Anda di halaman 1dari 24

Tugas 1

SEJARAH PENDIDIKAN KEPERAWATAN

Mentor:
Erna Rochmawati, SKp.,MNSc.,M.Med.Ed.,PhD

Oleh :

JENNY RAMADONA PUTRI ARDI YUDHA


(20201050015)

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA MAGISTER KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas 1 pada blok 3 dengan
judul sejarah pendidikan keperawatan. Makalah ini disusun sebagai uraian tugas dan
penilaian pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada pembimbing blok 3 yait, Ibu Erna Rochmawati,
SKp.,MNSc.,M.Med.Ed.,PhD. Terimakasih atas bimbingan dan arahan nya, serta
panduan yang sudah diberikan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari bahasa maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Yogyakarta, Februari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan
etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan,
ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.Tenaga keperawatan secara
keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana
keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan
sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan
advokatif.Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan
professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan
moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan
baik lanjut.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.Sedangkan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang
dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang
berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari
pendidikan kesehatan sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan
masyarakat, farmasi, kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan
merupakan pendidikan profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan
kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian. Hal ini
sesuai dengan kurikulum pendidikan keperawatan,pendidikan keperawatan
berkembang seiring dengan pendidikan kedokteran mengingat ilmu dasar yang
dipelajari di pendidikan keperawatan merupakan bagian ilmu dasar kedokteran,
orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan kualitas
tenaga perawat yang professional melalui jenjang pendidikan, oleh karena itu maka
pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi.
Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan keperawatan, pendidikan
keperawatan berkembang seiring dengan pendidikan kedokteran mengingat ilmu
dasar yang dipelajari di pendidikan keperawatan bagian ilmu dasar kedokteran,
orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan kualitas
tenaga perawat yang profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karena itu maka
pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan profesi. Sebenarnya
pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan dalam pengembngan
pelayanan keperawatan secara professional, teknologi keperawatan serta pembinaan
keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan sebagai sarana mencapai
profesionalisme keperawatan. Disamping itu masih ada masalah-masalah lain seperti
jumlah peserta didik dan tenaga edukatif tidakseimbang, masih sedikitnya spesialisasi
bidang mata ajaran, sarana dan prasarana masih kurang.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus mampu
membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai dengan
tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok ilmu
keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan, membina
keterampilan profesional yang mencakup keterampilan intelektual, teknikal dan
interpersonal serta membina landasan etik keperawatan sebagai dasar dalam
kehidupan keprofesian.

2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat menambah dan
meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan pendidikan keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak dipengaruhi


oleh kolonial penjajah diantaranya Jepang, Belanda dan Inggris. Dalam
perkembangannya di Indonesia dibagi menjadi dua masa yaitu, masa pertama masa
sebelum kemerdekaan, pada masa itu negara Indonesia masih dalam penjajahan
Belanda. Pada masa kedua, masa setelah kemerdekaan, pada tahun 1949 telah banyak
rumah sakit yang didirikan dan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
pada tahun 1952 didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 telah dibuka
pendidikan keperawatan setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama
kalinya dibuka pendidikan keperawatan setingkat dengan sarjana yang dilaksanakan
di Universitas Indonesia.

Perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia sudah diawali dengan


adanya keinginan serta kegiatan yang bersifat tidak terkoordinasi dalam upaya
mewujudkan wadah pendidikan keperawatan sebagai akademi atau institusi
pendidikan, selanjutnya dikenal dengan nama akademi keperawatan. Kemudian pada
awal pertumbuhan akademi belum terdapat perkumpulan yang mewadahi para
perawat di Indonesia secara nasional, namun lambat laun terdapat kelompok-
kelompik perawat yang berupaya agar pelaksanaan perawatan di Indonesia
dilaksanakan dengan baik dan pada akhirnya dapat berkembang dengan pola
pendidikan yang jelas dengan koordinasi yang terarah.

