Anda di halaman 1dari 122

SKRIPSI

EFEKTIFITAS PEMBERIAN CAIRAN ANTISEPTIK PEMBERSIH


KEWANITAAN DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH
TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI
DI SMAN 1 BARAT KECAMATAN BARAT
KABUPATEN MAGETAN

Oleh:
TITIS ARUMDIKA
NIM: 201402049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
SKRIPSI

EFEKTIFITAS PEMBERIAN CAIRAN ANTISEPTIK PEMBERSIH


KEWANITAAN DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH
TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI
DI SMAN 1 BARAT KECAMATAN BARAT
KABUPATEN MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persayaratan dalam mencapai
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

TITIS ARUMDIKA
NIM : 201402049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018

ii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmannirrohim…
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,
Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan
kemudahan, kelancaran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita saya.
Saya persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh
hati, sekuat tenaga dan pikiran untuk orang yang saya cintai, saya sayang dan saya
kasihi. Untuk Bapak Samidi dan Ibu Siti R tersayang terimakasih sudah menjadi
orang tua yang sudah membimbingku tiada kata yang bisa menggantikan segala
sayang, usaha, perhatian, semangat yang telah diberikan kepada anakmu ini yang
telah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa. Untuk adik saya terima kasih
karena telah menjadi saudara, partner dan telah memberikan dukungan.
1. Untuk Bapak Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes dan Ibu Riska Ratnawati, S.KM.,
M.Kes, terimakasih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
2. Untuk Fitria Arif S, Sri Lestari, M. Rizkyanto dan Nendia Estika D
terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik selama ini dan memberikan
semangat, doa, motivasi dan ketulusan kalian. Tetap menjadi sahabat,
keluarga baru untuk kita.
3. Untuk sahabat perjuanganku (Adelia, Arum, Dinta, Kartya, Novela,
Alm.Riska) my partner skripsweet (Ocel, Pohan, Indah, Shahrul, Laksa, Puri,
Habib, Mas Nanda, Indra, Kohari) dan Anakonda Crew (Fitrotin, Desy, Anita,
Inten, Reni, Silda, Vrisca, Iin, Dyah) terima kasih atas bantuan kalian semua
yang mendukung, memberikan semangat sampai saat ini, terimakasih canda
tawa, tangis dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk
kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Allah selalu mengatur atas
apa yang harus dipertahankan, apa yang harus dipisahkan, apa yang harus
didapatkan dan apa yang harus dilepaskan. Semoga tetap menjadi keluarga.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Titis Arumdika

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 30 Maret 1996

Agama : Islam

Email :-

Riwayat Pendidikan :

 2000-2001 : TK Aisyiyah Barat

 2002-2008 : SDN Mangge 03 Barat

 2008-2011 : SMPN 02 Barat

 2011-2014 : SMAN 01 Jiwan

 2014- Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : Belum pernah kerja


ABSTRAK

Titis Arumdika
NIM 201402049

EFEKTIFITAS PEMBERIAN ANTISEPTIK PEMBERSIH


KEWANITAAN DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH
TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI
DI SMAN 1 BARAT KECAMATAN BARAT
KABUPATEN MAGETAN

Wanita Indonesia berpotensi mengalami keputihan, hal ini berkaitan erat


dengan kondisi cuaca lembab yang mempermudah wanita Indonesia mengalami
keputihan dan cuaca yang lembab mempengaruhi berkembangnya jamur.
Sedangkan untuk mengatasi keputihan dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pemberian
antiseptic pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih dengan kejadian
keputihan pada remaja siswi di SMA Negeri 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten
Magetan.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode Quasy Eksperiment
menggunakan Two group pre-test and post-test design. Populasi dalam penelitian
ini sejumlah 63 siswi, besar sampel yang digunakan sejumlah 42 responden.
Tehnik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Metode
pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Uji statistic yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Independent T-Test dengan α 0,05.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 yang
artinya ada perbedaan antara cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan air
rebusan daun sirih terhadap kejadian keputihan pada siswi di SMAN 1 Barat
Kecamatan Barat Kabupaten Magetan. Air rebusan daun sirih lebih efektif cairan
antiseptik pembersih kewanitaan.
Pemberian air rebusan daun sirih dapat mengurangi keputihan karena
kandungan antiseptik, anti jamur dan anti bakteri dapat membantu membunuh
kuman dan juga bakteri penyebab keputihan.

Kata kunci : Antiseptik pembersih kewanitaan, air rebusan daun sirih,


keputihan dan remaja
ABSTRACT

Titis Arumdika
201402049

THE EFFECTIVENESS OF ANTISEPTIC CLEANSING


FEMININITY WITH WATER BOILED BETEL LEAF WITH
OCCURRENCE
OF VAGINAL DISCHARGE ON FEMALE STUDENT
TEEN IN THE PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL 1 BARAT
BARAT SUBDISTRICT MAGETAN DISTRICT

Indonesian women potentially experienced vaginal discharge, it is closely


related to the humid weather conditions that make it easier for Indonesian women
to experienced vaginal discharge and humid weather affects the development of
fungi. While to overcome vaginal discharge can be with non pharmachological
therapy. The purpose of this study to determine the effectiveness of antiseptic
cleansing femininity with water boiled betel leaf with occurrence of vaginal
discharge on female student teen in the public senior high school 1 Barat Barat
Subdistrict Magetan District.
This research type is quantitatibe with Quasy Experiment method using two
group pre-test and post-test design. The population in this study were 63 female
students, the sample size was 42 respondents. The sampling technique used is
purposive sampling. Methods of data collection using questionnaires sheet. The
statistic test used in this study is an Independent T-Test with α 0.05.
The results of this study is known that the value of p value of 0,000 < 0,05,
which means there is a difference between antiseptic cleansing femininity with
water boiled betel leaf to occurrence of vaginal discharge on female student teen
in the public senior high school 1 Barat Barat Subdistrict Magetan District.
Water boiled betel leaf more affective antiseptic cleansing femininity liquid.
Giving water boiled betel leaf can reduce vaginal discharge because
antiseptic content, anti-fungal and anti-bacterial can help kill germs and also the
whitening bacteria.

Keywords : Antiseptic cleansing femininity, boiled water betel leaf, vaginal


discharge and teen
DAFTAR ISI

Sampul Depan...........................................................................................................i
Sampul Dalam..........................................................................................................ii
Lembar Persetujuan................................................................................................iii
Lembar Pengesahan................................................................................................iv
Halaman Pernyataan.................................................................................................v
Lembar Persembahan..............................................................................................vi
Daftar Riwayat Hidup............................................................................................vii
Abstrak..................................................................................................................viii
Abstract...................................................................................................................ix
Daftar Isi...................................................................................................................x
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Gambar.......................................................................................................xiv
Daftar Lampiran.....................................................................................................xv
Daftar Istilah.........................................................................................................xvi
Daftar Singkatan..................................................................................................xvii
Kata Pengantar....................................................................................................xviii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................7
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................7
1.4.2 Manfaat Praktisi....................................................................7
1.5 Keaslian Penelitian...........................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan.........................10
2.1.1 Pengertian Pembersih Kewanitaan.....................................10
2.1.2 Macam-macam Pembersih Kewanitaan..............................10
2.1.3 Akibat Pemakaian Antiseptik Kewanitaan.........................11
2.1.4 Faktor-Faktor Pemakaian Antiseptik Pembersih Kewanitaan...11
2.2 Konsep Daun Sirih..........................................................................12
2.2.1 Pengertian Daun Sirih.........................................................12
2.2.2 Botani Daun Sirih...............................................................12
2.2.3 Jenis-jenis Daun Sirih.........................................................13
2.2.4 Kegunaan Daun Sirih..........................................................14
2.2.5 Ramuan Daun Sirih.............................................................15
2.3 Konsep Keputihan..........................................................................15
2.3.1 Pengertian Keputihan..........................................................15
2.3.2 Macam-macam Keputihan..................................................16
2.3.3 Gejala Keputihan................................................................16
2.3.4 Penyebab Keputihan...........................................................17
2.3.5 Dampak Keputihan.............................................................20
2.3.6 Pencegahan Keputihan........................................................21
2.3.7 Penatalaksaan Keputihan....................................................21
2.4 Konsep Remaja...............................................................................22
2.4.1 Pengertian Remaja..............................................................22
2.4.2 Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya.............................23
2.4.3 Pemeliharaan Organ Reproduksi Remaja Perempuan........24
2.4.4 Perubahan Fisik Pada Remaja Putri....................................24
2.5 Konsep Reproduksi Wanita............................................................26
2.5.1 Anatomi Organ Reproduksi Wanita...................................26
2.5.2 Perawatan Organ Genetalia Eksternal................................29
2.6 Kerangka Teori...............................................................................31
2.6.1 Penerapan Kerangka Teori.................................................32
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep...........................................................................33
3.2 Hipotesis Penelitian........................................................................34
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian............................................................................35
4.2 Populasi dan Sampel.......................................................................36
4.2.1 Populasi...............................................................................36
4.2.2 Sampel................................................................................36
4.3 Kriteria Sampel...............................................................................37
4.4 Tehnik Sampling.............................................................................38
4.5 Kerangka Kerja Penelitian..............................................................39
4.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional................................40
4.6.1 Variabel Penelitian..............................................................40
4.6.2 Definisi Operasional Variabel............................................40
4.7 Instrumen Penelitian.......................................................................42
4.7.1 Uji Validitas........................................................................42
4.7.2 Uji Reliabilitas....................................................................42
4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................43
4.9 Prosedur Pengumpulan Data..........................................................43
4.9.1 Pengumpulan Data..............................................................43
4.9.2 Pengolahan Data.................................................................45
4.10 Tehnik Analisa Data.......................................................................48
4.10.1 Analisa Univariat................................................................48
4.10.2 Analisa Bivariat..................................................................49
4.11 Etika Penelitian...............................................................................49
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian..............................................52
5.2 Penyajian Karakteristik Data Umum..............................................53
5.3 Hasil Penelitian...............................................................................55
5.4 Pembahasan....................................................................................59
5.5 Keterbatasan Penelitian..................................................................68
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.....................................................................................69
6.2 Saran...............................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................71
Lampiran-lampiran.................................................................................................73
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ............................................................. 8


Tabel 4.1 Skema Penelitian Two Group pre test and post test ........... 35
Tabel 4.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 41
Tabel 5.1 Macam-macam Sarana Prasarana di SMAN 1 Barat
Kecamatan Barat Kabupaten Magetan ............................... 53
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia
Responden Perlakuan Cairan Antiseptik Pembersih
Kewanitaan di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat
Kabupaten Magetan Bulan Mei 2018 .................................. 53
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia
Responden Perlakuan Air Rebusan Daun Sirih di SMAN
1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan.................... 54
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Agama
Pada Perlakuan Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan
dan Air Rebusan Daun Sirih di SMAN 1 Barat
Kecamatan Barat Kabupaten Magetan ................................ 54
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Keputihan Sebelum Diberi
Perlakuan Pada Siswi di SMAN 1 Barat ............................ 55
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Keputihan Sesudah Diberi
Perlakuan Pada Siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan
Barat Kabupaten Magetan .................................................. 55
Tabel 5.7 Perbandingan Rerata Keputihan Sebelum dan Sesudah
Pemberian Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan
Pada Siswi di SMAN 1 Barat ............................................. 56
Tabel 5.8 Perbandingan Rerata Keputihan Sebelum dan Sesudah
Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Pada Siswi di SMAN
1 Barat ................................................................................. 56
Tabel 5.9 Distribusi Perbedaan Pre-test dan Post-test Antara Cairan
Antiseptik dan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap
Keputihan Pada Siswi di SMAN 1 Barat............................. 57
Tabel 5.10 Distribusi Hasil Antara Cairan Antiseptik Pembersih
Kewanitaan dan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap
Kejadian Keputihan Pada Bulan Mei 2018 ......................... 57
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Organ Reproduksi Eksternal Wanita............................... 26


Gambar 2.2 Organ Reproduksi Internal Wanita ................................ 28
Gambar 2.3 Kerangka Teori Virginia Henderson (1996) .................. 31
Gambar 2.4 Penerapan Kerangka Teori Virgina Henderson (1996) . 32
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................ 33
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ............................................ 39
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Surat Izin Pencarian Data Awal........................................73


Lampiran 2 Lembar Surat Izin Penelitian..........................................................74
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian...............................................75
Lampiran 4 Lembar Penjelasan Penelitian.........................................................76
Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden.....................................77
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden.......................................78
Lampiran 7 Lembar Kuesioner..........................................................................79
Lampiran 8 Lembar Kisi-kisi Kuesioner............................................................82
Lampiran 9 Standart Operasional Prosedur.......................................................83
Lampiran 10 Prosedur Kebersihan Organ Genetalia...........................................85
Lampiran 11 Tabulasi Data..................................................................................86
Lampiran 12 Hasil Pengolahan Data...................................................................90
Lampiran 13 Jadwal Kegiatan Penelitian.............................................................98
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian..................................................................99
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Bimbingan.....................................................100
DAFTAR ISTILAH

Adolescence : Remaja
Analysis : Analisis
Candida albicans : Jamur
Candyloma ta acuminate : Virus dalam vagina
Chlamydiatrichomatis : Salah satu bakteri dari genus chlamdia
Clitoris : Klitoris
Coding : Pengkodean
Confidentiality : Kerahasiaan
Dependent : Bebas
Doderlyne : Bakteri normal
Editing : Penyuntingan data
Evaluation : Evaluasi
Flour albus : Keputihan
Gardenella : Bakteri penyebab peradangan vagina
Gonococcus : Berwarna kekuningan merupakan nanah
Gonore : Raja singa
Hemofilus vaginalis : Genus dari strain gram negatif organisme
Himen : Diafragma dari membran tipis
Inform Consent : Lembar persetujuan
Justice : Keadilan
Labia mayora : Bibir besar
Labia minora : Dua lipatan kecil
Mons veneris : Bantalan lemak
Ovarium : Indung telur
Panty liner : Pembalut yang berukuran kecil
Pelvic inflamatory discase : Penyakit radang panggul
Piper bentle linn : Sireh
Provide iodine : Anti infeksi
Sampling : Proses menyeleksi porsi dari populasi
Scoring : Penilaian
Serviksitis : Infeksi servik uteri
Tabulating : Tabel data
Treponemapalladium : Penyebab penyakit kelamin sifilis
Trikomonas : Penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh serangan protozoa trikomonas
Uterus : Rahim
Vaginitis : Infeksi pada vagina
Vulvitis : Tanda infeksi local
DAFTAR SINGKATAN

AIDS : AcquiredImmuno Deficiency Syndrome


BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
Depkes : Departemen Kesehatan
Dinkes : Dinas Kesehatan
HPV : Human Papiloma Virus
WHO : World Health Organization
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.,Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Efektifitas Pemberian Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan dengan

Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Kejadian Keputihan pada Siswi di SMAN 1

BARAT Kecamatan Barat Kabupaten Magetan” dengan baik. Tersusunnya skripsi

ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada penulis,

untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Drs. H. Widodo, M.Pd selaku kelapa sekolah SMAN 1 Barat Kecamatan

Barat Kabupaten Magetan yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

melakukan penelitian.

2. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 1 beserta Riska

Ratnawati, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

5. Sesaria Betty M, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dewan penguji yang telah

memberikan dukungan dan selalu membimbing dengan penuh kesabara.


6. Kedua Orang tua dan adik saya yang telah memberi dorongan dan semangat

tanpa henti.

7. Teman-teman yang telah member dorongan dan bantuan berupa apapun

dalam penyusunan tugas skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah

SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

Wassalamualaikum.,Wr.Wb

Madiun, 31 Juli 2018


Peneliti,

Titis Arumdika
NIM. 201402049
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wanita memiliki banyak masalah pada area genetalia. Vagina

merupakan salah satu bagian tubuh yang mampu membersihkan diri.

Vagina yang sehat dapat memproduksi cairan untuk menghayutkan benda

asing yang tidak diinginkan, misalnya debu yang masuk ke liang vagina.

Beberapa kelainan dari sifat wanita adalah keputihan yang bisa disebabkan

oleh infeksi bakteri seperti gonococus, chlamydia trichomatis,infeksi

jamur seperti candida dan infeksi parasit seperti trichomonas vaginalis

serta adanya infeksi virus seperti candyloma ta acuminata dan herpes.

Keputihan merupakan sekresi vagina abnormal pada wanita, keputihan di

sebabkan oleh infeksi yang biasanya disertai dengan rasa gatal dalam

vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar yang menimbulkan

keputihan. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke

saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih buang air kecil

(Kusmiran, 2012)

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 hampir

seluruh wanita baik usia remaja mapun dewasa mengalami keputihan, pada

wanita remaja usia 15-22 tahun adalah 60% dari wanita dewasa 23-45

tahun adalah 45%. Di Eropa hanya 25% saja wanita yang mengalami

keputihan yang disebabkan oleh faktor cuaca, sedangkan wanita di

Indonesia lebih rentan mengalami keputihan karena dipicu oleh cuaca

1
yang lembab sehingga mudah terinfeksi jamur Candida albicans. Selain

oleh faktor jamur, bakteri maupun parasit, meningkatnya angka keputihan

juga disebabkan oleh perilaku wanita dalam menjaga kebersihan genitalia

(Ratna, 2010).

Di Indonesia sendiri, jumlah wanita yang mengalami keputihan ini

sangat besar, lebih dari 75% wanita di Indonesia pernah mengalami

keputihan paling tidak satu kali dalam hidupnya. Lebih dari 70% wanita

Indonesia mengalami keputihan yang disebabkan oleh jamur dan parasit

seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonasvaginalis). Menurut

penelitian yang dikemukakan oleh Ayuningtyas (2011) menyebutkan

bahwa pada tahun 2002 sekitar 50% wanita Indonesia mengalami

keputihan, kemudian pada tahun 2003 sekitar 60% wanita mengalami

keputihan. Pada tahun 2004 wanita yang mengalami keputihan mencapai

70% sedangkan dalam catatan dari Boyke (2010, dalam Ayuningtyas,

2011) diperkirakan sepanjang tahun 2011 wanita Indonesia yang

mengalami keputihan sekitar 70% dan pada tahun 2012 wanita yang

mengalami keputihan akan terus meningkat. Menurut penelitian di Jawa

Timur menunjukan 75% remaja menderita keputihan sekali seumur

hidup, 45% bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih

(Rohmah, 2013). Menurut Dinas Kesehatan magetan jumlah remaja pada

tahun 2016 sebanyak 41,974 jiwa dan 45% mengalami keputihan fisiologis

sedangkan di daerah takeran 75% remaja mengalami keputihan satu kali

dan 40% remaja mengalami keputihan dua kali atau lebih. Berdasarkan

2
hasil studi pendahuluan yang di lakukan di SMA NEGERI 1 BARAT telah

diketahui jumlah siswi kelas X sebanyak 182 anak. Pada 27 siswi

diberikan pertanyaan berupa kuesioner tentang kebersihan genetalia pada

kejadian keputihan dan pencegahan keputihan didapatkan hasil 13 siswi

mengalami keputihan, cairan yang berwarna kuning, kental dan

meninggalkan bekas di celana, gatal dan berbau amis. Dari 13 siswi

terdapat 6 siswi yang menggunakan cairan pembersih kewanitaan, juga

mengetahui cara pencegahan terjadinya keputihan.

Wanita Indonesia berpotensi mengalami keputihan, hal ini berkaitan

erat dengan kondisi cuaca lembab yang mempermudah wanita Indonesia

mengalami keputihan dan cuaca yang lembab mempengaruhi

berkembangnya jamur. Jika keputihan yang terjadi tidak segera diatasi

maka banyak akibat yang terjadi meliputi, kurang percaya diri dikarenakan

keputihan yang terjadi terus menerus, gatal-gatal di daerah kemaluan,

radang pada panggul jika tidak diatasi dapat menyebabkan kemandulan

dalam jangka panjang. Sedangkan untuk mengatasi keputihan dapat

dilakukan dengan terapi non farmakologis seperti membasuh organ intim

dengan cairan antiseptik yang berguna untuk membersihkan organ intim

setelah buang air besar (BAB), buang air kecil (BAK) dan setelah

bersenggama (Wijayanti, 2011).

Menurut penelitian dari Annisa Mayangningtyas (2011) sekarang ini

banyak wanita yang mengabaikan keputihan abnormal,mereka tidak peduli

baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Wanita seringkali
terpengaruh pada teman atau lingkungan disekitarnya untuk mencoba

menggunakan cairan pembersih kewanitaan tanpa mengetahui efek dari

penggunaan cairan pembersih organ kewanitaan, selain itu juga seringkali

terpengaruh iklan cairan pembersih organ kewanitaan dengan berbagai

merk dagang yang ada di pasaran. Maka untuk mengurangi keputihan juga

perlu di lakukan diantaranya secara farmakologis seperti perubahan

tingkah laku, psikologis, personal hygiene dan mengkomsusi produk

herbal yang dapat di percayai khasiatnya. Seperti pemberian air rebusan

daun sirih untuk membasuh vagina dapat mengurangi keputihan. Daun

sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari kavikol, euganol,

cbetlephenol, cavibetol, seskuiterpan karvokal, hidroksikavikol dan

estragol. Daun sirih juga mengandung enzim diastase, tanin dan gula.

Sedangkan daun sirih muda mengandung lebih banyak minyak atsiri, gula,

tanin dan diastase dibandingkan dengan daun sirih tua. Tetapi inti dari

kandungan taninnya relatif sama. Sementara, Senyawa Euganol pada daun

sirih terbukti mematikan jamur Candida albicans penyebab keputihan,

tanin merupakan astrigen yang mengurangi sekresi cairan pada liang

vagina. Untuk memaksimalkan manfaat daun sirih hijau berkhasiat untuk

mengurangi keputihan dan menjaga organ kewanitaan, karena daun sirih

hijau mengandung antiseptik. Karena tingginya angka keputihan pada

wanita di dunia dan di Indonesia serta dampaknya yang fatal apabila tidak

ditanggulangi dengan baik sehingga diperlukan cara untuk mengatasi

keputihan. Di indonesia terapi herbal mulai berkembang dan diminati


dengan kecenderungan kembali ke alam “back to nature”.Salah satu

tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai terapi

herbal adalah tanaman daun sirih. Sejak zaman dahulu,tanaman ini

memiliki berbagai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Bagian tanaman sirih yang paling digunakan sebagai obat adalah daunnya.

Dari hasil penelitian tentang pengujian khasiat dan manfaat dari tanaman

daun sirih, diperoleh sekitar 90,9% pasien yang menggunakan daun sirih

dinyatakan sembuh (Rosdiana, 2014). Salah satunya dengan

mengkonsumsi air rebusan daun sirih hijau yang memiliki khasiat tanpa

efek samping sebagai solusi untuk mengatasi keputihan secara fisologis

maupun patologis dan untuk mencegah terjadinya keputihan pada remaja

maupun wanita. Pada tingkat kejadian keputihan tidak bertambah dalam

tiap tahun maka perlu di lakukan mengurangi atau mencegah dengan

membersihkan organ kewanitaan dengan rebusan daun sirih maupun

antiseptik agar tidak mengalami permasalahan pada organ reproduksi.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “efektivitas pemberian antiseptik

pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih dengan kejadian

keputihan pada remaja siswi di SMA NEGERI 1 BARAT Kecamatan

Barat Kabupaten Magetan”.


1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan dari latar belakang di atas maka dapat disimpulkan bahwa

peneliti menyimpulkan “Apakah efektif pemberian antiseptik pembersih

kewanitaan dengan air rebusan daun sirih pada kejadian keputihan pada

wanita”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai

berikut:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas pemberian antiseptik pembersih

kewanitaan dengan air rebusan daun sirih pada kejadian keputihan pada

wanita.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi adanya penggunaan antiseptik pembersih

kewanitaan dengan kejadian keputihan.

2. Mengidentifikasi manfaat air rebusan daun sirih pada keputihan.

3. Menganalisis pemberian antiseptik pembersih kewanitaan dengan air

rebusan daun sirih dengan kejadian keputihan pada siswi.


1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan

menambah wawasanilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada

remaja.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi

kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kelangsungan

program pelayanan kesehatan.

2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai pengetahuan bagi mahasiswa

keperawatan terutama mengenai efektifitas pemberian antiseptik

pemberih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih pada keputihan di

wanita.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya

guna mengembangkan teori yang lebih baru pada terjadinya keputihan

di Indonesia.
1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Judul Jenis
No Variabel Hasil Perbedaan
Penelitian penelitian
1 Penggunaaan 1) Air rebusan Desain dalam Dari hasil Teknik
air rebusan daun sirih penelitian perhitungan pengambilan
daun sirih 2) Keputihan quasy menggunakan sampling
terhadap fisiologis eksperimen bantuan aplikasi dengan
kejadian dengan SPSS didapatkan purposive
fisiologis di one Z hitung adalah - sampling
kalangan group pre test 4,000 dengan
remaja putri dan post test. nilai p=0,000
mahasiswa Menggunakan (0,05). Ho ditolak
Poltekkes sampel jenuh Ha diterima, yang
Denpasar atau menunjukakan air
total rebusan daun sirih
sampling efektif untuk
mengatasi
keputihan
fisiologis
dikalangan remaja
putri mahasiswa
Poltekkes
Denpasar

2 Hubungan 1) Pemakaian Desain Dari hasil Metode


pemakaian pembersih penelitian ini perhitungan penelitian
pembersih vagina menggunakan dengan uji chi- menggunakan
vagina dengan 2) Kejadian metode survey square diperoleh quasy
kejadian keputihan analitik α=0,05, p value eksperimen
keputihan pada dengan (0,000<0,05) dan dengan
remaja putri di pendekatan X2 dihitung
SMPN 1 cross 58,154 > X2 tabel two group pre
Beringin sectional. 3,481, berarti Ha test dan post
Salatiga Pengambilan diterima dan Ho test. Teknik
sampel dengan ditolak. Maka sampling
Proportional dapat disimpulkan menggunakan
Stratified bahawa ada purposive
Random hubungan sampling.
Sampling pemakaian
pembersih vagina
dengan kejadian
keputihan pada
remaja putri di
SMPN 1 Bringin
Salatiga
Judul Jenis
No Variabel Hasil Perbedaan
Penelitian penelitian
3 Pengaruh 1) Air Penelitian ini Berdasarkan hasil Teknik
pemberian air rebusan menggunakan analisis mengenai pengambilan
rebusan daun daun sirih metode quasy air rebusan daun sampel
sirih hijau hijau eksperimen sirih hijau terlihat menggunakan
terhadap 2) Kejadian dengan secara statistik purposive
kejadian keputihan rancangan dengan p=0,001 sampling
keputihan pada Time Series (p=0,05) antara
pemudi karang Design. kelompok
taruna Dusun Pengambilan perlakuan dan
Canden, sampel dengan kelompok kontrol.
Jetis,Turen, total sampling Penurunan
Bantul keputihan yang
Yogyakarta terjadi pada
kelompok
perlakuan -
12,8290 dari
pre
test ke post test
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan

2.1.1 Pengertian Pembersih Kewanitaan

Pembersih kewanitaan adalah surfaktan yang digunakan untuk

mencuci dan membersihkan dengan bantuan air. Sedangkan surfatan

sendiri merupakan singkatan dari Surface Active Agents, bahan untuk

menurunkan tegangan permukaan suatu cairan baik berupa gas maupun

cair sehingga mempermudah pemerataan dan penyebaran. Pembersih

kewanitaan mengandung senyawa kimia seperti kandungan petroleum,

syntetic cheminal, dan petrocheminal yang dapat merusak kulit (Septian,

2009).

2.1.2 Macam-macam Pembersih Kewanitaan

Untuk menjaga kebersihan dan mematikan bakteri jahat di vagina

tersedia produk pembersih daerah intim wanita. Dari berbagai merk yang

beredar rata-rata memiliki tiga bahan dasar sebagai berikut (Wawan,

2009):

1. Provide Iodine bahan ini merupakan anti infeksi berbagai bakteri.

Efek samping produk ini mengandung bahan dermatitis kontak sampai

alergi berat.

2. Kombinasi laktoserum dan lactic acid. Laktoserum berasal dari hasil

fermentasi susu sapi dan senyawa laktat, lactose, serta nutrisi yang di

10
perlukan pada vagina. Lactic acid berfungsi sebagai menjaga tingkat

pH pada vagina, pH vagina memiliki 3,5 – 5,5.

3. Ekstrak daun sirih yang sangat efektif untuk antiseptik, dapat

membasmi jamur dan mengurangi sekresi cairan vagina.

2.1.3 Akibat Pemakaian Antiseptik Kewanitaan

Floral normal pada vagina membantu menjaga keasaman pH 3,5 – 5,5

dalam keadaan optimal. Apabila keasaman dalam vagina berubah maka

kuman lain dengan mudah akan tumbuh sehingga terjadi infeksi yang

akhirnya menyebabkan keputihan, yang berbau, gatal dan menimbulkan

ketidaknyamanan. Jika pemakaian antiseptik terus menerus akan semakin

mengikis bakteri doderlyne dan bakteri lain akan semakin mudah masuk

ke dalam vagina. Kalau hal itu terus terjadi akan menyebabkan radang

pinggul bahkan kanker serviks. Apabila menggunkan antiseptik pada

daerah intim sebaiknya gunakan dengan pH 3,5 (Sudarsana, 2009)

2.1.4 Faktor–faktor Pemakaian Antiseptik Pembersih Kewanitaan

1. Umur

Umur merupakan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan

lebih matang dalam berpikir dan bekerja dan dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dan orang yang

belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai pengalaman dan

kematangan jiwa. (Wawan, 2010).

