Anda di halaman 1dari 13

Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

HUBUNGAN ANTARA SOCIAL COMPARISON DENGAN MATERIALISME PADA PELAJAR


SMK X DI KOTA KEDIRI

Dikky Wulandari
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
dikkywulandari16010664016@mhs.unesa.ac.id

Meita Santi Budiani


Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
meitasanti@unesa.ac.id

Abstrak
Perkembangan teknologi di masa modern yang sangat pesat ini mampu mempengaruhi pergaulan pelajar SMK
dengan teman atau kelompok sebayanya, tidak terkecuali nilai hidup materialisme dapat tumbuh dalam diri pelajar
SMK seiring dengan perkembangan dan pergaulannya. Hal ini yang mendasari beberapa permasalahan yang
terjadi antar anggota kelompok teman sebaya di SMK X, sehingga menarik perhatian peneliti mengetahui lebih
dalam lagi bagaimana hubungan antara perilaku social comparison dengan materialisme di SMK X. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara social comparison dengan materialisme pada pelajar di
SMK X Kota Kediri. Metode penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Responden yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pelajar SMK X jurusan administrasi perkantoran dengan jumlah sebanyak 100 responden.
Instrumen yang dugunakan berupa skala social comparison dan skala materialisme. Pada tahapan analisis data
pada penelitian ini menggunakan metode analisis korelasi product moment. Nilai koefisien korelasi yang
dihasilkan berdasarkan analisis hasil yang telah dilakukan menunjukkan nilai sebesar 0,710 (r=0,710) dengan taraf
signifikan 0,000 (p<0,05) artinya hipotesis yang diajukan dapat diterima yaitu terdapat hubungan yang signifikan
antara social comparison dengan materialisme pada pelajar SMK X di Kota Kediri.
Kata Kunci: materialisme, social comparison, pelajar

Abstract
The development of technology in modern times has been able to influence the association of vocational students
with their friends or peer groups, including the value of life materialism that can grow in vocational students along
with their development and interactions. This is what underlies some of the problems that occur between peer
group members at SMK X, thus attracting the attention of researchers to find out more about the relationship
between social comparison behavior with materialism at SMK X. The purpose of this study was to determine the
relationship between social comparison with materialism. to students at SMK X Kediri. The research method used
is quantitative. Respondents used in this study were students of SMK X majoring in office administration with a
total of 100 respondents. The instruments used are social comparison scale and materialism scale. At the data
analysis stage in this study using the product moment correlation analysis method. The correlation coefficient
value generated based on the analysis of the results that has been carried out shows a value of 0.710 (r = 0.710)
with a significant level of 0.000 (p <0.05), which means that the proposed hypothesis is acceptable, there is a
significant relationship between social comparison with materialism in SMK X in Kediri.
Keywords: materialism, social comparison, students

PENDAHULUAN
Perkembangan biologis remaja ini ditandai dengan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pertambahan tinggi badan, perubahan hormonal hingga
satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan kematangan alat reproduksi. Perkembangan kognitif ini
menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs yang membuat pemikiran remaja menjadi lebih rasionalis,
menyelenggarakan pendidikan kejuruan. SMK membekali abstrak dan idealistik. Pada perkembangan sosio-
siswanya dengan berbagai kegiatan praktek di lingkungan emosional remaja akan cenderung memiliki keinginan
kerja, hal ini selaras dengan tujuan dibentuknya SMK untuk bergaul dan mencari teman sebanyak-banyaknya.
yang menyiapkan pelajar dengan keahlian tertentu. Pelajar Hal tersebut dapat dikatakan bahwa masa remaja
SMK ini umumnya sedang berada dalam usia remaja merupakan masa pencarian identitas diri.
dimana pada masa remaja merupakan masa transisi antara Santrock (2011) memandang masa remaja ini
perkembangan masa kanak-kanak dengan masa dewasa, merupakan masa yang dipenuhi badai dan stress.
dalam perkembangan ini melibatkan perubahan biologis, Perkembangan pelajar SMK di masa modern ini dapat
kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2011). mempengaruhi bagaimana mereka bergaul dengan teman

