*E-mail: yuhanti_rkz@yahoo.com
Abstrak
Sistem kredensial dengan pembatasan kewenangan klinik berbasis profesionalisme bertujuan menjamin akuntabilitas
tenaga profesional keperawatan dan memastikan bahwa pasien mendapatkan layanan yang aman. Sistem ini
disosialisasikan melalui “Lokakarya Penetapan Kewenangan Klinik” yang menggunakan metode pembelajaran inovatif
dalam bentuk simulasi. Simulasi merupakan bentuk yang belum umum digunakan untuk sosialisasi walaupun sangat
bermanfaat sebagai metode pemelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas Lokakarya Penetapan
kewenangan klinik dengan metode simulasi sebagai bentuk sosialisasi sistem kredensial bidang keperawatan dalam
meningkatkan pengetahuan peserta. Metode yang digunakan adalah pretest and posttest without control. Sebelum dan
sesudah lokakarya, pengetahuan partisipan diukur dengan test tentang sistem kredensial. Hasil pre test dan post test
dianalisis dengan uji t berpasangan. Penelitian ini menemukan adanya perbedaan bermakna antara pengetahuan pre test
dan post test, artinya lokakarya penetapan kewenangan klinik dengan metode simulasi efektif menyosialisasikan sistem
kredensial. Metode simulasi dapat digunakan untuk melengkapi metode yang sebelumnya dilakukan dalam rangka
sosialisasi sistem kredensial.
Kata kunci: lokakarya penetapan kewenangan klinik, simulasi, sistem kredensial, sosialisasi
Abstract
Simulation of Determination Clinical Authority Effectiveas Dissemination Tool the System Credentials Nursing
Profession. The credentialing system with the delineation of clinical privilege is based on the principles of
professionalism. It aims to ensure the accountability of nurses and patient safety. This system is introduced in
“Clinical Privilege Workshop” which used simulation as learning approach. Because simulation is seldom used as
a tool to disseminate an innovation, this study aimed to test the effectiveness of simulation method to disseminate
credential system in nursing. This study used pretest and posttest without control. Before and after workshop,
participants’ knowledge was measured using a knowledge test related to credentialing system. Paired t -test was
used for the analysis. This study revealed there is a significant difference between the pre and post test, it means
Clinical Privilege Workshop with simulation effectively disseminates the credentialing system. Simulation methods
can be applied to complete methods existing used in order to support the dissemination of the nursing credential
system.
Pendahuluan
di rumah sakit. Pasien perlu dijamin mendapat
Salah satu upaya sebuah rumah sakit dalam layanan kesehatan aman sehingga dibutuhkan
menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk sistem untuk menjamin akuntabilitas tenaga
menjaga keselamatan pasien adalah dengan kesehatan di institusi kesehatan (Wachter, 2008).
menjaga standar dan kompetensi para staf yang Sistem kredensial menggunakan pembatasan
akan berhadapan langsung dengan para pasien kewenangan klinik berbasis profesionalisme
dilakukan untuk memastikan setiap pelayanan
Yuhanti, et al., Simulasi Penetapan Kewenangan Klinik Efektif sebagai Alat Sosialisasi 191
Intervensi penelitian berupa lokakarya penetapan Persetujuan etik penelitian ini didapatkan dari
kewenangan klinik dengan metode simulasi. Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Semua
Pada lokakarya tersebut, peserta mendapatkan peserta mendapat penjelasan tentang tujuan,
informasi tentang penetapan kewenangan klinik. prosedur, dan manfaat penelitian, dan dimintai
Selain itu juga mendapat kesempatan melakukan persetujuan tertulis sebelum mengikuti penelitian.
simulasi langsung tentang proses kredensial Selama proses pengambilan data, kerahasiaan
dan belajar dari pengalaman tersebut. Simulasi responden tetap dijaga dengan tidak mencantum-
dilakukan secara berkelompok. Peserta berperan kan nama dan identitas lain dalam lembar test.
sebagai mitra bestari yang bertugas mengkaji
permohonan kewenangan klinis dari staf ke- Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum
perawatan dan memberikan rekomendasi kepada dan sesudah lokakarya. Alat ukurnya berupa tes
komite keperawatan. Format kewenangan klinik pengetahuan tentang sistem kredensial berbentuk
dan buku putih yang telah dirancang oleh pertanyaan tertutup sebanyak 20 buah. Contoh
Komite Keperawatan RS Katolik St. Vincentius pertanyaan dalam alat ukur tersebut dapat dilihat
a Paulo, Surabaya digunakan sebagai instrumen. di Tabel 2. Peserta diminta untuk memilih benar
Peserta merefleksikan proses kredensial, serta atau salah untuk setiap pernyataan. Jawaban
mendiskusikan lebih lanjut apakah instrumen benar diberi kode 1 dan jawaban yang salah
diberi kode 0. Data yang didapat berupa total
skor dari seluruh jawaban benar, selanjutnya data
dianalisis dengan paired t-test untuk mengetahui responden berdasarkan tingkat pendidikan, masa
perbedaan rerata yang bermakna dari nilai pre kerja dan asal daerah dideskripsikan dalam
test dan post test. Tabel 3 dan 4.
Tingkat pendidikan
D3 18 26,1
S1 41 59,4
S2 10 14,5
Masa kerja
2 – 5 th 2 2,89
6 – 10 th 5 7,24
12 – 20 th 37 53,62
21 – 30 th 22 31,86
31 – 40 th 3 4,43
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Daerah Asal
Temuan ini sejalan dengan yang tertulis pada Secara teoritis, metode simulasi memberikan
literatur terdahulu tentang metode simulasi kesempatan bagi peserta didik untuk memainkan
baik yang berupa bukti empiris (Cant & sehingga dapat memperoleh pengetahuan, sikap,
Cooper, 2010; Gijbels, et al., 2013; Hovancsek, dan keterampilan. Proses pemelajaran dengan
2007) maupun yang berupa tinjauan teoritis metode simulasi ini juga membuat peserta didik
(Aggarwal, et al., 2010; Yardley, Teunissen, lebih aktif karena peserta dapat merasakan
& Dornan, 2012). Secara empiris, efektifitas sendiri dengan melibatkan inderanya sebanyak
metode simulasi telah dilaporkan pada ber- mungkin memainkan peran dalam menyimulasi-
bagai proses pendidikan bagi tenaga kesehatan, kan suatu keadaan (Wawan, 2010). Metode
misalnya penggunaan manekin atau alat peraga simulasi juga membawa peserta didik dalam
dalam meningkatkan kemampuan keterampilan memahami situasi yang mendekati kenyataan.
klinis (Cant & Cooper, 2010) atau dalam pen- Dilihat dari sisi kebutuhan sosialisasi, metode
didikan keperawatan dan kebidanan (Gijbels, simulasi tidak hanya membantu pemahaman
et al., 2010). Menurut Kriz (2003), simulasi tentang proses kredensial, namun juga men-
permainan yaitu salah satu varian metode dukung implementasi dalam tatanan nyata. Hal
simulasi memberikan pengalaman belajar yang ini karena dalam proses pembelajaran peserta
berorientasi pada masalah dan memperkaya seolah-olah dihadapkan pada situasi kredensial
budaya dan struktur organisasi yang ada sesungguhnya. Selain itu, metode simulasi dapat
sebelumnya yang selanjutnya ini akan ber- mengembangkan kreativitas peserta karena
kontribusi pada proses organiasi yang lebih melalui simulasi peserta diberikan kesempatan
besar lagi. secara langsung memainkan proses kredensial
merekomendasi penetapan kewenangan klinik,
yang akhirnya dapat memperkaya pengetahuan, dilakukan penelitian lain yang berkaitan dengan
sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam efektifitas penerapan metode simulasi selain
aplikasi sistem kredensial keperawatan. pada aspek pengetahuan yang akan berpengaruh
terhadap implementasi sistem kredensial. Ke-
Pada penelitian ini juga memiliki beberapa siapan tenaga keperawatan terhadap sistem
keterbatasan. Pertama, penelitian ini tidak meng- kredensial juga memerlukan penelitian yang
gunakan kelompok kontrol sehingga peneliti bersifat operasional (INR, HR).
tidak dapat menyatakan dengan pasti atau
menggeneralisasi bahwa peningkatan pengetahu- Ucapan Terima Kasih
an semata-mata disebabkan intervensi yang
diberikan (Fraenkel & Wallen, 2010). Kedua, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada
variabel yang dinilai adalah variabel pengetahuan Komite Keperawatan RS Katolik St. Vincentius a
saja. Untuk memastikan adopsi proses kredensial Paulo, Surabaya dan para fasilitator serta
ini ke dalam institusi dibutuhkan penelitian partisipan lokakarya atas dukungannya dalam
lebih lanjut dengan memperhitungkan faktor- proses penelitian ini sejak awal hingga selesai.
faktor lain yang memengaruhi diterimanya
suatu inovasi dalam rumah sakit. Faktor Referensi
tersebut tidak diukur dalam penelitian. Kriteria
inklusi sample atau restriksi sampel juga tidak Aggarwal, R., Mytton, O.T., Derbrew, M., Hananel,
dilakukan pada penelitian ini. D., Heydenburg, M., Issenberg, B., & Reznick,
R. (2010). Training and simulation for patient
Efektifitas sebuah proses pemelajaran yang safety. Qual Safety Health Care, 19 (2 suppl),
i34–i43. doi:10.1136/qshc.2009.038 562.
menggunakan metode simulasi sebenarnya tidak
cukup hanya dinilai aspek pengetahuannya saja Blais, K.K., Hayes J.S., Kozier, B., & Erb, G.
melalui test tertulis. Tetapi bagaimanapun juga (2007). Praktik keperawatan profesional: Konsep
penelitian ini dapat menstimulasi penelitian & perspektif (Ed ke-4). (Y. Yuningsih, penerj.).
lainnya baik yang berkaitan dengan metode Buku asli diterbitkan tahun 2002. Upper Sadle
simulasi maupun sistem kredensial. River, NJ: Prentice Hall.