KELUARGA
TEORI PERAN
Peran pokok dalam keluarga (Parsons & Bales’s, 1955):
Peran
• Melakukan segala hal yang perlu dilakukan
Instrumental
• Memperhatikan hubungan yang memuaskan
Peran Ekspresif
dan ekspresi perasaan yang intim
TEORI PERAN
Empat konsep dasar untuk mengerti kesehatan mental dan keluarga:
➢ Komplimentaris peran → anggota keluarga melakukan peran yang berbeda,
saling melengkapi dalam menyelesaikan fungsi keluarga—kebutuhan
terpenuhi dengan cara efisien.
➢ Pertukaran peran → anggota keluarga merespon permintaan-permintaan
baru pada keluarga dengan bertukar peran—anak tertua mengasuh adiknya
karena orang tua bekerja.
➢ Konflik peran → ketika dua atau lebih anggota keluarga berselisih paham
tentang suatu peran.
➢ Kebalikan peran → mencakup anggota keluarga sementara memegang peran
yang berlawanan dengan peran-peran yang biasanya dilakukan.
DINAMIKA KELUARGA
TEORI PERKEMBANGAN
Menentukan bagaimana keluarga menghadapi krisis (cerai,
orang tua tunggal, menikah kembali)—berbeda tergantung
tahap perkembangan—dapat mengganggu keseimbangan
peran—mengganggu perkembangan keluarga yang sehat.
DINAMIKA KELUARGA
TEORI SISTEM: asumsi—keluarga….
➢ Bukan kumpulan individu—saling mempengaruhi.
➢ Mempunyai pola interaksi yang mengatur tingkah laku anggotanya.
➢ Simptom individu dapat mempunyai satu fungsi di dalam keluarga--dapat
dikaitkan dalam pola interaksi keluarga--dapat mengganggu harmoni keluarga.
➢ Kemampuan untuk menyesuaikan terhadap perubahan merupakan ciri
berfungsinya keluarga yang sehat--fleksibilitas dan adaptibilitas.
➢ Anggota keluarga harus berbagi tanggung jawab bersama.
➢ Apabila beberapa tingkah laku yang sangat menekan terus timbul/ada—perlu
ada usaha menyelesaikannya—jangan mempertahankan tingkah laku
bermasalah.
POLA KOMUNIKASI
KELUARGA
➢ Komunikasi → proses saling mendengarkan antara pasangan
(Olson & Amy, 2000).
➢ Disfungsi psikologis → mungkin berawal dari konflik tak terpecahkan dlm keluarga di masa lalu (Jackson, 1965).
➢ Tujuan treatment: memecahkan interaksi yang tidak berfungsi dalam keluarga yang
didasarkan pada proses unconsciousness (bawah sadar)--merubah disfungsional individu—
membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan mengembalikan hal yang tidak disadari
menjadi sadar kembali.
➢ Teknik: transference/pemindahan, analisa mimpi dan fantasi,
konfrontasi, focusing pada kekuatan-kekuatan, riwayat hidup.
➢ Peran therapist: aktivitas terapist sebagai pelatih dan guru dan berkonsentrasi pada isu-
isu keterikatan dan diferensiasi.
➢ Teknik: genograms, kembali ke rumah, detriangulasi, hubungan orang per orang, perbedaan
self—menciptakan individu dengan konsep diri sehat, mampu berinteraksi dengan orang lain
dan tidak mengalami ansietas berlebih ketika hubungannya mengalami tekanan.
➢ Peran therapist: memetakan aktivitas mental dan kerja keluarga dalam sesi konseling. Seperti
sutradara teater, mereka memberi instruksi pada keduanya untuk berinteraksi melalui ajakan-
ajakan dan rangkaian aktivitas spontan.
➢ Unit treatment: keluarga sebagai satu system atau sub-system, tanpa mengabaikan kebutuhan
individu.
➢ Tujuan: mengungkap perilaku-perilaku problematik sehingga terapist dapat
mengamati dan membantu mengubahnya, membawa perubahan-perubahan
struktural di dalam keluarga.
➢ Keluarga bermasalah akibat dinamika dan struktur keluarga yang disfungsional. Perilaku
yang bermasalah merupakan usaha individu untuk mencapai kekauasaan dan rasa aman
(Haley & Madanes).
➢ Dasar Pemikiran: orang dan keluarga dapat berubah dengan cepat. Treatment (perlakuan)
dapat sederhana dan pragmatis dan berkonsentrasi pada perubahan perilaku symptomatic
dan peran-peran yang kaku. Perubahan akan muncul melalui ajakan-ajakan, pura-pura/dalih
dan ritual-ritual (strategic and systemic therapist), difokuskan pada pengecualian terhadap
disfungsionalitas, solusi-solusi hipotetik dan perubahan-perubahan kecil (solution-focused
therapies).
➢ Peran therapist:
• Menanggapi munculnya daya tahan/perlawanan dalam keluarga melalui
penerimaan positif terhadap problem-problem yang dibawa keluarga dan
mendesign rangkaian cerita tentang strategi-strategi untuk memecahkan masalah.
➢ Tehnik: reframing (memasukkan dalam konotasi positif), direktif, kerelaan dan pertentangan
berdasarkan pada paradox (termasuk penentuan symptom-symptom), pengembangan perubahan
selanjutnya, mengabaikan interpretasi, pura-pura, hirarki kooperatif, cobaan-cobaan (siksaaan),
ritual, tim, pertanyaan-pertanyaan berputar, solusi hipotetis.
➢ Aspek-aspek unik:
• Terdapat penekanan pada pemeriksaan symptom dengan cara yang positif
• Treatment-nya singkat (biasanya 10 sesi atau beberapa)
• Fokus pada pengubahan perilaku problematik masa sekarang
• Tehniknya dirancang khusus untuk setiap keluarga
• Tretment yang inovatif dan penting
• Pendekaannya fleksibel, berkembang dan kreatif
• Secara mudah dapat dikombinasikan dengan teori-teori lain.
PERAN TERAPIS DALAM INTERVENSI
➢ Sebagai penilai mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga,
kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap trauma
dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-
kebutuhan keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain.
➢ Pendidik/pemberi informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
➢ Pengembang sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
➢ Pemberi tantangan
➢ Pemberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam
menghadapi stress.
PROSES TERAPI