11
2. Pendidikan

Segala sesuatu yang diupayakan dan direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok dan masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pendidikan.

3. Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak

merupakan cara untuk mencari nafkah yang membosankan, berulang

dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya kegiatan yang

menyita waktu.

4. Paritas

Seseorang perempuan yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup

(viable)

2.2 Konsep Daun Sirih

2.2.1 Pengertian Daun Sirih

Piper bentle Linn atau daun sirih dikenal juga dengan suruh atau

sadah. Mempunyai khasiat sebagai obat dan memiliki manfaat pada

kesehatan. Tanaman sirih ini telah digunakan sejak zaman dahulu sebagai

obat (Saparinto, 2015)

2.2.2 Botani Daun Sirih

Sirih merupakan tumbuhan yang merambat dan bersandar pada batang

pohon lain, tingginya mencapai 5-15 m. Batangnya berkayu lunak,

berbetuk bulat, beruas-ruas, dan berwarna hijau keabu-abuan. Sirih

mempunyai bentuk daun serupa dengan jantung pada bagian ujung


cenderung runcing, permukaan daun rata. Daunnya memiliki aroma yang

khas apabila diremas, daun sirih memiliki panjang 5-8 cm dan lebarnya

mulai dari 2-5 cm. Tanaman ini memiliki bunga dengan bentuk merunduk,

panjang 5-15 cm, diujung cabang dan ketiak daun. Sirih juga mempunyai

buah yang digolongkan buah buni (buah dengan dinding dua lapis)

(Saparinto, 2015)

2.2.3 Jenis-jenis Daun Sirih

Menurut Saparinto (2015) berdasarkan bentuk, daun, rasa dan

aromanya, daun sirih dibedakan beberapa jenis, sebagai berikut:

1. Sirih jawa, daunya lebih lembut, baunya kurang tajam dan warnanya

hijau rumput.

2. Sirih belanda, daunnya besar, warna hijau tua, rasa dan baunya sangat

tajam serta pedas.

3. Sirih cengkih, daunnya kecil, berwarna kuning dan rasanya tajam

menyerupai rasa cengkih.

4. Sirih merah, daunnya berlendir, rasanya pahit dan beraroma khas sirih

dengan warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu-

abuan, sedangkan bagian bawah daun berwarna merah hati.

5. Sirih hitam rasanya sangat sengak biasanya di gunakan untuk

campuran obat.
2.2.4 Kegunaan Daun Sirih

Manfaat daun sirih digunakan sebagai pengobatan tradisional baik

tanpa atau dicampur dengan tanaman herbal lainnya. Kegunaan daun sirih

yaitu (Saparinto, 2015) :

1. Khasiat daun sirih :kegunaannya untuk obat batuk, sariawan,

bronkitis, jerawat, sakit gigi karena berlubang, demam berdarah, bau

mulut, haid tidak teratur, asma, radang tenggorokan, dan keputihan.

Untuk pemakaian bagian luar kulit, manfaat daun sirih juga

mengobati penyakit luar diantaranya luka bakar, koreng, bisul, kurap

kaki, menghilangkan gatal, membersihkan mata, dan bau ketiak. Daun

sirih juga digunakan untuk membasuh vagina dan dapat mengurangi

keputihan fisiologis maupun patalogis, daun sirih mengandung

karvakol yang bersifat desinfektan dan anti jamur sehingga bisa

digunakan sebagai obat antiseptik untuk mengurangi keputihan.

Senyawa euganol pada daun sirih juga dapat mematikan jamur

candida albicans yang menyebabkan keputihan, sementara tanin

merupakan astrigen yang mengurangi sekresi cairan pada liang

vagina.

2. Cara memanfaatkan : dengan cara merebus daun sirih, air rebusannya

bisa diminum untuk obat penyakit dalam. Juga dapat digunakan untuk

membersihkan mata, berkumur (bau mulut), dan membasuh vagina.


2.2.5 Ramuan Daun Sirih

Menurut Wulandari (2017) cara membuat ramuan dari daun sirih

sebagai berikut :

1. Bahan :

a. 4 - 6 lembar daun sirih

b. Air secukupnya

2. Cara membuat : Daun sirih dicuci terlebih dahulu kemudian dipotong-

potong. Rebus daun sirih dengan air mendidih lalu saring.

3. Aturan pemakaian : gunakan air rebusan daun sirih setiap habis buang

air kecil. Lakukan sekurangnya selama sebulan. Keputihan akan

menghilang dan organ kewanitaan pun beraroma wangi.

2.3 Konsep Keputihan

2.3.1 Pengertian Keputihan

Keputihan adalah sekresi organ abnormal pada wanita yang

disebabkan oleh infeksi, bakteri, jamur serta rasa gatal di dalam vagina dan

bibir vagina bagian luar, keputihan juga menimbulkan peradangan pada

saluran kencing sehingga menimbulkan rasa pedih saat buang air kecil

(Wijayanti, 2009)

Keputihan adalah keluarnya cairan berlebihan pada liang senggama

(vagina) yang terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir

kemaluan, kerap disertai bau busuk dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu

buang air kecil atau bersenggama (Aulia, 2012).


2.3.2 Macam-Macam Keputihan

Menurut Wijayanti Daru (2009) keputihan ada 2 macam yaitu

keputihan normal dan keputihan dikarenakan suatu penyakit, yaitu:

1. Keputihan normal mempunyai ciri-ciri warna bening, kadang putih

kental, tidak berbau, tanpa di sertai keluhan (misalnya tidak gatal,

nyeri, rasa terbakar, dsb) keluar saat menjelang dan sesudah

menstruasi atau pada saat stress dan kelelahan.

2. Keputihan tidak normal memiliki ciri-ciri jumlahnya banyak, timbul

terus-menerus, warnanya berubah (kuning, hijau, abu-abu, menyerupai

susu) disertai adanya keluhan seperti gatal, nyeri, panas serta berbau

amis, apek.

2.3.3 Gejala Keputihan

Menurut Wijayanti Daru (2009), Gejala keputihan sebagi berikut:

1. Keluarnya cairan berwana putih kekuningan atau putih kelabu dari

saluran vagina. Cairan ini encer atau kental dan kadang-kadang

berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum dan

sesudah haid pada wanita.

2. Pada penderita tertentu,terdapat rasa gatal yang menyertainya.

Biasanya keputihan yang tidak normal tidak disertai dengan rasa gatal.

Keputihan juga dialami pada wanita yang terlalu lelah atau yang daya

tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari

leher rahim, walaupun ada cairan yang berasal dari vagina yang

terinfeksi dan ada juga dari alat kelamin keluar.


3. Bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh

hari, dari vaginanya keluar cairan akibat pengaruh hormon yang

dihasilkan oleh plasenta.

4. Gadis muda biasanya juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa

pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.

2.3.4 Penyebab Keputihan

Menurut Aulia (2012) penyebab keputihan diuraikan sebagai berikut:

1. Keputihan sering kali terjadi karena jamur, bakteri atau parasit. Jamur

yang sering menyebabkan keputihan adalah Candida atau Monilia,

yang muncul akibat perubahan kadar hormon atau rendahnya daya

tahan tubuh, mengalami stress dan kelelahan. Sedangkan bakteri yang

paling sering menyebabkan keputihan adalah Hemofilus vaginalis,

baketri ini termasuk tergolong bakteri jahat dan dapat menular melalui

hubungan seksual, bakteri Hemofilus vaginalis menyebabkan

keputihan yang mengeluarkan cairan yang banyak, berbuih seperti air

sabun, gatal, berbau, nyeri dan vulva kemerahan. Dari golongan

parasit biasanya parasit berjenis Trikomonas yang sering

menyebabkan keputihan. Sebagaimana bakteri Hemofilus vaginalis,

parasit trikomonas juga ditularkan melalui hubungan seksual.

2. Dalam keadaan normal, secret yang dihasilkan oleh kelenjar vagina dn

serviks jelang dapat meningkatkan menjelang masa haid, selesai haid,

pertengahan siklus masa subur, selama kehamilan dan pada saat

terangsang secara seksual. Namun, jika terdapat infeksi atau luka,


penyakit ganas (misalnya tumor dan kanker), pengaruh benda asing

akibat pemakaian tampon atau spiral, dan penyakit hubungan seksual

(misalnya gonore atau raja singa dan AIDS) maka hal-hal tersebut

dapat menyebabkan keputihan patologis atau abnormal.

3. Penyebab utama keputihan patologis adalah infeksi (jamur, bakteri,

parasit dan virus). Keputihan juga bisa terjadi karena adanya benda

asing dalam liang sanggama, gangguan hormonal akibat berhentinya

haid, kelainan bawaan pada vagina dan adanya kanker pada alat

kelamin terutama dileher rahim.

Adapun jenis- jenis kuman atau bakteri yang dapat menyebabkan

keputihan sebagai berikut :

a. Gonococcus atau yang dikenal dengan nama GO. Berwarna

kekuningan,yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari

sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea

yang ditularkan melalui sanggama.

b. Chlamydia trachomatis, kuman ini ditemukan pada cairan vagina

dengan pewarnaan diemsa, dan sering menyebabkan penyakit

mata trakhoma.

c. Gardenerella, yakni bakteri yang menyebabkan peradangan

vagina tidak spesifik. Bakteri ini biasanya melalui sel - sel epitel

vagina berbentuk clue cell. Gardenerella juga menghasilkan asam

amino yang diubah menjadi senyawa amin berbau amis dan

berwarna keabu-abuan.
d. Treponema pallidium, yakni penyebab penyakit kelamin sifilis.

Penyakit ini berbentuk kutil di liang sanggama dan bibir vagina.

e. Infeksi akibat jamur disebabkan oleh spesies candida. Cairannya

kental, putih susu (sering berbentuk puting payudara) dan gatal.

Infeksi candida menyebabkan peradangan yang membuat vagina

tampak kemerahan.

f. Keputihan akibat virus sering kali disebabkan oleh HPV (Human

papiloma virus) dan herpes simpleks.

Faktor-faktor yang menyebabkan keputihan secara umum

pada remaja putri usia remaja awal sampai usia remaja akhir (11-

20 tahun) antara lain :

1) Penggunaan tissue yang terlalu sering untuk membersihkan

organ kewanitaan setelah buang air kecil maupun buang air

besar.

2) Menggunakan pakaian berbahan sintetis yang ketat, sehingga

ruang yang ada tidak memadai sehingga menimbulkan iritasi

pada organ kewanitaan.

3) Jarang mengganti panty liner.

4) Kurangnya perhatian terhadap kebersihan organ kewanitaan.

5) Membasuh organ kewanitaan dari arah yang salah, yaitu arah

basuhan dilakukan dari belakang ke depan.

6) Aktifitas fisik yang melelahkan sehingga daya tahan tubuh

melemah (Nyiwi, 2009)


2.3.5 Dampak Keputihan

Keputihan akan menimbulkan kuman yang dapat menginfeksi daerah

yang mulai dari muara kandung kemih, bibir kemaluan sampai uterus dan

saluran indung telur sehingga menimbulkan penyakit radang panggul dan

dapat menyebabkan infertilitas (Bahari, 2012). Akibat yang sering

ditimbulkan keputihan adalah infeksi.

Menurut Aulia (2012), macam-macam infeksi pada genital antara lain :

1. Vulvitis sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi

lokal, penyebab secara umum vaginitis.

2. Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh

berbagai bakteri parasit dan jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi

karena hubungan seksual. Tipe vaginitis yang sering di jumpai adalah

vaginitis karena jamur.

3. Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi servik sering

terjadi karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan

infeksi karena hubungan seksual. Keluhan yang dirasakan akibat

keputihan, mungkin terjadi kontak berdarah (saat berhubungan seksual

terjadi pendarahan).

4. Penyakit radang panggul (Pelvic Inflamatory Discase) merupakan

infeksi saat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan

seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya

menimbulkan berbagai penyakit yang berakhir dengan terjadinya

perlekatan sehingga dapat menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya


yaitu nyeri menusuk-nusuk, mengeluarkan keputihan bercampur

darah, suhu tubuh meningkat dan nadi meningkat, pernafasan

bertambah dan tekanan darahdalam batas normal.

2.3.6 Pencegahan Keputihan

Menurut Daru Wijayanti (2009) untuk mencegah keputihan ada

beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu

kestabilan pH disekitar vagina.

2. Hindari pemakaian bedakpada organ kewanitaan dengan tujuan agar

vagina harum dan kering.

3. Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.

4. Gunakan celana dalam yang kering. Bila basah atau lembab usahakan

cepat mengganti dengan yang bersih.

5. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat seperti katun.

6. Pakaian luar juga perlu diperhatikan. Celana jeans juga tidak

dianjurkan karena pori –porinya sangat rapat. Pilihlah celana bahan

non jeans atau rok.

7. Ketika haid sering - seringlah mengganti pembalut.

8. Gunakan panty liner di saat perlu saja.

2.3.7 Penatalaksanaan Keputihan

Pengurangan keputihan dapat dilakukan dengan menggunakan metode

modern maupun memanfaatkan ramuan yang berasal dari beragam jenis

tanaman obat.
Terdapat dua cara penatalaksaan keputuhan yaitu :

1. Terapi Farmakologi (Pengobatan modern)

a. Penggunaan obat-obatan seperti Asiklovir, Podofilin 25%,

Metronidazole, Nistatin, Fliconazole.

b. Larutan antiseptik digunakan untuk membilas cairan keputihan

yang keluar dari vagina.

c. Pembedahan, Radioterapi atau kemoterapi.

Metode ini dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker

serviks atau kanker kandungan lainnya (Bahari, 2012).

2. Terapi Non Farmakologi (Pengobatan tradisional)

Selain pengobatan modern terdapat pengobatan lain yang di gunakan

untuk mengobati keputihan yaitu dengan cara tradisional. Metode

tersebut dilakukan dengan memanfaatkan jenis tumbuhan yang ada

disekitar lingkungan (Bahari, 2012)

2.4 Konsep Remaja

2.4.1 Pengertian Remaja

Remaja atau adolescence yang berarti tumbuh ke arah kematangan.

Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja

tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut

WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10

sampai 19 tahun dan belum menikah. Menurut BKKBN adalah 10 sampai

19 tahun. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya

perubahan fisik, emosi dan psikis (Widyastuti, 2009).


Masa remaja adalah merupakan masa peralihan antara masa kanak-

kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan

seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu

menjelang masa dewasa muda (Soetjiningsih, 2010).

