Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktik lapangan
mengenai manajemen Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) ini. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
laporan ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:

1. dr. I Nyoman Gunarta, MPH selaku direktur RSUD Mangusada Kabupaten


Badung yang telah memberikan ijin untuk melakukan praktik lapangan terkait
dengan implementasi fungsi manajemen MPKP di rumah sakit tersebut.
2. I Gede Kadek Sudika, A.Md.Kep selaku Kepala Ruangan HCU Puspanjali yang
telah memberikan ijin untuk melakukan observasi di ruangan serta telah bersedia
untuk dilakukan wawancara guna mengumpulkan data mengenai sistem
manajemen utamanya MPKP diruangan tanggung jawabnya.
3. Para perawat dan staf kepegawaian di ruangan HCU Puspanjali yang telah
bersedia untuk diwawancarai serta bersedia mengisi kuesioner mengenai
kepuasan akan kinerja perawat diruangan, yang membantu penulis untuk
mengetahui kualitas mutu dari pelayanan yang diberikan di ruangan tersebut.
4. Pasien beserta keluarga yang telah bersedia untuk diobservasi, dilakukan
wawancara serta bersedia mengisi kuesioner mengenai kepuasan akan pelayanan
kesehatan yang didapatkan selama mengalami rawat inap di ruangan HCU
Puspanjali, RSUD Mangusada.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan hasil praktik
lapangan ini.

Penulis menerima berbagai saran dan masukan untuk perbaikan laporan ini.

Denpasar, 20 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari suatu pelayanan


professional di setiap fasilitas kesehatan. Menurut Undang-Undang Keperawatan No.
38 Tahun 2014, pelayanan keperawatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat
maupun sakit. Pelayanan keperawatan profesional adalah rangkaian upaya
melaksanakan sistem pemberian asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai
dengan kaidah-kaidah keperawatan sebagai profesi. Pelayanan keperawatan
profesional dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang
profesional sehingga dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan
rumah sakit (Fera, 2016).

Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan kepada


masyarakat, yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah
sakit di tuntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar
yang di tetapkan yaitu berupa standar pelayanan meliputi: pelayanan medik,
pelayanan penunjang dan pelayanan keperawatan yang terdiri dari manajemen,
sumberdaya manusia, keuangan, sistem informasi rumah sakit, sarana prasarana dan
manajemen mutu pelayanan (Harni, 2016). Meningkatnya tuntutan masyarakat
disarana kesehatan terutama dirumah sakit, menyebabkan rumah sakit harus
melakukan upaya peningkatan mutu pemberian pelayanan kesehatan, salah satunya
adalah melalui pemberian asuhan keperawatan dirumah sakit (Depkes RI).
Berdasarkan keputusan menteri kesehatan nomor: 123/Menkes/SK/XI/2005 tentang
registrasi dan praktek keperawatan, yang berguna untuk meningkatkan mutu
pelayanan khususnya dibidang asuhan keperawatan maka dibentuklah suatu tim
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai professional) yang
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan. Penerapan MPKP akan dapat membantu dalam meningkatkan
mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian asuhan keperawatan
baik struktur, proses dan nilai-nilai yang diyakini dapat mendukung pemberian
asuhan keperawatan sehingga hubungan antara perawat dan pasien akan lebih baik
dan berkesinambungan, dan akan tercipta nilai-nilai yang professional sehingga klien
dapat merasa puas atas pelayanan yang diberikan selama menjalani perawatan di
rumah sakit (Jusuf, 2015).

Penerapan MPKP menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas.
Beberapa rumah sakit telah berhasil menerapkan MPKP dengan baik diukur dari
tingkat kepuasan klien sebelum dan sesudah dilaksanakannya MPKP. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Jusuf (2015) untuk mengetahui efektivitas dari
penerapan MPKP di Rumah Sakit, didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan
kepuasan klien setelah dilakukannya MPKP terhadap pelayanan kesehatan yang
mereka dapatkan di Rumah Sakit, dengan nilai persentase peningkatan tersebut
hingga mencapai 55%. Selain pasien merasa puas dengan tingkat pelayanan yang
diberikan oleh perawat yang berada di MPKP, perawat juga merasakan hal yang sama
dengan pasien yaitu sama-sama puas, hal itu di dukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Rahmat, Nugraheni dan Werdati (2016) dimana perawat puas
dengan kerjanya yang membuat pasien lebih puas dengan pelayanan yang diberikan
dengan presentase yang sangat baik yakni cukup puas 58,3% dan puas 41,7%.