121
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

atau kelompok sebayanya, tidak terkecuali nilai hidup konflik individu suatu anggota kelompok teman sebaya
materialisme dapat tumbuh dalam diri pelajar SMK seiring yang melakukan social comparison atau membandingkan
dengan perkembangan dan pergaulannya. Utami (2011) apa yang dimilikinya dengan orang lain hingga
mengungkapkan beberapa ciri-ciri orang dengan nilai menganggap jika dengan memiliki banyak uang
hidup materialisme ini diantaranya memiliki keinginan merupakan tujuan utama dalam hidup (aquisition
untuk selalu mengikuti trend yang sedang terjadi saat ini, centrality), ketika memiliki banyak uang pelajar SMK ini
tidak bisa membedakan antara kebutuhan penting dengan mampu memenuhi segala kebutuhannya seperti membeli
keinginan, selalu memiliki keinginan untuk memamerkan segala jenis barang branded dan mereka menganggap
barang yang dimilikinya dan lain sebagainya. dengan demikian akan menimbulkan kebahagiaan
Pada dasarnya pelajar SMK seperti yang telah (happines) serta menganggap jika dengan mengikuti trend
dijelaskan mereka lebih mudah untuk dipengaruhi oleh yang saat ini berkembang akan menunjukkan jika dirinya
kelompok sebanyanya, termasuk dengan nilai hidup merupakan seseorang yang sukses (possession-defined
materialisme dalam bergaul dengan kelompok sebaya. succes).
Belk (2006) juga mengkonsepkan bahwa individu dengan Festinger (1954) menjelaskan bahwa individu
perilaku materialisme tinggi memiliki ciri-ciri kepribadian memiliki dorongan untuk mengevaluasi pendapat dan
yang meliputi perilaku iri hati, posesif, kurang memiliki kemampuannya. Keinginan untuk belajar melalui
kemurahan hati hingga lebih berfokus pada kekayaan, perbandingan diri dengan orang lain merupakan
kepemilikan serta status sosial. karakteristik universal manusia. Perbandingan sosial yang
Kasser (2002) juga mendefinisikan bahwa remaja lakukan ini akan menimbulkan perasaan iri,
materialisme terdiri atas nilai dan tujuan hidup yang ketidakpuasan, kecemburuan dan kecenderungan
berfokus pada kekayaan, kepemilikan dan juga status melakukan perilaku kompulsif. Masa remaja yang
sosial seseorang. Menurut definisi ini nilai hidup dikaitkan dengan masa pencarian jati diri dan lebih senang
materialisme merupakan tujuan hidup dan popularitas untuk berkumpul dengan teman sebaya ini juga
seseorang, sehingga nilai hidup materialisme merupakan mempengaruhi gaya hidup mereka.
tujuan hidup yang berkeinginan dalam memenuhi hasrat Pada usia-usia ini remaja cenderung akan
akan kepemilikan materi. meninggalkan keluarganya dan menjadi lebih dekat
Hal ini terlihat dari beberapa kelompok teman dengan kelompok sosial dalam hal ini adalah teman
sebaya yang ada dalam lingkungan pelajar di SMK X. sebaya. Kelompok sebaya merupakan tempat bagi individu
Studi pendahuluan yang dilakukan kepada 3 kelompok unruk melakukan perbandingan, berbagi informasi dan
teman sebaya yang masing-masing terdiri dari 5 sampai 6 memberikan penilaian. Individu biasanya melakukan
anggota kelompok dengan metode observasi dan perbandingan diri dengan melihat dua aspek social
wawancara. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti comparison yaitu kemampuan (ability) yakni bagaimana
pada 3 kelompok teman sebaya tersebut diambil secara pelajar SMK ingin meningkatkan kemampuannya dengan
acak yang terdiri dari kelas X, XI dan XII pada jurusan melihat bagaimana kemampuan anggota kelompok sebaya.
perkantoran. Pada perkumpulan kelompok sebaya ini, Berdasarkan pemaparan latar belakang dan teori di
salah satu anggota kelompok selalu tampak menggunakan atas, dapat disimpulkan menjadi suatu kerangka
barang-barang branded sehingga sebagai salah satu dari konseptual bahwa pelajar SMK di SMK X Kota Kediri
anggota kelompok teman sebaya ini, mereka mengaku yang termasuk ke dalam usia remaja, sehingga dalam
bahwa tidak ingin ketinggalan oleh salah satu temannya pergaulannya dapat dengan dipengaruhi oleh kelompok
ini, bahkan tidak jarang mereka memiliki konflik dengan sebayanya. Adanya kelompok sebaya di dalam SMK X
kelompok lain terkait dengan kepemilikan harta benda. Kota Kediri dengan berbagai sudut pandang yang berbeda
Menurut pemaparan anggota kelompok teman mengenai trend yang saat ini berkembang, diantaranya ada
sebaya ini tidak jarang mereka terlibat perkelahian dengan kelompok sebaya yang selalu ingin mengikuti trend
saling menyindir satu sama lain. Konflik yang terjadi ini dengan membeli barang-barang branded atau membeli
bermula dari salah satu anggota kelompok teman sebaya handphone mahal.
yang merasa anggota kelompok lain terlalu menunjukkan Hal tersebut tentu akan mempengaruhi anggota
(pamer) barang-barang mewah yang dimilikinya di social dalam kelompok sebaya tersbut, sehingga dapat
media, terlebih anggota kelompok yang menunjukkan memunculkan pemikiran materialisme jika memiliki
kepemilikan harta benda di media sosial ini adalah adik barang branded merupakan suatu simbol kesuksesan
kelas, sehingga kelompok kakak kelas yang merasa tidak seseorang (possession-defined sucess), sehingga
ingin tersaingi oleh adik kelasnya mulai melakukan memunculkan beberapa faktor yang dianggap penting
sindiran di social media. Perilaku saling sindir di media untuk diteliti.
sosial ini tetap berlanjut hingga berujung saling sindir Faktor tersebut adalah social comparison, ketika
menyindir di lingkungan sekolah hingga melibatkan pelajar SMK telah terlibat dalam perbandingan sosial
kelompok pergaulannya. dengan situasi sosial, maka mereka memiliki
Thomas (2012) menjelaskan bahwa social kecenderungan yang tinggi terhadap nilai hidup
comparison merupakan salah satu faktor yang memiliki materialisme. Individu biasanya melakukan perbandingan
kontribusi cukup kuat terhadap munculnya nilai hidup diri dengan melihat dua aspek social comparison yaitu
materialisme pada individu. Pelajar SMK jika dilihat dari kemampuan (ability) yakni bagaimana pelajar SMK ingin
pemaparan di atas ini berada diusia yang cenderung mudah meningkatkan kemampuannya dengan melihat bagaimana
untuk dipengaruhi oleh kelompok sebayanya, bermula dari kemampuan anggota kelompok sebaya. Selanjutnya adalah