2.4.2 Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya

Menurut Widyastuti (2009) berdasarkan sifat atau ciri

perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu :

1. Masa remaja awal (10 – 12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa dekat dengan teman sebaya.

b. Tampak dan merasa ingin bebas.

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan

tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal.

2. Masa remaja tengah (13 – 15 tahun)

a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan

jenis.

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.

d. Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang,

e. Berkhayal mengenai hal – hal yang berkaitan dengan seksual.

3. Masa remaja akhir (16 – 19 tahun)

a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

c. Memilik citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.


d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.

e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

2.4.3 Pemeliharaan Organ Reproduksi Remaja Perempuan

Cara pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan yaitu sebagai

berikut (Kusmiran, 2013)

1. Tidak memasukkan benda asing ke dalam vagina.

2. Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat.

3. Tidak menggunakan celana dalam yang terlalu ketat.

4. Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak berlebihan.

2.4.4 Perubahan Fisik Pada Remaja Putri

Perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut diikuti munculnya

tanda-tanda sebagai berikut :

1. Tanda-tanda seks primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber. Namun

kecepatan organ antar organ satu dengan lainnya berbeda. Berat uterus

pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun

rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ

reproduksi pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah

permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel

yang hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kra-kira

setiap 28 hari. Hal ini akan berlangsung terus sampai menjelang masa

menopouse. Menopouse bisa terjadi pada usia sekitar lima puluhan

(Widyastuti, 2010).
2. Tanda-tanda seks sekunder

a. Rambut

Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh seperti halnya remaja

laki-laki. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul

da payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit

wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambutkecuali rambut

wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi

lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting.

b. Pinggul

Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal

ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan

berkembangnya lemak dibawah kulit.

c. Payudara

Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan

putting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula

dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga

payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

d. Kulit

Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih

tebal, pori-pori membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki

pada wanita tetap lebih lembut.


e. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif.

Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar

keringat dan baunya busuk sebelum dan selama masa haid.

f. Otot

Menjelang masa akhir puber, otot semakin membesar dan kuat.

Akibatnya akan membentuk bahu, lengan, dan tungkai kaki.

g. Suara

Suara berubah menjadi semakin merdu. Suara serak jarang terjadi

pada wanita.

2.5 Konsep Reproduksi Wanita

2.5.1 Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Menurut Purwoastuti (2015) organ kewanitaan dibagi menjadi 2 yaitu

organ reproduksi eksterna dan organ reproduksi interna.

1. Organ reproduksi eksternal

Gambar 2.1 Organ Reproduksi Eksternal Wanita


Terdiri dari :

a. Mons Veneris, bagian yang menonjol meliputi simfisis terdiri dari

jaringan dan lemak, area ini ditumbuhi bulu (pubis hair) pada

masa pubertas.

b. Labia Mayora, merupakan kelanjutan dari mons veneris, kedua

bibir ini bertemu di bagian bawah membentuk perineum. Labia

mayora bagian luar tertutup oleh rambutdan pada bagian dalam

labia mayora tanpa rambut merupakan selaput yang mengandung

kelenjar lemak.

c. Labia minora, bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam

bibir besar (labia mayora). Labia minora terdiri dari jaringan tipis

yang lembap dan berwarna kemerahan.

d. Clitoris, merupakan alat reproduksi luar yang bersifat sensitif

karena glans clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan

serat saraf sensoris sehingga sensitif.

e. Vestibulum/serambi, merupakan rongga yang berada di antara

bibir kecil (labia minora).

f. Himen (selaput dara), terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastis.

Lapisan ini yang menutupi sebagian besar liang senggama,

tengahnya berlubang sehingga kotoran menstruasi dapat mengalir

keluar.

g. Perineum, terletak diantara vulva dan anus, panjangnya kurang

lebih 4 cm.
2. Organ Reproduksi Internal

Gambar 2.2 Organ Reproduksi Internal Wanita

Terdiri dari :

a. Vagina (Liang kemaluan), vagina terletak di antara kandung

kemih dan rektum, panjang bagian depan sekitar 9 cm dan

dinding belakang sekitar 11 cm. Fungsi utama vagina sebagai

saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi,

alat hubungan seks, jalan lahir pada waktu persalinan.

b. Uterus, merupakan jaringan otot yang kuat terletak di pelvis

minor antara kandung kemih dan rektum.dinding belakang,

depan, dan atas tertutup peritonium, sedangkan bagian bawah

berhubungan dengan kandung kemih.

c. Tuba Falopi, berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan saat

ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil

konsepsi, tempat terjadinya konsepsi dan tempat pertumbuhan

dan perkembangan sampai mencapai bentuk blastula yang siap

melakukan implantasi.
d. Ovarium, kelenjar yang berbentuk buah kenari terletak di kiri dan

kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah

belakang ligamentum latum uterus. Ovarium disebut indung telut

yang memiliki fungsi sebagai memproduksi hormon estrogen,

ovum, dan progesteron.

2.5.2 Perawatan Organ Genetalia Eksternal

Secara umum menjaga kesehatan berasal dari menjaga kebersihan.

Hal ini berlaku pada kesehatan organ-organ seksual, termasuk vagina.

Berikut ini cara menjaga hygiene orga intim pada wanita (Maulana Mirza,

2009) :

1. Secara teratur bersihan keringat yang ada disekitar alat kelamin

dengan air bersih, lebih baik air hangat, dan sabun lembut terutama

setelah buang air besar dan buang air kecil. Cara membasuh alat

kelamin wanita yang benar dari arah depan (vagina) kebelakang

(anus). Jangan terbalik karena yang ada disekitar anus bisa terbawa

kedalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tisu

kering untuk mengeringkannya.

2. Hati-hati ketika menggunakan toilet umum, apabila akan

menggunakan kloset duduk maka siramlah dahulu untuk mencegah

penularan penyakit menular seksual. Bakteri dan jamur dapat

menempel dikloset yang sebelumnya digunakan oleh penderita

penyakit menular seksual.


3. Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina.

Vagina sendiri sudah memiliki mekanisme alami untuk

mempertahankan keasamannya. Keseringan menggunakan sabun

khusus justru akan mematikan bakteri dan memicu berkembangnya

bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.

4. Jangan sering-sering menggunakan panty liner. Gunakan panty liner

sesuai dengan kebutuhan artinya ketika mengalami keputihan yang

banyak sekali. Dan gunakan panty liner yang tidak berparfum untuk

mencegah iritasi. Sering-sering menggunakan panty liner saat

keputihan.

5. Bahan celana dalam yang baik harus menyerap keringat, misalnya

katun. Hindari memakai celana dalam atau celana jeans ketat karena

kulit jadi susah bernafas dan akhirnya menyebabkan daerah

kewanitaan menjadi lembab, berkeringat dan mudah menjadi tempat

berkembang biak jamur yang dapat menimbulkan iritasi. Infeksi

sering kali terjadi akibat celana dalam yang tidak bersih.

6. Haid merupakan mekanisme tubuh yang membuang darah kotor.

Waktu haid sering pembalut karena pembalut juga menyimpan bakteri

kalau lama tidak diganti. Bila dipermukaan pembalut sudah ada

segumpal darah haid meskipun sedikit, sebaiknya segera ganti

pembalut. Gumpalan darah haid yang ada dipermukaan pembalut

menjadi tempat sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.


Oleh karena itu gantilah pembalut setiap kali terasa basahatau sekitar

tiga jam sekali.

7. Rambut yang tumbuh disekitar daerah kewanitaan perlu diperhatikan

kebersihannya, jangan mencabut-cabut bulu tersebut. Perawatan

rambut didaerah kewanitaan cukup dipendekkan dengan gunting atau

alat cukur dan busa sabun yang lembut. Rambut di daerah kewanitaan

berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik serta

menghalangi masuknya benda kecil kedalam vagina.

2.6 Kerangka Teori

Keperawatan

membantu

Melalui pelaksanaanMelakukan
Dapat melakukan aktivitas hidup sehari-hari
Individu kegiatan : menyamankan dan komponen kete
aktivitas kehidupan,
Preventif
Kenyamanan
Mencoba

Koping terhadap ketergantungan


Pemulihan
esensial
kesehatan
Kehidupan dan kesehatan

Gambar 2.3 Kerangka Teori Virginia Henderson (1996)


2.6.1 Penerapan Kerangka Teori

Dapat mengurangi keputihan 1. Terapi farmakologi :


Faktor terjadinya
Keputihan keputihan : -Pemberian cairan antiseptik pembersih kewani
- Jamur 2. Terapi non farmakologi :
- Bakteri -Air rebusan daun sirih
- Parasit
- Virus
- Kurangnya
kebersihan
genetalia
- Adanya benda
asing yang
masuk ke liang
sanggama

Koping ketergan esensial Pemulihan


terhadap Kehidupan
tungan kesehatan dan
kesehatan

Gambar 2.4 Penerapan Kerangka Teori Virgina Henderson (1996)

Kerangka diatas dimulai dari keputihan yang menyebabkan beberapa

faktor yaitu kurangnya kebersihan genetalia, bakteri, jamur, virus, parasit,

dan adanya benda asing yang masuk ke liang senggama. Maka dari itu

untuk mencegah keputihan perlu di lakukan dengan terapi farmakologi dan

non farmakologi. Terapi farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian

cairan antiseptic pembersih kewanitaan sedangkan untuk terapi non

farmakologi dapat diberikan dengan air rebusan daun sirih untuk

mengurangi keputihan.
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Faktor keputihan :

- Kurangnya Keputihan
kebersihan genetalia
- Bakteri
- Virus
- Parasit
- Jamur
- Adanya benda asing
yang masuk ke liang Pencegahan keputihan :
senggama
1. Terapi farmakologi
Faktor –faktor pemakaian
antiseptik : Cairan antiseptik pembersih
- Umur kewanitaan
- Pendidikan 2. Terapi non farmakologi
- Pekerjaan
- Paritas Air rebusan daun sirih

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Tidak ada hubungan

: Ada hubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep efektivitas pemberian cairan antiseptic pembersih


kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap kejadian
keputihan.

33
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor

keputihan diantara lain kurangnya kebersihan genetalia, bakteri, virus,

parasit, jamur, adanya benda asing yang masuk ke liang sanggama maka

terjadi keputihan. Untuk mecegah keputihan di berikan terapi farmakologi

dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi diberikan dengan

pemberian cairan antiseptic pembersih kewanitaan sedangkan untuk terapi

non faramakologi di berikan dengan air rebusan daun sirih untuk

mengurangi keputihan.

3.2 Hipotesis Penelitian

Ha : Terdapat efektifitas pemberian cairan antiseptik pembersih

kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap kejadian

keputihan pada siswi di SMAN 1 BARAT Kabupaten Magetan.

34
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

Eksperiment menggunakan two group pre-test and post-test design yang

terdiri dari 2 kelompok yang masing-masing kelompok diberikan

intervensi yang berbeda. Kelompok pertama diberikan intervensi cairan

antiseptik pembersih kewanitaan dan kelompok kedua diberikan intervensi

air rebusan daun sirih dengan cara diberikan sebelum dan sesudah

intervensi. Rancangan ini tidak menggunakan kelompok konrol, tetapi

dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti untuk

menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan

(post- test) (Nursalam, 2013). Penelitian akan menganalisa perbedaan

cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan air rebusan daun sirih terhadap

keputihan pada remaja putrid di SMAN 1 Barat Kabupaten Magetan.

Tabel 4.1 Skema Penelitian Two Group pre test and post test
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
Cairan antiseptik pembersih kewanitaan X1 P1 X2
Air rebusan daun sirih Y1 P2 Y2

Keterangan :

X1 : Keputihan dengan cairan antiseptik pembersih kewanitaan sebelum

diberikan intervensi (pre test)

Y1 : Keputihan dengan air rebusan daun sirih sebelum diberikan

intervensi (pre test)

35
X2 : Keputihan dengan cairan antiseptik pembersih kewanitaan setelah

diberikan intervensi (post test)

Y2 : Keputihan dengan air rebusan daun sirih setelah diberikan intervensi

(post test)

P1 : Perlakuan pemberian cairan antiseptik pembersih kewanitaan

P2 : Perlakuan dengan air rebusan daun sirih

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswi yang mengalami

keputihan di kelas X di SMAN 1 Barat Kabupaten Magetan yang

berjumlah sebanyak 63 siswi.

4.2.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswi kelas X di SMAN 1

Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan. Rumus sampel dalam

penelitian ini dapat menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2016) sebagai

berikut :

𝑁
n=
1 + (𝑑2 )

keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat signifikan ( 𝜌)

36
𝑁
n=
1 + 𝑁 (𝑑2 )

48
n=
1 + 48 (0,052 )

48
n=
1 + 48 (0,0025 )

48
n=
1 + 0,12
48
n=
1,12

n = 42

jadi setelah dilakukan perhitungan didapatkan besar sampel kasus

sebanyak 42 responden.

4.3 Kriteria Sampel

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau cirri-ciri yang perlu dipenuhi

oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil atau dijadikan

sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti yaitu :

a. Semua siswi kelas X di SMAN 1 Barat Kabupaten Magetan yang

bersedia menjadi responden penelitian.

b. Semua siswi kelas X di SMAN 1 Barat Kabupaten Magetan yang

sudah mengalami menstruasi.


c. Semua siswi kelas X di SMAN 1 Barat Kabupaten Magetan yang

mengalami keputihan patologis.

d. Belum pernah dilakukan pemberian antiseptik pembersih

kewanitaan dan air rebusan daun sirih.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

sebab antara lain :

a. Siswi kelas X SMAN 1 Barat Kabupaten Magetan yang tidak

masuk sekolah saat dilakukan penelitian.

4.4 Tehnik Sampling

Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan non

probability dengan teknik Purposive Sampling yaitu berdasarkan pada

suatu pertimbangan tertentu yang di buat oleh peneliti sendiri, dengan ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun ciri

atau sifat populasi adalah siswi SMAN 1 Barat yang mengalami keputihan

dan memenuhi kriteria. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan

pertimbangannya, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel peneliti

sehingga teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada

pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2012).


4.5 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Seluruh siswi yang mengalami keputihan di kelas X SMAN 1 Barat Magetan
yang berjumlah 63 siswi

Sampel
Sebagian siswi yang mengalami keputihan di kelas X SMAN 1 Barat Magetan
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 42 siswi

Sampling : Purposive Sampling

Desain penelitian : Quasy Eksperiment (two group


pre test and post test)

Pengumpulan Data : Lembar Kuesioner

Variabel Independen : Variabel Dependen : Kejadian Keputihan


Cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan air rebusan daun

Pengolahan Data : Editing, Coding, Entry, Cleaning, Tabulating

Analisa Data : Uji Independent t test

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Efektifitas Pemberian Antiseptik


Pembersih Kewanitaan dengan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap
Kejadian Keputihan pada siswi SMAN 1 Barat Magetan
4.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.6.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Dalam penelitian ini

terdapat 2 variabel menurut Nursalam, (2016) yaitu :

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel lain.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah cairan antiseptik

pembersih kewanitaan dan air rebusan daun sirih.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain,

variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-

variabel lain. Variabel dalam penelitian ini adalah kejadian keputihan.