Sejak januari tahun 1983 pada lokakarya nasional tentang keperawatan yang
melibatkan komponen keperawatan dengan dimulainya kelompok kerja keperawatan
konsorsium ilmu kesehatan dinyatakan keperawatan adalah suatu profesi dengan
segala arti dan maknanya, dan saat itu langkah nyata dalam mengupayakan
keperawatan sebagi suatu profesi dilakukan secara terencana yang diawali dengan
langkah pengembangan yang khususnya diarahkan pada pengembangan pendidikan
keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi, orientasi pelayanan khususnya dalam
asuhan keperawatan dilaksanakan secara professional serta upaya pembinaan
rangkaian upaya perbaikan dunia keperawatan (Husin, M, 1999).

Perkembangan keperawatan sebagai profesi khususnya di Indonesia dapat


ditinjau secara historikal dan secara konseptual. Secara  historikal sesuai dengan
perubahan waktu perkembangan yang dimulai tahun 1945 – 1962, periode tahun 1963
– 1983, tahun 1984 – sekarang, sedangkan perubahan secara konseptual
dititikberatkan pada perkembangan keperawatan ditinjau dari konsep-konsep yang
mendasari keperawatan sebagai profesi. (Suhardiningsih, 2018)

Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Historikal

1. Periode tahun 1945 – 1962


Diawali tahun 1945 – 1950 merupakan periode awal kemerdekaan yang
merupakan transisi pemerintahan Negara  Indonesia, dengan masa tersebut belum ada
tanda-tanda perkembangan oleh karena sektor ketatanegaraan yang perlu ditata,
penggunaan tenaga keperawatan masih menggunakan sistem pendidikan yang telah
ada yakni perawat lulusan pendidikan Belanda (mulo + 3 tahun pendidikan), untuk
ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa, ada juga pendidikan
perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru
rawat.
Tahun 1953 baru dibuka sekolah pengatur rawat yang bertujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas, pada tahun 1955 dibuka Sekolah Djuru
Kesehatan (SDK) dengan pendidikan dasar SR ditambah pendidikan satu tahun dan
sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK ditambah pendidikan satu
tahun. Tantangan pendidikan dan pengembangan keperawatan masih belum berubah,
tahun 1962 telah dibuka akademi keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA
yang bertempat di Jakarta di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang pada saat ini
dikenal dengan nama Akademi Keperawatan Kepkes di Jalan Kimia No 17 Jakarta
Pusat, walaupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan
keperawatan belum tampak.

2. Periode 1963 – 1983

Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang


keperawatan walaupun sudah banyak perubahan pada pendidikan tinggi, pada tahun
1972 tepatnya tanggal 17 April terbentuklah organisasi profesi dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta, dengan berdirinya
organisasi profesi merupakan satu langkah maju karena ada arah kemajuan dalam
bidang keperawatan dan peran organisasi profesi disini dapat membantu dalam
pembenahan pendidikan keperawatan, akhirnya sejak tahun 1983 organisasi profesi
ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerja sama dengan CHS
(Konsorsium Ilmu Kesehatan), Departemen Kesehatan dan organisasi lainnya dan
pada waktu itu telah dilaksanakan lokakarya keperawatan dan disepakati bersama
bahwa keperawatan sebagai profesi.

3. Periode 1984 – sekarang


Mulai tahun 1985 telah dibukanya pendidikan SI keperawatan dengan nama
Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di
Jakarta, sebagai institusi yang menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana
dengan membentuk kurikulum pendidikan tenaga keperawatan jenjang Strata satu
tahun 1992, keberadaan tenaga keperawatan diakui sebagai profesi dalam UU No.23
tahun 1992 tentang kesehatan dan PP No 32 tahun 1996 sebagai penjabaran UU No
23 tahun 1996 dibuka PSIK di Universitas Padjajaran Bandung, pada saat itu konsep
model praktek keperawatan diindonesia secara resmi diserahkan kepada PPNI.
Pada ahun 1997 PSIK UI berubah statusnya menjadi fakultas ilmu
keperawatan dan terdapat evaluasi pengembangan kurikulum SI keperawatan dan
DIII keperawatan, guna meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum
pendidikan Ners disahkan dan digunakan.
Perkembangan pendidikan keperawatan undergraduate, sebelum sekolah
perawat dikelola di perguruan tinggi , sekolah perawat bermacam-macam.