122
Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

aspek pendapat (opinion) yakni bagaimana pendapat yang melimpah sebagai sesuatu yang mampu membuat
kelompok sebaya atau orang lain mampu memberikan mereka bahagia (Kasser, 2002).
pengaruh kepada pelajar SMK dalam melakukan Kasser, Ryan, Couchman, & Sheldon (2004)
perbandingan sosial. Perbandingan sosial ini dapat dibagi menjelaskan bahwa materialisme yang berkembang pada
menjadi dua jenis, upward comparison yang individu ini disebabkan oleh kurangnya kepuasan
membandingkan diri dengan orang yang lebih baik dari kebutuhan hidup terutama selama masa kanak-kanak yang
dirinya dan downward comparison yakni perbandingan mengarah kepada perasaan tidak mampu dan tidak aman,
diri yang dilakukan dengan membandingkan diri dengan serta nilai materialisme ini dianggap sebagai hasil dari
seseorang yang dianggap tidak lebih baik dari dirinya. pemaparan dari sosilaisasi atau media. Menurut Kasser,
Wood (1989) menjelaskan terdapat tiga motif yang Ryan, Couchman, & Sheldon (2004) terdapat beberapa
mendasari individu melakukan social comparison, yang faktor yang dapat mempengaruhi materialisme,
pertama adalah evaluasi diri motif evaluasi diri ini diantaranya insecurity and Inadequacy diartikan sebagai
digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai orang-orang yang memiliki masa kanak-kanak yang tidak
atribut, ketrampilan dan harapan sosial dari orang lain. stabil secara finansial akan mengembangkan nilai-nilai
Festinger (1954) mengatakan bahwa individu cenderung materialistis karena individu semacam itu akan cenderung
membandingkan dirinya dengan orang lain dengan tujuan mendambakan hal-hal yang telah ia lewatkan selama
untuk mengevaluasi diri sendiri. tahun-tahun awalnya. Terdapat beberapa faktor yang
Kedua, perbaikan diri dilakukan oleh individu mampu mempengaruhi insecurity dan inadequacy
untuk memperbaiki karakteristik dalam dirinya untuk individu.
memecahkan suatu permasalahan. Buunk & Gibbons Pertama, pola asuh keluarga memiliki kontribusi
(2006) mengatakan jika individu melakukan perbandingan penting pada nilai-nilai materialistis anak. Peran
sosial dengan orang lain adalah untuk belajar mengenali lingkungan keluarga dan pola asuh keluarga merupakan
kemampuan diri sehingga dapat berubah menjadi lebih faktor penting dalam perkembangan nilai materialisme
baik. anak. Kasser & Sheldon (2000) menjelaskan jika pola
Ketiga, peningkatan diri ini biasanya akan muncul asuh orang tua yang hangat dan penuh perhatian serta
ketika individu ingin melindungi harga diri mereka dan orang tua yang selalu mengapresiasi anaknya dapat
mempertahankan pandangan positifnya ketika menghadapi memperkecil kemungkinan anak memiliki nilai
ancaman atau permasalahan. Festinger (1954) menjelaskan materialisme jika dibandingkan dengan orang tua yang
bahwa biasanya motif ini merupakan social comparison kaku dan tidak memberikan kebebasan kepada anaknya
yang dimaksudkan untuk meningkatkan harga diri atau untuk mengeluarkan pendapatnya.
konsep diri individu. Kedua, perceraian orangtua faktor perceraian
Hal serupa diungkapkan oleh Gibbons & Buunk (2006) orangtua ini mengakibatkan seseorang kurang memiliki
bahwa motif peningkatan diri ini dilihat sebagai bentuk kasih sayang dari keluarga. Sehingga, untuk mengisi
konsisten dari motif social comparison. kekosongan tersebut individu cenderung hidup
Berdasarkan penjabaran di atas, dalam penelitian ini materialistis agar merasa nyaman, hal ini dianggap
social comparison berperan sebagai faktor yang sebagai kompensasi atas kekosongan yang didapatkan dari
mempengaruhi (variabel bebas), sedangkan materialisme orangtua yang bercerai.
berperan sebagai faktor yang dipengaruhi (variabel Ketiga, pola komunikasi keluarga ini merupakan
terikat). Kerangka konseptual tersebut jika digambarkan penyebab munculnya nilai hidup materialisme kerena
dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut : informasi yang masuk pertama kali diperoleh dari
komunikasi keluarga. Menurut Moschis & Churchill
dalam (Thomas, 2012) terdapat pola komunikasi keluarga
Social Materialisme berorientasi sosial yang diprediksi dapat menyebabkan
Comparison munculnya nilai hidup materialisme karena pola
komunikasi ini menghindari konflik yang dipandang
Bagan 1. Kerangka konseptual benar dengan ide yang berkembang luas di masyarakat,
sehingga individu cenderung akan mengikuti apa yang
Belk (2006) menjelaskan bahwa materialisme terjadi di masyarakat tanpa memikirkan konsekuensi
merupakan suatu kepentingan untuk memenuhi segala apakah perilaku yang dilakukan tersebut baik atau buruk
kebutuhan individu dalam hal duniawi, seperti harta menurut pandangan masyarakat.
benda. Richins & Dawson (1982) juga menjelaskan Pada nilai hidup materialisme ini terdiri dari
bahwa materialisme sebagai suatu sistem nilai hidup berbagai aspek seperti yang telah dikatakan oleh Richins
individu yang berfokus pada kepemilikan harta benda. & Dawson dalam (1982) yang menyatakan ada 3 (tiga)
Gagasan yang diterima secara umum menurut Kasser, aspek yang mempengaruhi nilai hidup materialisme
Ryan, Couchman, & Sheldon (2004) bahwa seseorang seseorang yang terdiri dari acquisition centrality yakni
menjadi materialistik untuk mengimbangi perasaan tidak eyakinan bahwa adanya kepemilikan harta benda
aman dan ketidak mampuan mereka. Sehingga mereka merupakan tujuan utama hidup. Kedua, acquisition as the
mencoba mengisi kekosongan hidup dengan membeli persuit of happines yaitu keyakinan bahwa dengan
beberapa produk dengan merek terkenal (Belk, 2006) dan kepemilikan harta benda merupakan sumber kebahagiaan.
cenderung menganggap bahwa kepemilikan harta benda

123
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character: Jurnal Penelitian Psikologi

