Anda di halaman 1dari 48

TERAPI

KELUARGA

MADE RINI DAMAYANTI S

PS. KEPERAWATAN FK UNUD


➢ Tipe Keluarga—Tradisional dan Non-tradisional.
➢ Struktur Keluarga—Tiga Perspektif: (1) Struktural—dyadic dan
triadic; (2) Fungsional—fungsi keluarga; (3) Developmental—
tahap dan tugas perkembangan.
➢ Dinamika Keluarga—(1) Teori peran; (2) Teori perkembangan;
(3) Teori system.
➢ Pola Komunikasi Keluarga—(1) Komunikasi pasif; (2)
Komunikasi agresif; (3) Komunikasi asertif.
DINAMIKA KELUARGA

TEORI PERAN, PERKEMBANGAN, SISTEM


DINAMIKA KELUARGA

TEORI PERAN
Peran pokok dalam keluarga (Parsons & Bales’s, 1955):

Peran
• Melakukan segala hal yang perlu dilakukan
Instrumental
• Memperhatikan hubungan yang memuaskan
Peran Ekspresif
dan ekspresi perasaan yang intim
TEORI PERAN
Empat konsep dasar untuk mengerti kesehatan mental dan keluarga:
➢ Komplimentaris peran → anggota keluarga melakukan peran yang berbeda,
saling melengkapi dalam menyelesaikan fungsi keluarga—kebutuhan
terpenuhi dengan cara efisien.
➢ Pertukaran peran → anggota keluarga merespon permintaan-permintaan
baru pada keluarga dengan bertukar peran—anak tertua mengasuh adiknya
karena orang tua bekerja.
➢ Konflik peran → ketika dua atau lebih anggota keluarga berselisih paham
tentang suatu peran.
➢ Kebalikan peran → mencakup anggota keluarga sementara memegang peran
yang berlawanan dengan peran-peran yang biasanya dilakukan.
DINAMIKA KELUARGA

TEORI PERKEMBANGAN
Menentukan bagaimana keluarga menghadapi krisis (cerai,
orang tua tunggal, menikah kembali)—berbeda tergantung
tahap perkembangan—dapat mengganggu keseimbangan
peran—mengganggu perkembangan keluarga yang sehat.
DINAMIKA KELUARGA
TEORI SISTEM: asumsi—keluarga….
➢ Bukan kumpulan individu—saling mempengaruhi.
➢ Mempunyai pola interaksi yang mengatur tingkah laku anggotanya.
➢ Simptom individu dapat mempunyai satu fungsi di dalam keluarga--dapat
dikaitkan dalam pola interaksi keluarga--dapat mengganggu harmoni keluarga.
➢ Kemampuan untuk menyesuaikan terhadap perubahan merupakan ciri
berfungsinya keluarga yang sehat--fleksibilitas dan adaptibilitas.
➢ Anggota keluarga harus berbagi tanggung jawab bersama.
➢ Apabila beberapa tingkah laku yang sangat menekan terus timbul/ada—perlu
ada usaha menyelesaikannya—jangan mempertahankan tingkah laku
bermasalah.
POLA KOMUNIKASI
KELUARGA
➢ Komunikasi → proses saling mendengarkan antara pasangan
(Olson & Amy, 2000).

➢ Model penilaian pasangan dan keluarga tercantum dalam lima


konsep domain: (1) Konsep kognitif,; (2) Afektif; (3) Komunikasi
dan hubungannya degan orang lain/interpersonal; (4) Struktur
dan perkembangannya.; (5) Kontrol situasi dan hubungan
perilaku di dalam domain (Howard et al, 2001).
MODEL KOMUNIKASI KELUARGA/LINGKUNGAN MASYARAKAT

Pasif—tidak ada kebahagiaan dan kejujuran dalam berbagi

Agresif—menyampaikan keinginanannya disampaikan dengan kata-


kata tepat diikuti dengan paksaan atau kata-kata “tidak pernah”

Asertif—kebebasan menyampaikan perasaan atau keinginan


KELUARGA SEHAT
➢ Menunjukkan sikap yang hangat dan percaya dalam interaksi keluarga
➢ Saling terbuka dan menghargai dalam interaksi dan jujur dan tidak takut
mengungkapkan ketidaksetujuan
➢ Abilitas mendiskusikan dan fokus pada apa yang menjadi perhatinannya
sekarang
➢ Berbagi pandangan umum mengenai realitas di dalam keluarga
➢ Menggunakan cara negosiasi daripada kekuasaan dalam memecahkan masalah
➢ Meningkatkan struktur keluarga tertentu yang fleksibel dengan distribusi
tanggung jawab dan hak-hak yang sesuai
KELUARGA SEHAT
➢ Menunjukkan inisiatif personal yang tinggi dan meminta tanggung jawab
personal bagi pemilihan dan perhatiannya, juga bagi masalah-masalah
yang berhubungan dengan disabilitas, kesehatan mental atau transisi
karier
➢ Mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan pada perubahan,
mempertahankan keseimbangan kohesian, adaptibilitas dan komunikasi
➢ Mempunyai kemauan untuk menjaga diri sendiri dengan baik, termasuk
kemampuan keluarga untuk menggunakan waktu luang dengan baik,
untuk santai, untuk mencari keseimbangan antara tanggung jawab
keluarga, pekerjaan yang dibayar dan rekreasi.
KELUARGA TIDAK SEHAT
➢ Komunikasi yang patologi—pesan bermakna ganda yang membuat penerima
pesan gagal berespons atau pesan yang membingungkan/kurang jelas

➢ Keterlibatan (enmeshment)—hubungan keluarga antara subsistem tidak


jelas, anggota sangat terkait dalam kehidupan satu sama lainnya, tidak dapat
dipisah

➢ Pengkambinghitaman--salah seorang anggota keluarga dianggap sebagai


penyebab ketidakharmonisan keluarga.
OVERVIEW
TERAPI KELUARGA
➢ Cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku,
perkembangan simptom dan cara pemecahannya--dapat dilakukan sesama
anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain--terapis keluarga
mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat
antara yang satu dengan yang lain berbeda.

➢ Terapi keluarga→ satu bentuk intervensi yang ditujukan bagi penyelesaian


masalah keluarga—sangat terkait dengan struktur keluarga (baik dalam
bentuk dyad maupun triad) → yang diobservasi adalah bagaimana para
anggota keluarga berinteraksi satu sama lain.
DASAR-DASAR FAMILY THERAPY

➢ Disfungsi psikologis → mungkin berawal dari konflik tak terpecahkan dlm keluarga di masa lalu (Jackson, 1965).

➢ Hal yang harus dipertimbangkan dalam terapi keluarga--“Triad yang kaku”:


• “Detouring”, dimana orang-orang yang lebih dewasa menyerang atau overproteksi terhadap anak
• “Koalisi orang tua –anak”, dimana salah satu orang tua dan anak bersekutu untuk melawan orang tua yang lain
• “Triangulasi”, dimana anggota (biasanya anak) berada dalam koalisi yang tertutup dengan dua anggota lain
yang sedang mengalami konflik (Minuchin, 1974).

➢ Family therapist harus memliki kemampuan:


• Menganalisa bagaimana pola triadic di dalam keluarga
• Melakukan intervensi yang efektif bagi pola triadic dengan memberikan tugas-tugas
• Menghindari hubungan yang kurang baik antara hubungan triadic para anggota keluarga dengan professional
(Imbercoopersmith, 1985).
– Bila masalah klien bukan karena disfungsi dalam keluarga → keluarga
dapat menjadi sumber (dukungan dan dorongan) yang penting dalam.

– Masalah keluarga → gejala interpersonal--kondisi emosi saling


berpengaruh pada setiap anggota yang lain--anak-anak adalah
emotional product orang tua.

– Intervensi terhadap keluarga atau pasangan → libatkan seluruh


anggota keluarga secara langsung dalam proses terapi—conjoint
therapy → memfasilitasi kesepakatan untuk bekerjasama mencapai
perubahan dan menyamakan persepsi (Kendall et al., 1982).
Terapist bekerja berdasarkan beberapa asumsi:
➢ Manifestasi keluhan salah satu anggota keluarga tidak datang dari
dirinya sendiri → hasil interaksinya dengan satu atau lebih
anggota keluarga lainnya.
➢ Satu atau dua anggota keluarga mungkin saja menunjukkan
perilaku yang well- adjusted.
➢ Bila keluarga secara kontinu mengikuti terapi, maka ini berarti ada
motivasi yang tinggi untuk menghasilkan kondisi homeostasis.
➢ Relasi orang tua akan mempengaruhi relasi di antara seluruh
anggota keluarga (Perez, 1979).
PRINSIP-PRINSIP FAMILY THERAPY
➢ Bukan metode baru untuk mengatasi masalah manusia.
➢ Setiap anggota adalah sejajar, tidak ada satu yang lebih penting dari yang lain.
➢ Situasi saat ini merupakan penyebab dari masalah keluarga dan prosesnyalah yang
harus diubah.
➢ Selama intervensi berlangsung, terapist merupakan bagian penting dalam dinamika
keluarga.
➢ Terapist memberanikan anggota keluarga untuk mengutarakan dan berinteraksi
dengan setiap anggota keluarga dan menjadi “intra family involved”.
➢ Relasi antara terapist merupakan hal yang sementara.
➢ Supervisi dilakukan secara riil/nyata (therapist center) (Perez, 1979).
TUJUAN FAMILY THERAPY
Tujuan Umum:
➢ Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa
dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
➢ Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami
problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan
interaksi dari anggota keluarga lainnya.
➢ Bertindak terus-menerus dalam konseling/terapi sampai dengan homeostasis dapat tercapai,
yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
➢ Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota
keluarga (Perez, 1979).
Tujuan Khusus:
➢ Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku
yang unik (idiosyncratic) dari setiap anggota keluarga.
➢ Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustrasi, ketika terjadi
konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama
keluarga.
➢ Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan
hati, dan mengembangkan anggota lainnya.
➢ Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi
anggota keluarga (Perez, 1979).
MODEL PENDEKATAN
TERAPI KELUARGA
MODEL PENDEKATAN TERAPI KELUARGA

Pelaksanaan terapi keluarga harus selalu dalam kerangka berpikir


yang berbasis teoritis dan mengingat bahwa anggota-anggota dalam
perkawinan dan keluarga adalah dalam lingkungan hidup individu
dan keluarga--menggunakan teori-teori individual atau kelompok
dengan saling melengkapi atau mengurangi.
PENDEKATAN BARU DALAM KONSELING KELUARGA

Multiple Family Therapy—keluarga-keluarga terpilih bertemu terapist tiap


minggu untuk berbagi masalah, saling membantu solusi

Multiple Impact Therapy—seluruh keluarga dalam interaksi


berkelanjutan dengan konsoler multidisiplin—konseling dua hari atau
lebih pada satu keluarga

Network Therapy—berupaya memobilisasi sejumlah orang “group


therapy” untuk berkumpul dalam suatu krisis untuk membentuk kekuatan
terapeutik—memperkuat kekuatan jaringan yang dikumpulkan—memberi
kesempatan berubah
1. TEORI KELUARGA PSIKODINAMIK
➢ Pendekatan ini menggunakan cara dan strategi psikoterapi individual dalam
situasi keluarga dengan:
• Mendorong munculnya insight tentang diri sendiri dan anggota keluarga.
• Membantu keluarga dalam pertukaran emosi.
• Kontak terapist hanya sementara sampai keluarga mampu mengatasi
problemnya secara konstruktif.
➢ Dasar pemikiran: proses unconsciousness (bawah sadar) mempengaruhi
hubungan kebersamaan antar anggota keluarga dan mempengaruhi individu
dalam membuat keputusan.
➢ Peranan terapist: seorang guru dan interpreter pengalaman (analisis).

➢ Treatment: individual kadang-kadang dengan keluarga. Proses terapi dititikberatkan pada


upaya konselor agar klien dapat menghayati, memahami dan mengenal pengalaman-
pengalaman masa kecilnya (usia 2-5 tahun)--mencapai pemahaman yang mendalam terhadap
permasalahan seseorang—khususnya pada klien dengan gangguan emosional.

➢ Tujuan treatment: memecahkan interaksi yang tidak berfungsi dalam keluarga yang
didasarkan pada proses unconsciousness (bawah sadar)--merubah disfungsional individu—
membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan mengembalikan hal yang tidak disadari
menjadi sadar kembali.
➢ Teknik: transference/pemindahan, analisa mimpi dan fantasi,
konfrontasi, focusing pada kekuatan-kekuatan, riwayat hidup.

➢ Aspek-aspek yang unik:


• Konsentrasi pada potensi unconsciousness (bawah sadar) dalam
perilaku individu
• Mengukur defence mechanism (mekanisme pertahanan diri) yang
dasar dalam hubungan keluarga
• Menyarankan treatment mendalam pada disfungsionalitas
(ketidakmampuan berfungsi).
2. TEORI KELUARGA BOWEN

➢ Termasuk pendekatan system—saling berhubungan, entitas utuh


➢ Dasar pemikiran: penting untuk membedakan diri seseorang dari keluarganya. Disfungsi
keluarga karena anggota keluarga tidak dapat membebaskan diri dari peran dan harapan
yang mengatur hubungan mereka. Kekuatan dalam keluarga—kebersamaan vs. Anggota
melawan ke arah individualitas.

➢ Peran therapist: aktivitas terapist sebagai pelatih dan guru dan berkonsentrasi pada isu-
isu keterikatan dan diferensiasi.

➢ Unit treatment : individu atau pasangan.


➢ Tujuan treatment: mencegah triangulasi/memfokuskan diri pada pihak ketiga dan membantu
pasangan dan individu berhubungan pada level cognitive, menghentikan pengulangan pola-
pola intergenerasi dalam hubungan keluarga.

➢ Teknik: genograms, kembali ke rumah, detriangulasi, hubungan orang per orang, perbedaan
self—menciptakan individu dengan konsep diri sehat, mampu berinteraksi dengan orang lain
dan tidak mengalami ansietas berlebih ketika hubungannya mengalami tekanan.

➢ Aspek unik: mengukur hubungan-hubungan intergenerasi (multigenerasi) dan pola-pola yang


diulang, systematic--genogram, dalam teori yang mendalam karena pendekatan ini kompleks
dan ekstensif, efektif pada klien dengan disfungsi berat atau pembedaan diri yang rendah.
3. KONSELING KELUARGA EXPERIENTIAL (Pengalaman)
➢ Dasar pemikiran: masalah-masalah keluarga berakar dari perasaan-perasaan yang
ditekan, kekakuan, penolakan/pengabaian impuls-impuls, kekurangwaspadaan,
dan kematian emosional.

➢ Peran therapist: menggunakan pribadinya sendiri. Mereka harus terbuka, spontan,


empati, sensitive dan harus mendemonstrasikan perhatian dan penerimaan.
Mengajari anggota keluarga keterampilan-keterampilan baru dalam
mengkomunikasikan perasaan-perasaan secara gamblang.

➢ Unit treatment: difokuskan pada individu dan ikatan-ikatan pasangan--


mempelajari tiga generasi keluarga.
➢ Tujuan treatment: mengukur pertumbuhan, perubahan, kreativitas,
fleksibilitas, spontanitas dan playfulness, membuat terbuka apa yang tertutup,
mengembangkan keterbukaan emosional dan mengurangi kekakuan, untuk
membuka defence, serta untuk meningkatkan self-esteem.