a. Tahun 1870 : program pendidikan keperawatan (D1) dikelola


Rumah sakit Linda Richard lulusan perawat pertama
b. Tahun 1940-1950 : sekolah perawat diploma dikelola di universitas
c. Tahun 1952 : buka program Baccalaureate (sarjana muda) →
“assosiate degree program” → diprakarsai DR. Mildred Montag (Amerika)
d. Tahun 1959 : universitas Minneasota mendirikan program sarjana
→ untuk mendapatkan RN
e. Tahun 1965 : “ANA” mengkhususkan program sarjana sebagai
perawat pelaksana profesional → 4 tahun.Sejarah perkembangan pendidikan
keperawatan di Indonesia
f. Tahun 1913 : program pendidikan perawat di rumah sakit Semarang
g. Tahun 1914 : lulus 2 orang perawat pertama di Indonesia
h. Tahun 1930-1945 : persyaratan masuk pendidikan → lulus SR (6 tahun)

RS dan MISI → syarat masuk lulus MULO + 3 tahun pendidikan → lulus


“sertifikat Diploma”

a. Tahun 1940          : pendidikan keperawatan mengalami perubahan


menjadi pola perawat jepang
b. Tahun 1945-1950 : masa peralihan, perang kemerdekaan menjadi
pendidikan perawat tidak menentu
c. Tahun 1950 : Sekolah Guru Perawat di Bandung
d. Tahun 1952          : SPR I di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung
e. Tahun 1962          : Akper Depkes Jakarta, Akper Depkes Bandung,
Akper St. Carolus Jakarta
f. Tahun 1975          : sejarah penting untuk pendidikan keperawatan →
“Pusdiknakes Depkes” menetapkan kebijaksanaan dengan menyederhanakan
kategori ketenagaan keperawatan dari 24 macam menjadi 2 kategori:

1. Tingkat dasar: SPK


2. JPT: DIII/SI

g. Tahun 1984          : Diberlakukan kurikulum DIII Keperawatan


h. Tahun 1985          : PSIK dibuka di UI
i. Tahun 1994          : PSIK FK di Unpad Bandung
j. Tahun 1995          : PSIK UI menjadi FIK
k. Tahun 1998          : PSIK FK UGM Yogyakarta
l. Tahun 1999          : PSIK FK Unair, USU, UNHAS, UNDIP, UNIBRAW
m. Tahun 1999          : STIK ST. Carolus Jakarta

Perkembangan Pendidikan Keperawatan Secara Konseptual

Perkembangan keperawatan secara konseptual telah terjadi dari perubahan


pemahaman keperawatan sebagai vokasional atau tenaga terampil menjadi
keperawatan sebagai profesi dan pelayanan keperawatan bagian dari pelayanan medis
bergeser menjadi praktek keperawatan, professional mandiri serta perkembangan
pendidikan keperawatan dari dasar menengah menjadi perkembangan pendidikan
tinggi keperawatan, perubahan pemahaman keperawatan sebagai profesi didasarkan
atas ciri profesi keperawatan diantaranya :

a. Mempunyai tubuh pengetahuan yang berbatas tegas ilmu keperawatan yang


terdapat dalam tubuh pengetahuan.
b. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
c. Memberi pelayanan kepada masyarakat.
d. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian.
e. Pemberlakuan kode etik keperawatan.
f. Bersifat altruistik (mengutamakan kepentingan masyarakat dari
kepentingan pribadi atau golongan).
g. Hakekat Pendidikan Tinggi Keperawatan
h. Pelaksanaan Tiga Fungsi Pokok Perguruan Tinggi.

Tiga Fungsi Pokok Perguruan Tinggi.

1. Fungsi pendidikan

Pendidikan tinggi keperawatan menyelenggarakan proses pembelajaran


melalui system belajar aktif dan mandiri. Pengalaman belajar dirancang untuk
mencapai kemampuan akademis atau professional dalam bidang keperawatan. Selain
itu dapat menjadi pusat pengembangan IPTEK keperawatan serta masyarakat
berpendidikan yang gemar belajar

2. Fungsi penelitian
Pendidikan tinggi keperawatan dapat melakukan penelitian, pengumpulan
dan pengolahan informasi yang sesuai dengan keahlian di bidang keperawatan dan
dapat berperan sebagai pusat informasi ilmiah keperawatan maupun pusat sumber
daya keperawatan
3. Fungsi pengabdian masyarakat

Fungsi ini dapat dilakukan melalui penerapan berbagai IPTEK keperawatan


kepada tatanan nyata di masyarakat misalnya pelayanan keperawatan.Pemberian
edukasi keperawatan, konseling keperawatan.
Selain tiga fungsi utama tersebut, pendidikan tinggi keperawatan juga
bertanggung jawab dalam mengembangkan budaya prilaku intelektual, menciptakan
suasana akademis yang kondusif, menanamkan rasa disiplin, tanggung jawab, serta
motivasi adanya hasil yang terbaik.

Pendidikan Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesi

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi harus dikembangkan


sesuai kaidah-kaidah ilmu dan profesi keperawatan yang harus memiliki landasan
akademik dan keprofesian yang mantap yang tercermin dalam isi dan proses
pembelajaran yang dikembangkan dalam lingkungan belajar yang memungkinkan
perubahan perilaku dari peserta didik. Kurikulum pendidikan keperawatan
berlandaskan kerangka konsep pendidikan antara lain:

1. Penguasaaan IPTEK keperawatan


2. Menyelesaikan masalah secara ilmiah
3. Sikap, tingkah laku dan kemampuan professional, belajar sendiri secara aktif
dan mandiri
4. Belajar di masyarakat
5. Berlandaskan kerangka konsep diharapkan institusi pendidikan mampu:
a. Menumbuhkan/membina sikap dan tingkah laku professional
b. Memberi landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, baik kelompok ilmu
dasar dan penunjang yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan profesional
c. Menumbuhkan / membina ketrampilan professional yang mencakup
antara lain intelektual, ketrampilan teknikal dan ketrampilan
interpersonal yang diperlukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
d. Menumbuhkan/membina kode etik keperawatan yang kokoh dan
mantap.
Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan

Pada tahun 1985 Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) didirikan, ini
merupakan momentum kebangkitan profesi keperawatan di Indonesia. Sebagai
embrio dari Fakultas Ilmu Keperawatan, institusi ini dipelopori oleh tokoh-tokoh
keperawatan di Indonesia yaitu, Achir Yani S, Hamid, DN. Sc., Dra. Christin S
Ibrahim, MN, Phd., Tien Gartinah, MN, dan Dewi Irawaty, MA., dan dibantu
beberapa pakar dari Konsorsium Ilmu Kesehatan dan sembilan pakar Keperawatan
dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Tujuan dari pendiriannya yaitu menghasilkan
sarjana keperawatan sebagai perawat profesional. Secara konseptual pendirian
Program Studi Ilmu keperawatan mempunyai tujuan menghasilkan sarjana
keperawatan sebagai perawat profesional memantapkan peran dan fungsi perawat
sebagai pendidik, pelaksana, pengelola, peneliti di bidang keperawatan profesional
yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan terutama iptek di bidang
kedokteran. Pendidikan program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) tidak dapat
dipisahkan dari peran Konsorsium Ilmu Kesehatan (CHS) di samping tokoh-tokoh
keperawatan diatas. Dalam hal ini peran Prof. Dr. Marifin Husein selaku Ketua
Konsorsium Ilmu Kesehatan. Meskipun beliau berprofesi sebagai dokter, beliau
sangat gigih membantu pendirian PSIK sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu
Keperawatan (FIK-UI) yang merupakan institusi pendidikan tinggi keperawatan
profesional pertama di Indonesia, setingkat sajana.

Saat ini melalui surat keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun
1995, PSIK-FKUI telah berubah status sebagai fakultas mandiri menjadi Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI). Melengkapi Fakultas Ilmu
Keperawatan – UI, pada Universitas Pajajaran Bandung di tahun 1994 didirikan pula
Program Studi Ilmu Keperawatan dan telah berubah status menjadi Fakultas Ilmu
Keperawatan (FIK-UNPAD).
Program Pendidikan DIII Keperawatan Sebagai Pendidikan Profesionalisme
Pemula

Program pendidikan DIII Keperawatan yang menghasilkan perawat generalis


sebagai perawat professional pemula (Ahli Madya Keperawatan) dikembangkan
dengan landasan keilmuwan yang cukup dan landasan keprofesian yang kokoh.
Sebagai perawat professional pemula diharapkan memiliki tingkah laku dan
kemampuan professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan atau praktik
keperawatan dasar secara mandiri di bawah supervisi. Disamping itu mereka
diharapkan mempunyai kemampuan mengelola praktik keperawatan professional
yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan klien serta memiliki kemampuan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan yang maju secara tepat.