MPKP terdiri atas empat komponen pilar utama. Pilar pertama yaitu
management approach atau pendekatan manajemen yang terdiri dari fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Pilar kedua yaitu
compensatory reward yaitu manajemen sumber daya manusia diruang model praktik
keperawatan professional yang berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja
orientasi, penilaian kinerja, staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum
membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru. Selain itu, dalam
pilar ini juga diberikan bentuk penghargaan kepada staff atau karyawan dalam suatu
organisasi seperti dapat berupa remunerasi, jenjang karir atau kenaikan jabatan,
peningkatan insentif, dan lain-lain. Pilar ketiga yaitu professional relationship yaitu
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien melibatkan beberapa anggota tim
kesehatan yang mana fokus pemberian asuhan kesehatan adalah klien. Akibat
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat maka perlu adanya kesepakatan
mengenai hubungan kolaborasi dalam pemberian pelayanan kesehatan tersebut
kepada klien. Bentuk hubungan professional dalam MPKP seperti pelaksanaan ronde
keperawatan, timbang terima, conference,dan manajemen konflik. Pilar terakhir
dalam MPKP yaitu pilar keempat adalah patient care delivery yaitu sistem pemberian
asuhan keperawatan. Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang
professional, digunakan beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, misalnya
metode penugasan yang diterapkan dalam suatu ruangan seperti metode primer,
metode tim, metode kasus, metode fungsional, dan metode modular (kombinasi
metode tim dan metode primer). Selain itu pada pilar keempat ini juga dapat
diberikan bentuk pemberian asuhan keperawatan seperti pelaksanaan discharge
planning, penerimaan pasien baru dan pelaksanaan supervise (Sukirno & Suryawati,
2016).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mangusada merupakan salah satu


rumah sakit yang terletak di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Rumah sakit ini telah
dibuka secara resmi oleh Bupati Badung yaitu A. A. Ngr. Oka Ratmadi, S.H pada
tahun 2002, dan hingga saat ini masih beroperasi dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Adapun visi dari RSUD Mangusada adalah menjadi
rumah sakit pendidikan dengan pelayanan yang professional, inovatif dan berbudaya
menuju standar internasional. Guna mencapai visi tersebut, RSUD ini menjalankan
misinya yaitu dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berfokus pada
keselamatan pasien, menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian kepada masyarakat, serta melaksanakan tata kelola
administrasi rumah sakit yang baik. RSUD Mangusada menawarkan berbagai bentuk
pelayanan kesehatan salah satunya adalah pelayanan rawat inap intensif yaitu High
Care Unit (HCU).

Ruang HCU adalah ruangan yang difungsikan untuk perawatan pasien


yang memerlukan pengawasan lebih intensif dengan jumlah tempat tidur sejumlah 7
buah untuk HCU Reguler dan 4 buah untuk HCU Paviliun. HCU Reguler memiliki
20 Perawat dan 1 tenaga administrasi, sedangkan HCU Paviliun memiliki 13 orang
Perawat dan 3 orang Bidan. Berdasarkan hasil obsevasi dan wawancara yang telah
dilakukan baik dengan kepala ruangan HCU, perawat pelaksana di ruangan, serta
wawancara dengan pihak keluarga dari klien yang dirawat diruangan HCU dengan
berpedoman pada format pengkajian manajemen MPKP, didapatkan hasil bahwa
terdapat beberapa komponen MPKP yang kurang diterapkan diruangan tersebut baik
oleh kepala ruangan maupun oleh perawat pelaksana. Sehingga, atas dasar
latarbelakang tersebut, kelompok ingin melakukan analisis lebih mendalam mengenai
sistem manajemen di ruang HCU sehingga dapat dilakukan analisa masalah,
perhitungan SWOT dan merencanakan inovasi yang tepat untuk membantu dalam
mengatasi permasalahan tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui sistem manajemen di ruang HCU RSUD Mangusada,
Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum RSUD Mangusada
b. Mengetahui gambaran umum ruangan HCU RSUD Mangusada
c. Mengetahui masalah yang terjadi terkait dengan sistem manajemen di
ruang HCU RSUD Mangusada
d. Mengetahui prioritas masalah di ruang HCU berdasarkan analisis
SWOT.
e. Mengetahui rencana strategis (Renstra) kegiatan MPKP dalam
menangani permasalahan yang ada.
f. Mengetahui perencanaan pelaksanaan program inovasi yang
digunakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
g. Mengetahui Planning of Action (POA) untuk penyelesaian masalah
yang ada di ruang HCU.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Pasien

Diharapkan melalui penyusunan laporan ini dapat membantu dalam


meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga akan pelayanan kesehatan
yang didapatkan selama perawatan di ruang HCU RSUD Mangusada.
Kepuasan pasien dan keluarga akan pelayanan yang diberikan dapat
disebabkan karena adanya peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan
dengan berpedoman pada komponen-komponen MPKP.

