di syaratkan dalam shalat-shalat lainnya.
Islam memiliki peradaban yang nyata dengan agama-agama lain di muka
bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur
hubungan manusia sang Kholik-Nya dan alam Surga, namun islam memiliki
aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif,harmonis yang jelas,
dan logis. Salah satu kelebihan islam yang akan di bahas dalam makalah ini
tentang perihal perspekstif islam dalam mengajarkan tata cara menyelesaikan
jenazah, yang seringkali masyarakat awam kurang mengetahui tentang aturan-
aturan serta tata cara menyelesaikan jenazah dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Pengetian jenazah?
2. Perawatan jenazah secara islam dan medis?

C. Tujuan

Mempelajari dan memahami sejarah perkembangan pelayanan dan


pendidikan kebidanan yang terjadi dalam lingkup internasional. Tujuan
penelitin haruslah sangat jelas guna menempuh arah sasaran yang tepat .
Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengetian jenazah


2. Untuk mengetahui Perawatan jenazah secara islam dan medis

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian jenazah

Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah orang yang telah meninggal dunia.

B. perawatan jenazah secara islam dan medis


1. Perawatan jenazah secara islam
a) Pengertian perawatan jenazah secara islam
merawat janazah ialah Menyelesaikan atau Prosesi akhir
sebelum mengubur janazah. Berkaitan dengan masalah perawatan
jenazah, ada 4 kewajiban terhadap jenazah yang mesti dilakukan
oleh orang yang hidup. Empat hal ini dihukumi fardhu kifayah,
artinya harus ada sebagian kaum muslimin yang melakukan hal ini
terhadap mayit. Jika tidak, semuanya terkena dosa.
Empat hal yang mesti dilakukan terhadap mayit oleh yang
hidup adalah:
1) Memandikan
2) Mengkafani
3) Menshalati
4) Mengkubur
b) Dasar dan Hukum Merawat Jenazah
:‫ ا عمران‬.‫كل نفس ذائقت الموتطوانا توفون اجوركم يوم القيمة‬
١٨٥

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya


pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka
sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(Ali Imran: 185).

 Hukum Merawat Janazah


Perawatan jenazah ada empat hal, hukumnya fardhu
kifayah(bila tidak ada seorang pun dari penduduk desa atau kota

16
yang melaksanakannya maka semuanya berdasa). Keempat hal
itu adalah:
1. Memandikan Mayit
2. Mengkafani
3. Menshalati
4. Menguburkan
Sedangkan yang berkewajiban melakukan perawatan
pada mayit adalah wali mayit, yaitu orang yang mempunyai
tanggung jawab terhadap mayit di mana dia berada. Semisal
anak pondok meninggal, maka wali mayitnya adalah pengurus
pondok. Juga setiap orang yang mengetahui atau menyangka
tentang kematiannya. Bila yang mengetahui hanya satu orang,
maka bagi dia fardhu ‘ain hukumnya.
1. Memandikan Jenazah
Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah
adalah sebagai berikut:
 Kapas

 Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan

 Sebuah spon penggosok

 Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur

barus – Spon-spon plastik

 Shampo

 Sidrin (daun bidara)

 Kapur barus

 Masker penutup hidung bagi petugas

 Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum

dimandikan

1
 Air Pengusir bau busuk dan Minyak wangi Daun Sidr

(Bidara).

2. Mengkafani Jenazah
a) Kain Kafan Harus sudah Siap setelah
Memandikan Jenazah
Mengkafani jenazah hukumnya wajib dan hendaklah
kain kafan tersebut dibeli dari harta si mayit. Hendaklah
didahulukan membeli kain kafannya dari melunaskan
hutangnya,menunaikan wasiatnya dan membagi harta
warisannya. Jika si mayit tidak memiliki harta, maka
keluarganya boleh menanggungnya.
b) Mengkafani Jenazah
Dibentangkan tiga lembar kain kafan, sebagiannya di
atas sebagian yang lain. Kemudian didatangkan jenazah
yang sudah dimandikan lalu diletakkan di atas lembaran-
lembaran kain kafan itu dengan posisi telentang. Kemudian
didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum) dan
kapas. Lalu kapas tersebut dibubuhi parfum dan diletakkan
di antara kedua pantat jenazah, serta dikencangkan dengan
secarik kain di atasnya (seperti melilih popok bayi).
Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum
diletakkan di atas kedua matanya, kedua lubang hidungnya,
mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat
sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak
tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak
kakinya, dan juga pada kedua lipatan ketiaknya, kedua
lipatan lututnya, serta pusarnya. Dan diberi parfum pula
antara kafan-kafan tersebut, juga kepala
jenazah.Selanjutnya lembaran pertama kain kafan dilipat

16
dari sebelah kanan dahulu, baru kemudian yang sebelah kiri
sambil mengambil handuk/kain penutup auratnya.
Menyusul kemudian lembaran kedua dan ketiga, seperti
halnya lembaran pertama. Kemudian menambatkan tali-tali
pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulunglah
lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar
tidak lepas ikatannya dan dilipat ke atas wajahnya dan ke
atas kakinya (ke arah atas). Hendaklah ikatan tali tersebut
dibuka saat dimakamkan. Dibolehkan mengikat kain kafan
tersebut dengan enam utas tali atau kurang dari itu, sebab
maksud pengikatan itu sendiri agar kain kafan tersebut tidak
mudah lepas (terbuka).
3. Menshalatkan Jenazah
Shalat jenazah, dilakukan dengan empat kali takbir.
Setelah takbir pertama, membaca surat Al-Fatihah. Bila
ditambah dengan membaca surat pendek lainnya atau
dilanjutkan dengan membaca satu atau dua ayat, hal ini
baik dan tidak apa-apa. Sebab ada hadits shahih yang
menyatakan hal tersebut sebagaimana diriwa-yatkan Ibnu
Abbas radhiallahu 'anhu. Kemudian bertakbir kedua dan
membaca shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam sama seperti dalam tasyahhud. Kemudian
bertakbir ketiga dan membaca do'a:
"Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan orang
yang mati di antara kami, orang yang hadir dan orang yang
tidak hadir di antara kami, orang yang muda dan orang yang
dewasa di antara kami, yang laki-laki dan perempuan di
antara kami.Ya Allah orang yang Engkau hidupkan di antara
kami, hendaklah Engkau hidupkan dia atas ke-Islaman, dan

1
orang yang Engkau wafatkan di
antara kami,hendaklah Engkau wafatkan dia atas keimanan.
Kemudian bertakbir yang keempat dan selanjutnya
bersalam satu kali saja ke sebelah kanan. Disunnahkan
untuk mengangkat kedua tangan untuk setiap kali takbir.
Bila yang meninggal masih kanak-kanak, maka
sebagai ganti dari permohonan ampun yang ada dalam do'a
di atas, dibaca do'a berikut:
"Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan pahala
bagi kedua orangtuanya, sebagai pemberi syafaat yang
diterima. Ya Allah, beratkanlah dengannya timbangan amal
baik kedua (orangtua)nya, besarkanlah pahala keduanya,
dan kumpulkan dia dengan orang-orang mu'min shalih yang
terdahulu. Jadikanlah dia berada dalam asuhan Ibrahim
'alaihis salam dan selamatkanlah dia dengan rahmatMu dari
siksa Neraka."
Disunnahkan bagi yang menjadi imam shalat
jenazah berdiri sejajar dengan kepala bila jenazahnya laki-
laki, dan berdiri di tengah bila jenazahnya perempuan.
Bila jenazah yang dishalatkan lebih dari satu maka
yang ada di depan imam adalah jenazah laki-laki dewasa
dan jenazah perempuan dewasa posisinya setelah kiblat.
Bila ditambah dengan jenazah anak-anak, maka jenazah
anak laki-laki didahulukan atas jenazah perempuan, lalu
jenazah anak perempuan. Posisi kepala anak laki-laki
sejajar dengan kepala jenazah laki-laki dewasa dan
pertengahan jenazah perempuan dewasa sejajar dengan
kepala laki-laki dewasa. Begitu pula anak perempuan, posisi
kepalanya

16
sejajar dengan kepala perempuan dewasa.Posisi makmum s
emuanya di belakang imam, kecuali bila ada seorang
makmum yang tidak mendapatkan tempat di belakang
imam, dia boleh berdiri di samping kanannya.
4. Menguburkan Jenazah
Disunnahkan menyegerakan mengusungnya ke
pemakaman tanpa harus tergesa-gesa. Bagi para pengiring,
boleh berjalan di depan dan belakang janazah, di samping
kanan atau kirinya. Semua cara ada tuntunannya dalam
sunnah Nabi. Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk
sebelum jenazah diletakkan, sebab Rasulullah shallallahu
‘alaihi wassalam telah melarangnya.

Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasa


d si mayit terjaga dari jangkauan binatang buas, dan
agar baunya tidak merebak keluar.Lubang kubur yang dile
ngkapi liang lahad lebih baik dari pada syaq. Dalam
masalah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam
bersabda:

“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin),


sedangkan syaq bagi selain kita (non muslim).” (HR. Abu
Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani
dalam “Ahkamul Janaaiz” hal. 145)

2. Perawatan jenazah secara medis

1
1. Pengertian perawatan jenazah secara medis

Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah mening


gal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk di perlihatkan
pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah dan melakukan dispo
sisi (penyerahan) barang-barang milik klien.

Perawatan jenazah

 Mempersiapkan alat dan bahan


 Memeriksa kembali Kasa/Verban, sarung tangan
bersih, pads, kapas secukupnya, plastik jenazah/pembu
ngkus jenazah, plester penahan untuk menutup luka
(bila ada luka), bengkok 1 buah, diatas troli bagian atas.
 Para petugas Memakai sarung tangan

Perawatan Jenasah

 Tempatkan tubuh dalam posisi supinasi


 Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih,
bersihkan area tubuh yang terdapat kotoran seperti darah,
feces, atau muntahan. Jika kotoran terjadi pada area rectum,
uretra atau vagina, letakan kassa untuk menutup tiap lubang
dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran
lebih lanjut. Setelah kematian, sfingter otot relaks,
menyebabkan inkontinensia feces dan urin.
 Tutup mata, dapat menggunakan kapas yang secara
perlahan ditutupkan pada kelopak.
 Mata di plester jika mata tidak tertutup
 Lalu tutup semua lubang yang yang ada di tubuh
jenazah
 Setelah itu di bawah dagu jenazah di kasih kasa dan
lalu ambil lagi kasa yang lebih panjang terus ikatkan dari
dagu sampai ke atas kepala jenazah
 Luruskan badan, dengan lengan menyilang tubuh
pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen. Atau
telapak tangan menghadap kebawah.

16
 Diantara lutut kanan dan lutut kiri jenazah di kasih
kasa lalu ambil kasa yang lebih panjang setelah itu ikatkan
ke lutut jenazah
 Dan juga di antara jari jempol kanan dan jari jempol
kiri jenazah di kasih kasa dan ambil kasa yang lebih panjang
lalu ikatkan ke jari jempol jenazah dan
 Dan beri label identifikasi pada jenazah. Label
identitas dengan nama, umur, dan jenis kelamin, tanggal, no
RS, nomor kamar dan nama dokter. Sesuai dengan peraturan
RS, ikatan label identitas pada pergelangan tangan atau
pergelangan kaki atau plester label pada dada depan pasien.
 Letakan jenazah pada kain kafan sesuai dengan
peraturan RS. Ikatkan kasa/verban atau pengikat yang lain
dibawah dagu dan sekitar kepala untuk menjaga agar dagu
tetap tertutup. Kemudian, ikat pergelangan tangan bersama
menyilangkan diatas abdomen untuk menjaga lengan dari
jatuh dari brankar ketika jenazah diangkut ke kamar jenazah.
Letakan jenazah pada kain kafan. Lipat bagian 1 sudut
kebawah menutup kepala, diikuti bagian sudut ke 2 keatas
menutup kaki. Lipat bagian sudut 3 dan 4. Peniti atau plester
diperlukan untuk menjaga kain kafan pada tempatnya.
 Beri label pada bagian luar. Tandai identifikasi di
penitikan pada bagian luar kain kafan.

BAB III

PENUTUP

1
A. Kesimpulan

Dari uraian makalah diatas, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai


berikut :
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa
perawataan jenazah secara islam dan medis tidak jauh beda karna di dalam
pelaksanaannya terdapat tujuan yang sama.tetapi di dalam perawatan
jenazah secara medis terdapat tahap memandikan saja sedangkan
perawatan jenazah secara islam lengakap dari tahap memandikan sampai
menguburkan jenazah

B. Saran
Sebaiknya, kita harus mengetahui cara perawatan jenazah secara islam dan
medis dan harus ikut serta dalam melakukan perawatan jenazah Sedangkan
bagi kita pihak medis hendaknya melakukan perawatn jenazah dengan sebaik
mungkin sesuai dengan syariat agama islam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Margiono ,M.Pd dkk . 2007. Pendidikan Agama Islam Smk Kelas XI. Ghalia
Indonesia, Jakarta

Notoadmojo, S. Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: PT. Rhineka Cipta. 2010.

Anda mungkin juga menyukai