Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dan kemajuan bidang kesehatan di Indonesia mendorong terjadinya
perubahan kompetitif yang terjadi di semua tatanan kesehatan terutama di rumah sakit. Menurut
keputusan Menteri Kesehatan RI No. 340/MENKES/ PER/III/2010 Rumah Sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Praktek Mandiri Bidan
sebagai sarana pelayanan kesehatan merupakan salah satu unsur yang strategis dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk
mencapainya yaitu dengan prinsip peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Prinsip peningkatan
mutu pelayanan antara lain adalah memenuhi kebutuhan pasien, mengukur dan menilai
pelayanan yang diberikan, memperbaiki proses pelayanan, dan meningkatkan mutu pemberi
pelayanan. Program peningkatan mutu pelayanan dimaksudkan untuk mengubah budaya kerja
seseorang, mengubah proses pelayanan, dan meningkatkan outcome pelayanan. Sasaran outcome
mutu pasien antara lain mengurangi keluhan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien
(Sunaringtyas,2015).
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Praktek Mandiri Bidan diperlukan perubahan
cara pandang baik dari pihak manajemen maupun klinisi. Pelayanan difokuskan kepada
pelanggan dengan meningkatkan mutu produk, service, dan informasi. Dalam upaya peningkatan
mutu, maka harus dilakukan perbaikan sistem yang ada. Diperlukan upaya untuk mengurangi
pemborosan baik resources maupun sumber daya manusia dengan meningkatkan alur kerja
danmengoptimalkan stok/persediaan/resources. Manajemen sistem pelayanan baik dari segi
pengembangan manajemen waktu atau variasi proses juga perlu dilakukan untuk mengurangi
error dan memperbaiki pelayanan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Praktek Mandiri
Bidan.
Sasaran outcome mutu pelayanan kesehatan terutama mutu pasien antara lain yaitu
mengurangi keluhan pasien, mneingkatkan kepuasan pasien. Namun pada kenyataan yang
didapati, permasalahan masih sering ditemukan. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa
angka keluhan pasien di rumah saki Praktek Mandiri Bidan di Indonesia masih tinggi. Hasil
penelitian lain menyebutkan bahwa darianalisis deskriptif ditemukan 39% komplain terjadi
akibat perilaku staf, 26% keluhan disebabkan hal klinis dan perilaku pasien lain, 16% keluhanya
karena lingkungan fisik dan fasilitas, penelitian tersebut dilakukan selama satu tahun.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut memerlukan cara untuk memningkatkan
kepuasan pelanggan (pasien dan keluarga). Kepuasan pasien tersebut bisa dicapai diantaranya
dengan meningkatkan kualitas pelayanan tenaga medis. Kualitas pelayanan tenaga medis
termasuk kebidanan diantaranya ditentukan oleh manajemen asuhan kebidanan yaitu suatu
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) kebidanan. Model Manajemen Praktik Asuhan
Kebidanan Profesional (MPKP) yang diterapkan di Praktek Mandiri Bidan bermacam-macam
disesuaikan dengan situasi dan kondisi Praktek Mandiri Bidan (Pratiwi, 2008). Salah satu model
asuhan tersebut adalah case management. Case management merupakan suatu proses koordinasi
pelayanan kolaboratif untuk mengelola sumber daya yang tersedia dengan efektif dan efisien
guna mencapai tingkat kesehatan dengan memerhatiakan hak pasien dalam menientukan
nasibnya sendiri (Datusanantyo, 2013)
American Case Management Association (AMCA) mendefinisikan case management
atau pengelolaan kasus di Praktek Mandiri Bidan dan sistem pelayanan kesehatan adalah model
praktek kolaboratif yang mencakup pasien, bidan, pekerja sosial, dokter, tenaga kesehatan lain,
pemberi pelayanan, dan komunitas. Pengelolaan kasus ini mencakup komunikasi dan
memfasilitasi pelayanan menjadi satu kontinue melalui koordinasi sumber daya yang efektif.
Tujuan pengelolaan kasus mencakup pencapaian kesehatan yang optimal, akses ke pelayanan
kesehatan, dan utilisasi sumber daya yang tepat, seimbang dengan hak pasien untuk menentukan
nasibnya sendiri (Datusanantyo, 2014).