4.6.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang

didefinisikan tersebut. Untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan

replikasi (Nursalam, 2015).


Tabel 4.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Skala Skor


Penelitian Ukur
Independen Pemakaian antiseptik 1. Penjelasan cairan antiseptik pembersih kewanitaan Observasi - -
Cairan pembersih kewanitaan 2. Cara pemakaian cairan antiseptik pembersih kewanitaan
Antiseptik adalah surfaktan yang
Pembersih digunakan untuk mencuci
Kewanitaan dan membersihkan daerah
vagina dengan bantuan air

Air Rebusan Daun sirih mempunyai 1. Penjelasan air rebusan daun sirih Observasi - -
Daun Sirih manfaat sebagai obat untuk 2. Cara pemakaian dengan air rebusan daun sirih
menyembuhkan keputihan
dengan cara direbus dan
dibilas ke vagina
Dependen Mengalami keputihan baik Kriteria Keputihan : Kuesioner Interval 1. Keputihan
Kejadian berupa lendir bening, tidak 1. Fisiologis patlogis =
Keputihan berbau, dan tidak gatal, a. Jumlah : sedikit nilai > 6
atau lendir berwarna, b. Warna : bening, kadang putih kental 2. Keputihan
berbau dan gatal. c. Konsistensi : encer fisiologis
d. Keluhan : tidak berbau, tidak gatal = nilai 6
2. Patologis :
a. Jumlah : sedikit banyak
b. Warna : Putih keabu-abuan, putih kekuningan, berwarna
kekuninga
c. Konsistensi : encer-kental
d. Keluhan : tidak terasa gatal, gatal, sangat gatal
e. Aroma : berbau, agak berbau, berbau amis.

41
4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. Pada jenis

pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek

untuk menjawab pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan yang diajukan

berbentuk cheklist (√) untuk kejadian keputihan (Nursalam, 2016).

a. Variabel dependen : kejadian keputihan pada remaja putri dengan

jumlah 6 pertanyaan.

4.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas sebaiknya

dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji validitasnya. Jika r tabel < r

hitung maka valid (Sujarweni, 2014)

Uji validitas menggunakan “Pearson Product Moment” dengan taraf

signifikan 5% atau 0,05 dengan bantuan SPSS 16.0.

4.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam

suatu bentuk kuesioner. Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama

terhadap seluruh butir pertanyaan. Uji reliabilitas menggunakan teknik

Alpha Cronbach (a), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Jika r alpha

42
> r tabel pertanyaan tersebut reliabel, begitu juga sebaliknya. Suatu

instrument dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach

(Sujarweni, 2014).

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat

Kabupaten Magetan

4.8.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai April 2018.

4.9 Prosedur Pengumpulan Data

4.9.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam,2015).

Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang ditetapkan

adalah sebagai berikut :

1. Mengurus surat pengantar dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun ditunjukkan kepada Kepala

Sekolah SMAN 1 BARAT.

2. Memberikan surat ijin untuk melakukan penelitian ke Kepala Sekolah

SMAN 1 BARAT.
3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian

dan apabila responden bersedia menentukan responden sesuai dengan

kriteria inklusi.

4. Kemudian responden di arahkan untuk mengisi “inform consent”atau

surat persetujuan sebagai tanda bukti bahwa responden bersedia untuk

dijadikan responden penelitian.

5. Sebelum dilakukan intervensi peneliti terlebih dahulu menjelaskan

tentang cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan air rebusan daun

sirih pada responden.

6. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan mempersilahkan

responden untuk mengisi lembar kuesioner sesuai petunjuk.

7. Peneliti membagi 2 kelompok, kelompok pertama diberikan intervensi

cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan kelompok kedua di

berikan air rebusan daun sirih.

8. Peneliti melakukan intervensi kelompok pertama cairan antiseptik

pembersih kewanitaan pada remaja putri dalam 1 kali sehari selama 4

hari.

9. Peneliti melakukan intervensi kelompok kedua air rebusan daun sirih

pada remaja putri di lakukan 1 kali sehari selama 4 hari.

10. Peneliti melakukan penelitian, pengolahan, dan analisa data.


4.9.2 Pengolahan Data

Setelah data dikelompokan lalu data diolah dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner (Notoatmodjo, 2012).

a. apakah semua jawaban kuesioner sudah terisi lengkap.

b. apakah jawaban atau tulisan dari masing-masing pertanyaan

cukup jelas dan terbaca.

c. apakah jawabannya relevan dengan pertanyaan.

d. apakah jawabanan-jawaban dari pertanyaan konsisten dengan

jawaban pertanyaan yang lain.

2. Coding

Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

peng”kode”an atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoadmodjo, 2012)

a. Umur :

Masa remaja awal : 15-16 tahun

Masa remaja akhir : 17-18 tahun

b. Kelas :

Kelas X MIA 1

Kelas X MIA 2

Kelas X MIA 3
Kelas X MIA 4

Kelas X MIA 5

c. Agama : Islam =1

Kristen =2

Katolik =3

Hindu =4

Budha =5

d. Kelompok perlakuan :

Cairan antiseptik pembersih kewanitaan =1

Air rebusan daun sirih =2

e. Kuesioner Keputihan :

Jumlah cairan : Sedikit =1

Banyak =2

Lebih banyak =3

Warna cairan : Putih kental dan bening =1

Putih kekuningan =2

Kekuningan =3

Kuning kehijauan =4

Aroma cairan : Tidak berbau =1

Berbau =2

Agak berbau =3

Berbau amis =4
Konsistensi cairan : Encer =1

Kental =2

Sangat kental =3

Keluhan :

Tidak gatal =1

Gatal =2

Sangat gatal =3

Mengganti Pantyliner :

1x sehari =1

2x sehari =2

3x sehari =3

Setiap waktu =4

f. Kebersihan organ genetalia :

Sesuai =1

Tidak sesuai =2

g. Pemakaian celana dalam ketat :

Tidak memakai ketat =1

Jarang memakai ketat =2

Sering memakai ketat =3

3. Scoring

Scoring yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan

yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini dimaksudkan

untuk memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga


mempermudah perhitungan (Nazir, 2011).
a. Kuesioner variabel keputihan

Ya =1

Tidak =2

4. Data Entry

Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke

dalam progam atau “software” computer. Dalam proses ini dituntut

ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak

maka terjadi bias, meskipun hanya memasukkan data.

5. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan memasukkan data ke dalam tabel-tabel

dan mengatur angka-angka, sehingga dapat dihitung jumlah kasus

dalam berbagai kategori (Nazir, 2011).

4.10 Tehnik Analisa Data

4.10.1 Analisa Univariat

Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisa

univariat atau variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan pemberian cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan

air rebusan daun sirih dengan kejadian keputihan. Penyajian dalam

penelitian ini dalam bentuk distribusi seperti : umur, agama, kelas.


4.10.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya efektifitas

pemberian cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan

daun sirih terhadap keputihan. Pengelolaan analisa bivariat ini

menggunakan software SPSS 16.0. Uji statistik yang digunakan adalah Uji

independent test. Menggunakan uji independen t test untuk mengetahui

ada atau tidak perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak

berhubungan. Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami

dua perlakuan yang berbeda. Mencari nilai uji t hipotesis beda dua rata-

rata dengan alat bantu software SPSS.Menentukan tingkat signifikasi

dengan menggunakan uji dua sisi dengan tingkatsignifikasi α= 5%.

Signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standart yang sering digunakan.

4.11 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini juga terdapat etika dalam penelitian dan

dibedakan menjadi 3 bagian menurut (Nursalam, 2016) yaitu :

1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan

kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan

yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa

partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah di


berikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun.

c. Risiko (benefit ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (Respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self

determination)

Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai

hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun

tidak, tanpa adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap

kesembuhannya, jika mereka seorang klien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan

(right to full disclosure)

Seorang penelitian harus memberikan penjelasan secara

terperinciserta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi

kepada subjek.

c. Informerd concent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden pada informed

concent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya

akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.


3. Prinsip Keadilan (Right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau

dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga untuk kerahasiannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity)

dan rahasia (confidentility).


BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMAN 1 Barat yang terletak di Jalan Raya Pasar

Legi, Barat, Kab.Magetan. Di sekolah SMAN 1 Barat memiliki ruang

kelas X, XI dan XII yaitu setiap ruang kelas sebanyak 8 kelas. Banyaknya

murid kelas X ada 266 terdiri dari 84 laki-laki dan 182 perempuan, kelas

XI ada 272 terdiri dari 96 laki-laki dan 176 perempuan, kelas XII ada 265

terdiri dari 88 laki-laki dan 177 perempuan. Sehingga total keseluruhan

siswa siswi SMAN 1 Barat ada 803 terdiri dari 268 laki-laki dan 535

perempuan.

Secara umum keadaan lingkungan SMAN 1 Barat terlihat tertata rapi,

bersih dan sejuk, di samping SMA ini dibatasi dengan jalan raya. Jarak

antara SMAN 1 Barat ke tempat pelayanan kesehatan RSIA Bhakti

Persada berjarak 100 m dan Puskesmas Tebon Barat berjarak 1km.

Sekolah SMAN 1 barat mempunyai beberapa sarana prasarana sebagai

berikut :

52
Tabel 5.1 Macam-macam Sarana Prasarana di SMAN 1 Barat
Kecamatan Barat Kabupaten Magetan
No Jenis Sarana / Prasarana Jumlah
1 Ruang kepala sekolah 1 ruang
2 Ruang guru 1 ruang
3 Ruang tata usaha 1 ruang
4 Ruang kelas 24 ruang
5 Laboratorium biologi 1 ruang
6 Laboratorium fisika 1 ruang
7 Laboratorium kimia 1 ruang
8 Laboratorium komputer 1 ruang
9 Perpustakaan 1
10 Aula 1
11 GOR 1
12 Lapangan -
13 Masjid 1
14 Ruang UKS 1 ruang
15 Toilet guru 4
16 Toilet siswa 3

Keadaan toilet di SMAN 1 Barat sangat bersih, cukup nyaman, air

bersih dan tersedia tempat sampah di toilet. Pada ruang UKS (Unit

Kesehatan Sekolah) digunakan untuk siswa siswi yang merasa sakit, untuk

keadaan umum UKS nyaman, dilengkapi dengan tempat tidur dan obat-

obatan.

5.2 Penyajian Karakteristik Data Umum

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia


Responden Perlakuan Cairan Antiseptik Pembersih
Kewanitaan di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten
Magetan Bulan Mei 2018.
No Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
1 15-16 tahun 14 66,7%
2 17-18 tahun 7 33,3%
Total 21 100%
Sumber : Data Penelitian 2018

53
Dari tabel diatas menunjukan bahwa rentang usia paling banyak

adalah 12-16 tahun yaitu sebanyak 14 orang (66,7%) dari 21 responden

yang diteliti.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Usia


Responden Perlakuan Air Rebusan Daun Sirih di SMAN 1
Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan
No Usia Frekuensi (f) Persentase (%)
1 15-16 tahun 9 42,9%
2 17- 18 tahun 12 57,1%
Total 21 100%
Sumber : Data Penelitian 2018

Dari tabel diatas menunjukan bahwa rentang usia paling banyak

adalah 17-18 tahun yaitu sebanyak 12 orang (57,1%) dari 21 responden

yang diteliti.

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Agama Pada


Perlakuan Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan dan Air
Rebusan Daun Sirih di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat
Kabupaten Magetan
Cairan Antiseptik Air Rebusan Daun Sirih
No Agama
Frekuensi (f) Persentase(%) Frekuensi (f) Persentase(%)
1 Islam 21 100% 21 100%
Total 21 100% 21 100%
Sumber: Data Penelitian 2018

Dari tabel diatas menunjukan bahwa seluruh responden beragama

islam sebanyak 21 orang atau 100% pada kelompok cairan antiseptik.

Kelompok air rebusan daun sirih 21 orang atau 100% beragama islam.
5.3 Hasil Penelitian

Hasil analisa data responden yang mengalami keputihan pada siswi di

SMAN 1 Barat dibawah ini :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Keputihan Sebelum Diberi Perlakuan


Pada Siswi di SMAN 1 Barat
Cairan Antiseptik Daun Sirih
Keputihan Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%)
Keputihan
- - - -
Fisiologis
Keputihan
21 50% 21 50%
Patologis
Sumber : Data Penelitian 2018

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa sebanyak 21 orang atau

100% yang mengalami keputihan patologis dari kelompok cairan

antiseptik sedangkan kelompok daun sirih sebanyak 21 orang (100%)

keputihan patologis.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Keputihan Sesudah Diberi Perlakuan Pada


Siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan
Cairan Antiseptik Daun Sirih
Keputihan
Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%)
Keputihan
5 23,8% 4 19,0%
Fisiologis
Keputihan
16 76,2% 17 81,0%
Patologis
Total 21 50% 21 50%
Sumber : Data Penelitian 2018.

Berdasarkan tabel 5.6 diatas menunjukan bahwa pada kelompok

cairan antiseptik yang mengalami keputihan patologis 16 responden atau

76,2%, sedangkan kelompok daun sirih sebanyak 17 responden (81,0%)

yang keputihan patalogis setelah diberikan perlakuan.


1. Perbandingan Keputihan Sebelum dan Sesudah Diberi Cairan
Antiseptik Pembersih Kewanitaan

Tabel 5.7 Perbandingan Rerata Keputihan Sebelum dan Sesudah


Pemberian Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan Pada
Siswi di SMAN 1 Barat
Cairan Antiseptik
Mean Median Modus SD Min-Max
Pembersih Kewanitaan
Pre-test 12.43 13.00 12 1.690 9-9
Post-test 11.14 11.00 12 1.315 15-13
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa didapatkan

rerata cairan antiseptik pembersih kewanitaan sebelum 12.43 dan

sesudah 11.14 dengan median 13.00 kemudian dengan nilai akhir

median 11.00. Nilai cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan

modus 12. Untuk standart deviasi 1.690 dengan nilai minimal dan

maksimal 9 sedangkan sesudah diberikan perlakuan diperoleh 1.315

dengan nilai minimal 15 dan nilai maksimal 13.