1.3.2 Bagi Perawat

Diharapkan melalui penyusunan laporan ini, perawat dapat mengetahui


kekurangan keterampilan ataupun sikap yang dimiliki dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien dan keluarga sehingga dari
pengetahuan akan kekurangan tersebut dapat membantu perawat dalam
memperbaiki diri serta membantu dalam meningkatkan keterampilannya
yang nantinya dapat berdampak pada meningkatnya kepuasan akan kinerja
perawat serta juga dapat membantu dalam meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan oleh rumah sakit.

1.3.3 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan melalui penyusunan laporan ini, pihak Rumah Sakit dapat


mengetahui sekaligus melakukan evaluasi akan kinerja perawat dalam
melakukan pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dan kleuarga,
sehingga dapat merencanakan serta melakukan inovasi-inovasi baru guna
mengatasi permasalahan tersebut salah satunya dengan mengoptimalkan
fungsi manajemen dari rumah sakit ataupun profesi keperawatan itu
sendiri.

1.4 Tempat/Ruangan dan Waktu

Tempat atau ruangan yang digunakan untuk kegiatan observasi selama kegiatan
praktik manajemen adalah ruang High Care Unit (HCU). Kegiatan pengumpulan
data dengan teknik observasi, wawancara maupun pemberian kuesioner akan
dilaksanakan mulai tanggal 25 -29 Maret 2019.
BAB II
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
2.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
2.1.1 Visi Misi, keyakinan dasar, nilai-nilai dasar dan motto RS
2.1.2 Fasilitas Pelayanan
2.2 Gambaran Umum Ruangan
2.3 Denah Ruangan
2.4 Pengkajian dan Analisis Data
2.4.1 Pengkajian Kepala Ruangan

 Pilar 1 : Management Approach

No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan


Ya Tidak
Fungsi Perencanaan
1. Merencanakan jumlah, jenis dan mutu tenaga perawatan, serta
tenaga lain sesuai kebutuhan ruang rawat yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan yang
diperlukan sebagai penunjang tercapainya pelayanan di ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan
diselenggarakan sesuai kebutuhan klien.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Merencanakan pembinaan dan pengembangan karier ketua
tim dan perawat pelaksana melalui pendidikan serta latihan
berjenjang.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
5. Merencanakan penambahan peralatan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan ruangan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
6. Merencanakan pengadaan SAK dan SOP minimal 10 kasus
besar di ruangan untuk diterapkan oleh seluruh ketua tim dan
perawat pelaksana.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
7. Merencanakan penilaian kualitas pelayanan keperawatan di
ruangan dengan menggunakan indikator mutu seperti BOR,
ALOS, NDR, GDR dan TOI.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
8. Merencanakan pertemuan rutin dengan ketua tim dan perawat
pelaksana secara terjadwal.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
9. Merencanakan supervise keperawatan kepada ketua tim dan
perawat pelaksana secara terjadwal.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
10. Menyusun permintaan kebutuhan rutin, alat, obat dan bahan
yang diperlukan di unit rawat inap.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
Fungsi Pengorganisasian
1. Membuat struktur organisasi ruangan yang dapat menunjang
pelaksanaan pelayanan keperawatan (Misal: Metode Primer)
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
tenaga lainnya di ruang rawat yang berada dalam wilayah
tanggung jawabnya sesuai kebutuhan dan ketentuan yang
berlaku.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Mengembangkan struktur organisasi dengan menggunakan
model pendekatan lini dan staf.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Menyampaikan aspirasi perawat di ruangan yang menjadi
tanggung jawabnya melalui bidang keperawatan atau komite
keperawatan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
5. Melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di
ruangan yang menjadi tanggung jawabnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
6. Sistem perhitungan tenaga perawat yang digunakan adalah
standar Depkes, Gillies atau Douglas.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
Fungsi Kepersonaliaan
1. Berperan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan tenaga
keperawatan sesuai jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan
rumah sakit.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Memberikan program orientasi kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lainnya yang akan bekerja di ruang rawat yang
menjadi tanggung jawabnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
Fungsi Pengarahan
1. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
keperawatan untuk melaksanakan pelayanan keperawatan
sesuai ketentuan standar.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan keperawatan di ruang rawat tersebut.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris dalam unit
kerjanya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
5. Mempertahankan dan meningkatkan sistem pencatatan dan
pelaporan tenatng perkembangan klien dan kegiatan lain yang
dilakukan secara tepat dan benar.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
6. Melakukan pendelegasian secara tertulis sesuai standar jika
sedang bertugas keluar atas kepentingan kedinasan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
7. Memotivasi perawat dengan dukungan positif untuk
meningkatkan semangat kerja
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
8. Melakukan penyelesaiaan konflik antar staf perawatan secara
persuasif.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
9. Melakukan supervise secara berkala sesuai jadwal dan ata
sewaktu-waktu kepada ketua tim dan perawat pelaksana
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
Fungsi Pengendalian
1. Melaksanakan penilaian kinerja perawat secara berkala
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Mengendalikan pelaksanaan peraturan/tata tertib pelayanan
keperawatan yang berlaku di ruangan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan secara
efektif dan efisien.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Menilai mutu pelayanan keperawatan dengan melakukan
audit dokumentasi keperawatan di ruangan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
5. Melakukan penilaian kualitas pelayanan rumah sakit di
ruangan yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menggunakan indikator mutu seperti BOR, ALOS, NDR,
GDR, dan TOI.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
6. Menampung dan menanggulangi usul dan keluhan tentang
masalah-masalah tenaga perawatan dan pelayanan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
7. Mengklarifikasi / mengelompokkan klien di ruang rawat
menurut tingkat kegawatan, infeksi dan noninfeksi untuk
memudahkan perawatan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII

 Pilar 2 : Compensatory Reward

No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan


Ya Tidak
1. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan karier tenaga
perawatan melalui pendidikan dan latihan berjenjang.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Mengupayakan dan memperhatikan kesejahteraan tenaga
perawatan dan tenaga lain yang berada di bawah tanggung
jawabnya untuk meningkatkan semangat kerja.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Memberikan reward bagi perawat dengan kinerja
baik/berprestasi.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Memberikan punishment bagi perawat dengan kinerja kurang
baik.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII

 Pilar 3 : Professional Relationship

No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan


Ya Tidak
1. Menggunakan komunikasi terbuka antar kepala ruangan
dengan ketua tim atau staf perawat pelaksana
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana
keperawatan dan tenaga perawatan lainnya yang berada di
wilayah tanggung jawabnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik
dengan kepala ruang rawat lainnya, kepala bidang, kepala
bagian, kepala instalasi dan jajaran direksi rumah sakit.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
petugas, klien, keluarga sehingga memberi ketenangan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
5. Mengadakan pendekatan kepada tiap klien yang dirawat
untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
6. Menjaga perasaan klien agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
7. Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan berlangsung.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
8. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan
di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII

 Pilar 4 : Patient Care Delivery

No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan


Ya Tidak
1. Menerapkan pemberian asuhan keperawatan sesuai standar
(SAK, dan SOP) yang ada di ruangan.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Mengembangkan model praktik keperawatan professional
(MPKP) sesuai dengan SDM yang ada (Misalnya: Metode
Primer)
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
3. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap klien dalam
batas wewenangnya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
4. Mendampingi visite dokter untuk memeriksa klien dan
mencatat program pengobatan serta menyampaikan kepada
staf untuk melaksanakannya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2.4.2 Pengkajian Perawat Pelaksana

No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan


Ya Tidak
1. Mempersiapkan dan memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya.
BUAT ALASANNYA DISINI DIBUAT DALAM BENTUK KALIMAT MIRING
IIIIII
2. Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan
yang berlaku

3. Memelihara peralatan perawatan medis agar selalu dalam


keadaan siap pakai.

4. Melaksanakan program orientasi kepada klien tentang ruang


rawat inap dan lingkungannya, peraturan/tata tertib yang
berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari.

5. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik (therapeutic


relationship) dengan klien dan keluarganya.

6. Mengkaji kebutuhan dan masalah klien sesuai standar.

7. Menyusun rencana keperawatan sesuai standar

8. Memberikan intervensi keperawatan kepada klien sesuai


kebutuhan dengan cara:
a. Memberikan rasa aman kepada klien yang meliputi
mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka,
komplikasi khususnya kepada klien yang mengalami
gangguan kesadaran.
b. Melaksanakan tindakan pengobatans esuai dengan
program pengobatan.
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien dan
keluarga mengenai penyakitnya.

9. Melaksanakan tindakan rehabilitasi klien agar dapat segera


mandiri

10. Membantu merujuk klien kepada petugas kesehatan atau


institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan atau menyelesaikan masalah
kesehatan yang tidak dapat ditanggulanginya.

11. Melakukan pertolongan pertama kepada klien dalam keadaan


darurat sevara tepat dan benar. Selanjutnya segera
melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter
penanggung jawab ruangan.

12. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai dengan


standar

13. Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya


melakukan tindakan yang teoat berdasarkan hasil pemantauan
tersebut.
14. Membantu petugas yang lain dalam memelihara lingkungan
yang sehat.

15. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan anggota


tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kesehatan,
dll) di unit kerjanya.

16. Membantu tim kesehatan dalam membahas kasus pelayanan


keperawatan dan upaya peningkatan mutu di unit kerjanya.

17. Melaksanakan tugas, pagi, sore, malam dan libur secara


bergilir sesuai jadwal dinas.

18. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar


petugas, klien, dan keluarganya sehingga tercipta ketenangan.

19. Mengikuti pertemuan berkala yang dilaksanakan oleh kepala


ruangan.

20. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang


keperawatan, misalnya melalui pertemuan ilmiah.

21. Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan dan


pelaporan pelayanan keperawatan yang tepat dan benar,
sehingga tercipta suatu sistem informasi yang dapat
dipercaya/akurat.

22. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti


secara lisan mupun tertulis saat pergantian dinas.
23. Melaksanakan perawatan klien yang dalam keadaan sakaratul
maut dan merawat jenazah sesuai prosedur dan peraturan
yang berlaku.

24. Menyiapkan klien yang pulang, meliputi:


a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian
administratif, seperti:
 Surat izin pulang
 Surat keterangan istirahat rumah sakit
 Petunjuk diet
 Resep obat untuk dirumah jika diperlukan
 Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
 Surat keterangan lunas pembayaran dan lain-
lain
b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada kilien dan
keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
jlien mengenai :
 Diet
 Pengobatan yange perlu dilanjutkan dan cara
penggunaannya
 Pentingnya pemeriksaan ulang di rujmah sakit,
Puskesmas, atau istitusi pelayanan kesehatan
lainnya.
 Cara hidup sehat seperti pengaturan istirahat,
makanan yang bergizi, atau bahan pengganti
sesuai dengan keadaan social ekonomi.
c. Melatih klien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkannya, seperti:
 Rolstoel
 Tonggal penyangga
 Protesa
d. Melatih klien melaksanakan tindakan keperawatan di
rumah, misalnya:
 Merawat luka
 Melatih anggota gerak
 Pengaturan diet
e. Mengantar klien yang akan pulang sampai di pintu
keluar ruang perawatan.
25. Memegang teguh rahasia jabatan.

2.5 Analisis SWOT


2.6 Diagram Cartesius

BAB 3
PERENCANAAN

3.1 Identifikasi Masalah

3.2 Prioritas Masalah

3.3 Rencana Strategis (Renstra) Kegiatan MPKP

3.4 Rencana Pelaksanaan Program Inovasi

3.5 Planning of Action (POA) Penyelesaian Masalah

DAFTAR PUSTAKA
Departmen Kesehatan RI. (2014). Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan. Diakses dari: http://peraturan.go.id/uu/nomor-38-tahun-
2014.html (27 Maret 2019).

Fera, H. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan stress kerja perawat di


ruang HCU RSUP DR M.DJAMIL Padang tahun 2016. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Padang: Universitas Andalas.

Harni, H. (2016). Hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan metode tim


keperawatan di ruang rawat inap RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjung
Pinang tahun 2016. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Padang: Universitas
Andalas.

Jusuf, F. (2015). Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di


ruangan interna yang menerapkan MPKP dan Non MPKP RSUD Prof
Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi. Tidak dipublikasikan Gorontalo:
Universitas Gorontalo.

Rahmat, I., Nugraheni, M., & Werdati, S. (2016). Evaluasi kepuasan kerja perawat di
ruang MPKP, persiapan mpkp dan non MPKP. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan Aisyiyah, 12(2), 143-148.

RSUD Mangusada. (2018). Profil RSUD Mangsada. Diakses dari:


https://www.rsudmangusada.badungkab.go.id/ (27 Maret 2019).

Sukirno, S., & Suryawati, C. (2016). Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keperawatan


oleh Kepala Ruang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Medika
Semarang. Doctoral dissertation, Tidak dipublikasikan. Semarang:
Universitas Diponegoro.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai