Kelompok 2 :
Elisa Christina Chandra ( 1971001 )
Erwin ( 1971004 )
Felicia Audrey Yaury ( 1971007 )
b. Pernikahan
• Menekankan pada hubungan pasangan, bukan pada masing –
masing partner
• Masalah yang di hadapi kedua belah pihak adalah masalah
mendesak
• Masalah yang di hadapi adalah masalah – masalah normal,
bukan kasus ekstrem yang bersifat patologis.
Pada pertemuan kedua ini dibahas tentang intensitas berupa durasi dan
dampak konseli kecanduan game online. Pada hari ketiga konselor menerapkan
teknik Teachin Via Questioning yaitu dengan mengajar konseli dengan cara
bertanya kemungkinan terburuk yang dapat terjadi ketika Konseli terus bermain
game online. Seperti “Bagaimana jika kamu tidak naik kelas?” atau “Bagaimana
jika sekolahmu gagal?”. Dengan teknik tersebut diharapkan konseli mulai
menyadari dan mulai memikirkannya. Dengan contoh-contoh kesuksesan dalam
Genogram yang digambarkan oleh konseli sendiri, Konseli dapat merasa
terdorong untuk meraih kesuksesan yang sama seperti yang mereka tuliskan di
Genogram, Pada pertemuan keempan Konseli mengaku telah mengurangi
waktunya bermain game online, Setelah memberikan perlakuan konseling
keluarga dalam 4 kali pertemuan lalu diadakan pengukuran kembali terhadap
tingkat kecanduan game online siswa dengan menggunakan angket. Hasilnya
adalah ke-7 Siswa yang diberikan penerapan konseling keluarga mulai
mengurangi kecanduan mereka dalam bermain game online.
b. Pernikahan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konseling keluarga dapat
membantu mengurangi kencanduan game online pada siswa kelas VII SMP
Negeri 21 Surabaya. Lalu ke 7 siswa ini dijadikan sebagai subjek dalam penerapan
konseling keluarga. Konseling keluarga dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan.
Hasilnya adalah ke-7 Siswa yang diberikan penerapan konseling keluarga mulai
mengurangi kecanduan mereka dalam bermain game online.
K. Kesimpulan
Konseling pernikahan dan keluarga adalah hla yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnya, konseling pernikahan bisa ada karena adanya
konseling keluarga antar satu dengan yang lain dalam anggota keluarga di
mana masing – masing memiliki kekuatan untuk memengaruhi, terlibat
dalam hal emosional dan peran di dalamnya.
Agar sebuah pernikahan dan keluarga dapat terjalin dengan baik maka
sangat di perlukan komunikasi status peran dan penerimaan satu dengan
yang lainnya.
L. Daftar Pustaka
1. Latipun. (2015). Psikologi Konseling.Malang : Universitas
Muhammadiyah.
2. Willis,S.S.(2008). Konseling Keluarga. Bandung : ALFABETA.
3. Laili.F.M.,Nuryono.W.(2015). Penerapan Konseling Keluarga Untuk
Mengurangi Kecanduan Game Online Pada Siswa Kelas Viii Smp
Negeri 21 Surabaya. Jurnal BK. Vol 5(1)