Penerapan model asuhan case management di Indonesia belum dapat dievaluasi
sepenuhnya karena belum banyak Praktek Mandiri Bidan yang menerapkan model ini. Salah satu
Praktek Mandiri Bidan yang menerapkan sistem pelayanan case management adalah PMB
Emmy Nuryanti,SST di Jl Karah 107 RT 03 RW 06 Kecamatan Jambangan Surabaya. Adanya
peningkatan presentase nilai kepuasan pasien dapat menjadi salah satu indikator yang
menunjukkan bahwa penerapan sistem case management di PMB Emmy Nuryanti,SST Surabaya
dapat berjalan dengan baik. Pada bulan Juni 2021 didapatkan data bahwa score kepuasan pasien
di PMB Emmy Nuryanti,SST meningkat dari 41% menjadi 57%.
Menurut Datusanantyo (2014) walaupun hingga saat ini model case management belum
banyak diterapkan namun memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat berkontribusi pada
keselamatan, efektivitas, dan efisiensi pelayanan. Selain itu, dapat pula ditambahkan peran
sebagai penjaga mutu dan sebagai pengawas utilisasi layanan kesehatan. Dengan berbagi fungsi
tersebut, besar tantangan yang harus dihadapi Praktek Mandiri Bidan dalam penerapan sistem
ini, sehingga penting adanya peningkatan pemahaman mengenai sistem case management dan
peningkatan kompetensi case manager untuk meningkatkan mutu pelayanan Praktek Mandiri
Bidan sehingga fungsi dari penerapan sistem case management dapat tercapai dengan maksimal.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan manajemen kebidanan dan model asuhan
kebidanan profesional di PMB Emmy Nuryanti, SST.
1.2.2 Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik Manajemen Pelayanan Asuhan Kebidanan
Profesional (MPAKP), mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian di PMB Emmy Nuryanti, SST.
2) Menganalisis masalah di lingkungan ruang bersalin.
3) Membuat perencanaan untuk mengatasi masalah
4) Melaksanakan peran sesuai dengan model asuhan pelayanan kebidanan.
5) Melakukan timbang terima.
6) Melakukan penerimaan pasien baru
7) Melakukan penerapan sentralisasi obat.
8) Melakukan perencanaan pasien pulang.
9) Melakukan pengkajian indikator mutu pelayanan asuhan kebidanan
10) Melakukan monitoring evaluasi.
11) Melakukan analisa peran roleplay.
12) Melakukan refleksi diskusi kasus.
13) Mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan menggunakan model SOAP.
14) Melaksanakan program inovasi
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1) Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang kebidanan sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
2) Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MPAKP di PMB Emmy
Nuryanti,SST.
3) Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MPAKP di PMB Emmy
Nuryanti,SST.
4) Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana
strategi.
5) Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan MPAKP di PMB
Emmy Nuryanti,SST.
6) Menganalisis, menyusun, dan melaksanakan MPAKP untuk asuhan kebidanan ideal di
ruangan.
1.3.2 Bagi Petugas Ruangan
Adapun manfaat yang diperoleh bidan di PMB Emmy Nuryanti,SST. adalah
sebagai berikut:
1) Melalui praktik MPAKP dapat diketahui masalah-masalah yang ada di PMB Emmy
Nuryanti,SST yang berkaitan dengan pelaksanaan MPAKP.
2) Melalui praktika senior MPAKP, bidan di PMB Emmy Nuryanti,SST dapat
melaksanakan MPAKP dengan optimal.
3) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4) Terbinanya hubungan baik antara bidan dengan bidan, bidan dengan tim kesehatan
lain, dan bidan dengan pasien serta keluarga.
5) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri bidan.
1.3.3 Bagi pasien dan keluarga pasien
Manfaat MPAKP bagi pasien dan keluarga adalah:
1) Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.
2) Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.
1.3.4 Bagi institusi pendidikan
Institusi pendidikan memperoleh bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan
ruangan dengan pelaksanaan MPAKP.
1.4 Waktu, Tempat dan Peserta
Waktu : 1-14 Juni 2021
Tempat : PMB Emmy Nuryanti,SST di Jl Karah 107 RT 03 RW 06 Kecamatan Jambangan
Surabaya
Peserta : Mahasiswi Program Pendidikan Profesi Stikes Husada Jombang
Jumlah : 6 orang
1.5 Rencana Kegiatan
1. Minggu I :
a. Pengkajian Data, Analisis Situasi Institusi Pelayanan dan Perencanaan.
b. Desiminasi awal hasil pengkajian.
c. Persiapan pelaksanaan roleplay.
2. Minggu II dan III :
a. Pelaksanaan Role play MPAKP
b. Pelaksanaan RDK
3. Minggu IV :
a. Evaluasi kegiatan
b. Penyusunan laporan
c. Desiminasi akhir
d. Ujian

Anda mungkin juga menyukai