DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
KELAS: 1B KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
DIII KEPERAWATAN
2019/2020
KONSEP DASAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN GAWAT DARURA
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta
memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien
meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat
darurat. Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas
pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut
merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang
akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan menit.
Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang dicapai pasien,
dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional mereka.
1. Rekam medis gawat darurat adalah catatan penting informasi pasien yang berguna untuk
diagnosis dan pengobatan
2. Rekam medis digunakan untuk mempermudah pengantian biaya untuk institusi
3. Rekam medis merupakan catatan legal tentang pasien. Beberapa informasi mungkin saja
diperlukan tidak dalam kaitannya dengan perjalan klinis, seperti untuk investigasi forensik yang
melibatkan pernyataan korban, mekanisme cedera, pola luka dan sebagainya.
C. Pentingnya Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara terbaik bagi
perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena kelalaian dalam pemberian
perawatan. Pemahaman perawat dalam tanggung jawab profesionalnya yang dicapai dengan
pembelajaran standar spesialis nasional, akan meningkatkan apresiasi mereka terhadap nilai
dokumentasi sebagai alat pembuktian bahwa perawat telah memenuhi tugas-tugasnya terhadap
pasien.
Pencatatan baik dengan computer, catatan naratif, atau lembar alur (FlowSheet) harus
menunjukkan bahwa perawat gawat darurat telah melakukan pengkajian dan komunikasi,
perancanaan dan kolaborasi, implementasi dan evaluasi perawatan yang diberikan. Serta
melaporkan data-data penting kepada dokter selama situasi serius. Catatan tersebut harus
menunjukkan bahwa perawat gawat darurat bertindak sebagai advokat pasien ketika terjadi
penyimpangan standar perawatan yang mengancam keselamatan pasien.
NILAI KEMANUSIAAN DAN ADVOKASI PERAWAT DI UNIT GAWAT DARURA
Nilai kemanusian merupakan ide mendasar di balik peran perawat gawat darurat sebagai
advokat pasien. Penunjukan rasa hormat terhadap martabat manusia, menghormati nilai
kemanusian salah satu aspek dari tugas perawat sebagai advokat klien. Melindungi kerahasian
dan keselamatan pasien dan juga melindungi dari praktik medik yang tidak aman, seperti intruksi
yang membahayakan dan sesuatu respon obat yang tidak tepat.
Berdasarkan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakukan Triase untuk
semua pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan berdasarkan kebutuhan
fisik dan psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang memengaruhi pasien sepanjang sistem
tersebut.(ENA 1995)
Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis oleh sebab itu perawat mempunyai
tantangan besar untuk menentukan diagnosis keperawatan.Berdasakan fakta bahwa diagnosis
keperawatan adalah koponen dari proses keperawatan, daftar diagnosis yang disetujui North
American Nursing Diagnosis Assocation (NANDA) dan digabungkan dalam ENA Core
Curriculum pada 1987, Perawat UGD dianjurkan untuk menyimpan daftar tersebut diunitnya
sebagai referensi dan mengetahui cara penggunaannya.
Sumber praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan menyatakan perawat gawat darurat
harus merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien UGD dan
berkolaborasi dalam perumusan keseluruhan rencana perawatan pasien (ENA 1995). Langkah-
Langkah Di Unit Gawat Darurat adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan
Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. Perawat gawat darurat harus siap diri
untuk hal-hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan terjadi di lingkungan ini.
Perawat harus melakukan hal berikut diawal setaiap jam yaitu dengan memeriksa brangkar,
senter, alat pacu jantung ekternal, pelaratan gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus
memestikan alat-alat berfungsi dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi
selanjutnya).
2. Keselamatan
Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat darurat harus
mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri sendiri, dan orang lain
yang ada di UGD tersebut.
D. Implementasi
1. Pemberian Obat : Perawat harus mencatat lokasi injeksi IM,
jumlah dan jenis obat.
2. Selang Nasogastrik : Harus di dokumentasikan pemasangan dan pemeriksaan termasuk
warna dan jumlah pengeluaran.
3. Akses IV : Ketika pemasangan IV perawat harus mendokumentasikan bahwa
teknik aseptik sudah di gunakan, darah belum di ambil, tidak ada pembengkakan atau kemerahan
yang terjadi pada daerah penusukan jarum.
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi, bahwa perawat gawat darurat harus
mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat
diobservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA,1995)
KASUS
Ny. PL berusia 50 tahun, diterima di IGD RS Restu Bunda pada tanggal 15 Februari 2020,
pukul 20.25 WIB dengan keluhan sesak nafas. Ny. BR datang bersama keluarga, saat
pemeriksaan TTV didapatkan hasil, TD = 130/70 mmHg, N = 92 x/menit, RR = 30x/menit.
Tingkat kesadaran Ny. BR Composmentis. Dokter mendiagnosa Ny.BR mengalami Asma.
1. Pengkajian
– Airway
– Breathing
– Circulation
Teraba nadi
– Disability
GCS 15
1. Pengkajian Sekunder
d) Riwayat Kesehatan Sekarang : pasien baru dating bersama keluarga dengan keluhan sesak
nafas.
1) Kepala
Muka : Sianosis (-), ukuran pupil kanan/kiri: 3 mm/ 3 mm, rangsang cahaya pupil kanan / kiri:
+/+
5) Ekstremitas
1. Analisa Data
d. RR = 30 x/menit
No NIC NOC
1. Posisikan pasien head up 30 derajat Setelah dilakukan tindakan
Pertahankan jalan napas keperawatan diharapkan masalah
Perhatikan pergerakkan dada, amati akan berkurang, dengan kriteria:
penggunaan otot-otot bantu pergerakan dada normal,
Pertahankan oksigen sesuai advise penggunaan otot-otot bantu
dokter berkurang
Pantau jumlah respirasi
Berikan nebu ventolin, sesuai advice
dokter
E. Implementasi
Waktu No. Dx Implementasi Respon
25/02/2013
21.23 1 Memposisikan nyaman Posisi semi fowler
pasien
21.25 1 Memberikan terapi Oksigen kanul 3 L/menit
oksigen sesuai advise
dokter
21.28 1 Mengauskultasi bunyi Terdengar whizzing
paru
21.33 1 Memberikan terapy Pasien kooperatif
sesuai program
F. Evaluasi
Jam 22.10 O:
– RR = 24 x/menit
BAB IV
ü
TRIAGE P1 P2 P3 P4
PRIMER GENERAL IMPRESSION
SURVEY Keluhan Utama : Sesak Nafas
Mekanisme Cedera : –
Jalan Nafas : R Paten ¨ Tidak Paten Kriteria Hasil :
Keluhan Lain:
Diagnosa Keperawatan:
Gerakan dada : R Simetris ¨ Asimetris Kriteria Hasil : Ketidakefektifan
Pola Napas teratasi
Irama Nafas : R Cepat ¨ Dangkal ¨ Normal
Pola Nafas : ¨ Teratur R Tidak Teratur
Intervensi :
Retraksi otot dada : R Ada ¨ N/A
1. Pertahankan jalan napas
Sesak Nafas : R Ada ¨ N/A R RR : 30 2. Perhatikan pergerakkan dada,
x/mnt amati penggunaan otot-otot
bantu
Keluhan Lain: … … 3. Pertahankan oksigen sesuai
advis dokter
4. Pantau jumlah respirasi
5. Berikan nebu ventolin,
sesuai advice dokter
Diagnosa Keperawatan:
CIRCULATION
Nadi : R Teraba ¨ Tidak Kriteria Hasil :
teraba
Sianosis : ¨ Ya R Tidak
Keluhan Lain:
Diagnosa Keperawatan:
DISABILITY
Respon :R Alert ¨ Verbal ¨ Pain ¨ Unrespon Kriteria Hasil :
Keluhan Lain :
Diagnosa Keperawatan:
EXPOSURE
Deformitas : ¨ Ya ¨ Tidak Kriteria Hasil :
Contusio : ¨ Ya ¨ Tidak
Penetrasi :¨ Ya ¨ Tidak
Laserasi :¨ Ya ¨ Tidak
Edema :¨ Ya R Tidak
Keluhan Lain:
……
SECONDAR Diagnosa Keperawatan:
Y SURVEY ANAMNESA
Riwayat Penyakit Saat Ini : Sesak Nafas Kriteria Hasil :
Intervensi :
Alergi : –
Medikasi : –
Even/Peristiwa Penyebab:
Tanda Vital :
PEMERIKSAAN FISIK Diagnosa Keperawatan:
Kepala dan Leher: Kriteria Hasil :
Inspeksi :
Dada:
Inspeksi : simetris(+),
Auskultasi : whizzing(+)
Abdomen:
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi : peristaltik 8 x/menit
Pelvis:
Inspeksi :
Palpasi :.
Ektremitas Atas/Bawah:
Punggung :
Inspeksi : Bersih
Palpasi :
Neurologis :
Diagnosa Keperawatan:
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
¨ RONTGEN ¨ CT-SCAN ¨ USG ¨ EKG Kriteria Hasil :
¨ ENDOSKOPI ¨ Lain-lain, … …
Hasil : Intervensi :
Tanggal Pengkajian : 25 Februari 2013 TANDA TANGAN PENGKAJI:
Jam : 21.22
Keterangan :
subjektif : –
ACTION :
–
RESPON :
subjektif : –
objektif :
– RR = 24 x/menit
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga membuktikan
pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan perawatan. Perawat
mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk menghindari salah persepsi
dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih lanjut.
B. SARAN
I. PENGKAJIAN
Penurunan Kesadaran
2 hari sebelumnya pasien demam, kemudian dibawa berobat ke dokter umum dan dikatakan ISK.