➢ Teknik: memahat keluarga dan koreografi, keterampilan-keterampilan


komunikasi terbuka, humor, terapi seni keluarga, role-playing, rekonstruksi
keluarga, berbagi perasaan dan membangun atmosfer emosional mendalam
dan memberi sugesti-sugesti serta arahan-arahan.
➢ Aspek-aspek unik: mempromosikan kreativitas dan
spontanitas dalam keluarga, mendorong anggota-anggota
keluarga untuk mengubah peran, mengembangkan
pengertian terhadap diri sendiri dan pengertian pada yang
lain, humanistik dan memperlakukan seluruh anggota
keluarga dengan status yang sama, mengembangkan
kewaspadaan perasaan di dalam dan diantara anggota
keluarga, mendorong pertumbuhan.
4. KONSELING KELUARGA BEHAVIORAL
➢ Dasar pemikiran: perilaku dipertahankan atau dikurangi melalui konsekuensi-
konsekuensi, perilaku maladaptive dapat diubah (dihapus) atau dimodifikasi.
Perilaku adaptive dapat dipelajari.
➢ Peran therapist: directive, melakukan pengukuran dan intervensi dengan hati-
hati, terapist tampak seperti guru, ahli dan pemberi penguat, dan fokus pada
problem masa sekarang.
➢ Unit treatment: training orang tua, hubungan perkawinan dan komunikasi
pasangan dan treatment pada disfungsi sexual—popular di lingkungan
institusional-klien dengan masalah-masalah khusus.
➢ Tujuan treatment: menimbulkan perubahan melalui modifikasi
pada antecedent-antecedent atau konsekuen-konsekuen dari
perbuatan, memberikan perhatian spesial untuk memodifikasi
konsekuensi-konsekuensi, menekankan pada pengurangan perilaku
yang tidak diharapkan dan menerima perilaku positif, mengajarkan
keterampilan sosial dan mencegah problem-problem melalui
mengingatkan kembali, meningkatkan kompetensi individu dan
pasangan-pasangan serta memberikan pengertian tentang dinamika
perilaku.
➢ Aspek-aspek unik:
• Pendekatan-pendekatannya secara langsung melalui observasi, pengukuran, dan
penggunaan teori ilmiah
• Menekankan pada treatment terhadap problem masa sekarang
• Memberikan waktu khusus untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan sosial khusus
dan mengurangi keterampilan yang tak berguna
• Hubungan dibangun di atas kontrol positif dan lebih pada penerangan prosedur-prosedur
pendidikan dibanding hukuman
• Behaviorisme adalah intervensi yang simple dan pragmatis dengan teknik-teknik yang
bermacam-macam
• Perlakuannya pada umumnya dalam waktu yang singkat.
5. TEORI STRUTURAL KELUARGA
➢ Dasar pemikiran: suatu patologi keluarga muncul akibat dari perkembangan reaksi yang
disfungsional. Fungsi-fungsi keluarga meliputi struktur keluarga, sub-systems dan
keterikatannya. Peraturan-peraturan tertutup dan terbuka dan hirarki-nya harus dimengerti
dan dirubah untuk membantu penyesuaian keluarga pada situasi yang baru.

➢ Peran therapist: memetakan aktivitas mental dan kerja keluarga dalam sesi konseling. Seperti
sutradara teater, mereka memberi instruksi pada keduanya untuk berinteraksi melalui ajakan-
ajakan dan rangkaian aktivitas spontan.

➢ Unit treatment: keluarga sebagai satu system atau sub-system, tanpa mengabaikan kebutuhan
individu.
➢ Tujuan: mengungkap perilaku-perilaku problematik sehingga terapist dapat
mengamati dan membantu mengubahnya, membawa perubahan-perubahan
struktural di dalam keluarga.

➢ Teknik: kerjasama, akomodating, restrukturusasi, bekerja dengan interaksi


(ajakan, perilaku-perilaku spontan), pendalamam, ketidakseimbangan,
mengasah kemampuan dan membuat ikatan-ikatan.
➢ Aspek-aspek unik: membangun keluarga-keluarga dengan sosioekonomis
yang rendah, sangat pragmatis, dipengaruhi oleh profesi psikiatri untuk
menghargai konseling keluarga sebagai suatu pendekatan treatment,
efektif untuk keluarga dari para pecandu, para penderita gangguan makan
dan bunuh diri, systematis, masalah difokuskan untuk masa sekarang,
umumnya dilaksanakan kurang dari 6 bulan, terapist dan keluarga sama-
sama aktif.
6. TEORI STRATEGIC (BRIEF) DAN SOLUTION FOCUSED

➢ Keluarga bermasalah akibat dinamika dan struktur keluarga yang disfungsional. Perilaku
yang bermasalah merupakan usaha individu untuk mencapai kekauasaan dan rasa aman
(Haley & Madanes).

➢ Dasar Pemikiran: orang dan keluarga dapat berubah dengan cepat. Treatment (perlakuan)
dapat sederhana dan pragmatis dan berkonsentrasi pada perubahan perilaku symptomatic
dan peran-peran yang kaku. Perubahan akan muncul melalui ajakan-ajakan, pura-pura/dalih
dan ritual-ritual (strategic and systemic therapist), difokuskan pada pengecualian terhadap
disfungsionalitas, solusi-solusi hipotetik dan perubahan-perubahan kecil (solution-focused
therapies).
➢ Peran therapist:
• Menanggapi munculnya daya tahan/perlawanan dalam keluarga melalui
penerimaan positif terhadap problem-problem yang dibawa keluarga dan
mendesign rangkaian cerita tentang strategi-strategi untuk memecahkan masalah.

➢ Unit treatment: keluarga sebagai suatu system, meskipun pendekatan-


pendekatannya secara selektif dipergunakan pada pasangan-pasangan dan individu-
individu.
➢ Tujuan treatment:
• Mengatasi problem-problem masa sekarang
• Menemukan solusi-solusi
• Membawa perubahan-perubahan
• Menemukan target tujuan perilaku
• Menimbulkan insight
• Mengabaikan hal-hal yang bukan masalah.

➢ Tehnik: reframing (memasukkan dalam konotasi positif), direktif, kerelaan dan pertentangan
berdasarkan pada paradox (termasuk penentuan symptom-symptom), pengembangan perubahan
selanjutnya, mengabaikan interpretasi, pura-pura, hirarki kooperatif, cobaan-cobaan (siksaaan),
ritual, tim, pertanyaan-pertanyaan berputar, solusi hipotetis.
➢ Aspek-aspek unik:
• Terdapat penekanan pada pemeriksaan symptom dengan cara yang positif
• Treatment-nya singkat (biasanya 10 sesi atau beberapa)
• Fokus pada pengubahan perilaku problematik masa sekarang
• Tehniknya dirancang khusus untuk setiap keluarga
• Tretment yang inovatif dan penting
• Pendekaannya fleksibel, berkembang dan kreatif
• Secara mudah dapat dikombinasikan dengan teori-teori lain.
PERAN TERAPIS DALAM INTERVENSI
➢ Sebagai penilai mengenai; masalah, sasaran intervensi, kekuatan dan strategi keluarga,
kepercayaan dan etnik keluarga. Eksplorasi pada: reaksi emosi keluarga terhadap trauma
dan transisi, komposisi, kekuatan dan kelemahan, informasi yang dimiliki, kebutuhan-
kebutuhan keluarga, kesiapan untuk intervensi dan dirujuk pada ahli lain.
➢ Pendidik/pemberi informasi agar keluarga siap beradaptasi terhadap perubahan-perubahan
➢ Pengembang sistem support, mengajarkan support dan selalu siap dihubungi.
➢ Pemberi tantangan
➢ Pemberi fasilitas prevensi (pencegahan) dengan mempersiapkan keluarga dalam
menghadapi stress.
PROSES TERAPI

➢ Melibatkan keluarga, pertemuan dilakukan di rumah, sehingga therapist mendapat


informasi nyata tentang kehidupan keluarga dan dapat merancang strategi yang cocok
untuk membantu pemecahan problem keluarga.
➢ Penilaian problem/masalah yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan, harapan,
kekuatan keluarga dan riwayatnya.
➢ Strategi-strategi khusus untuk pemberian bantuan dengan menentukan macam
intervensi yang sesuai dengan tujuan.
➢ Follow up, dengan memberi kesempatan pada keluarga untuk tetap berhubungan
dengan terapist secara periodik untuk melihat perkembangan keluarga dan memberikan
support.
DAFTAR PUSTAKA

• David, H Olson, et al, 2000. Empowering Couples: Building or your strengths


• Goldenberg, Irene & Goldenberg, Herbert. 1985. Family Therapy: An Overview
• Hershenson, David B, Power, Paul W, Waldo Michael. 1996. Community Conseling, Boston: Allyn and
Bacon.
• Hershenson, David B.; Power, Paul W.; & Waldo, Michael. 1996. Community Counseling,
Contemporer Theory and Practice. Massachusetts, A Simon & Scuster Company.
• Howard, A.L, et al, 2001. Family Psychology. Science based intervention, APA; Washington DC.
• Imbercoopersmith, Evan. 1985. Teaching Trainee To Think In Triad. Journal of Marital and Family
Therapy, Vol.11, No.1,61-66.
• Kendall, Philip C. & Norton-Ford, Julian. Professional Dimension Scientific and Professional
Dimension. USA, John Willey and Sons, Inc.
• Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York, Van Nostrand, Co.

Anda mungkin juga menyukai