Anda di halaman 1dari 16

Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No.

1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)


url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional


Di RSUD Kota Baubau

La ode Syaiful Islamy, Zainul Abidin, Rinita Andriani, Henni Arisanti


Program Pascasarjana Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau
Email : syaiful80islamy@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.388

Abstrak

Latar belakang: Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di Rumah Sakit
bertujuan untuk meningkatkan dan mewujudkan mutu pelayanan keperawatan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan menguraikan bagaimana implementasi kebijakan MPKP di ruang
rawat inap RSUD Kota Baubau.
Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi
Kasus.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan dari sisi struktur model praktik keperawatan profesional
(MPKP) dari semua tahapan-tahapan model praktik keperawatan profesional (MPKP) yang terlaksana
dengan baik hanya pembentukan tim dan Hand Over, sedangkan pre conference, post conference dan
ronde keperawatan tidak terlaksana dengan baik. Dari sisi proses implementasi model praktik
keperawatan profesional di RSUD Kota Baubau menggunakan metode keperawatan primer modifikasi
tim tetapi belum sesuai dengan standar sebab masih terbatasnya sumber daya manusia baik ketua tim
maupun anggota yang mempunyai pendidikan Ners yang masih kurang. Dari sisi penerapan nilai-nilai
profesional telah dilaksanakan dengan baik seperti memperlakukan pasien dengan baik, keluarga
pasien sebagai mitra dan menghargai otonomi pasien
Kata kunci : Implementasi kebijakan, Model Praktik Keperawatan Profesional.

Abstract

Background: The implementation of the Professional Nursing Practice Model (MPKP) at the
Hospital
aims: to improve and realize the quality of nursing services. This study aims to describe how the
implementation of the MPKP policy in the inpatient ward of Baubau City Hospital.
Method: The research design used was qualitative research with a Case Study approach.
Result: The results showed that in terms of the structure of the professional nursing practice model
(MPKP) of all the stages of the professional nursing practice model (MPKP) that were carried out
well only team formation and Hand Over, while the pre-conference, post conference and nursing
rounds were not well implemented. In terms of the process of implementing the professional nursing
practice model in Baubau City Hospital using the team's primary nursing method but not yet in
accordance with the standard because there are still limited human resources both team leaders and
members who have less Ners education. In terms of the application of professional values, it has been
well implemented such as treating patients well, the patient's family as partners and respecting patient
autonomy

Keywords: Policy implementation, Professional Nursing Practice Model.

171
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

Pendahuluan pemberian Asuhan Keperawatan termasuk

Perubahan bidang kesehatan di Indonesia lingkungan.

saat ini terjadi begitu pesat, persaingan terjadi Di berbagai tempat pengembangan MPKP

disemua tatanan kesehatan terutama rumah telah terbukti memberikan dampak yang positif

sakit. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun bagi pemberian asuhan keperawatan. Hal

2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa tersebut sudah dikembangkan di RSUPN Cipto

setiap peningkatan mutu pelayanan kesehatan Mangunkusumo Jakarta sejak 1996, dimana

harus disertai dengan peningkatan mutu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan

pelayanan keperawatan. Salah satu kebijakan dan meningkatan kepatuhan perawat terhadap

kesehatan yang merupakan bagian dari standar. Model praktik keperawatan profesional

kebijakan publik adalah Model Praktik (MPKP) di RS Achmad Mochtar Bukittinggi

Keperawatan Profesional (Hoffart et al, 1996). juga telah dilaksanakan mulai Tahun 1999 dan

Model Praktik Keperawatan Profesional telah dilakukan evaluasi dan diperoleh hasil

(MPKP) di Rumah Sakit bertujuan untuk dimana hasil kepuasan pasien sebelum

meningkatkan dan mewujudkan mutu pelaksanaan MPKP 66,76 % meningkat

pelayanan keperawatan (Sitorus, 2006). menjadi 88,96 % setelah dilaksanakan MPKP

Pelayanan keperawatan profesional diberikan (Sitorus, 2003).