± 2 jam yang lalu pasien tiba-tiba tidak sadar, tidak bisa dibangunkan saat tidur dalam kondisi
ngorok. Sebelumnya tidak ada keluhan nyeri kepala, tidak ada muntah dan tidak ada kejang
sebelumnya. Keluarga membawa pasien ke Rumah Sakit Kasih Ibu pukul 00.15 WIB. Kemudian
dari RS Y dirujuk ke IGD RSU X pukul 13.00 WIB. Klien datang di IGD RS X Surakarta dalam
keadaan tidak sadar dengan GCS E1M2V1. Kemudian klien dirujuk ke ruang ICU untuk
mendapatkan perawatan intensif dengan ventilator. Saat pengkajian di ICU klien soporokoma
dengan GCS E1M2VET, terpasang Ventilator dengan mode SIM V, FiO2 70%, PEEP + 5, VT
487, RR 38x/menit. Vital Sign : TD 140/90 mmHg, Heart rate 160x/menit, Suhu : 38,5⁰C, dan
SaO2 100%. Kondisi pupil keduanya miosis, reflek cahaya +/- . Ada akumulasi secret di mulut
dan di selang ET, tidak terpasang mayo dan lidah tidak turun. Terdapat retraksi otot interkosta
dengan RR 38 x/menit dan terdengar ronkhi basah di basal paru kanan. CRT < 3 detik. Di ICU
klien sudah mendapatkan Brainact /12 jam, Alinamin F/12 jam, Ranitidin /12 jam, dan infuse RL
20 tpm.
a. Airway
Pada jalan napas terpasang ET, ada akumulasi sekret di mulut dan selang ET, lidah tidak jatuh ke
dalam dan tidak terpasang OPA.
b. Breathing
RR : 38 kali/menit, tidak terdapat nafas cuping hidung, terdapat retraksi otot interkosta, tidak
menggunakan otot bantu pernapasan, ada suara ronkhi basah di basal paru kanan dan tidak
terdapat wheezing, terpasang Ventilator dengan mode SIM V, FiO2 70%, PEEP + 5, VT 487.
Suara dasar vesikuler.
c. Circulation
TD 140/98 mmHg, MAP 112, HR 124x/menit, SaO2 100%, capillary refill < 3 detik, kulit tidak
pucat, konjungtiva tidak anemis.
d. Disability
Kesadaran : soporokoma, GCS : E1M2VET, reaksi pupil +/-, pupil miosis, dan besar pupil 2
mm.
e. Exposure
Tidak ada luka di bagian tubuh klien dari kepala sampai kaki, suhu 38,5 ⁰C
III. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Kepala
Bentuk Mesochepal, tidak ada luka dan jejas, rambut hitam, tidak ada oedem
2. Mata
Mata simetris kanan dan kiri, sclera tidak ikterik, konjungtiva anemis, kedua pupil miosis, reflek
pupil +/-.
3. Telinga
Kedua telinga simetris, tidak ada jejas, bersih, dan tidak ada serumen
4. Hidung
Terpasang NGT warna keruh, tidak ada secret di hidung, tidak ada napas cuping hidung
5. Mulut
Bibir pucat dan kotor, terpasang ET
6. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tiroid, tidak terjadi kaku kuduk.
7. Thoraks
a. Jantung
Perkusi : Pekak
Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, tidak ada bunyi jantung tambahan
b. Paru-paru
Inspkesi : Paru kanan dan kiri simetris, terdapat retraksi interkosta, tidak ada penggunaan
otot bantu napas, RR 38x/menit
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, terdapat suara tambahan ronkhi basah di basal paru kanan
8. Abdomen
Inspeksi : Datar
Perkusi : Timpani
9. Ekstremitas
Tidak ada jejas, tidak ada oedem, kekuatan otot 1/1 /1/1
10. Genitalia
Bentuk penis normal, skrotum bentuk dan ukuran normal, tidak ada jejas
a) Urin/shift
22/06/1 DC Kuning √ - -
0
23/06/1 DC Kuning √ - -
0
b) Fekal
22/06/1 - - -
0
1. GCS
21/06/10 1 2 ET -
22/06/10 1 1 ET -
23/06/10 1 1 ET -
21/06/1 - - - - √ -
0
22/06/1 - - - - √ -
0
23/06/1 - - - - - √
0
Aktivitas
21/06/1 1 Spooling - - - -
0
22/06/1 2 Spooling - - - -
0
23/06/1 3 Spooling - - - -
0
IWL : 600
Feses : 200 cc
Muntah : -
IWL : 600
Feses : -
Muntah : -
IWL : 600
Feses : 200
Muntah : -
1) Laboratorium
Hb 13 – 16 % 13.8 12.3
Ht 40 - 54 % 44 38
Waktu 10 – 15 dtk
protrombin
AADO2 <100
Laktat 0,4 – 2
FiO2 70 % 60% 40 %
Kesan :
Kesan :
- Hasil Rontgen tanggal 23 Juni 2010 : Cor dan pulmo dalam batas normal, pulmo tidak
menunjukkan adanya infiltrate
Kesan :
Tidak ada
5) Lain-lain.
Tidak ada
H. Therapy
Terapi 21/06/10 22/06/10 23/06/10
Lasik 20 mg/jam √ √
Koreksi bicnat √
Nebulizer/8 jam √ √ √
ANALISA DATA
Nama : Tn. TA No CM : 0101...