2. Perbandingan Keputihan Sebelum dan Sesudah Diberi Air


Rebusan Daun Sirih

Tabel 5.8 Perbandingan Rerata Keputihan Sebelum dan Sesudah


Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Pada Siswi di SMAN 1
Barat
Air Rebusan
Mean Median Modus SD Min-Max
Daun Sirih
Pre-test 11.76 12.00 12 1.221 9-6
Post-test 8.95 9.00 9 1.431 14-12
Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan data tabel 5.8 diatas dapat disimpulkan bahwa

Pemberian air rebusan daun sirih sebelum diberikan didapatkan dengan

mean 11.76 dengan sesudah diberikan diperoleh 8.95. Nilai median

sebelum 12.00 sesudah 9.00. Sebelum perlakuan didapatkan standart

deviasi 1.221 dan sesudah perlakuan 1.431. Nilai minimal dan


maksimal sebelum diberikan cairan antiseptik 9-6, sesudah diberikan

cairan antiseptik 14-12.

3. Perbedaan Antara Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan dan


Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Kejadian Keputihan Pada Siswi
di SMAN 1 Barat

Tabel 5.9 Distribusi Perbedaan Pre-test dan Post-test Antara Cairan


Antiseptik dan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Keputihan
Pada Pada Siswi di SMAN 1 Barat
Kelompok Mean
Pre Post
Cairan Antiseptik 12.43 11.14
Air rebusan daun sirih 11.76 8.95
Sumber : Data Primer Diolah 2018

Pada tabel 5.9 dapat dijelaskan bahwa sebelum diberikan perlakuan

cairan antiseptik nilai rerata 12.43 dan setelah perlakuan 11.40,

sedangkan pada air rebusan daun sirih sebelum perlakuan nilai rerata

11.76 dan setelah perlakuan 8.95 maka dapat disimpulkan nilai antara

pre dan post lebih banyak berkurang pada air rebusan daun sirih, untuk

itu lebih efektif pada pemberian air rebusan daun sirih.

Tabel 5.10 Distribusi Hasil Antara Cairan Antiseptik Pembersih


Kewanitaan dan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap
Kejadian Keputihan Pada Bulan Mei 2018
Levene’s
Cairan t-test for Equality of Means
Test
Antiseptik_
Sig Mean Std.Error
Daun Sirih F Sig T Df (2-tailed) Difference Difference
Sebelum
Varian Sama 2.967 .093 1.465 40 .151 .667 .455
Varian Beda 1.465 36.403 .151 .667 .455
Sesudah
Varian Sama .391 .093 5.166 40 .000 2.190 .424
Varian Beda 5.166 39.716 .000 2.190 .424
Sumber : Data Primer Diolah 2018

Berdasarkan tabel 5.10 sebelum melakukan analisa data, terlebih

dahulu dilakukan uji varian. Pada cairan antiseptik pembersih


kewanitaan dan air rebusan daun sirih sebelum perlakuan nilai p yang

didapat dari uji varian adalah 0,093. Nilai p lebih besar dri 0,05 maka

varian data kedua kelompok sama, sehingga untuk melihat hasil uji t

memakai uji varian yang sama dan diketahui bahwa nilai p-value

sebesar 0,151 > 0,05 maka H 0 diterima artinya sebelum diberikan

perlakuan tidak ada perbedaan antara pemberian cairan antiseptik

pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap kejadian

keputihan pada siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten

Magetan.

Sedangkan pada kelompok cairan antiseptik pembersih kewanitaan

dan air rebusan setelah perlakuan nilai p didapat dari uji varian adalah

0,093. Nilai p lebih besar dari 0,05 maka vairan data kedua kelompok

sama, sehingga untuk melihat hasil uji t memakai uji varian sama dan

diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak

artinya setelah diberikan perlakuan ada perbedaan antara pemberian

cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih

terhadap kejadian keputihan pada siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan

Barat Kabupaten Magetan.


5.4 Pembahasan

5.4.1 Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan Terhadap Kejadian


Keputihan Pada Siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten
Magetan

1. Kejadian keputihan sebelum pemberian cairan antiseptik pembersih


kewanitaan

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa hasil penelitian yang dilakukan

terhadap 21 responden dengan keputihan sebelum diberikan cairan

antiseptik pembersih kewanitaan dengan rata rata 12.43, median

13.00, nilai cairan antiseptik pembersih kewanitaan paling banyak

12.00 dengan nilai terendah dan tertinggi 9, standart deviasi 1.690.

Didapatkan kejadian keputihan keseluruhan pada siswi adalah

keputihan patologis berjumlah 21 responden (50%) dengan warna

cairan kekuningan, jumlah cairan banyak dan bau amis. Pada

kategori usia 15-16 tahun berjumlah 14 responden (66,7%) dan usia

17-18 tahun berjumlah 7 responden (33,3%). Dari nilai total hasil

observasi kuesioner keputihan nilai paling tertinggi 15 sebelum

diberikan cairan antiseptik pembersih kewanitaan. Dalam penelitian

ini juga didapatkan bahwa responden yang mengalami keputihan

sebanyak 21 siswi dikarenakan banyak yang tidak mengetahui cara

membersihkan vagina yang benar kemudian dari 21 responden

didapatkan 17 responden yang gatal saat mengalami keputihan dan

cairan berwarna kekuningan, mengeluarkan cairan banyak, aromanya

sangat berbau.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa terdapat faktor lain yang

mempengaruhi keputihan antara lain pakaian dalam terlalu ketat,

penggunaan pakaian dalam yang terbuat dari nylon atau polyester

(gunakan bahan katun) dan cara membasuh daerah kemaluan dari

belakang kedepan (Murtiastutik, 2010). Menurut Wijayanti Daru

(2009) keputihan yang tidak normal disertai dengan rasa gatal, daya

tahan tubuh terlalu lemah, maka sebagian besar cairan tersebut berasal

dari leher rahim, walaupun ada cairan yang berasal dari vagina yang

terinfeksi.

Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa siswi yang

mengalami keputihan disebabkan adanya bakteri yang ada divagina

dan penggunaan pakaian berbahan sintetis yang ketat dan kurangnya

menjaga kebersihan vagina sehingga siswi mudah mengalami

keputihan.

2. Kejadian keputihan setelah pemberian cairan antiseptik pembersih


kewanitaan

Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa setelah pemberian cairan

antiseptik pembersih kewanitaan dapat dijelaskan rata-rata nilai mean

diperoleh 11.14 dengan median 11.00, nilai cairan antiseptik

pembersih kewanitaan terendah 15 dan nilai tertinggi 13 dengan

standart deviasi 1.315. Dari hasil nilai total pada observasi kuesioner

sebelum perlakuan didapatkan nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 10,

dan yang mengalami keputihan patologis sebanyak 21 responden

(50%). Kemudian setelah diberikan cairan antiseptik pembersih


kewanitaan mengalami penurunan dengan nilai tertinggi 13 dan nilai

terendah 9 dengan keputihan fisiologis 5 responden (23,8%) dan

keputihan patologis berjumlah 16 responden (76,2%) dikarenakan

setelah penggunaan cairan antiseptik pembersih kewanitaan dalam

waktu 4 hari terjadi perubahan pada jumlah cairan dan konsistensi

cairan, 9 responden mengalami perubahan dengan jumlah cairan

berkurang atau sedikit dan konsistensi cairan kental, aroma berbau

berkurang.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa keputihan fisiologis memiliki

tanda sebagai berikut cairan encer dan kental, cairan berjumlah

sedikit, berwarna putih kekuningan (Wijayanti D, 2009). Keputihan

menjadi berkurang disebabkan pemberian cairan antiseptik pembersih

kewanitaan. Menurut Nara (2011), pembersih kewanitaan adalah

cairan yang digunakan dalam proses pembersihan vagina, pembersih

vagina dapat berupa internal dan eksternal. Untuk ekternal yang biasa

dilakukan yaitu membasuh bagian luar vagina. Sedangkan

penggunaan antiseptik yang ber pH normal akan menjaga keasaman

pada vagina apabila keasaman vagina berubah maka kuman jahat akan

tumbuh dan bisa terjadi infeksi pada vagina. Cairan antiseptik yang

memiliki pH 3,5 normal salah satunya adalah betadhine feminime

untuk mengatasi keputihan yang mempunyai kandungan Provide-

Iodine 10% yang mampu membunuh kuman (bakteri, jamur, dan

virus) (Septian, 2009).


Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa cairan antiseptik

pembersih kewanitaan dapat mencegah terjadinya keputihan pada

remaja, dan penggunaan cairan antiseptik terlalu sering maka dapat

mengganggu ekosistem dalam vagina terutama pH, untuk itu peneliti

hanya menggunakan cairan antiseptik pembersih kewanitan 1x sehari

saat pagi hari dalam waktu 4 hari agar pH dalam vagina tetap normal.

5.4.2 Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Kejadian Keputihan Pada Siswi di
SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan

1. Kejadian keputihan sebelum air rebusan daun sirih

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat bahwa sebelum pemberian air

rebusan daun sirih didapatkan nilai rata-rata 11.76 dengan median

12.00, nilai minimal 9 dan nilai maksimal 6, standart deviasi 1.221

dengan nilai modus 12, dari hasil penelitian diperoleh 21 responden

yang mengalami keputihan patologis dengan kategori usia 15-16 tahun

berjumlah 9 responden (42,9%) , 17-18 tahun berjumlah 12 responden

(57,1%). Dari nilai total sebelum pemberian air rebusan daun sirih

nilai tertinggi 14 dan nilai terendah 9. Dalam penelitian ini didapatkan

bahwa 17 responden mengalami cairan berwarna kuning, sangat

berbau, sering mengganti panty liner sehari 3-4x.

Gejala keputihan yang dialami oleh responden sesuai dengan teori

bahwa keputihan patologis ditandai seperti jumlahnya banyak, warna

berubah (kuning, hijau, menyerupai susu), disertai keluhan gatal,

nyeri, berbau amis (Wijayanti D, 2009). Selain faktor jamur dan

bakteri meningkatnya terjadi keputihan pada remaja juga disebabkan


oleh perilaku remaja dalam kebersihan genetalia (Ratna, 2010). Selain

itu, keputihan yang berlebihan dan tidak normal juga bisa merupakan

gejala awal dari kanker serviks yang bisa berujung kematian pada

remaja atau wanita (Wijaya, 2010). Hal ini diperkuat oleh Dwiana

(2010) mengatakan sebanyak 90% kasus kanker leher rahim di

Indonesia di tandai dengan keputihan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang

mengalami keputihan dikarenakan kurangnya memperhatikan area

genetalia sehingga bakteri, jamur dan parasit mudah masuk ke liang

senggama, dan cara penggunaan panty liner terus menerus dapat

menyebabkan berkembangnya bakteri, lingkungan yang tidak bersih

juga dapat terjadinya keputihan.

2. Kejadian keputihan setelah air rebusan daun sirih

Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan bahwa air rebusan daun sirih

setelah perlakuan dapat dijelaskan rata-rata nilai 8.95, dengan nilai

median 9.00, modus 9, nilai minimal air rebusan daun sirih 14 dan

nilai maksimal 12 dengan standart deviasi 1.431, dari hasil penelitian

dengan cara observasi di peroleh nilai total paling tertinggi setelah

pemberian air rebusan daun sirih 12 dan nilai terendah 6. Keputihan

menjadi berkurang setelah diberikan air rebusan daun sirih, 4

responden (19,0%) yang mengalami keputihan fisiologis dan 17

responden (81,0%) yang terjadi keputihan patologis. Dalam hasil

observasi dengan cara kuesioner didapatkan bahwa sebelum diberikan


air rebusan daun sirih responden mengalami cairan berwarna kuning,

sangat berbau, gatal. Setelah diberikan air rebusan daun sirih keluhan

saat keputihan berkurang, warna putih kekuningan, putih kental. Dari

14 responden yang mengalami keputihan berkurang ada 6 responden

yang mengatakan bahwa keputihan berkurang setelah pemberian air

rebusan daun sirh pada hari ke 4.

Hal ini sependapat bahwa kandungan daun sirih memiliki banyak

manfaat. Menurut Gunawan (2010) daun sirih mengandung minyak

atsiri yang terdiri dari kavikol, euganol, cavibeto, dan estragol yang

dapat mencegah keputihan. Manfaat daun sirih bukan hanya sebagai

penyembuh keputihan akan tetapi juga bisa digunakan sebagai obat

sariawan, batuk, haid tidak teratur, menghilangkan gatal, bau mulut,

daun sirih juga untuk membasuh vagina dan mengurangi keputihan

karena mengandung karvakol yang bersifat desinfektan dan anti jamur

sehingga bisa digunakan sebagai obat antiseptik untuk mengurangi

keputihan (Saparinto, 2015)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa air rebusan daun sirih

dapat digunakan berbagai macam pengobatan salah satunya untuk

mengurangi keputihan, selain itu daun sirih juga mampu

menjagakeseimbangan ekosistem pada vagina sekaligus membuat

lingkungan bersifat asam, sehingga memliki daya yang kuat terhadap

infeksi.
5.4.3 Perbedaan Antara Pemberian Cairan Antiseptik Pembersih
Kewanitaan dengan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Kejadian
Keputihan Pada Siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat

Untuk mengetahui efektifitas pemberian cairan antiseptik pembersih

kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap kejadian keputihan

pada siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan maka

dilakukan uji statistik mengunakan uji Independen t test dengan syarat

berskala data interval / rasio, berdistrubusi normal, varians antar kelompok

sama atau homogen dan untuk mengetahui perbedaan nilai sebelum dan

sesudah. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji Independen t-test

didapatkan nilai pada kelompok cairan antiseptik pembersih kewanitaan

dan air rebusan setelah perlakuan nilai p didapat dari uji varian adalah

0,093. Nilai p lebih besar dari 0,05 maka vairan data kedua kelompok

sama, sehingga untuk melihat hasil uji t memakai uji varian sama dan

diketahui bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak

artinya setelah diberikan perlakuan ada perbedaan antara pemberian cairan

antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap

kejadian keputihan pada siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat

Kabupaten Magetan. Maka untuk melihat efektifitasnya dengan hasil nilai

indeks rata-rata cairan antiseptik pembersih kewanitaan setelah perlakuan

adalah 11.14 dan nilai indeks rata-rata air rebusan daun sirih setelah

perlakuan adalah 8.95. sehingga dapat disimpulkan bahwa mean nilai

cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih lebih

efektif dengan pemberian air rebusan daun sirih.


Menurut Aulia (2010) Keputihan adalah keluarnya cairan berlebihan

pada liang senggama (vagina) yang terkadang disertai rasa gatal,nyeri,rasa

terbakar di bibir kemaluan,kerap disertai bau busuk dan menimbulkan

rasa nyeri sewaktu buang air kecil atau bersenggama (Aulia, 2012).