dengan berbagai bentuk metode penugasan Di Kota Baubau MPKP mulai

yang sudah ada dan akan dikembangkan dimasa diimplementasikan sejak 4 Mei 2015 melalui

depan dalam menghadapi tren pelayanan surat keputusan direktur tentang penetapan tim

keperawatan. Model Praktek Keperawatan MPKP di RSUD Kota Baubau. Kebijakan

Profesional sendiri adalah sistem yang terdiri tersebut diterbitkan karena keluhan masyarakat

dari struktur, proses, dan nilai profesional yang terhadap pelayanan keperawatan yang tidak

memungkinkan perawat profesional mengatur efektif lagi sebab perawat tidak mempunyai

pasien kelolaan, kurangnya kolaborasi dengan

172
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

tim kesehatan lainnya sehingga kurang dalam diperoleh dari dua sumber yaitu observasi, dan

memberikan pelayanan kepada pasien. Namun wawancara. Peneliti melakukan wawancara

harus diakui bahwa RSUD Kota Baubau selama dengan jajaran manajemen yang terlibat dalam

menerapkan MPKP belum pernah melakukan implementasi MPKP RSUD Kota Baubau.

evaluasi terhadap implementasi MPKP. Informan ini adalah mereka yang bekerja

Kondisi seperti ini bukan hanya terjadi di lingkungan institusi yang menjadi obyek

RSUD Baubau saja namun di beberapa rumah penelitian. Pengamatan partisipatif (observasi)

sakit di Indonesia juga belum dievaluasi apakah juga dilakukan dengan pengamatan secara

implementasi MPKP telah sesuai standar langsung aktivitas perawat di RSUD Kota

MPKP atau tidak, dengan demikian penting Baubau dalam implementasi kebijakan model

dikaji bagaimana model penerapan MPKP praktik keperawatan profesional (MPKP) untuk

tersebut (Pratiwi, 2008). melengkapi dan mendukung data/informasi

Metode yang diperoleh melalui wawancara. Juga

Desain penelitian yang digunakan dilakukan studi dokumentasi terhadap data-data

adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan sekunder tertulis yang bisa menjelaskan lebih

studi kasus. Penelitian ini berfokus pada rinci terhadap hasil wawancara dan pengamatan

implementasi MPKP di RSUD Kota Baubau, tentang implementasi kebijakan MPKP di

dimana implementasi kebijakan MPKP sebagai RSUD Kota Baubau. Teknik analisis data yang

aktivitas (activity) dari Direktur, Kabid digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah

Keperawatan, Supervisor dan Kepala ruangan mengacu pada konsep Milles & Huberman

serta Perawat sebagai pelaku (actor), pasien dalam Moleong (2010) yaitu interactive model

sebagai penerima pelayanan (konsumen) dan yang mengklasifikasikan analisis data dalam

RSUD Kota Baubau sebagai tempat (place). tiga langkah, yaitu reduksi data, penyajian data

Data yang digunakan sebagai dasar untuk dan penarikan kesimpulan.

menunjang penelitian ini adalah data primer

173
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

Hasil Hasil wawancara yang dirangkum dan telah

Penelitian ini dilakukan dengan diinterpretasi juga dilengkapi hasil observasi

wawancara sebagai sumber utama dimana dan data dokumentasi

wawancara dilakukan dari Desember hingga Model praktek keperawatan professional

Januari 2019 dengan informan sebanyak 7 (MPKP) sebagai suatu sistem yang meliputi

orang. Teknik menentukan informan dalam struktur, proses dan nilai profesional sangat

penelitian ini adalah dengan teknik purposive menekankan pada kualitas kinerja tenaga

sampling. Informan dalam penelitian ini ada 2 keperawatan yang berfokus pada

yaitu pertama perawat, dimana informan profesionalisme keperawatan antara lain

perawat dalam penelitian ini adalah semua yang melalui penetapan dan fungsi setiap jenjang

terlibat dalam implementasi kebijakan model tenaga keperawatan, sistem pengambilan

praktik keperawatan profesional mulai dari keputusan, sistem penugasan dan sistem

manajerial yaitu : kepala bidang keperawatan, penghargaan yang memadai.

supervisor keperawatan dan ruang rawat inap 1. Struktur

yaitu : kepala ruangan, perawat pelaksana, Struktur dalam model praktik keperawatan

dengan kriteria perawat dengan masa kerja profesional (MPKP) di RSUD Kota Baubau

lebih dari 1 tahun berada di ruangan yang tetap, meliputi penetapan jumlah tenaga keperawatan.

bersedia di wawancara, tidak sedang dalam Jumlah tenaga disini disesuaikan dengan

masa cuti dan tidak sedang dalam keadaan jumlah tempat tidur, berdasarkan permenkes

sakit. Informan dalam penelitian ini selain Nomor 129 Tahun 2008 atau berdasarkan

petugas kesehatan juga pasien sebagai informan tingkat ketergantungan pasien dihitung dengan

yang menerima hasil layanan keperawatan, menggunakan rumus Douglas, penetapan jenis

dengan kriteria pasien yang telah dirawat ≥3 tenaga keperawatan bervariasi dimana standar

hari, pasien yang mampu berkomunikasi jenis tenaga kepala ruangan diutamakan Ners,

dengan baik dan bersedia untuk diwawancarai. perawat primer juga diutamakan Ners dan

174
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

perawat Assosiate adalah D III Keperawatan, model praktik keperawatan profesional

hal tersebut tertuang dalam Permenkes Nomor (MPKP) di Ruang rawat inap, sehingga

40 Tahun 2017 dan penetapan standar rencana merekomendasikan kepada Direktur RSUD

asuhan keperawatan berpedoman pada standar Kota Baubau untuk menetapkan kebijakan

asuhan keperawatan yang disusun oleh tim model praktik keperawatan profesional

penyusun yang terdiri dari bidang keperawatan, (MPKP) di ruang rawat inap. Sebelum

komite keperawatan dan kelompok fungsional penetapan implementasi kebijakan model

keperawatan (KFK). praktik keperawatan profesional (MPKP) di

Hasil wawancara dengan beberapa ruang rawat inap telah dilakukan berbagai

informan menunjukkan bahwa implementasi upaya meliputi pelatihan dan workshop,

kebijakan model praktik keperawatan sosialisasi dan pendampingan oleh tenaga ahli

profesional (MPKP) telah ditetapkan sejak Mei agar semua pihak yang terlibat dalam

2015. Implementasi model praktik implementasi model praktik keperawatan

keperawatan profesional (MPKP) di ruang profesional (MPKP) paham dan dapat

rawat inap telah dilaksanakan walaupun masih melaksanakan model praktik keperawatan

terdapat banyak kendala dalam profesional (MPKP) sesuai dengan standar

pelaksanaannya. Salah satu kendala dalam yang ada.

implementasi MPKP adalah jumlah tenaga 2. Proses

perawat yang kurang, baik dari segi jumlah Dalam praktik keperawatan profesional

maupun kualifikasi pendidikan belum metode yang paling memungkinkan pemberian

memenuhi syarat untuk model praktik asuhan keperawatan profesional metode yang

keperawatan profesional (MPKP) tetapi karena menggunakan keperawatan primer namun tidak

banyaknya keluhan masyarakat tentang menutup kemungkinan untuk menggunakan

pelayanan keperawatan maka bidang metode tim dan metode manajemen kasus atau

keperawatan berinisiatif untuk melaksanakan

175
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

bisa di modifikasi sesuai dengan kondisi modifikasi tim yang diterapkan di RSUD Kota

Rumah Sakit. Baubau ini sesuai pula dengan teori dan telah

Berbagai hasil wawancara dengan dicontohkan dibeberapa rumah sakit di

informan menunjukkan bahwa proses dalam Indonesia. Pada model modifikasi ini

implementasi model praktik keperawatan diberlakukan manajemen sumber daya manusia

profesional di RSUD Kota Baubau (SDM), yaitu ada garis koordinasi yang jelas

menggunakan metode keperawatan primer antara perawat primer (PP) dan perawat

modifikasi tim. Pemilihan metode ini assosiate (PA). Performa perawat assosiate

disesuaikan dengan kondisi tenaga di RSUD (PA) dalam satu tim menjadi tanggung jawab

Kota Baubau, dimana jumlah tenaga PNS yang perawat primer (PP), dengan demikian perawat

kurang dan kualifikasi tenaga yang bervariasi primer (PP) adalah seorang manajer asuhan

yaitu S2, S1, D3 dan SPK. Di RSUD Kota keperawatan. Sebagai seorang manajer perawat

Baubau metode keperawatan primer modifikasi primer (PP) harus dibekali dengan kemampuan

tim dibagi atas dua tim sesuai dengan jumlah manajemen dan kepemimpinan sehingga

tempat tidur yang ada di ruang rawat inap perawat primer (PP) harus memiliki kualifikasi

RSUD Kota Baubau, masing-masing tim pendidikan S1 Ners dan dapat menjadi manajer

dipimpin oleh seorang perawat primer dan dan pemimpin yang efektif di ruang rawat inap

perawat assosiate sebagai pelaksana dan untuk kesembuhan dan kepuasan pasien

bekerjasama merawat pasien. Masing-masing terhadap pelayanan keperawatan yang

perawat assosiate mempunyai pasien kelolaan diberikan.

yang dirawat bersama dari pasien masuk 3. Nilai-nilai Profesional

sampai pulang. Rumah sakit harus mengutamakan nilai-

Hal tersebut di atas sesuai dengan standar nilai profesional dalam memberikan pelayanan

model praktik keperawatan profesional kesehatan kepada pasien sebab pasien yang

(MPKP) dan metode keperawatan primer datang ke rumah sakit selain sakit fisik juga ada

176
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

berbagai masalah yang dialami seperti masalah RSUD Kota Baubau melalui bidang

psikologis, finansial dan lain-lain yang dapat keperawatan telah melaksanakan pelatihan

mempengaruhi kondisi fisiknya sehingga pada komunikasi efektif dan excellent service tetapi

saat berkomunikasi terhadap pasien dan pada pelatihan tersebut yang dilatih baru

keluarganya harus menerapkan nilai-nilai sebagian kecil dengan harapan yang sudah

profesional tersebut melalui komunikasi dilatih dapat mensosialisasikan kepada perawat

terapeutik. Nilai-nilai utama yang dimaksud yang belum mengikuti pelatihan.

adalah tentang penghargaan atas otonomi klien, Pembahasan

menghargai klien, melakukan yang terbaik bagi 1. Struktur

klien dan tidak merugikan klien. Dalam implementasi MPKP di RSUD

Hasil wawancara menunjukkan bahwa Baubau, perhitungan kebutuhan tenaga di ruang

nilai-nilai profesional seperti : nilai-nilai rawat inap telah dilakukan oleh supervisor

tentang penghargaan atas otonomi klien, keperawatan dengan melibatkan kepala

menghargai klien, melakukan yang terbaik bagi ruangan untuk menyediakan data tingkat

klien dan tidak merugikan klien, nilai ketergantungan pasien yang sebelumnya telah

intelektual, komitmen moral, otonomi, kendali disosialisasikan kepada semua kepala ruangan

dan tanggung gugat telah dilaksanakan oleh dengan cara menganalisa tingkat

perawat di ruang rawat inap RSUD Kota ketergantungan pasien berdasarkan pedoman

Baubau. Walaupun kadangkala masih ada pada buku standar tenaga perawat di rumah

keluhan masyarakat terkait penerapan nilai- sakit dan cara menghitung kebutuhan tenaga.

nilai profesional ini akibat komunikasi yang Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan

tidak baik dari tenaga perawat sehingga dapat tenaga berdasarkan kriteria yang telah

terjadi konflik antara perawat, pasien dan ditentukan sesuai kondisi RSUD Kota Baubau

keluarganya. Untuk meminimalkan bahkan maka didapatkan hasil jika tenaga sukarela

menghilangkan miskomunikasi tersebut,

177
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

masuk perhitungan, kebutuhan tenaga sudah Nursing Job yang dilakukan oleh tenaga

terpenuhi. perawat seperti: kegiatan retur obat,

Jumlah tenaga perawat berdasarkan pengawasan keamanan ruang rawat, mengurus

kualifikasi pendidikan yaitu : S2 Keperawatan pembayaran pasien dan kegiatan lainnya diluar

sebanyak 1 orang, S1 Ners sebanyak 26 orang, kegiatan keperawatan. Penetapan jenis tenaga

D3 Keperawatan 68 orang, dan SPK 4 orang. keperawatan bervariasi dimana standar jenis

Jumlah tenaga perawat berdasarkan status tenaga Kepala Ruangan diutamakan Ners,

kepegawaian yaitu : PNS 44 orang dan tenaga Perawat Primer juga diutamakan Ners dan

sukarela 51 orang. Menurut direktorat perawat Assosiate adalah D III Keperawatan,

keperawatan dan keteknisian medik direktorat hal tersebut tertuang dalam Permenkes Nomor

jenderal pelayanan medik departemen 40 Tahun 2017. Dalam penerapannya di RSUD

kesehatan Republik Indonesia tentang pedoman Kota Baubau masih ada beberapa kepala

standar tenaga keperawatan di Rumah Sakit ruangan dengan latar belakang pendidikan D III

dinyatakan bahwa kebutuhan tenaga Keperawatan bahkan SPK, begitupun dengan

keperawatan ditetapkan berdasarkan perawat primer masih ada yang mempunyai

karateristik pasien, model penugasan dan pendidikan D III Keperawatan hal tersebut

kompetensi yang dipersyaratkan untuk dilakukan karena kurangnya tenaga Ners

mencapai tujuan pelayanan keperawatan dan sehingga dalam pelaksanaan model praktik

kualifikasi tenaga perawat berdasarkan keperawatan profesional (MPKP) kadang-

kompetensi yang dipersyaratkan untuk kadang terdapat kendala sebab tugas kepala

mencapai tujuan pelayanan keperawatan. ruangan dan perawat primer/ketua tim tersebut

Penentuan jumlah tenaga di RSUD Kota bukanlah tugas yang mudah tetapi

Baubau berdasarkan tingkat ketergantungan membutuhkan ketegasan, knowledge yang baik

pasien dengan menggunakan rumus Douglas dan analisa yang baik pula dalam menyusun

kombinasi Depkes sebab masih banyak Non asuhan keperawatan pasien mulai dari

178
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

pengkajian sampai evaluasi dan mampu assosiate pada pelaksanaan tindakan

berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya keperawatan pada pasien.

terkait status kesehatan pasien yang menjadi Menurut pengamatan peneliti, jumlah

kelolaannya. tenaga sudah cukup jika ada tenaga sukarela

Standar asuhan keperawatan (SAK) telah yang membantu. Perhitungan kebutuhan tenaga

disusun oleh tim berdasarkan 10 penyakit di RSUD Kota Baubau berdasarkan tingkat

terbesar dan sudah ada format asuhan ketergantungan pasien dengan menggunakan

keperawatan yang terstandar yang rumus Douglas modifikasi Depkes dan

memudahkan perawat untuk menulis dan tidak kualifikasi pendidikan yang berfariasi yang

banyak menyita waktu, sebelum implementasi didominasi oleh pendidikan D III Keperawatan

model praktik keperawatan profesional serta masih ada pendidikan SPK. Walaupun

(MPKP) di RSUD Kota Baubau semua perawat menurut perhitungan jumlah tenaga cukup

menulis asuhan keperawatan dan belum ada tetapi baik tenaga sukarela maupun tenaga PNS

format asuhan keperawatan yang terstandar tidak disiplin terhadap waktu bekerja, tenaga

sehingga banyak waktu tersita untuk menulis, sukarela yang bekerja di dua tempat sehingga

tetapi setelah implementasi MPKP telah jika masih bekerja ditempat yang lain maka

dikembangkan standar rencana asuhan pekerjaan di RSUD Kota Baubau diabaikan,

keperawatan bertujuan mengurangi waktu ada tenaga yang tidak maksimal dalam bekerja

perawat untuk menulis, sehingga waktu yang disebabkan karena sakit, dan Non Nursing Job

tersedia lebih banyak dilakukan untuk yang membebani perawat sehingga dalam

melakukan tindakan sesuai kebutuhan pasien. pelaksanaan model praktik keperawatan

Rencana asuhan keperawatan di validasi oleh profesional (MPKP) belum maksimal

perawat primer/ketua tim dan dibahas bersama disebabkan oleh keadaan tenaga perawat

perawat assosiate dan mengarahkan perawat tersebut.

179
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

Model praktik keperawatan profesional Menurut Sitorus (2006) penetapan sistem

(MPKP) tetap tidak terlaksana dengan baik, model praktik keperawatan profesional

dari semua tahapan-tahapan model praktik (MPKP) metode keperawatan primer

keperawatan profesional (MPKP) yang modifikasi tim ini didasarkan pada beberapa

terlaksana dengan baik hanya pembentukan tim alasan sebagai berikut :

dan Hand Over, sedangkan pre conference, post a) Keperawatan primer tidak digunakan

conference dan ronde keperawatan tidak secara murni, karena perawat primer harus

terlaksana dengan baik, selain tidak disiplinnya mempunyai latar belakang pendidikan S1

tenaga perawat juga disebabkan kurang Keperawatan (Ners) atau setara.

pemahaman tentang model praktik b) Keperawatan tim tidak digunakan secara

keperawatan profesional (MPKP) sebab yang murni, karena tanggung jawab asuhan

dilatih hanya terbatas kepala ruangan dan ketua keperawatan pasien terfragmentasi pada

tim. Sosialisasi dan pendampingan oleh tenaga berbagai tim.

ahli juga belum dilakukan. Melalui kombinasi kedua model tersebut

2. Proses diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan

RSUD Kota Baubau dalam memberikan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada

pelayanan keperawatan memilih metode perawat primer (PP), karena saat ini perawat

keperawatan primer modifikasi tim sesuai yang ada di RSUD Kota Baubau sebagian besar

dengan kondisi RSUD Kota Buabau saat ini. adalah lulusan DIII Keperawatan bahkan masih

Hal ini mengacu pada standar praktik ada tenaga perawat dengan pendidikan SPK.

keperawatan tahun 2005 dimana standar praktik Bimbingan tentang asuhan keperawatan

keperawatan merupakan ekspektasi atau diberikan oleh perawat primer atau ketua tim

harapan-harapan minimal dalam memberikan kepada perawat associate, perawat primer juga

asuhan keperawatan yang aman, efektif dan yang merencanakan untuk semua asuhan

etis. keperawatan pasien kelolaannya sehingga

180
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

perawat assosiate tidak banyak waktu tersita kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan

untuk menulis tetapi lebih fokus pada prasarana serta kebijakan rumah sakit.

perawatan terhadap pasien dan divalidasi oleh Berdasarkan hasil pengamatan peneliti

perawat primer yang nantinya akan bahwa metode keperawatan yang ditetapkan di

didiskusikan bersama dalam pengambilan RSUD adalah metode keperawatan modifikasi

keputusan terhadap perawatan pasien yang tim tetapi belum sesuai dengan standar sebab

efektif dan berkualitas. Metode keperawatan masih ada kepala ruangan dengan pendidikan D

primer modifikasi tim ini sebenarnya sudah III Keperawatan yaitu ruang perawatan bedah

dikembangkan di RSUPN Cipto kelas 1 dan 2 begitupun dengan ketua tim masih

Mangunkusumo Jakarta Tahun 1996, manfaat ada yang mempunyai pendidikan D III

model praktik keperawatan (MPKP) di RSUPN Keperawatan yaitu ruang perawatan interna

Cipto Mangunkusumo yang dikembangkan kelas 3, Ruang perawatan bedah kelas 1 dan 2,

adalah diharapkan dapat meningkatkan mutu ruang perawatan bedah kelas 3. Ketua tim

asuhan keperawatan, dinilai berdasarkan dengan pendidikan D3 Keperawatan yang

peningkatan kepuasan klien/keluarga, dipilih berdasarkan pengalaman bekerja,

peningkatan kepatuhan perawat terhadap kompeten dalam melakukan tindakan dan

standar, penurunan angka infeksi nosokomial, dokumentasi asuhan keperawatan. Hal tersebut

dan lama hari rawat lebih pendek. dilakukan sebab yang mempunyai pendidikan

Dari beberapa metode yang ada, institusi Ners masih kurang dan ada yang berpendidikan

pelayanan perlu mempertimbangkan Ners tetapi tidak kompeten, artinya pengalaman

kesesuaian model tersebut untuk diterapkan. kerja belum ada, jenjang karir masih PK 1

Tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai (Perawat Klinis 1), sedangkan yang

upaya untuk menyeleksi model untuk dipersyaratkan sebagai ketua tim adalah PK 3

mengelola asuhan keperawatan berdasarkan (Perawat Klinis 3) dengan masa kerja di atas 10

181
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

Tahun untuk D III Keperawatan dan diatas 7 pasien, keluarga pasien, seprofesi maupun

tahun untuk Ners. dengan profesi kesehatan lainnya dalam

Kebutuhan tenaga dimasing-masing unit pelaksanaan asuhan keperawatan, selain itu

rawat inap sudah disesuaikan dengan dapat pula diperoleh dari kode etik, pengalaman

penggunaan bed dan tingkat ketergantungan merawat, pendidik/pembimbing dan sesama

pasien, namun jika hanya tenaga PNS perawat. Untuk mengasah nilai-nilai

dinyatakan masih kurang tetapi jika ada tenaga profesional tersebut tenaga perawat harus

sukarela yang membantu melaksanakan proses sering mendapatkan pendidikan dan pelatihan

keperawatan maka tenaga yang ada sudah walaupun hanya dari kepala ruangan atau

cukup. Proses keperawatan yang dilakukan perawat primer yang bertanggung jawab

mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi terhadap terlaksananya asuhan keperawatan di

masih ada beberapa ruangan yang belum sesuai ruang rawat inap. Kepala ruangan harus

dengan standar pendokumentasiannya, hal melakukan supervisi terhadap perawat

tersebut disebabkan oleh kurangnya primer/ketua tim dalam melaksanakan asuhan

pengetahuan dan beban kerja yang berlebihan keperawatan begitupun dengan perawat primer

dimana perawat masih mengerjakan tugas- juga harus melakukan supervisi terhadap

tugas administrasi dan tugas lainnya (Non perawat assosiate sebagai pelaksana perawatan

Nursing Job). Dengan semakin meningkatnya terhadap pasien di ruang rawat inap. Hal

kebutuhan masyarakat akan pelayanan tersebut dilakukan agar nilai-nilai profesional

keperawatan dan tuntutan perkembangan tetap terjaga, harus saling mengingatkan antara

IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan kepala ruangan dengan perawat primer maupun

keperawatan harus efektif dan efisien. perawat primer dengan perawat assosiate

3. Nilai melalui validasi secara asertif sehingga

Perawat memperoleh nilai-nilai pelayanan keperawatan yang diberikan

profesional ketika ia bersosialisasi dengan bermutu dan profesional tanpa menyinggung

182
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

pihak manapun(Indrawati, 2003). Kualitas klien/keluarga menjadi mitra dalam memberi

asuhan keperawatan yang diberikan kepada asuhan keperawatan.

pasien sangat dipengaruhi oleh kualitas Menurut hasil pengamatan peneliti bahwa

hubungan perawat-pasien, bila perawat tidak penerapan nilai-nilai profesional telah

memperhatikan hal ini, hubungan perawat dilaksanakan dengan baik, semua perawat

pasien tersebut bukanlah hubungan yang selalu mengetuk pintu, memberi salam jika

memberi dampak terapeutik yang mempercepat masuk ke ruangan pasien, perawat selalu

kesembuhan pasien, tetapi hubungan sosial tersenyum jika bertemu dengan pasien dan

biasa. keluarganya, memperlakukan pasien, keluarga

Di RSUD Kota Baubau nilai-nilai sebagai mitra dan menghargai otonomi pasien

profesional ini sangat diperhatikan oleh sehingga pada saat pelaksanaan tindakan

perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan melibatkan pasien dan

keperawatan kepada pasien, walau dengan keluarganya. Hal tersebut dilakukan agar

berbagai keterbatasan tetap pasien lebih pasien merasa dihargai terhadap setiap

diutamakan dalam pelayanan. Sumjatun (2010) keputusan yang diambil untuk kesembuhannya,

menyatakan kode etik perawat adalah suatu dalam hal ini perawat hanya memberikan

pernyataan atau keyakinan yang penjelasan dan pasien yang akan memutuskan

mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tindakan mana yang harus dilakukan untuk

tujuan model ini, perawat primer dan perawat kesembuhannya. Setiap tindakan keperawatan

assosiate membangun kontak dengan yang diberikan selalu meminta persetujuan

klien/keluarga yang merupakan awal dari pasien dan menjelaskan kepada pasien tujuan

penghargaan atas harkat dan martabat manusia. dari tindakan yang diberikan. Selanjutnya

Hubungan tim akan terus dibina selama klien adalah menghargai klien, di RSUD Kota

dirawat di ruang rawat tersebut sehingga Baubau dalam melaksanakan asuhan

keperawatan, cara berkomunikasi berbeda pada

183
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

saat berkomunikasi dengan pasien dewasa, keperawatan. Pelayanan profesional terhadap

pasien lansia dan pasien anak begitupun pada masyarakat memerlukan integritas, komitmen

saat melakukan tindakan, semunya butuh moral dan tanggung jawab etik. Hal tersebut

keterampilan khusus dan pengalaman dalam telah dilaksanakan di RSUD Kota Baubau.

merawat pasien. Nilai-nilai profesional lainnya Otonomi disini merupakan kebebasan dan

adalah melakukan yang terbaik bagi pasien dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara

tidak merugikan pasien baik dari segi finansial mandiri, hal tersebut tertuang dalam rincian

maupun kerugian fisik. Di RSUD Kota Baubau kewenangan klinis masing-masing tenaga

pasien dirawat dengan sebaik mungkin sesuai keperawatan sesuai dengan kompetensinya.

dengan panduan yang ada dalam clinikal Hak otonomi merujuk kepada pengendalian

pathway bahwa setiap pasien sudah ada target kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa

dalam perawatannya selama berapa hari perawat memiliki kendali terhadap fungsi

dilakukan perawatan dan pengobatan dan sudah mereka. Otonomi melibatkan kemandirian,

ada standar prosedur operasional (SOP) untuk kesediaan mengambil resiko dan tanggung

setiap tindakan keperawatan yang dilakukan jawab serta tanggung gugat terhadap

sehingga hal tersebut dapat meminimalkan tindakannya sendiri. Setiap perawat yang

kerugian finansial maupun fisik terhadap bekerja dilayanan keperawatan RSUD Kota

pasien. Baubau telah memiliki Surat tanda resistrasi

Nilai-nilai profesional lainnya yang telah (STR) dan surat izin praktek (SIP), kedua surat

dilakukan di RSUD Kota Baubau adalah tersebut merupakan pegangan yang harus

komitmen moral, otonomi, kendali dan dimiliki oleh seorang perawat padaa saat

tanggung gugat. Nilai komitmen moral dalam melakukan tindakan keperawatan.

pelayanan keperawatan diberikan dengan Nilai-nilai profesional yang belum

konsep altruistic (mengutamakan kepentingan dilaksanakan di RSUD Kota Baubau adalah

orang lain) dan memperhatikan kode etik tehnik komunikasi yang kurang baik dari

184
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

perawat yang melaksanakan tindakan conference dan ronde keperawatan tidak

keperawatan, kadang-kadang terjadi terlaksana dengan baik. Dari sisi proses

miskomunikasi antara perawat dengan pasien implementasi model praktik keperawatan

atau keluarganya. Hal tersebut dapat terjadi profesional di RSUD Kota Baubau

sebab pasien yang dirawat di rumah sakit menggunakan metode keperawatan primer

sebagain besar selain sakit fisik juga sakit modifikasi tim tetapi belum sesuai dengan

secara psikologis dan keuangan begitupun standar sebab masih terbatasnya sumberdaya

dengan perawat dengan beban kerja yang besar manusia baik ketua tim maupun anggota yang

menyebabkan perawat gampang tersinggung mempunyai pendidikan Ners yang masih

sehingga komunikasi yang diberikan sudah kurang. Dari sisi penerapan nilai-nilai

tidak sesuai dengan standar yang seharusnya profesional telah dilaksanakan dengan baik

kepada pasien dan keluarganya. Solusi dari seperti memperlakukan pasien dengan baik,

keadaan tersebut adalah dengan melakukan keluarga pasien sebagai mitra dan menghargai

sosialisasi bagi tenaga perawat yang belum otonomi pasien. Nilai-nilai profesional yang

dilatih oleh tenaga perawat yang telah dilatih belum dilaksanakan di RSUD Kota Baubau

dimasing-masing ruang rawat inap dan adalah tehnik komunikasi yang kurang baik dari

difasilitasi oleh bidang keperawatan RSUD perawat yang melaksanakan tindakan

Kota Baubau. keperawatan, kadang-kadang terjadi

Kesimpulan miskomunikasi antara perawat dengan pasien

Hasil penelitian menunjukkan dari sisi atau keluarganya.

struktur model praktik keperawatan profesional


Daftar Pustaka
(MPKP) dari semua tahapan-tahapan model

praktik keperawatan profesional (MPKP) yang Direktorat Keperawatan Dan Keteknisian


Medik Direktorat Jenderal Pelayanan
terlaksana dengan baik hanya pembentukan tim Medik, 2005, Standar Tenaga
Keperawatan Di Rumah Sakit,
dan Hand Over, sedangkan pre conference, post Departemen Kesehatan RI, Jakarta

185
Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 (ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)
url: http://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id DOI : https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1
Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional Di RSUD Kota Baubau

Direktorat Keperawatan Dan Keteknisian Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju


Medik Direktorat Jenderal Pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta : Trans
Medik, 2005, Standar Tenaga Info Media
Keperawatan Di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta Surat Keputusan Direktur RSUD Kota Baubau
Nomor 465/KEP/V/2015 tentang
Hoffart N, Woods C. Elements of a Nursing Penetapan Tim MPKP
Professional Practice Model. Journal of
Professional Nursing. 1996;Vol 12, No 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
354-64 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Indrawati.(2003). Komunikasi Untuk Perawat.


Jakarta: EGC

Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 129 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.

Moleong, Lexy J. 2010, Metodologi Penelitian


Kualitatif PT.Remaja Rosda Karya,
Bandung.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 40 Tahun 2017 Tentang
Pengembangan Jenjang Karir
Profesional Perawat Klinis

Pratiwi, Muhlisin. Kajian Penerapan Model


Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) Dalam Pemberian Asuhan
Keperawatan Di Rumah Sakit. Jurnal
Kesehatan 2008;Vol.1, No.1:73-80

Sitorus Ratna, 2003, Dampak Implementasi


Model Praktik Keperawatan Profesional
Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit,
https://media.neliti.com/media/publicatio
ns/110240-ID-dampak-implementasi-
model-praktik-kepera.pdf, akses tanggal
22 Maret 2018.

Sitorus Ratna, 2006, Model Praktik


Keperawatan Profesional Di Rumah
Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta

186

Anda mungkin juga menyukai