Perkembangan Kurikulum Keperawatan

Kurikulum pendidikan keperawatan saat ini sedang mengalami proses


perkembangan, program pendidikan keperawatan sudah mulai ditingkatkan, adanya
pembinaan program pendidikan keperawatan dan masuknya program pendidikan
tinggi keperawatan pada komisi disiplin ilmu kesehatan (CHS), adanya penyusunan
kurikulum nasional yang telah disahkan oleh Dirjen Dikti melalui keputusan nomor
239/U/1999 tanggal 4 oktober tentang berlakunya kurikulum nasional tahun 1999
bagi institusi penyelenggaran pendidikan DIII keperawatan.

Dalam perjalanannya kedudukan dan peran pendidikan tinggi keperawatan


sangat berperan dalam pengembangan pendidikan tinggi.Untuk mencapai kedudukan
peran sebagaimana mestinya pendidkan keperawatan diarahkan pada pendidikan
sejagat, pembangunan bangsa, pembangunan sistem pendidikan tinggi di Indonesia
dan profesionalisasi keperawatan di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan yang
ada kurikulum pendidikan keperawatan di Indonesia harus dapat mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan serta menerapkan kedalam inovasi
pendidikan keperawatan.

Pendidikan keperawatan di indonesia mengacu kepada UU No. 20 tahun 2003


tentang Sistem  Pendidikan Nasional. Jenis pendidikan keperawatan di Indonesia
mencakup:

1. Pendidikan Vokasional
adalah jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki
keahlian ilmu terapan keperawatan yang diakui oleh pemerintah Republik
Indonesia.
2. Pendidikan Akademik
adalah pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan
terutama pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu

3. Pendidikan Profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

Jenjang Pendidikan Tinggi Keperawatan Indonesia dan sebutan gelar:

1. Pendidikan jenjang Diploma Tiga keperawatan lulusannya mendapat sebutan


AhliMadya Keperawatan (Amd.Kep)
2. Pendidikan jenjang Ners (Nurse) yaitu (Sarjana+Profesi), lulusannya
mendapat sebutan Ners (Nurse), sebutan gelarnya (Ns)
3. Pendidikan jenjang Magister Keperawatan, Lulusannya mendapat gelar
(M.Kep)
4. Pendidikan jenjang Doktoran Keperawatan, lulusannya mendapat gelar Dr.
(Doktor)
Pendidikan jenjang Spesialis Keperawatan, terdiri dari:

1. Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, lulusannya (Sp.KMB)


2. Spesialis Keperawatan Maternitas, Lulusannya (Sp.Kep.Mat)
3. Spesialis Keperawatan Komunitas, Lulusannya (Sp.Kep.Kom)
4. Spesialis Keperawatan Anak, Lulusannya (Sp.Kep.Anak)
5. Spesialis Keperawatan Jiwa, Lulusannya (Sp.Kep.Jiwa)
6. Pendidikan jenjang Doktor Keperawatan, Lulusannya (Dr.Kep)

Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:

1. Diploma tiga Keperawatan – Level KKNI 5


2. Ners (Sarjana+Ners) – Level KKNI 7
3. Magister keperawatan – Level KKNI 8
4. Ners Spesialis Keperawatan – Level KKNI 8
5. Doktor keperawatan – Level KKNI 9

Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan


berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983
saat deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan Indonesia yang dikawal
oleh PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan Indonesia, serta dukungan
penuh dari pemerintah kemendiknas dan kemenkes saat itu serta difasilitasi oleh
Konsorsium Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan
keperawatan Indonesia adalah pendidikan profesi, oleh karena itu harus berada pada
pendidikan jenjang tinggi.dan sejak itu juga mulai dikaji dan dirancang suatu bentuk
pendidikan keperawatan Indonesia yang pertama yaitu di Universitas Indonesia yang
program pertamannya dimulai pertama kali pada tahun 1985.
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan
Kemendiknas melalui project Health Profession Educational Quality (HPEQ),
menperbaharui dan menyusun kembali Standar Kompetensi Perawat Indonesia,
Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan Indonesia, Standar Pendidikan Ners,
standar borang akreditasi pendidikan ners Indonesia. Semua standar tersebut mengacu
pada Peraturan Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI), pada saat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang
berkaitan dengan arah dan kebijakan tentang pendidikan keperawatan Indonesia.

Standar-standar yang dimaksud juga mengacu pada perkembangan keilmuan


keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, terdapat beberapa hal
yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik Pendidikan Keperawatan, yang
berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan Level KKNI :

a. Faktor Pengaruh Perkembangan Kurikulum Pendidikan Keperawatan

Faktor dari luar. Misalnya organisasi profesi keperawatan, kebijakan


pemerintah, faktor-faktor sosial, pola kesehatan dan penyakit, perubahan demografi
dan ekonomi masyarakat.

b. Teori kurikulum
Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum keperawatan dengan
adanya pendekatan teori tentang model proses yang mengarahkan pada kriteria, nilai,
instruksional dari mata ajaran yang akan dipelajari.

c. Adanya teori belajar


Ini sangat berpengaruh pada pengembangan kurikulum, seperti munculnya
teori yang lebih menekankan pada perubahan perilaku yang terjadi oleh karena
stimulus yang dikenal dengan nama stimulus – respon, adanya teori kognitif yang
menekankan pada keterampilan intelektual dan berfikir, perasaan dan pengalaman,
adanya teori social learning yang menekankan pada interaksi antara individu dan
lingkungan, adanya teori andragogy yang menekankan tentang bagaimana mahasiswa
belajar.
d. Strategi mengajar
Perubahan terhadap kurikulum dapat dipengaruhi oleh strategi mengajar,
dimana strategi mengajar merupakan metode yang bergerak dari ketergantungan pada
seorang guru ke pelajar, pola-pola yang ada dalam strategi akan mempengaruhi
perkembangan kurikulum.

e. Adanya teori keperawatan dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum


Hal ini karena dalam tubuh pengetahuan ilmu keperawatan akan berkembang
dimana keperawatan terlibat dalam penelitian sehingga muncul teori yang dapat
mempengaruhi pengembangan kurikulum.
f. Proses keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan harus berdasarkan pendekatan sistem,
melalui proses keperawatan dan model pemberi asuhan keperawatan tersebut yang
dapat digali dari pengembangan kurikulum sehingga hal ini tampak sekali bahwa
proses keperawatan akan berpengaruh pada pengembangan kurikulum.
g. Praktek keperawatan
Model praktek keperawatan secara professional akan menggugah untuk
mengembangkan kurikulum yang ada, adanya pengalaman yang nyata akan merubah
situasi yang ada sehingga model kurikulum dapat dipengaruhi

Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional

Pada peran ini, diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan


professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan
ilmiah yang memadai dan penguasaan ketrampilan professional yang baik dan benar.
Sebagai perawat professional akan diperoleh kepuasan kerja yang akan memacu
pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang baik sehingga kepuasan kerja
perawat akan menghasilkan kepuasan pada pemakai jasa keperawatan sehingga
meningkatkan citra perawat dan pengakuan masyarakat tentang keperawatan sebagai
profesi.

2. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan kesehatan

Pendidikan tinggi keperawatan menimbulkan perubahan yang berarti terhadap


cara perawat memandang asuhan keperawatan dan secara bertahap keperawatan
beralih dari yang semula berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan
yang berfokus pada asuhan keperawatan efektif dengan menggunakan pendekatan
holistik dan proses keperawatan

3. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan IPTEK


keperawatan melalui penelitian

Kerjasama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan
memungkinkan terjadinya transformasi IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah
kesehatan khususnya yang terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian.
Tujuan penelitian adalah:

a. Menghasilkan jawaban terhadap pertanyaan


b. Menghasilkan solusi masalah
c. Menemukan dan menafsirkan fakta baru
d. Menguji teori berdasarkan fakta baru
e. Merumuskan teori baru
f. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
Pendidikan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan kehidupan
organisasi keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan professional
perawat sebagai anggota dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan
menghayati peran, tanggung jawab, dan haknya sebagai anggota profesi. Selain itu
organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan
ketrampilan professional serta menerapkan kode etik profesi bagi setiap anggotanya

Perkembangan Pendidikan Keperawatan di beberapa Negara ASEAN


1. Malaysia
Malaysia yang mendapatkan kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957 oleh
kerajaan Inggris. Malaysia yang pada awalnya menjadi Negara persemakmuran
Inggris kini menjadi Negara yang cukup stabil baik dalam bidang ekonomi , politik
dan kesehatan, bahkan kini Malaysia lebih maju dari Indonesia dalam beberapa
bidang bernegara.

Malaysia pada awal kemerdekaan masih di awasi oleh kerajaan Inggris, hingga
dalam keperawatan juga begitu. Malaysia masih menganut paham perawat lama di
Inggris dimana perawat masih di pimpin oleh dokter umum. Dalam bidang
pendidikan Malaysia mempunyai 2 sistem diantaranya, dikelola oleh Kementrian
Perguruan Tinggi dan lainnya dikelola oleh Kementrian Kesehatan. Di Malaysia
untuk dapat menjadi perawat professional harus memenuhi standart yang diberikan
oleh Nursing Board of malaysia and National Accreditation Board (LAN), LAN ini
mendesain 4tahun proses menjadi sarjana keperawatan yang ter bagi atas :

a. Ilmu medis dasar (15 – 20%)


b. Ilmu Keperawatan (55- 65 %) di mana 45 – 50% adalah pratikum
c. Ilmu komunitas dan social (15- 25 %)
d. Metode ilmiah / penelitian (4- 7%)
e. Electif (peminatan 2-7%)
Hampir sama dengan Indonesia bagi siswa dengan kelulusan ilmu sosial wajib
mengikuti matrikulasi dimana mahasiswa harus mampu melewati ujian di bidang
biologi,fisika, kimia dan matematika. Matrikulasi ini membantu menempatkan
perawat sejajar dengan professional lainnya seperti dokter, apoteker maupun insinyur.

Malaysia direncanakan pada tahun 2018 akan ditiadakan sekolah bagi ahli madya
atau DIII keperawatan, ini dilakukan dalam rangka meningkatkan standart perawat
dengan profesi kesehatan lainnya (Junaiti, 2016).

2. Thailand
Thailand memiliki sejarah yang panjang dan baik dalam perkembangan ilmu
keperawatan. Negara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa asing ini mendapatkan
bantuan oleh Inggris dan Amerika dalam mengembangkan ilmu keperawatannya.
Pada tahun 1860 kelompok perawat pertama Thailand kembali dari Amerika dan
menawarkan perawatan maternitas untuk golongan/kaum borju Thailand. Pada 1896
sekolah perawatan pertama Thailand di buka dan dikembangkan oleh Ratu
Sripatcharintra yang bernama sekolah bidan dan perawat untuk perempuan.

Pada tahun 1923 ada 3 sekolah keperawatan di Thailand:


1. Sekolah kesehatan untuk perawat dan bidan khusus permpuan di Bangkok
2. Sekolah kesehatan palang merah thailand yang berlokasi di Bangkok
3. Sekolah keperawatan McCormick di chang mai. sekolah keperawatan ini
merekrut siswa dari keluarga borju kota.
Pada tahun 1970 kementerian kesehatan Thailand sudah mencanangkan untuk
mempersiapkan perawat yang terampil untuk dijadikan guru, pembuat rencana,
penindak dan evaluator bagi kesehatan masyarakat Thailand. selanjutnya pada 1971
universitas swastsa yang ada di Thailand mulai melirik keperawatan sebagai fakultas
yang dapat di kembangkan secara massive dengan tingginya minat dari warga
Thailand. Sekolah bagi sarjana keperawatan di Thailand pertama beroperasi pada
tahun 1956, untuk master pada 1973 sedangkan untuk kedoktoran pada 1999.
Pemerintah Thailand mempunyai daya tarik khusus kepada profesi perawat
dikarenakan Ratu mereka adalah seorang perawat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat.
Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi
keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di
Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan
keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan
memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya,
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta


Ali, Zaidin. 2001. Dasar-dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGG.

Budiono & Pertami, Sumira Budi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi
Medika: Jakarta

Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta


Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta
Hidayat A. Aziz A. (2017). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba
Medika: Jakarta
Iskandar. (2018). Keperawatan Profesional. In Media: Jakarta
Potter, Perry. 2009. Fundamental of Nursing. Jakarta : Salemba Medika
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta
Salam dan Salmon, Ferry. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba.

Simamora, Roymond H. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai