Anda di halaman 1dari 21

FAMILY

THERAPY

Oleh :
Firdha Aprivha Dewi (1724090217)
Pengertian
Menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam kamus Psikologi,
■Family therapy (terapi keluarga) adalah suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah
pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu
seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhannya. Terapi ini secara khusus
memfokuskan pada masalah - masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan
penyelenggaraanya melibatkan anggota keluarga.
■Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap
permasalahanya, mengembangkan komunikasi dan meningkatkan fungsi dari setiap individu
dalam keluarga
■Terapi keluarga menghadirkan bentuk intervensi yang mana anggota keluarga dibantu untuk
mengidentifikasikan dan merubah masalah maladatif, menjadi lebih sehat.
■Fokus dari terapi ini, bukan individual namun pada keluarga secara keseluruhan
Konsep dan Prinsip Terapi Keluarga
Terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip :
1.Kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan
dalam sebab satu arah efek perhubungan.
2.Ekologi, mengatakan bahwa system hanya dapat dimengerti sebagai pola integrasi,tidak sebagai
kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota
akan mempengaruhi yang lain.
3.Subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terdalah subjektivitas yang artinya
tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai
persepsi sendiri dari masalah keluarga.
Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :
1.Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga.
2.Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan
3.Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan
Tujuan Terapi Keluarga
Menurut Glick dan Kessler (Goldenberg, 1983) mengemukakan tujuan umum konseling keluarga
adalah untuk:
■Memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota keluarga.
■Mengganti gangguan, ketidakfleksibelan peran dan kondisi.
■Memberi pelayanan sebagai model dan pendidikan peran tertentu yang ditunjukan kepada
anggota lainnya.

Berikut ini dikemukakan tujuan family therapy secara umum:


■Membantu anggota-anggota keluarga belajar dan menghargai secara emosional bahwa dinamika
keluarga adalah kait-mengkait di antara anggota keluarga.
■Untuk membantu anggota keluarga agar menyadari tentang fakta jika satu anggota keluarga
bermasalah, maka akan mempengaruhi kepada persepsi, ekspektasi, dan interaksi anggota-anggota
lain.
■Agar tercapai keseimbangan yang membuat pertumbuhan dan peningkatan setiap anggota.
Peran Konselor dalam Family Therapy
Peran konselor dalam membantu konseli dalam family therapy dan perkawinan dikemukakan Haley
(dalam Weld dan Eriksen, 2006). Diantaranya sebagai berikut:
■Menciptakan kerja sama antar anggota keluarga,
■Memberikan kepercayaan dan mendorong klien bahwa setiap orang dalam keluarga memiliki
kemampuan dan mengetahui fungsi dan peran serta dapat melakukan yang terbaik buat dirinya dan
keluarganya.
■Membantu klien untuk ikut serta dalam setiap proses konseling agar setiap anggota keluarganya
dapat melaksanakan peranya.
■Membantu keluarga agar memiliki kemampuan dalam mengolah emosi dan mengembangkan
kematangan diri setiap anggota keluarga.
■Membantu memberikan pemahaman sebagai pribadi dan juga sebagai bagian dari keluarga.
Konselor pada konseling keluarga diharapkan mempunyai kemampuan profesional untuk
mengantisipasi perilaku keseluruhan anggota keluarga yang terdiri dari berbagai kualitas emosional
dan kepribadian.
Conjoint Family Therapy
Menurut Conjoint Family Therapy, proses konseling yang dapat ditempuh adalah:
a)Intake Interview, Building working alliance.
Bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan konseli dan anggota keluarga lainnya (untuk
mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah
laku penyesuaian, dan area masalahnya).
b)Case Conceptualization and Treatment Planning,
Mengenal masalah atau memperjelas masalah, kemudian fokus pada rencana intervensi apa yang akan dilakukan
untuk penanganan masalah. Implementation, Menerapkan Intervensi yang disertai dengan tugas yang dilakukan
bersala anatara konseli dan keluarga.
Contoh : Free drawing art task (menggambar bebas yang mewakili keberadaan mereka baik secara kognitif, emosi
dan peran yang mereka mainkan), Homework.
c)Evaluation Termination, melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan
mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling.
d)Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untukmemperbaiki dan meingkatkan proses konseling
Tahapan – Tahapan Terapi Keluarga
1) Pengembangan Rapport, merupakan suasana hubungan konseling yang
akrab, jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan keterbukaan dari
konseli. Upaya pengembangan rapport ini ditentukan oleh aspek-aspek diri
konselor yakni kontak mata, perilaku nonverbal (perilaku attending,
bersahabat atau akrab, hangat, luwes, ramah, jujur atau asli, penuh
perhatian) dan bahas lisan atau verbal yang baik.