Keputihan ada 2 yaitu keputihan normal dan keputihan tidak normal,

keputihan normal dengan ciri ciri warna putih bening kental, tidak berbau,

tanpa disertai keluhan, sedangkan keputihan tidak normal memiliki ciri-

ciri jumlahnya banyak, warna berubah (kuning, hijau, menyerupai susu),

disertai keluhan sepertigatal, nyeri, serta berbau amis (Wijayanti D, 2009).

Penelitian ini memberikan pencegahan pada keputihan remaja dengan

memberikan cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan air rebusan daun

sirih.

Menurut Septian (2009) pembersih kewanitaan adalah surfaktan yang

digunakan untuk mencuci dan membersihkan dengan bantuan air.

Sedangkan surfatan sendiri merupakan singkatan dari Surface Active

Agents, bahan untuk menurunkan tegangan permukaan suatu cairan baik

berupa gas maupun cair sehingga mempermudah pemerataan dan

penyebaran. Pembersih kewanitaan mengandung senyawa kimia seperti

kandungan petroleum, syntetic cheminal, dan petrocheminal yang dapat

merusak kulit. Sedangkan air rebusan daun sirih mengandung seperti

euganol, dapat mematikan jamur candida albicans sebagai penyebab

keputihan, tanin berupa astrigen, mengurangi sekresi cairan pada liang

vagina, penekanan penebalan tubuh. Penelitian menurut Fera Firmanila


(2016) dan Risna Triyani (2013) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh

pemberian cairan antiseptik pembersih kewanitaan dan air rebusan daun

sirih terhadap keputihan selama 5 hari dan 7 hari secara terus-menerus. Hal

ini sependapat dengan penelitian Amir Syarif penggunaan daun sirih pada

pengobatan keputihan 90,0% dinyatakan sembuh dari keputihan. Dalam

penelitian Amir Syarif juga terbukti sebelum menggunakan air rebusan

daun sirih seluruh responden mengalami keputihan 100% dan setelah

menggunakan air rebusan daun sirih berkurang menjadi 95%.

Dari uraian diatas peneliti berpendapat bahwa pemberian cairan

antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih dapat

mengurangi keputihan pada siswi. Siswi yang mengalami keputihan

disebabkan oleh bakteri yang ada di dalam vagina dan kurang

membersihkan area genetalia sehingga kuman mudah masuk ke liang

vagina, penggunaan panty liner yang terlalu sering dan jarang mengganti

panty liner bisa menyebabkan keputihan. Maka dapat disimpulkan ada

efektifitas pemberian cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan air

rebusan daun sirih terhadap kejadian keputihan pada siswi di SMAN 1

Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan.


5.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai keterbatasan penelitian

sehingga memungkinkan hasil yang ada belum optimal atau bisa dikatakan

belum sempurna, banyak sekali kekurangan- kekurangan tersebut antara

lain :

1. Saat dilakukan wawancara jawaban yang diberikan cenderung

sekedarnya saja, sehingga dapat menyebabkan bias informasi

2. Dalam proses pengambilan data responden ada yang kurang

memahami dari pertanyaan sehingga peneliti menjelaskan maksud

dari kuesioner yang diberikan.

3. Peneliti juga tidak mengetahui keputihan yang dialami responden

secara detail jadi perlu pendekatan saat dilakukan wawancara.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, pengujian hipotesis

serta hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka

pada bab ini peneliti menarik kesimpulan dari penelitian ini yaitu :

1. Cairan antiseptik pembersih kewanitaan terhadap kejadian keputihan

pada siswi di SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan

yaitu sebelum perlakuan (pre-test) cairan antiseptik pembersih

kewanitaan nilai rerata 12.43 dan setelah perlakuan (post-test)

didapatkan nilai rerata 11.14.

2. Air rebusan daun sirih terhadap kejadian keputihan pada siswi di

SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan sebelum

diberikan perlakuan berupa air rebusan daun sirih diperoleh nilai

rerata 11.76 sedangkan setelah diberi perlakuan (post-test) nilai rerata

8.95..

3. Efektifitas cairan antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan

daun sirih terhadap kejadian keputihan pada siswi di SMAN 1 Barat

Kecamatan Barat Kabupaten Magetan didapatkan hasil nilai cairan

antiseptik pembersih kewanitaan setelah perlakuan 11.14 sedangkan

air rebusan daun sirih setelah perlakuan 8.95 maka dapat disimpulkan

bahwa lebih efektif air rebusan daun sirih.

69
6.2 Saran

Berdasarkan pada penelitian dan simpulan hasil penelitian, maka

selanjutnya peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah SMAN 1 Barat

Untuk menambah pengetahuan dalam pencegahan keputihan dan

menjaga kebersihan area genetalia. Perlu diadakan penyuluhan tentang

kesehatan reproduksi khususnya reproduksi wanita.

2. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Dapat menambah sumber informasi dan daftar pustaka untuk

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun

berkaitan dengan efektifitas pemberian cairan antiseptik pembersih

kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap kejadian

keputihan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan informasi, pengetahuan dan

dikembangkan agar dapat dilakukan oleh penelitian selanjutnya

dengan metode dan desain yang berbeda.

4. Bagi Responden

Dapat menambah pengetahuan dan penecegahan pada keputihan,

menggunakannya sebagai pelajaran tentang kebersihan organ genetalia

70
DAFTAR PUSTAKA

Aulia. 2012. Serangan Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi.


Yogyakarta : Buku Biru.

Ayuningtyas, DN. 2011. Hubungan antara pengetahuan dan prilaku menjaga


Kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan pada siswi SMA
Negeri 4 Semarang. Program pendidikan S-1 Kedokteran. FK UNDIP
Semarang. Di akses pada tanggal 22 Desember 2013, dari
http://eprints.undip.ac.id

Bahari, H. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta : Buku Biru.

Kusmiran, E. 2012. Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba


Medika.

M, Annisa. 2011. Hubungan Pemakaian Cairan Pembersih Organ Kewanitaan


dengan Kejadian Keputihan Pada Reamaj Putri di SMA Negeri 2 Sleman.
Skripsi. Yogyakarta : STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Tersedia dalam
http://digilib.unisayogya.ac.id/naskah/publikasi-annisa.
(Diakses 20 Desember 2017).

Maulana, M. 2008. Penyakit Kelamin dan Pengobatannya. Jogjakarta : Kata Hati.

Murtiastutik, D. 2010. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya: Airlangga


University Press.

Nazir. 2011. Metode Penelitian Bogor : Galia Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Kedua. Jakarta :


Rineka Cipta.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Edisi Keempat. Jakarta :


Salemba Medika.

Obi Andareto. 2015. Optik Herbal di Sekitar Anda (Solusi Pengobatan 1001
Penyakit Secara Alami dan Sehat Tanpa Efek Samping). Jakarta Selatan :
Pustaka Ilmu Semesta.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth.S. 2015. Perilaku & Softskills Kesehatan.


Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Ratna, D., P. 2010. Pentingnya menjaga organ kewanitaan. Jakarta: Indeks.

71
Rohmah, Eliya, Nuryanti, Dwi, Lestari, Indah Ana Tri. 2013. Hubungan Menjaga
Kesehatan Organ Reproduksi (Vagina) dengan Kejadian Keputihan pada
Siswi Kelas XI dan XII IPA SMAN 1 SOOKO Ponorogo. Skripsi. Ponorogo
: AKBID Harapan Mulia. Tersedia dalam
http://www.akbidharapanmulya.ac.id/web/jurnal/detail_jurnal.php?id
(Diakses 23 Januari 2017)

Rosdiana, Anna, Pratiwi, Wulan Mulya. 2014. Khasiat Ajaib Daun Sirih. Jakarta:
Padi.

Saparinto, Cahyo, 2016. Grow Your Own Medical Plant – Panduan Praktis
Menanam 51 Tanaman Obat Populer di Pekarangan. Yogyakarta : Lily
Publisher.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian : Lengkap, Praktis, dan Mudah,


Dipahami. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Suparni, Ari Wulandari. 2017. Herbal bali. Yogyakarta : Rapha Pusblishing.

Widyastuti, Yani, Rahmawati, Anita, Purnamaningrum, Yuliasti Eka. 2009. Fakta


Penting Sekitar Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta : Books Marks.

Wijaya. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Niaga
Swadaya.

Wijayanti, Daru. 2011 Fakta Penting Sekitar Reproduksi Wanita. Yogyakarta :


Diglosia Printika.

72
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Surat Keterangan Selesai Penelitian


Lampiran 4

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

EFEKTIFITAS PEMBERIAN CAIRAN ANTISEPTIK PEMBERSIH


KEWANITAAN DENGAN AIR REBUSAN DAUN SIRIH
TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI
DI SMAN 1 BARAT KECAMATAN
BARAT KABUPATEN MAGETAN

Oleh :

Titis Arumdika

Penulis adalah mahasiswa keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.


Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan
Sarana Keperawatran STIKES Bhakti Huasada Mulia Madiun.

Tujuan penelitian ini untuk mempelajari dan melaksanakan pemberian cairan


antiseptik pembersih kewanitaan dengan air rebusan daun sirih terhadap
keputihan. Peneliti mengharap informasi yang anda berikan nanti sesuai keadaaan
yang sesungguhnya dan tanpa dipengaruhi orang lain. Peneliti menjamin
kerahasiaan identitas anda. Informasi yang saudara berikan hanya akan digunakan
untuk pengembangan ilmu pendidikan dan tidak akan dipergunakan untuk
maksud-maksud lain.

Partisipasi anda bersifat bebas. Anda bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya
sanksi. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian ini, silahkan anda
menandatangani kolom yang tersedia.

Madiun, April 2018


Peneliti,

Titis Arumdika
201402049
Lampiran 5

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi

Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,

Nama : Titis Arumdika

NIM 201402049

Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Efektifitas Pemberian

Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan dengan Air Rebusan Daun Sirih

Terhadap Kejadian Keputihan pada Siswi di SMAN 1 Barat Kec.Barat

Kab.Magetan”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk

bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan.

Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan

saya gunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya

ucapkan terima kasih.

Madiun, April 2018


Peneliti,

Titis Arumdika
201402049
Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Titis Arumdika mengenai berjudul “Efektifitas Pemberian Cairan

Antiseptik Pembersih Kewanitaan dengan Air Rebusan Daun Sirih Terhadap

Kejadian Keputihan pada Siswi di SMAN 1 Barat Kec.Barat Kab.Magetan”. Saya

mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi

pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data

yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demi penyataan ini saya buat untuk

dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, April 2018

Responden
Lampiran 7

KUESIONER

Efektifitas Pemberian CairanAntiseptik Pembersih Kewanitaan dengan Air


Rebusan Daun Sirih Terhadap Kejadian Keputihan Pada Remaja di SMA
NEGERI 1 BARAT Kecamatan Barat Kabupaten Magetan

1. Identitas Responden
No. Responden :
Nama :
Umur :
Agama : Islam Budha
Kristen Hindu
Kelas :
Alamat :
Siapakah orang terdekat anda :
Apakah anda pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi ?
Ya Tidak

Dari mana anda mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi ?


Teman Keluarga

Guru Media elektronik / media cetak


2. Kuesioner Keputihan
Berilah tanda (√) pada kolom di bawah berdasarkan ciri – ciri keputihan yang
anda alami.
Jumlah cairan :

Sedikit Banyak Lebih banyak

Warna cairan :

Putih kental dan bening Kekuningan

Putih Kekuningan Kuning kehijauan

Aroma cairan :

Berbau Berbau amis

Agak berbau Tidak berbau

Konsistensi cairan :

Encer Kental Sangat kental

Keluhan :

Tidak gatal Gatal Sangat gatal

Mengganti pembalut :

1x sehari 2x sehari

3x sehari Setiap waktu


3. Lembar Observasi Kuesioner

Cairan Antiseptik Pembersih


Air Rebusan Daun Sirih
Kewanitaan
Hari/tanggal Pretest Post Test Pre Test Post Test
(sebelum diberikan (sesudah diberikan (sebelum diberikan (sesudah diberikan
perlakuan) perlakuan) perlakuan) perlakuan)
Lampiran 8

KISI-KISI KUESIONER

Kisi-kisi Kuesioner Tentang Kejadian Keputihan

Variabel Parameter Nomor soal Jumlah soal


Kejadian 1. Jumlah 1 2
Keputihan 2. Warna 2 4
3. Konsistensi 3 2
4. Keluhan 4 7
5. Mengganti Panty liner 5 4
Lampiran 9

Standart Operasional Prosedur


Air Rebusan Daun Sirih
Pengertian Sirih di gunakan sebagai obat dan khasiat untuk
mengatasi keputihan dan mempunyai berbagai manfaat
sebagai pengobatan tradisonal.
Tujuan 1. Untuk membasuh vagina
2. Untuk mengurangi keputihan fisiologis maupun
patologis
3. Menjaga kebersihan area genetalia
Tempat SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan
Waktu 3-5 menit
Prosedur Pelaksanaan
Bahan 1. Daun sirih muda 6 lembar (dipotong)
2. Air ± 500 cc
3. Gayung
4. Air Bersih
Cara membuat 1. Daun sirih terlebih dahulu di cuci yang bersih
2. Daun sirih yang sudah di cuci tadi kemudian
tambahkan air ± 500 cc lalu rebus daun sirih
3. Rebus daun sirih sampai mendidih lalu saring
rebusan daun sirih tersebut.
4. Lalu diamkan agar air rebusan daun sirih dingin
terlebih dahulu
5. Rebusan air daun sirih siap digunakan.
Aturan pemakaian 1. Gunakan air rebusan daun sirih setiap habis buang air
kecil (cebok).
2. Lakukan 1x sehari selama 4 hari.
Standart Operasional Prosedur
Cairan Antiseptik Pembersih Kewanitaan
Pengertian Cairan antiseptik pembersih kewanitaan digunakan
mencuci atau membersihkan area genetalia (vagina)
untuk menjaga agar tetap bersih.
Tujuan 1. Untuk mengurangi gatal dan bau
2. Untuk mengurangi akibat keputihan
3. Menjaga kebersihan organ intim kewanitaan
Tempat SMAN 1 Barat Kecamatan Barat Kabupaten Magetan
Waktu 3-5 menit
Prosedur Pelaksaan
Bahan Povidine-Iodine 10%
Cara pengunaan 1. Larutkan satu tutup botol (8mL) Betadine Feminime
Hygiene dengan setengah gayung (± 1 liter) air.
2. Basuhkan pada organ intim kewanitaan.
3. Bilas dengan air bersih.
Lampiran 10

PROSEDUR KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA

No Langkah-langkah Membersihkan Organ Genetalia


1 Membasuh alat kelamin wanita yang benar dari arah depan (vagina)
kebelakang (anus)

2 Menggunakan sabun khusus pembersih vagina akan mematikan bakteri dan


memicu berkembangnya bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi

3 Menggunakan panty liner sesuai dengan kebutuhan artinya ketika


mengalami keputihan yang banyak sekali

4 Hindari memakai celana yang ketat karena kulit jadi susah bernafas dan
akhirnya menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan berkeringat
Lampiran 11

