Asmaul husna (2107401001) Anis amulia ( 2107401023) putri rizki (2107401011) Yul annisa (2107401015) Pengertian Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam kamus Psikologi, ■Family therapy (terapi keluarga) adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhannya. Terapi ini secara khusus memfokuskan pada masalah - masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraanya melibatkan anggota keluarga. ■Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap permasalahanya, mengembangkan komunikasi dan meningkatkan fungsi dari setiap individu dalam keluarga ■Terapi keluarga menghadirkan bentuk intervensi yang mana anggota keluarga dibantu untuk mengidentifikasikan dan merubah masalah maladatif, menjadi lebih sehat. ■Fokus dari terapi ini, bukan individual namun pada keluarga secara keseluruhan Konsep dan Prinsip Terapi Keluarga Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip : 1.Kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arah efek perhubungan. 2.Ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi,tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. 3.Subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terdalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga. Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika : 1.Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga. 2.Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan 3.Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan Tujuan Terapi Keluarga Menurut Glick dan Kessler (Goldenberg, 1983) mengemukakan tujuan umum konseling keluarga adalah untuk: ■Memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga. ■Mengganti gangguan, ketidakfleksibelan peran dan kondisi. ■Memberi pelayanan sebagai model dan pendidikan peran tertentu yang ditunjukan kepada anggota lainnya.
Berikut ini dikemukakan tujuan family therapy secara umum:
■Membantu anggota-anggota keluarga belajar dan menghargai secara emosional bahwa dinamika keluarga adalah kait-mengkait di antara anggota keluarga. ■Untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta jika satu anggota keluarga bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi, dan interaksi anggota-anggota lain. ■Agar tercapai keseimbangan yang membuat pertumbuhan dan peningkatan setiap anggota. Peran Konselor dalam Family Therapy Peran konselor dalam membantu konseli dalam family therapy dan perkawinan dikemukakan Haley (dalam Weld dan Eriksen, 2006). Diantaranya sebagai berikut: ■Menciptakan kerja sama antar anggota keluarga, ■Memberikan kepercayaan dan mendorong klien bahwa setiap orang dalam keluarga memiliki kemampuan dan mengetahui fungsi dan peran serta dapat melakukan yang terbaik buat dirinya dan keluarganya. ■Membantu klien untuk ikut serta dalam setiap proses konseling agar setiap anggota keluarganya dapat melaksanakan peranya. ■Membantu keluarga agar memiliki kemampuan dalam mengolah emosi dan mengembangkan kematangan diri setiap anggota keluarga. ■Membantu memberikan pemahaman sebagai pribadi dan juga sebagai bagian dari keluarga. Konselor pada konseling keluarga diharapkan mempunyai kemampuan profesional untuk mengantisipasi perilaku keseluruhan anggota keluarga yang terdiri dari berbagai kualitas emosional dan kepribadian. Conjoint Family Therapy Menurut Conjoint Family Therapy, proses konseling yang dapat ditempuh adalah: a)Intake Interview, Building working alliance. Bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan konseli dan anggota keluarga lainnya (untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku penyesuaian, dan area masalahnya). b)Case Conceptualization and Treatment Planning, Mengenal masalah atau memperjelas masalah, kemudian fokus pada rencana intervensi apa yang akan dilakukan untuk penanganan masalah. Implementation, Menerapkan Intervensi yang disertai dengan tugas yang dilakukan bersala anatara konseli dan keluarga. Contoh : Free drawing art task (menggambar bebas yang mewakili keberadaan mereka baik secara kognitif, emosi dan peran yang mereka mainkan), Homework. c)Evaluation Termination, melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling. d)Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untukmemperbaiki dan meingkatkan proses konseling Tahapan – Tahapan Terapi Keluarga 1) Pengembangan Rapport, merupakan suasana hubungan konseling yang akrab, jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan keterbukaan dari konseli. Upaya pengembangan rapport ini ditentukan oleh aspek-aspek diri konselor yakni kontak mata, perilaku nonverbal (perilaku attending, bersahabat atau akrab, hangat, luwes, ramah, jujur atau asli, penuh perhatian) dan bahas lisan atau verbal yang baik.
2) Pengembangan apresiasi emosional, dimana munculnya kemampuan untuk
menghargai perasaan masing-masing anggota keluarga, dan keinginan mereka agar masalah yang mereka hadapi dapat terselesaikan semakin besar. Muncul dinamika interaksi dari semua individu yang terlibat dalam konseling. Lanjutan. 3) Pengembangan alternatif modus perilaku. Dalam tahap ini, baik konseli maupun anggota keluarga mengembangkan dan melatihkan perilaku-perilaku baru yang disepakati berdasarkan hasil diskusi dalam konseling. Pada tahap ini muncul home assignment, yaitu mempraktikan perilaku baru selama masa 1 minggu (misalnya) di rumah, kemudian akan dilaporkan pada sesi berikutnya untuk dibahas, dievaluasi, dan dilakukan tindakan selanjutnya.
4) Fase membina hubungan konseling. Adanya acceptance, unconditional positive
regard, understanding, genuine, empathy. Memperlancar tidakan positif. Terdiri dari eksplorasi, perencanaan atau mengembangkan perencanaan bagi konseli sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah, kemudian penutup untuk mengevaluasi hasil konseling sampai menutup hubungan konseling. Teknik dalam Terapi Keluarga Berikut ini beberapa teknik yang dapat digunakan oleh terapis keluarga meliputi : ■Pemeragaan : Memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk berbicara setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan psikodrama. Dan komunikasi dalam keluarga paling penting. ■Homework : Mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi diantaranya. ■Family Sculpting : Cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang lain dengan cara nonverbal. ■Genograms : Sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga genogram adalah Sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga. Diagram ini sebagai roadmap dari sistem hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk grafik. Jenis-Jenis Family Therapy Terapi Keluarga “Bowenian” atau Transgenerasional Menurut pendekatan ini, keluarga dilihat sebagai sebuah unit yang saling tergantung secara emosional, dengan pola-pola perilaku yang terbentuk seiring perjalanan waktu dan sering kali diulangi kembali dari generasi ke generasi. Keluarga menciptakan iklim emosional dan pola perilaku yang akan diduplikat oleh anggota-anggotanya dalam hubungan-hubungan di luar setting keluarga. Tujuan utama tipe intervensi ini adalah: (a) mengurangi tingkat kecemasan keluarga secara keseluruhan, sehingga memungkinkan anggota-anggotanya untuk berfungsi secara independen dan mengubah perilaku-perilaku bermasalahnya, (b) mengingkatkan tingkat diferensiasi dasar masing-masing anggota dari kebersamaan emosional keluarga, proses yang memungkinkan anggota-anggotanya untuk memberikan respons terhadap berbagai situasi emosional secara lebih efektif. Refleksi diri tentang keluarganya sendiri merupakan hal yang berguna bagi terapis keluarga. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini adalah : a)Klien berbicara dengan terapis, bukan dengan sesama anggota keluarga. Ini untuk menjaga agar reaktivitas emosional tetap rendah. b)Genograms c)Detriangulating yaitu tetap bersikap objektif dan tidak memihak. Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir Ciri khas pendekatan ini adalah kenaikan self-esteem anggota keluarga sebagai sarana untuk mengubah sistem interpersonal keluarga. Pendekatan ini mengasumsikan keberadaan keterkaitan antara self- esteem dan komunikasi, di mana kualitas yang satu mempengaruhi kualitas yang lainnya. Tujuan dari pendekatan ini adalah meningkatkan kematangan keluarga. Tugas terapis dalam terapi ini sebagai berikut: a)Memfasilitasi penciptaan harapan dalam keluarga. b)Memperkuat keterampilan coping pada anggota keluarga dan proses-proses coping dalam keluarga itu. c)Memberdayakan setiap individu dalam keluarga itu agar dapat menentukan pilihan dan bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambilnya. d)Memperbaiki kesehatan masing-masing anggota keluarga dan kesehatan dalam sistem keluarga itu. Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah: a) Kronologi fakta kehidupan keluarga, riwayat keluarga holistik. b) Metaphor, yaitu diskusi tentang sebuah ide dengan menggunakan analogi c)Drama, Para anggota keluarga memainkan adegan-adegan yang diambil dari kehidupan mereka Terapi Keluarga Eksperiensial Pendekatan ini menekankan pada pentingnya mengalami dan mengekspresikan emosi here-and- now. Tipe terapi ini cenderung menekankan pada promosi proses pertumbuhan alamiah dalam keluarga, sambil sekaligus memberikan perhatian pada perebutan tipikal antara otonomi dan interpersonal belonging yang terjadi dalam keluarga. Terapi jenis ini membantu para anggota keluarga untuk meningkatkan rasa memiliki keluarga, sambil meningkatkan kemampuan keluarga itu untuk memberikan kebebasan sebagai individu kepada setiap anggotanya Terapi ini akan sukses jika dapat mencapai sejumlah tujuan yang satu sama lain saling berkaitan. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini, yaitu: a)Bergabung, yaitu klinisi menjalin hubungan dengan seluruh anggota keluarga b)Pekerjaan rumah. Para anggota keluarga tidak akan membicarakan tentang terapi di sela-sela sesi. c)Penggunaan self. Klinisi berhubungan dengan dirinya sendiri dan berbagi dengan keluarga itu. Terapi Keluarga Milan Terapi keluarga Milan melihat bahwa manusia terlibat dalam interaksi-interaksi resiprokal yang mengakibatkan evolusi berkelanjutan dalam keluarga. Konsekuensinya, masalah yang tampak dianggap merupakan fungsi keluarga dan bukan sebagai gejala-gejala patologis yang melekat pada individu tertentu. Biasanya klinisi membantu keluarga menemukan aturan permainan keluarga itu dan memberdayakan mereka untuk mengubah aturan itu untuk memperbaiki hasilnya. Terapis berupaya untuk tetap bersikap netral dan memfasilitasi prosesnya dan bukan menjadi ikut terorganisasi ke dalam sistem keluarga itu. Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut : a)Circular questioning, yaitu memungkinkan akses ke persepsi/reaksi anggota-anggota keluarga b)Prescriptions, yaitu instruksi-instruksi paradoksal untuk menangani gejala. c)Hipotesis, terapis mengusung ide-ide terdidik dalam sesi. Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif Fokus dari pendekatan ini adalah perkembangan makna atau cerita tentang kehidupan orang dan peran yang dimainkan orang dalam kehidupannya. Cerita-cerita ini menjadi fokus intervensi. Pengubahan proses-proses evaluasi dan pemaknaan yang dilakukan oleh seluruh anggota sistem itu, dan sistem itu sendiri, guna memperbaiki fungsi unit keluarga itu secara keseluruhan dan mengurangi kepedihan dan penderitaan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :
a)Dekonstruksi, yaitu mengurangi riwayat permasalahan. b)Rekonstruksi/re-authoring, yaitu proses pengembangan kisah keluarga yang baru. c)Tim yang melakukan refleksi. Sekelompok professional pengamat mendiskusikan tentang keluarga itu. Terapi Keluarga Berfokus-Solusi Pendekatan ini berasumsi bahwa perubahan merupakan sesuatu yang tak terhindarkan Berfokus pada bidang-bidang yang dapat diubah, fokus pada hal-hal yang mungkin, berusaha mengambil kekuatan dan kompetensi yang sudah ada dalam keluarga itu dan memanfaatkannya serta memfasilitasi. Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah : a)Pertanyaan mukjizat : seberapa berbedakah keluarga ini jika terjadi mukjizat? b)Mengukur : anggota keluarga diminta member penilaian numeric mengenai keadaan keluarga c)Dekonstruksi : menciptakan keraguan dalam kerangka acuan keluarga Terapi Keluarga Strategik Berfokus pada Perubahan perilaku bukan perubahan pemahaman/ insight, Lebih berkonsentrasi pada teknik daripada teori. Tujuan utama pendekatan ini adalah dihasilkannya solusi dan intervensi Lima Tahap Dasar Terapi : a)Tahap Sosial : Klinisi berbicara terhadap tiap orang dalam keluarga dan memperlakukannya seperti tamu. b)Tahap Masalah : Klinisi melontarkan pertanyaan spesifik seputar masalah yang dihadapi keluarga tsb. c)Tahap Interaksi : Klinisi mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikan masalah mereka sambil mengobservasi proses interseksional. d)Tahap Penetapan Tujuan: Klinisi mendefinisikan secara operasional tujuan-tujuan yang diinginkan keluarga. e)Tahap Penetapan Tugas: Klinisi memberikan instruksi yang diselesaikan di sela-sela sesi dan didiskusikan dengan anggota keluarga Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah : perintah, perintah paradoksal, menetapkan gejala Terapi Keluarga Struktural Pendekatan ini menekankan pentingnya proses daripada isi dan melihat struktur keluarga sebagai struktur yang terdiri atas sejumlah transaksi komunikasi keluarga, Fokus utama adalah subsistem dan batas-batas yang ada dalam keluarga tersebut. Batas tersebut dapat bersifat kaku, jelas,kabur. Tujuan utama : mengatasi berbagai masalah dengan mengubah struktur system yang mendasari Sesi terapi bersifat aktif, penekanan pada proses daripada insight 3 Tahap Intervensi: a)Terapis berusaha bergabung dan diakomodasi oleh system keluarga. Terapis harus menyesuaikan dengan system komunikasi dan persepsi keluarga b)Pembentukan diagnosis structural dimulai dengan bergabung dengan keluarga dilanjutkan dengan adanya keterlibatan terapis. Membutuhkan observasi dan reformulasi hipotesis yang terus menerus c)Ketika terapi teraputik bergerak maju, terapis berusaha menggunakan intervensi yang akan menghasilkan restrukturisasi system keluarga Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah: a)Mintesis/ imitasi : mengadopsi gaya komunikasi keluarga b)Mengaktualisasi pola transaksional keluarga : keluarga memainkan adegan interaksi c)Menandai batas-batas : menguatkan batas-batas yang kabur dan melonggarkan yang kaku Terapi Behavioral dan Kognitif-Behaviora Pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku sebagai sesuatu yang dipelajari, menekankan pentingnya konsekuensi perilaku dalam pemeliharaan dan kemunculan ulang, berfokus pada fungsi perilaku dan kognisi Tujuan pendekatan ini untuk mengidentifikasi pola perilaku, pikiran, anteseden, konsekuensi sehingga klinisi dapat membantu anggota keluarga mempelajari pola perilaku baru yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan Tugas klinisi dalam terapi ini antara lain: a)Mengajari keluarga mengases tindakan, pola pikir dan konsekuensi yang membuat perilaku mereka bertahan atau duiulangi. b)Mengganti perilaku tidak efektif dengan perilaku adaptif antara lain dengan mengajarkan ketrampilan komunikasi, mengatasi masalah, strategi resolusi konflik, menjalin kontrak, negosiasi, penguatan perilaku sehat, mengurangi perilaki maladaptive.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:
a)Restrukturisasi kognitif : meningkatkan validitas persepsi dan pemrosesan data b)Menjalin kontrak, latihan komunikasi Terapi Keluarga Psikodinamik dan Relasi Objek Pendekatan ini berfokus pada latar belakang intrapsikis dari masing-masing anggota, hubungan di masa lalu, ingatan serta konflik di awal kehidupan Tujuan pendekatan ini adalah untuk membuat pola-pola tak sadar yang berlaku dalam keluarga menjadi pola-pola yang disadari. Menggunakan aliansi teraputik, menelaah pertahanan dan resistensi keluarga, membantu anggota keluarga menginternalisasi objek yang adaptif .
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:
a)Empati : memahami berbagai pengalaman dari perspektif keluarga tsb b)Interpretasi : mengklarifikasi aspek yang tidak disadari c)Netralitas analitik : terapis mempertahankan sikap mental yang analitik