2) Pengembangan apresiasi emosional, dimana munculnya kemampuan untuk


menghargai perasaan masing-masing anggota keluarga, dan keinginan
mereka agar masalah yang mereka hadapi dapat terselesaikan semakin
besar. Muncul dinamika interaksi dari semua individu yang terlibat dalam
konseling.
Lanjutan.
3) Pengembangan alternatif modus perilaku. Dalam tahap ini, baik konseli maupun
anggota keluarga mengembangkan dan melatihkan perilaku-perilaku baru yang
disepakati berdasarkan hasil diskusi dalam konseling. Pada tahap ini muncul
home assignment, yaitu mempraktikan perilaku baru selama masa 1 minggu
(misalnya) di rumah, kemudian akan dilaporkan pada sesi berikutnya untuk
dibahas, dievaluasi, dan dilakukan tindakan selanjutnya.

4) Fase membina hubungan konseling. Adanya acceptance, unconditional positive


regard, understanding, genuine, empathy. Memperlancar tidakan positif. Terdiri
dari eksplorasi, perencanaan atau mengembangkan perencanaan bagi konseli
sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah, kemudian penutup untuk
mengevaluasi hasil konseling sampai menutup hubungan konseling.
Teknik dalam Terapi Keluarga
Berikut ini beberapa teknik yang dapat digunakan oleh terapis keluarga meliputi :
■Pemeragaan : Memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan
anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka
untuk berbicara setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut
dengan psikodrama. Dan komunikasi dalam keluarga paling penting.
■Homework : Mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi
diantaranya.
■Family Sculpting : Cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang
lain dengan cara nonverbal.
■Genograms : Sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan
mengorganisasi informasi tentang keluarga genogram adalah Sebuah diagram
terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga. Diagram ini sebagai roadmap
dari sistem hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk
grafik.
Jenis-Jenis Family Therapy
Terapi Keluarga “Bowenian” atau Transgenerasional
 Menurut pendekatan ini, keluarga dilihat sebagai sebuah unit yang saling tergantung secara emosional,
dengan pola-pola perilaku yang terbentuk seiring perjalanan waktu dan sering kali diulangi kembali dari
generasi ke generasi. Keluarga menciptakan iklim emosional dan pola perilaku yang akan diduplikat oleh
anggota-anggotanya dalam hubungan-hubungan di luar setting keluarga.
 Tujuan utama tipe intervensi ini adalah: (a) mengurangi tingkat kecemasan keluarga secara keseluruhan,
sehingga memungkinkan anggota-anggotanya untuk berfungsi secara independen dan mengubah
perilaku-perilaku bermasalahnya, (b) mengingkatkan tingkat diferensiasi dasar masing-masing anggota
dari kebersamaan emosional keluarga, proses yang memungkinkan anggota-anggotanya untuk
memberikan respons terhadap berbagai situasi emosional secara lebih efektif. Refleksi diri tentang
keluarganya sendiri merupakan hal yang berguna bagi terapis keluarga.
Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini adalah :
a)Klien berbicara dengan terapis, bukan dengan sesama anggota keluarga. Ini untuk  menjaga agar
reaktivitas emosional tetap rendah.
b)Genograms
c)Detriangulating yaitu tetap bersikap objektif dan tidak memihak.
Terapi Keluarga Komunikasi dan Satir
  Ciri khas pendekatan ini adalah kenaikan self-esteem anggota keluarga sebagai sarana untuk mengubah
sistem interpersonal keluarga. Pendekatan ini mengasumsikan keberadaan keterkaitan antara self-
esteem dan komunikasi, di mana kualitas yang satu mempengaruhi kualitas yang lainnya.
Tujuan dari pendekatan ini adalah meningkatkan kematangan keluarga. Tugas terapis dalam terapi ini
sebagai berikut:
a)Memfasilitasi penciptaan harapan dalam keluarga.
b)Memperkuat keterampilan coping pada anggota keluarga dan proses-proses coping dalam keluarga itu.
c)Memberdayakan setiap individu dalam keluarga itu agar dapat menentukan pilihan dan bertanggung
jawab terhadap pilihan yang diambilnya.
d)Memperbaiki kesehatan masing-masing anggota keluarga dan kesehatan dalam sistem keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:
a) Kronologi fakta kehidupan keluarga, riwayat keluarga holistik.
b) Metaphor, yaitu diskusi tentang sebuah ide dengan menggunakan analogi
c)Drama, Para anggota keluarga memainkan adegan-adegan yang diambil dari kehidupan mereka
Terapi Keluarga Eksperiensial
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya mengalami dan mengekspresikan emosi here-and-
now. Tipe terapi ini cenderung menekankan pada promosi proses pertumbuhan alamiah dalam
keluarga, sambil sekaligus memberikan perhatian pada perebutan tipikal antara otonomi dan
interpersonal belonging yang terjadi dalam keluarga.
Terapi jenis ini membantu para anggota keluarga untuk meningkatkan rasa memiliki keluarga,
sambil meningkatkan kemampuan keluarga itu untuk memberikan kebebasan sebagai individu kepada
setiap anggotanya
Terapi ini akan sukses jika dapat mencapai sejumlah tujuan yang satu sama lain saling
berkaitan. Teknik-teknik yang digunakan dalam terapi ini, yaitu:
a)Bergabung, yaitu klinisi menjalin hubungan dengan seluruh anggota keluarga
b)Pekerjaan rumah. Para anggota keluarga tidak akan membicarakan tentang terapi di sela-sela
sesi.
c)Penggunaan self. Klinisi berhubungan dengan dirinya sendiri dan berbagi dengan keluarga itu.
Terapi Keluarga Milan
Terapi keluarga Milan melihat bahwa manusia terlibat dalam interaksi-interaksi resiprokal yang
mengakibatkan evolusi berkelanjutan dalam keluarga. Konsekuensinya, masalah yang tampak
dianggap merupakan fungsi keluarga dan bukan sebagai gejala-gejala patologis yang melekat pada
individu tertentu.
Biasanya klinisi membantu keluarga menemukan aturan permainan keluarga itu dan
memberdayakan mereka untuk mengubah aturan itu untuk memperbaiki hasilnya. Terapis berupaya
untuk tetap bersikap netral dan memfasilitasi prosesnya dan bukan menjadi ikut terorganisasi ke
dalam sistem keluarga itu.
Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :
a)Circular questioning, yaitu memungkinkan akses ke persepsi/reaksi anggota-anggota keluarga
b)Prescriptions, yaitu instruksi-instruksi paradoksal untuk menangani gejala.
c)Hipotesis, terapis mengusung ide-ide terdidik dalam sesi.
Terapi Keluarga Konstruktivis atau Naratif
 Fokus dari pendekatan ini adalah perkembangan makna atau cerita tentang kehidupan orang
dan peran yang dimainkan orang dalam kehidupannya. Cerita-cerita ini menjadi fokus
intervensi.
Pengubahan proses-proses evaluasi dan pemaknaan yang dilakukan oleh seluruh anggota
sistem itu, dan sistem itu sendiri, guna memperbaiki fungsi unit keluarga itu secara keseluruhan
dan mengurangi kepedihan dan penderitaan.

Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :


a)Dekonstruksi, yaitu mengurangi riwayat permasalahan.
b)Rekonstruksi/re-authoring, yaitu proses pengembangan kisah keluarga yang baru.
c)Tim yang melakukan refleksi. Sekelompok professional pengamat mendiskusikan tentang
keluarga itu.
Terapi Keluarga Berfokus-Solusi
Pendekatan ini berasumsi bahwa perubahan merupakan sesuatu yang tak
terhindarkan
Berfokus pada bidang-bidang yang dapat diubah, fokus pada hal-hal yang
mungkin, berusaha mengambil kekuatan dan kompetensi yang sudah ada dalam
keluarga itu dan memanfaatkannya serta memfasilitasi.
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah :
a)Pertanyaan mukjizat : seberapa berbedakah keluarga ini jika terjadi mukjizat?
b)Mengukur : anggota keluarga diminta member penilaian numeric mengenai
keadaan keluarga
c)Dekonstruksi : menciptakan keraguan dalam kerangka acuan keluarga
Terapi Keluarga Strategik
Berfokus pada Perubahan perilaku bukan perubahan pemahaman/ insight, Lebih berkonsentrasi pada
teknik daripada teori.
Tujuan utama pendekatan ini adalah dihasilkannya solusi dan intervensi
Lima Tahap Dasar Terapi :
a)Tahap Sosial : Klinisi berbicara terhadap tiap orang dalam keluarga dan memperlakukannya seperti
tamu.
b)Tahap Masalah : Klinisi melontarkan pertanyaan spesifik seputar masalah yang dihadapi keluarga tsb.
c)Tahap Interaksi : Klinisi mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk mendiskusikan masalah
mereka sambil mengobservasi proses interseksional.
d)Tahap Penetapan Tujuan:  Klinisi mendefinisikan secara operasional tujuan-tujuan yang diinginkan
keluarga.
e)Tahap Penetapan Tugas: Klinisi memberikan instruksi yang diselesaikan di sela-sela sesi dan
didiskusikan dengan anggota keluarga
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah : perintah, perintah paradoksal, menetapkan
gejala
Terapi Keluarga Struktural
Pendekatan ini menekankan pentingnya proses daripada isi dan melihat struktur keluarga sebagai
struktur yang terdiri atas sejumlah transaksi komunikasi keluarga, Fokus utama adalah subsistem dan
batas-batas yang ada dalam keluarga tersebut. Batas tersebut dapat bersifat kaku, jelas,kabur.
Tujuan utama : mengatasi berbagai masalah dengan mengubah struktur system yang mendasari
Sesi terapi bersifat aktif, penekanan pada proses daripada insight
3 Tahap Intervensi:
a)Terapis berusaha bergabung dan diakomodasi oleh system keluarga. Terapis harus menyesuaikan
dengan system komunikasi dan persepsi keluarga
b)Pembentukan diagnosis structural dimulai dengan bergabung dengan keluarga dilanjutkan dengan
adanya keterlibatan terapis. Membutuhkan observasi dan reformulasi hipotesis yang terus menerus
c)Ketika terapi teraputik bergerak maju, terapis berusaha menggunakan intervensi yang akan
menghasilkan restrukturisasi system keluarga
Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:
a)Mintesis/ imitasi : mengadopsi gaya komunikasi keluarga
b)Mengaktualisasi pola transaksional keluarga : keluarga memainkan adegan interaksi
c)Menandai batas-batas : menguatkan batas-batas yang kabur dan melonggarkan yang kaku
Terapi Behavioral dan Kognitif-Behaviora
Pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku sebagai sesuatu yang dipelajari, menekankan pentingnya konsekuensi
perilaku dalam pemeliharaan dan kemunculan ulang, berfokus pada fungsi perilaku dan kognisi
Tujuan pendekatan ini untuk mengidentifikasi pola perilaku, pikiran, anteseden, konsekuensi sehingga klinisi
dapat membantu anggota keluarga mempelajari pola perilaku baru yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan
Tugas klinisi dalam terapi ini antara lain:
a)Mengajari keluarga mengases tindakan, pola pikir dan konsekuensi yang membuat perilaku mereka bertahan
atau duiulangi.
b)Mengganti perilaku tidak efektif dengan perilaku adaptif antara lain dengan mengajarkan ketrampilan
komunikasi, mengatasi masalah, strategi resolusi konflik, menjalin kontrak, negosiasi, penguatan perilaku sehat,
mengurangi perilaki maladaptive.

Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:


a)Restrukturisasi kognitif : meningkatkan validitas persepsi dan pemrosesan data
b)Menjalin kontrak, latihan komunikasi
Terapi Keluarga Psikodinamik dan Relasi
Objek
Pendekatan ini berfokus pada latar belakang intrapsikis dari masing-masing anggota,
hubungan di masa lalu, ingatan serta konflik di awal kehidupan
Tujuan pendekatan ini adalah untuk membuat pola-pola tak sadar yang berlaku dalam
keluarga menjadi pola-pola yang disadari.
Menggunakan aliansi teraputik, menelaah pertahanan dan resistensi keluarga, membantu
anggota keluarga menginternalisasi objek yang adaptif .

Teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah:


a)Empati : memahami berbagai pengalaman dari perspektif keluarga tsb
b)Interpretasi : mengklarifikasi aspek yang tidak disadari
c)Netralitas analitik : terapis mempertahankan sikap mental yang analitik
Daftar Pustaka
■ Fatmawati, hamidah. (2016). “Family Therapy Dalam Menangani Disharmonis
Keluarga Untuk Mengembalikan Sistem Keluarga Di Perumnas Sukomulyo
Lamongan”.Undergraduate Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. (
Http://digilib.uinsby.ac.id/11958/)
■ Astutik, S. & Somaryati. (2013). Family Therapy Dalam Menangani Pola Asuh Orang
Tua Yang Salah Pada Anak Slow Learner. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam. 3
(1): 17-35.
■ https://id.scribd.com/doc/142991904/terapi-keluarga

Anda mungkin juga menyukai