DATA TABULASI CAIRAN ANTISEPTIK PEMBERSIH KEWANITAAN

No Usia Agama Jenis S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 Total S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 Total Rata-
Kelamin PRE POST rata/Selisih
1 17th Islam Perempuan 2 1 2 2 1 2 10 1 2 1 2 2 1 9 1
2 17th Islam Perempuan 1 2 2 2 2 1 10 1 2 2 1 1 1 8 2
3 16th Islam Perempuan 2 2 1 2 1 1 9 1 1 2 1 2 1 6 3
4 16th Islam Perempuan 2 3 3 2 1 1 12 2 2 2 1 2 1 10 2
5 17th Islam Perempuan 2 3 1 3 3 3 15 2 2 1 2 2 3 13 2
6 16th Islam Perempuan 3 2 2 3 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12 2
7 15th Islam Perempuan 3 2 4 2 2 1 14 2 2 3 1 2 2 12 2
8 16th Islam Perempuan 2 3 3 2 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12 2
9 17th Islam Perempuan 3 3 2 3 2 1 14 3 2 2 2 1 2 12 2
10 16th Islam Perempuan 2 2 2 1 2 4 13 2 2 2 1 2 2 11 2
11 15th Islam Perempuan 2 2 2 1 2 1 10 1 2 1 1 1 - 6 4
12 17th Islam Perempuan 2 3 1 2 2 2 12 2 2 2 1 1 1 9 3
13 17th Islam Perempuan 3 3 4 2 2 1 15 2 2 2 2 3 2 13 2
14 15th Islam Perempuan 1 2 2 2 3 1 13 1 2 2 2 1 1 11 2
15 16th Islam Perempuan 2 2 3 1 2 2 12 1 1 1 1 1 1 6 6
16 15th Islam Perempuan 2 2 1 2 2 2 11 1 2 1 2 2 1 9 2
17 16th Islam Perempuan 3 2 1 1 2 3 12 1 1 1 1 1 1 6 6
18 16th Islam Perempuan 2 3 4 2 1 1 13 2 2 2 1 2 2 11 2
19 17th Islam Perempuan 2 2 2 2 2 2 12 2 3 1 2 2 2 12 0
20 16th Islam Perempuan 3 1 3 3 2 1 13 1 1 1 1 1 1 6 7
21 16th Islam Perempuan 2 2 1 2 2 4 13 2 1 2 2 1 1 9 4

86
DATA TABULASI KELOMPOK AIR REBUSAN DAUN SIRIH

Jenis S.6 Total Total Rata-


No Usia Agama S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6
Kelamin PRE POST rata/Selisish
1 15th Islam Perempuan 2 3 2 2 2 1 12 2 2 2 1 2 1 10 2
2 16th Islam Perempuan 3 3 2 2 1 1 12 2 2 1 2 1 1 9 3
3 11th Islam Perempuan 3 2 3 1 2 2 13 2 1 2 2 2 2 11 2
4 17th Islam Perempuan 2 2 1 2 2 1 12 1 1 2 2 2 1 9 3
5 16th Islam Perempuan 3 2 3 1 1 2 12 2 2 1 1 2 1 9 3
6 17th Islam Perempuan 2 2 4 2 2 2 14 2 2 2 2 2 2 12 2
7 15th Islam Perempuan 1 3 2 2 2 2 12 1 2 1 2 2 2 10 2
8 17th Islam Perempuan 2 2 3 1 1 2 11 1 2 1 1 1 1 7 4
9 16th Islam Perempuan 2 2 2 2 2 1 12 2 3 1 1 1 1 9 3
10 16th Islam Perempuan 3 2 1 2 3 2 13 1 1 1 2 2 2 9 4
11 16th Islam Perempuan 2 2 3 2 2 1 12 1 2 2 1 1 1 8 4
12 17th Islam Perempuan 2 2 1 4 2 2 12 2 2 1 2 1 1 9 3
13 17th Islam Perempuan 3 3 2 2 2 1 13 1 3 2 1 2 1 10 3
14 17th Islam Perempuan 1 2 2 2 2 2 11 1 1 1 1 1 1 6 5
15 17th Islam Perempuan 3 1 3 3 1 1 12 2 1 2 1 1 2 9 3
16 16th Islam Perempuan 2 2 2 2 1 2 11 1 1 1 2 2 2 9 2
17 17th Islam Perempuan 1 2 2 2 1 1 9 1 1 1 1 1 1 6 3
18 16th Islam Perempuan 3 2 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 6 3
19 16th Islam Perempuan 2 3 1 2 2 1 11 2 2 1 1 1 1 8 3
20 17th Islam Perempuan 1 3 2 2 2 3 13 1 2 2 1 2 2 10 3
21 17th Islam Perempuan 1 2 2 1 3 2 11 1 1 1 1 1 1 6 5
DATA TABULASI HASIL WAWANCARA

Pemakaian Pemakaian Cara membersihkan


No Nama Usia Agama Jenis kelamin
Panty liner / hari celana ketat organ genetalia
1 Nn.G 17th Islam Perempuan 2x Sering memakai Sesuai
2 Nn.D 17th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
3 Nn.A 16th Islam Perempuan 2x Tidak memakai Tidak sesuai
4 Nn.A 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
5 Nn.S 17th Islam Perempuan 2x Sering memakai Sesuai
6 Nn.C 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
7 Nn.S 15th Islam Perempuan 1x Jarang memakai Sesuai
8 Nn.T 16th Islam Perempuan 2x Sering memakai Sesuai
9 Nn.A 17th Islam Perempuan 1x Sering memakai Tidak sesuai
10 Nn.I 16th Islam Perempuan 2x Sering memakai Sesuai
11 Nn.A 15th Islam Perempuan 2x Sering memakai Tidak sesuai
12 Nn.A 17th Islam Perempuan 1x Sering memakai Sesuai
13 Nn.T 17th Islam Perempuan 2x Sering memakai Sesuai
14 Nn.D 15th Islam Perempuan 1x Tidak memakai Tidak sesuai
15 Nn.S 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Tidak sesuai
16 Nn.R 15th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
17 Nn.D 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
18 Nn.S 16th Islam Perempuan 1x Jarang memakai Tidak sesuai
19 Nn.A 17th Islam Perempuan 2x Sering memakai Sesuai
20 Nn.C 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
21 Nn.T 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Sesuai
22 Nn.P 16th Islam Perempuan 3x Tidak memakai Sesuai
23 Nn.A 11th Islam Perempuan 1x Sering memakai Tidak sesuai
24 Nn.G 17th Islam Perempuan 3x Jarang memakai Sesuai
25 Nn.R 16th Islam Perempuan 2x Tidak memakai Sesuai
26 Nn.R 17th Islam Perempuan 3x Jarang memakai Sesuai
27 Nn.N 15th Islam Perempuan 1x Sering memakai Tidak sesuai
28 Nn.D 17th Islam Perempuan 1x Tidak memakai Sesuai
29 Nn.C 16th Islam Perempuan 3x Jarang memakai Sesuai
30 Nn.A 16th Islam Perempuan 2x Jarang memakai Sesuai
31 Nn.A 16th Islam Perempuan 3x Sering memakai Tidak sesuai
32 Nn.I 17th Islam Perempuan 1x Jarang memakai Sesuai
33 Nn.L 17th Islam Perempuan 3x Sering memakai Tidak sesuai
34 Nn.I 17th Islam Perempuan 3x Jarang memakai Sesuai
35 Nn.D 17th Islam Perempuan 1x Sering memakai Tidak sesuai
36 Nn.W 16th Islam Perempuan 3x Jarang memakai Sesuai
37 Nn.K 17th Islam Perempuan 3x Tidak memakai Sesuai
38 Nn.T 16th Islam Perempuan 3x Tidak memakai Sesuai
39 Nn.S 16th Islam Perempuan 3x Jarang memakai Sesuai
40 Nn.R 17th Islam Perempuan 3x Sering memakai Tidak sesuai
41 Nn.F 17th Islam Perempuan 3x Sering memakai Tidak sesuai
42 Nn.I 17 th Islam Perempuan 2x Jarang memakai Sesuai
Lampiran 12
HASIL PENGOLAHAN DATA

Statistics

Usia_Kelompok_ Usia_Kelompok_
CairanAntiseptik DaunSirih

N Valid 21 21

Usia_Kelompok_CairanAntiseptik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15-16 14 66.7 66.7 66.7

17-18 7 33.3 33.3 100.0

Total 21 100.0 100.0

Usia_Kelompok_DaunSirih

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 15-16 9 42.9 42.9 42.9

17-18 12 57.1 57.1 100.0

Total 21 100.0 100.0

Agama_perlakuan_A

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 21 100. 100.0 100.0


0

90
Agama_perlakuan_B

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 21 100. 100.0 100.0


0

Pre_Antiseptik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid keputihan patologis 21 100. 100. 100.0


0 0

Post_Antiseptik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid keputihan patologis 16 76.2 76.2 76.2

keputihan fisiologis 5 23.8 23.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

Pre_DaunSirih

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid keputihan patologis 21 100. 100. 100.0


0 0

Post_DaunSirih

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid keputihan patologis 17 81.0 81.0 81.0

keputihan fisiologis 4 19.0 19.0 100.0

Total 21 100.0 100.0


Statistics

Kebersihan Penggunaan mengganti


_Genetalia _celana _pantyliner

N Valid 42 42 42

Kebersihan_Genetalia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sesuai 29 69.0 69.0 69.0

tidak sesuai 13 31.0 31.0 100.0

Total 42 100.0 100.0

Penggunaan_celana

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak memakai 7 16.7 16.7 16.7

jarang memakai 10 23.8 23.8 40.5

sering memakai 25 59.5 59.5 100.0

Total 42 100.0 100.0

mengganti_pantyliner

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1x sehari 10 23.8 23.8 23.8

2x sehari 11 26.2 26.2 50.0

3x sehari 21 50.0 50.0 100.0

Total 42 100.0 100.0


Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
Kelompok N Percent N Percent N Percent
pre kelompok cairan antiseptik 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
kelompok daun sirih 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
post kelompok cairan antiseptik 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%
kelompok daun sirih 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%

Descriptives
KELOMPOK Statistic Std. Error
SEBELUM KELOMPOK Mean 12.43 .369
ANTISEPTI 95% Confidence Lower Bound 11.66
K Interval for
Mean
Upper Bound 13.20
5% Trimmed Mean 12.47
Median 13.00
Variance 2.857
Std. Deviation 1.690
Minimum 9
Maximum 15
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.413 .501
Kurtosis -.536 .972
KELOMPOK Mean 11.76 .266
DAUN SIRIH 95% Confidence Lower Bound 11.21
Interval for
Mean
Upper Bound 12.32
5% Trimmed Mean 11.79
Median 12.00
Variance 1.490
Std. Deviation 1.221
Minimum 9
Maximum 14
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness -.772 .501
Kurtosis 1.130 .972
SESUDAH KELOMPOK Mean 11.14 .287
ANTISEPTI
K
95% Confidence Lower Bound 10.54
Interval for Mean
Upper Bound 11.74
5% Trimmed Mean 11.16
Median 11.00
Variance 1.729
Std. Deviation 1.315
Minimum 9
Maximum 13
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.289 .501
Kurtosis -1.032 .972
KELOMPOK Mean 8.95 .312
DAUN SIRIH 95% Confidence Lower Bound 8.30
Interval for
Upper Bound 9.60
Mean
5% Trimmed Mean 8.95
Median 9.00
Variance 2.048
Std. Deviation 1.431
Minimum 6
Maximum 12
Range 6
Interquartile Range 2
Skewness -.361 .501
Kurtosis .950 .972

Tests of Normalityb

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
ANTISE
PTIK Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
ANTISEPTIK 7 .180 5 .200 .952 5 .754
8 .263 7 .155 .838 7 .096
9 .329 4 . .895 4 .406
10 .192 4 . .971 4 .850
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
b. ANTISEPTIK is constant when ANTISEPTIK = 6. It has been omitted.
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
DAUN_
SIRIH Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

DAUN_SIRIH 6 .175 3 . 1.000 3 1.000

7 .260 2 .

8 .237 5 .200* .961 5 .814

9 .187 11 .200* .937 11 .480

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pre_antiseptik 12.43 21 1.690 .369

post_antiseptik 11.14 21 1.315 .311

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pre_antiseptik
21 .659 .001
&
post_antiseptik

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-
t df tailed)

95% Confidence
Interval of the
Std. Std.
Difference
Mean Deviation Error
Mean Lower Upper

Pai pre_antiseptik
1.28 1.30 . .690 1.88 4.50 2 .000
r1 - 6 9 286 2 0 0
post_antiseptik
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Sebelum_Daunsirih 11.76 21 1.221 .266

Sesudah_Daunsirih 8.95 21 1.431 .312

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Sebelum_Daunsirih
21 .880 .000
&
Sesudah_Daunsirih

Paired Samples Test

Paired Differences

Sig. (2-
T df tailed)

95% Confidence
Interval of the
Std.
Difference
Std. Error
Mean Deviation Mea Lower Upper
n

Pai Sebelum_Daunsirih
2.81 . . 2.50 3.11 18.94 2 .
r1 - 0 680 148 0 9 4 0 000
Sesudah_Daunsirih
Group Statistics

KELOMPOK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SEBELUM KELOMPOK ANTISEPTIK 21 12.43 1.690 .369

KELOMPOK DAUN SIRIH 21 11.76 1.221 .266

SESUDAH KELOMPOK ANTISEPTIK 21 11.14 1.315 .287

KELOMPOK DAUN SIRIH 21 8.95 1.431 .312

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95%
Confidence

Mean Interval of

Std. Error the


Sig. (2- Differen
Difference
F Sig. t df tailed) ce Differenc
e Lower Upper

SEBELUM Equal
2.967 . 1.465 40 .151 .667 .455 -.253 1.586
variances 093
assumed
Equal
1.465 36.403 .151 .667 .455 -.256 1.589
variances not
assumed

SESUDAH Equal
.391 . 5.166 40 .000 2.190 .424 1.333 3.048
variances 535
assumed
Equal variances
5.166 39.716 .000 2.190 .424 1.333 3.048
not assumed
Lampiran 13

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Bulan
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan dan konsul judul
2. Penyusunan proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
6. Pengambilan data (Penelitian)
7. Penyusunan dan bimbingan skipsi
8. Ujian skripsi

98
Lampiran 14
DOKUMENTASI PENELITIAN

99
Lampiran 15
Lembar Konsultasi Bimbingan

100

Anda mungkin juga menyukai