Ketiga, possession-defined sucess yaitu keyakinan bahwa ditinjau dari dua aspek social comparison yaitu aspek
kepemilikan harta benda merupakan tolak ukur kemampuan (ability) dan aspek pendapat (opinion) seperti
kesuksesan. yang telah dikatakan oleh Festinger (1954).
Beberapa faktor pembentuk nilai hidup Kedua, materialisme dalam penelitian ini
materialisme yang dijelaskan oleh Kasser, Ryan, merupakan suatu kepentingan dalam diri individu untuk
Couchman, & Sheldon (2004), pertama insecurity and memenuhi segala kebutuhannya yang berkaitan dengan
inadequacy yang diartikan sebagai individu yang kepemilikan harta benda. Adapun aspek materialisme
memiliki masa kanak-kanak yang tidak stabil secara yang digunakan dalam penelitian ini menurut Richins &
finansial. Adapula sosialisasi yang dipaparkan oleh Dawson (1982) yaitu centrality, happiness, dan sucess
Moschis dan Churchill dalam (Thomas, 2012) bahwa
interaksi dengan teman sebaya maupun iklan yang METODE
dipaparkan di media sosial merupakan kontributor
munculnya nilai hdup materialisme dalam diri individu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
Sosialisasi atau interaksi individu dengan kelompok korelasional. Penelitian kuantitatif merupakan suatu
sebaya ini juga berkaitan dengan bagaimana individu metode penelitian dengan analisis yang menekankan pada
melakukan social comparison. data angka dengan metode statistik (Azwar, 2015). Tujuan
Wood (1989) mengatakan bahwa social penelitian kuantitatif ini ialah untuk mengkaji teori secara
comparison merupakan penilaian kognitif individu objektif dengan cara menguji hubungan antara variabel
terhadap atribut tertentu yang dimiliki orang lain yang terikat dengan variabel bebas (Creswell, 2016).
kemudian dijadikan sebagai bahan perbandingan dengan Penelitian korelasional merupakan suatu penelitian
dirinya sendiri. Guimond (2006) juga menjelaskan bahwa yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
social comparison adalah bagaimana individu variabel atau lebih (Azwar, 2012). Hal ini selaras dengan
menggunakan orang lain untuk memahami serta mengerti tujuan dari penelitian ini yang ingin mengetahui hubungan
diri sendiri dan dunia sosial. Tujuan utama dari social antara social comparison dengan materialisme pada
comparison adalah untuk memperoleh informasi pelajar SMK X jurusan Administrasi Perkantoran. Data
mengenai dirinya sendiri melalui orang lain (Gibbons & numerik dalam penelitian ini akan diperoleh dengan
Buunk, 2006). pengukuran skala variabel dan diolah menggunakan SPSS
Perilaku social comparison yang dilakukan oleh 22.0 for windows.
individu memiliki dampak negatif dan positif dalam diri Pemilihan responden dalam penelitian ini adalah
individu. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat social menggunakan sampel jenuh. Dimana dalam pengambilan
comparison yaitu individu akan merasa iri hati, cemburu sampel ini melibatkan keseluruhan responden dari pelajar
dan merasa tidak puas akan dirinya sendiri sedangkan, SMK X Kota Kediri kelas X, XI, dan XII pada jurusan
dampak positif dari perilaku social comparison ini adalah administrasi perkantoran. Subjek yang digunakan dalam
dapat dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki dan penelitian ini berjumlah 100 responden.
memotivasi diri individu (Crussius & Mussweiler, 2012). Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di salah
Perilaku social comparison ini tidak terhindar satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kota
dari beberapa aspek yang dapat digunakan sebagai bahan Kediri dengan melibatkan responden pelajar kelas X, XI,
perbandingan diri dengan orang lain, seperti yang XII jurusan administrasi perkantoran di SMK tersebut
dipaparkan oleh Festinger (1954) terdapat beberapa aspek Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
dari social comparison, pertama aspek kemampuan penelitian ini adalah dengan penyebaran skala. Metode
(ability) merupakan keinginan untuk meningkatkan penyebaran skala yang digunakan adalah skala likert,
kemampuan yang dimiliki agar tidak ada perbedaan yaitu berupa pernyataan yang diberikan kepada responden
kemampuan yang dimilikinya dengan kemampuan orang dengan memberikan alternatif jawaban yang sekiranya
lain. Kedua, aspek pendapat (opinion) yaitu keinginan sesuai dengan kondisi responden. Data numerik dalam
untuk mengubah pendapat pribadi agar dapat mendekati penelitian ini akan diperoleh dengan pengukuran skala
atau sesuai dengan pendapat orang lain. variabel serta diolah menggunakan SPSS 22.0 for
Berdasarkan gambaran di atas mengenai perilaku windows. Kuesioner ini disebarkan pada bulan April 2020
social comparison yang dapat mempengaruhi nilai hidup dengan menggunakan google form. Mekanisme
materialistik pada pelajar SMK ini penting bagi peneliti penyusunan kuesioner pada penelitian ini adalah
untuk melakukan penelitian tentang bagaimana hubungan responden disediakan beberapa pernyataan yang harus
antara social comparison dengan materialisme pada dijawab dengan memilih 5 (lima) alternatif jawaban
pelajar SMK di SMK X Kota Kediri. Penelitian ini diantaranya sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan
dilakukan untuk mengedukasi pelajar SMK maupun sangat tidak setuju.
masyarakat untuk lebih mengetahui tentang social Terdapat dua skala yang digunakan dalam
comparison dan materialisme. penelitian ini yaitu skala social comparison dan skala
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti materialisme yang telah diuji coba kepada 40 responden
jelaskan di atas, penulis membatasi ruang lingkup dengan responden pelajar SMK X kelas X, XI, dan XII
permasalahan yang akan diteliti, yaitu pertama, social jurusan perkantoran. Berdasarkan dari uji coba atau try
comparison dalam penelitian ini merupakan upaya out yang telah dilakukan kepada responden didapatkan
individu untuk membandingkan diri dengan orang lain nilai reliabilitas dan validitas pada masing-masing skala
atas kepemilikan harta benda atau materialisme yang

124
Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

yang telah diujikan. Hasil uji reliabilitas terhadap variabel statistics. Hasil dari analisis deskriptif tersebut disajikan
social comparison dan materialisme dapat dilihat dalam dalam tabel di bawah ini :
tabel berikut :
Tabel 2. Descriptive Statistics
Tabel 1. Indeks Reliabilitas terhadap Alat Ukur Std.
Penelitian N Min Max Mean Deviation
Alat Ukur Nilai Reliabilitas Social
100 70 93 81.98 5.039
(Alpha Cronbach) Comparison
Social 0.88 Materialisme 100 84 98 90.73 3.722
Comparison
Berdasarkan tabel deskripsi statistik di atas
Materialisme 0.91
menunjukkan bahwa jumlah subjek pada penelitian ini
sebanyak 100 pelajar SMK X Kota Kediri memperoleh
Pada skala social comparison terdapat nilai
hasil mean pada variabel social comparison sebesar 81.98
reliabilitas sebesar 0.88 dan pada skala materialisme
dan mean pada variabel materialisme sebesar 90.73. Pada
diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0.91. Berdasarkan
variabel materialisme memiliki nilai minimum sebesar 84
koefisien reliabilitas Sugiyono (2013) yang menentukan
dan nilai maksimum sebesar 98 serta nilai standar deviasi
sebuah instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel
sebesar 3.722. Pada variabel social comparison memiliki
adalah apabila memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih
nilai minimum sebesar 70 dan nilai maksimum sebesar 93
dari 0.5 (r ≥ 0.5), maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 5.039.
kedua alat ukur social comparison dan materialisme yang
digunakan dalam penelitia ini adalah reliabel.
Pada penelitian ini juga akan menjelaskan mengenai
Uji analisis data yang akan digunakan dalam
nilai masing-masing aspek dari variabel materialisme dan
penelitian ini adalah uji asumsi yang terdiri dari uji
variabel social comparison yang telah diuji coba. Berikut
normalitas dan uji linearitas serta menggunakan uji
tabel yang menjelaskan mengenai nilai masing-masing
hipotesis. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian
aspek dari kedua variabel :
ini adalah kolmogorov-smirnov test menggunakan SPSS
22.0 for windows dengan menggunakan perangkat One
Tabel 3. Skor Variabel Social Comparison
Sample K-S. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk
mengetahui data penelitian ini apakah berdistribusi Std.
normal atau tidak. Data penelitian yang dikatakan Aspek N Min Max Mean Deviation
berdistribusi normal adalah jika nilai p lebih dari 0,05 Ability 100 30 45 38.29 3.361
(p>0,05) dan apabila p kurang dari 0,05 (p<0,05), maka Opinion 100 36 51 43.61 3.496
data dikatakan tidak berdistribusi normal.
Uji linearitas ini dilakukan untuk mengetahui Pada variabel social comparison yang telah diuji
apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan coba diperoleh nilai dari masing-masing aspek. Pertama,
variabel terikat memiliki hubungan linear atau tidak. aspek ability diperoleh nilai maksimum sebesar 45 dan
Menurut Sugiyono (2012) data penelitian dikatakan linear nilai minimum sebesar 30. Nilai mean dari aspek ini
jika nilai signifikannya kurang dari 0,05 (p<0,05). sebesar 38.29 serta memperoleh nilai standar deviasi
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa sebesar 3.361.
jauh hipotesis awal pada penelitian ini apakah hipotesis Kedua, aspek opinion memperoleh nilai maksimum
awal dapat diterima. Uji hipotesis ini dilakukan dengan sebesar 51 dan nilai minimum sebesar 36. Pada aspek ini
bantuan SPSS 22.0 for windows dengan menggunakan diperoleh nilai mean sebesar 43.61 serta memperoleh nilai
metode analisis data product moment correlation. standar deviasi sebesar 3.496.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
“terdapat hubungan yang signifikan antara social Tabel 4. Skor Variabel Materialisme
comparison dengan materialisme pada pelajar di SMK X Std.
Kota Kediri”. Hubungan yang kuat antar dua variabel N Min Max Mean Deviation
dapat diinterpretasikan dengan nilai korelasi (r) dengan Centrality 100 25 43 34.37 3.507
rentang nilai yang berada pada 0 sampai 1 (Sugiyono, Happines 100 27 43 33.05 3.141
2013).
Succes 100 17 30 23.31 2.980
HASIL
Berdasarkan tabel di atas, masing-masing aspek
atau dimensi dari variabel materilaisme memiliki nilai
Penelitian ini menggunakan subjek yang berjumlah
yang berbeda-beda. Pertama, aspek centrality memiliki
100 pelajar di SMK X Kota Kediri yang mencakup
nilai maksimum sebesar 43 dan nilai minimum sebesar
keseluruhan pelajar dari kelas X, XI, dan XII jurusan
25. Mean pada aspek centrality diperoleh hasil sebesar
administrasi perkantoran.
34.37 serta pada aspek centrality ini memperoleh nilai
Uji normalitas dan linearitas dalam penelitian ini
standar deviasi sebesar 3.507. Kedua, aspek happiness
menggunakan korelasi product moment. Data hasil
memiliki nilai maksimum sebesar 43 dan nilai minimum
penelitian ini dianalisis menggunakan descriptive

125
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

sebesar 27. Aspek happiness memperoleh nilai mean penelitian dikatakan linear jika nilai signifikannya
sebesar 33.05 serta nilai standar deviasi yang diperoleh kurang dari 0,05 (p<0,05).
adalah sebesar 3.141.
Ketiga, aspek succes memiliki nilai maksimum Tabel 7. Skor Uji Linearitas
sebesar 30 dan nilai minimum sebesar 17. Aspek ini juga Nilai p sig. Keterangan
memperoleh nilai mean sebesar 23.31 serta nilai standar p>0,05 Data tidak linier
deviasi sebesar 2.980. P<0,05 Data linier
A. Analisis Data
Hasil dari uji linearity dengan menggunakan
1. Hasil Uji Asumsi
test of linearity terhadap variabel social
a. Uji Normalitas
comparison dan materialisme adalah sebagai
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
berikut :
apakah nilai-nilai yang diperoleh dari penyebaran
data sesuai dengan distribusi normal atau tidak
Tabel 8. Hasil Uji Linearitas
(Azwar, 2009).
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini Aspek Sig. Keterangan
adalah kolmogorov-smirnov test dengan bantuan Social .000 Data linier
SPSS 22.0 for windows dengan menggunakan Comparison
perangkat one sample k-s. Penggunaan teknik ini Materialisme .000 Data linier
bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian
ini berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat nilai
Data penelitian yang dikatakan berdistribusi normal signifikan linearitas antara variabel materialisme
adalah jika nilai p lebih dari 0,05 (p>0,05) dan dengan social comparison sebesar 0,000. Data
apabila p kurang dari 0,05 (p<0,05), maka data tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan yang
dikatakan tidak berdistribusi normal. diperoleh kurang dari 0,05 (p<0,05), sehingga
hasil yang diperoleh dari uji linearitas ini
Tabel 5. Ketentuan Distribusi Normalitas Data menunjukkan bahwa hubungan antara kedua
Nilai p sig. Interpretasi variabel dikatakan linier.
p>0,05 Data berdistribusi normal
P<0,05 Data tidak berdistribusi normal 2. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui


Hasil uji normalitas yang telah dilakukan
seberapa jauh hipotesis awal yang ada pada
menggunakan test of normality Kolmogrov-
penelitian ini dapat diterima berdasarkan data
Smirnov terhadap variabel social comparison dan
yang telah diperoleh. Analisis penelitian ini
materialisme dapat dilihat pada tabel berikut :
menggunakan metode analisis data product
moment correlation jika data yang diperoleh
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
berdistribusi normal, jika data yang diperoleh
Variabel Sig. Keterangan tidak berdistribusi normal maka menggunakan
Social .071 Data berdistribusi metode analisis data spearman’s rho.
Comparison normal Terdapat dua hipotesis yang akan diuji
Materialisme .111 Data berdistribusi dalam penelitian ini yaitu :
normal H0 : tidak ada hubungan yang siginifikan
antara social comparison dengan materialisme
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada pelajar SMK Di SMK X Kota Kediri.
nilai signifikasi pada variabel materialisme sebesar H1 : adanya hubungan yang signifikan
p = 0,111 (p>0,05) dan nilai signifikan pada antara social comparison dengan materialisme
variabel social comparison sebesar p = 0,071 pada pelajar SMK Di SMK X Kota Kediri.
(p>0,05). Hasil dari kedua variabel tersebut Taraf nilai signifikan (p) berkisar 0,05. Jika
menunjukkan bahwa kedua variabel berdistribusi nilai p<0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima
normal karena nilai signifikannya lebih dari 0,05 artinya ada hubungan antara variabel bebas
(p>0,05). dengan variabel terikat. Sebaliknya jika nilai
p>0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya
b. Uji Linearitas tidak ada hubungan yang signifikan antara
Uji linearitas ini dilakukan untuk variabel bebas dengan variabel terikat.
mengetahui apakah ada hubungan antara variabel Berikut ketentuan interpretasi dalam koefisien
bebas dengan variabel terikat memiliki hubungan korelasi :
linear atau tidak. Menurut Sugiyono (2012) data

126
Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

Tabel 9. Tingkat Keeratan Hubungan Hubungan searah ini menunjukkan bahwa


Interpretasi Koefisien Tingkat Hubungan semakin tinggi social comparison maka semakin
0,00 - 0,199 Sangat rendah tinggi pula nilai materialisme pada pelajar di
0,20 - 0,399 Rendah SMK X Kota Kediri, begitu pula sebaliknya jika
0,40 - 0,599 Sedang nilai social comparison pelajar SMK X rendah
0,60 - 0,799 Kuat maka semakin rendah pula nilai hidup
0,80 - 1,000 Sangat kuat materialisme pada pelajar SMK X.

Menurut Sugiyono (2017) hubungan antar PEMBAHASAN


variabel dikatakan signifikan jika nilai p kurang
dari 0,05 (p<0,05), jika nilai p lebih dari 0,05 Menurut Richins & Dawson (1982) dalam
(p>0,05), maka hubungan antar variabel penelitiannya yang berjudul a consumer values
dikatakan tidak signifikan. Hasil analisis korelasi orientation for materialism and it’s measurement
product moment pada penelitian ini dapat dilihat materialisme yang menjelaskan bahwa materialisme
dari tabel di bawah ini : merupakan suatu sistem nilai hidup individu yang
berfokus pada kepemilikan harta benda. Menurut definisi
Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis ini ilai hidup materialisme merupakan tujuan hidup dan
popularitas seseorang, sehingga dalam hal ini nilai hidup
Social Materialisme
materialisme merupakan tujuan hidup yang berkeinginan
Comparison
dalam memenuhi hasrat akan kepemilikan materi, serta
Social Pearson 1 .710 menjadikan kepemilikan harta benda sebagai tolok ukur
Compa Corelati keberhasilan dan kebahagiaan orang lain.
rison on Thomas (2012) juga menjelaskan bahwa nilai-nilai
Sig.(2- .000 materialisme dapat dipengaruhi oleh sosialisasi dengan
tailed) kelompok sosial sehingga mampu menciptakan keinginan
N 100 100 kuat untuk memiliki barang-barang material. Moschis dan
Materia Pearson .710 1 Churchill dalam (Thomas, 2012) menyatakan bahwa
lisme Corelati interaksi dengan teman sebaya dan iklan televisi
on merupakan kontributor materialisme yang signifikan.
Sig. (2- .000 Terdapat beberapa faktor sosialisasi yang
tailed) mempengaruhi nilai hidup materialisme individu, antara
N 100 100 lain :
Pertama, peer pressure yaitu peran yang sangat
berpengaruh diperankan oleh peer pressure (tekanan
Hasil analisis product moment corelation
kelompok sebaya) dalam membentuk perilaku individu
terlihat nilai signifikan pada variabel materialisme
(Thomas, 2012). Hyman dalam (Thomas, 2012) juga
dan social comparison sebesar 0,000 yang berarti
nilai signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05). Angka mendefinisikan bahwa kelompok sebaya ini sebagai
signifikan yang muncul dalam perhitungan di atas individu atau kelompok dengan siapa seseorang
menjelaskan bahwa variabel materialisme dengan membandingkan dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok sebaya memainkan peran penting dalam
social comparison memiliki hubungan yang
perilaku konsumen seseorang yang mengarah kepada nilai
signifikan, sehingga hasil dari uji hipotesis
penelitian ini yang berbunyi “Terdapat Hubungan hidup materialisme.
Kedua, social comparison dalam penelitian yang
Antara Social Comparison Dengan Materialisme
telah dilakukan oleh Gibbons & Buunk (1999) yang
Pada Pelajar Di SMK X Kota Kediri” diterima.
Pada koefisien korelasi product moment berjudul individual differences in social comparison
untuk menentukan hubungan antar dua variabel menjelaskan bahwa social comparison ini akan
dapat dikatakan positif jika kedua variabel memotivasi seseorang untuk menjadi lebih unggul atau
berbeda dengan orang lain. yaitu individu melakukan
memiliki nilai yang searah, artinya jika koefisien
nilai variabel X tinggi maka nilai koefisien perbandingan sosial dengan kelompok sebaya ataupun
variabel Y akan semakin tinggi pula, begitu pula orang lain. Perbandingan sosial dapat terjadi baik dalam
sebaliknya (Sarwono, 2006). arah ke atas dan ke bawah dan konsekuensi emosional
Hasil analisis korelasi product moment pada dari perbandingan sosial tergantung pada apakah itu
koefisien korelasi variabel materialisme dan social perbandingan ke atas atau ke bawah yang dilakukan orang
comparison terdapat nilai sebesar 0,710 (r=0,710). tersebut (Thomas, 2012). Perbandingan ke atas ini
kaitannya dengan membandingkan diri sendiri dengan
Nilai korelasi tersebut memiliki makna bahwa
kedua variabel memiliki korelasi yang kuat. model atau selebriti, sedangkan perbandingan sosial ke
Berdasarkan nilai r yang diperoleh antar kedua bawah berkaitan dengan membandingkan diri dengan
variabel (r=0,710) dapat dikatakan positif seseorang yang kurang mampu dalam hal material.
sehingga kedua variabel memiliki korelasi searah
atau berbanding lurus.

127
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

Individu yang terlibat pada perbandingan sosial Penelitian selanjutnya dari Fajar Ayu Hasturi (2018)
dengan model atau selebriti yang diidealkan akan yang berjudul Pengaruh Social Comparison Dan Self
cenderung membangun estimasi standar hidup yang tinggi Esteem Terhadap Body Dissatisfacation Pada Mahasiswi
dan tidak realistis, sehingga semakin besar kesenjangan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Metode yang
antara individu yang diidealkan dengan standar hidup dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
seseorang maka akan semakin besar pula keinginan untuk kuantitatif dengan menggunakan responden mahasiswi
memiliki harta materialistis (Kasser, 2002). aktif UIN Maulana Malik Ibrahim berusia sekitar 21-23
Ketiga, faktor media yang biasanya muncul dalam tahun yang tidak puas terhadap bentuk tubuhnya.
bentuk iklan yang saat ini banyak ditampilkan di televisi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh social
maupun media cetak merupakan salah satu faktor yang comparison dan self esteem terhadap body dissatisfaction.
memicu munculkan nilai hidup materialisme individu. Hasil dari penelitian terdahulu ini menunjukkan bahwa
Bahasa serta visualisasi dari iklan tersebut sangat tidak ada pengaruh antara variabel social comparison
persuasif dalam mengajak masyarakat untuk melakukan dengan body dissatisfaction pada mahasiswi, hal ini
perilaku konsumen. Sama halnya yang dikatakan oleh karena adanya kemungkinan responden memiliki
Kasser (2002) sebuah iklan memperlihatkan seseorang penerimaan diri yang tinggi kemudian menyebabkan tidak
yang membeli produk yang diiklankan tersebut dan adanya pengaruh ketidakpuasan pada tubuh.
dianggap sangat populer karena menggunakan produk Penelitian ketiga dari Dwika Albiyanti Lestari
mahal. (2018) dengan judul Pengaruh Social Comparison, Rasa
Gagasan yang diterima secara umum menurut Syukur dan Faktor Demografi Terhadap Kesejahteraan
Kasser, Ryan, Couchman, & Sheldon (2004) bahwa Subjektif Pada Mahasiswa Pengguna Media Sosial
seseorang menjadi materialistik untuk mengimbangi Instagram. Metode yang digunakan pada penelitian ini
perasaan tidak aman dan ketidak mampuan mereka. adalah kuantitatif dengan menggunakan subjek mahasiswa
Sehingga mereka mencoba mengisi kekosongan hidup berusia 18-24 tahun dan aktif menggunakan instagram.
dengan membeli beberapa produk dengan merek terkenal Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh
(Belk, 2006) dan cenderung menganggap bahwa perbandingan sosial, rasa syukur dan faktor demografi
kepemilikan harta benda yang melimpah sebagai sesuatu terhadap kesejahteraan subjektif pada mahasiswa
yang mampu membuat mereka bahagia (Kasser, 2002). pengguna sosial media instagram. Hasil pada penelitian
Kasser, Ryan, Couchman, & Sheldon (2004) ini menunjukkan adanya pengaruh antara perbandingan
menjelaskan bahwa materialisme yang berkembang ini sosial, rasa syukur dan faktor demografi terhadap
disebabkan oleh kurangnya kepuasan kebutuhan hidup kesejahteraan subjektif terhadap mahasiswa pengguna
terutama selama masa kanak-kanak yang mengarah media sosial instragram.
kepada perasaan tidak mampu dan tidak aman dan nilai Penelitian keempat dari Suryani (2004) dengan judul
materialisme ini dianggap sebagai hasil dari pemaparan Kelas Sosial dan Gaya Hidup Materialisme Pada Remaja
dari sosilaisasi atau media. SMU Di Jakarta Selatan. Metode dalam penelitian ini
Beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi adalah kuantitatif dengan jumlah subjek sebanyak 352
nilai hidup materialisme individu seperti yang telah remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dijabarkan diatas adalah salah satunya perilaku social mengetahui adanya hubungan antara kelas sosial dengan
comparison. Orang yang pertama kali mencetuskan teori gaya hidup materialisme remaja. Hasil yang diperoleh dari
social comparison ini adalah Festinger pada tahun 1954. penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan natara
Festinger (1954) menjelaskan bahwa social comparison kelas sosial dengan gaya hidup seseorang.
atau perbandingan sosial ini merupakan sumber informasi Penelitian kelima dari Gina Azkia Amelia (2019)
yang penting bagi individu untuk dapat meningkatkan dengan judul Pengaruh Social Comparison Terhadap Life
kinerjanya sebagai upaya peningkatan harga diri. Individu Satisfaction Pada Remaja Akhir Yang Menggunakan
akan cenderung membandingkan diri sendiri dengan Instagram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
orang lain dan memiliki dorongan dalam dirinya untuk adalah metode kuantitatif dengan teknik analisa regresi
mengevaluasi pendapat dan kemampuan dengan orang linear satu prediktor. Responden yang digunakan dalam
lain (Festinger, 1954). penelitian ini sebanyak 430 remaja akhir yang
Beberapa penelitian terdahulu yang pernah menggunakan media sosial instragram. Tujuan dari
dilakukan oleh Ristianawati Dwi Utami (2011) dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh social
judul Pengaruh Family Structure Terhadap Materialisme comparison terhadap life satisfaction remaja akhir yang
Dan Pembelian Kompulsif Pada Remaja. Menggunakan menggunakan media sosial instagram. Hasil yang
metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel terdiri diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh
dari 97 remaja yang berasal dari struktur keluarga utuh yang signifikan antara social comparison terhadap life
dan 38 remaja yang berasal dari keluarga yang terganggu. satisfaction.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap Penelitian keenam dari Ridha Tantriloka
materialisme dan pembelian kompulsif di kalangan remaja Prameswari (2020) dengan judul Pengaruh Perbandingan
yang berasal dari keluarga utuh dengan keluarga yang Sosial terhadap Ketidakpuasan Tubuh pada Remaja Akhir
terganggu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Perempuan (Studi Tentang Physical Appearance).
remaja dari keluarga terganggu cenderung bersikap Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
meterialis dan kompulsif jika dibandingkan dengan non eksperimen berbentuk regresi. Responden yang
remaja dari keluarga utuh. digunakan dalam penelitian ini berjumlah 150 remaja

128
Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

perempuan yang berdomisili di Malang berusia antara 18- cenderung membandingkan diri sendiri dengan orang lain
21 tahun dan memiliki berat badan minimal 50kg serta dan memiliki dorongan dalam dirinya untuk mengevaluasi
tinggi badan maksimal 160cm. Penelitian ini bertujuan pendapat dan kemampuan dengan orang lain. Festinger
untuk mengetahui pengaruh dari perbandingan sosial (1954) menjelaskan terdapat beberapa aspek dari social
terhadap ketidakpuasan tubuh pada remaja akhir comparison, pertama aspek kemampuan (ability) yaitu
perempuan. Pada penelitian ini terdapat hasil yang keinginan individu untuk memiliki tingkat kemampuan
menunjukkan pengaruh yang signifikan pada yang tinggi. Tingkat kemampuan ini mempengaruhi cara
perbandingan sosial terhadap ketidakpuasan tubuh pada individu untuk mencari dan menafsirkan informasi dengan
remaja akhir perempuan yang terdapat di Malang. social comparison. Apabila kemampuan individu berbeda
Penelitian ketujuh dari Kurnianingtias Wulandari dengan orang lain, individu akan cenderung memiliki
(2018) dengan judul Pengaruh Kecanduan Internet Dan dorongan untuk meningkatkan kemampuan hingga
Materialisme Terhadap Perilaku Pembelian Kompulsif individu merasa jika perbedaan kemampuan yang
Online. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dimilikinya menjadi sedikit atau tidak berjarak.
metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan skala Kedua, aspek pendapat (opinion) yaitu bagaimana
likert. Responden pada penelitian ini terdapat sebanyak 80 pendapat orang lain dapat mempengaruhi social
responden dan teknik pengumpulan data dengan comparison individu, apabila individu terkait penampilan
menggunakan teknik purposive sampling. dan citra dirinya berbeda dengan pendapat orang lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Maka, individu cenderung akan mengubah pendapatnya
bagaimana pengaruh kecanduan internet dan materialisme agar mendekati pendapat dari orang lain. Pendapat orang
terhadap perilaku pembelian kompulsif secara online. lain merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi pendapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecanduan individu.
internet dan materialisme ini memiliki pengaruh positif Dari beberapa uraian tersebut dapat dinyatakan
atau searah dan signifikan terhadap perilaku pembelian bahwa materialisme sebagai suatu nilai pribadi yang
kompulsif secara online. Berdasarkan hasil penelitian ini melibatkan keyakinan untuk melekatkan diri pada harta
semakin sering individu menghabiskan waktunya untuk yang bersifat duniawi (uang dan benda) yang diyakini
bermain internet serta memiliki pola pikir materialis akan sebagai pusat kehidupan dan mampu memberikan
cenderung memiliki perilaku belanja kompulsif online. kebahagiaan. Pemilihan kelompok sosial, mereka akan
Berdasarkan beberapa uraian dari peneliti terdahulu memilih kelompok dengan minat, hobi dan ketertarikan
yang meneliti variabel social comparison dan yang sama.
materialisme ini dapat disimpulkan perbedaan antara Hal ini menunjukkan bahwa ketika salah satu
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan anggota kelompok sosial yang menggunakan barang-
dilakukan adalah jika peneliti terdahulu meneliti social barang branded atau bermerk, akan membuat sebagian
comparison dengan self esteem atau nilai hidup remaja membandingkan dengan dirinya dan berusaha
materialisme dengan kelas sosial seseorang, maka saat ini untuk mengimbangi kelompok sosialnya. Penggunakan
peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan antara merk atau produk tertentu, individu dapat
social comparison dengan nilai hidup materialisme serta mengekspresikan bagaimana status sosial mereka.
penelitian akan dilakukan kepada responden siswa SMK. Mengingat bahwa brand atau merk dan produk
Richins & Dawson dalam (1982) menyatakan ada merupakan ekspresi sosial, maka tidak mengherankan jika
beberapa aspek-aspek mengenai nilai hidup materialisme seseorang dinilai dari produk dan merk yang mereka
berdasarkan teori materialisme antara lain, pertama gunakan.
acquisition centrality yakni keyakinan individu bahwa Melihat beberapa penjelasan tersebut, peneliti
kepemilikan harta benda merupakan tujuan utama dalam menyadari bahwa pelajar SMK yang tergolong berada di
hidup individu. Sehingga, individu yang memiliki nilai usia remaja memiliki emosi yang berubah-ubah cenderung
hidup materialis akan menempatkan kebutuhan terkait mengalami perasaan iri hati dan menunjukkan sikap tidak
kepemilikan harta benda sebagai pusat dari kehidupan mau kalah dengan kelompok sosial dalam hal bersaing.
mereka. Sehingga, hal ini membuat seseorang lebih mudah untuk
Kedua, happines yaitu keyakinan individu bahwa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau terbawa yang
barang dan uang merupakan sumber kebahagiaan bagi saat ini mulai bergerak ke arah materialisme (Husna,
mereka. Individu meyakini bahwa dengan kepemilikan 2015).
harta benda ini dapat membuat kehidupan individu Pada proses pencarian jati diri ini remaja tidak
menjadi lebih baik dan memunculkan identitas individu terlepas dari interaksi dengan kelompok sosial, sehingga
yang positif, sehingga individu yang meterialis secara tidak langsung remaja akan melakukan komunikasi
memandang bahwa harta benda mampu memberikan dengan kelompok sosialnya mengenai kepemilikan harta
kesenangan dan kesejahteraan hidup. benda yang dimiliki oleh kelompok sebayanya ini.
Ketiga, possession-defined sucess yaitu keyakinan Remaja akan lebih memilih berdiskusi tentang produk-
individu bahwa kepemilikan harta benda (barang atau produk baru dengan kelompok sosialnya daripada dengan
uang) merupakan alat ukur untuk mengevaluasi prestasi keluarga. Interaksi pelajar SMK dengan kelompok
diri dan orang lain. Sehingga, indvidu yang memiliki nilai sosialnya ini dapat menjadi salah satu sarana untuk
hidup materialis akan memandang kesuksesan diri mereka menyalurkan atau memberitahukan pesan tentang
maupun orang dari segi kuantitas atau banyaknya jumlah pentingnya kepemilikan suatu harta benda.
atas kepemilikan barang maupun uang. Individu akan

129
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

Hal ini dapat menjadi alasan remaja melakukan identitas mereka. Sama halnya dengan pelajar SMK yang
perbandingan sosial (social comparison) terkait sedang berada di masa remaja juga menganggap bahwa
kepemilikan harta benda dengan kelompok sosialnya. kepemilikan harta benda itu penting dan mampu
Adanya social comparison dengan kelompok sosialnya ini mengangkat kelas sosial mereka di lingkungan kelompok
menyebabkan individu berusaha untuk mengimbangi sosialnya. Individu akan melakukan perbandingan sosial
kelompoknya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan kelompok sebayanya terkait kepemilikan harta
perbandingan sosial ini merupakan salah satu faktor yang benda, karena individu menganggap bahwa harta benda
signifikan dalam mempengaruhi nilai hidup materialisme sebagai instrumen untuk menenangkan kecemasan mereka
individu. (Thomas, 2012).
Pelajar SMK yang termasuk dalam kategori usia Individu akan mengamati dan membandingkan
remaja, dimana masa remaja merupakan masa-masa diirnya dengan kelompok sosialnya sebagai identifikasi
transisi sehingga dalam proses transisi ini melibatkan dengan role model dan mencoba sebagai identitas baru
perubahan biologis, kognitif serta sosio-emosional mereka. Rochberg & Halton (dalam Thomas, 2012)
individu (Santrock, 2011). Biasanya di usia ini, mereka menambahkan bahwa individu menggunakan objek
akan cenderung berkumpul atau membentuk kelompok material untuk membandingkan diri sebagai sarana untuk
teman sebaya yang dirasa memiliki minat dan ketertarikan menyatakan keadaan afektif bahwa mereka sedang belajar
yang sama. memproses dan sarana eksistensi diri. Peran pelajar SMK
Thomas (2012) yang menjelaskan mengenai sebagai remaja ini akan mudah terpengaruhi oleh
pengaruh tekanan dari kelompok sebaya yang dapat lingkungan sekitar dan cenderung mengabaikan dampak
mendasari munculnya nilai hidup materialisme dalam diri dari materialisme bagi dirinya, dimana segala hal yang
individu. Mereka yang memiliki kelompok sebaya akan mereka dapatkan tidak akan menjamin kesenangan dalam
cenderung membandingkan kepemilikan harta benda, hidup mereka karena semakin materialis maka mereka
kemampuan dan pendapat diantara kelompok sebaya akan semakin merasa tidak puas terhadap apa yang
tersebut. Di usia yang tergolong remaja ini biasanya mereka dapatkan.
individu akan cenderung lebih mudah untuk dipengaruhi. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui adanya
Biasanya dalam fase ini individu akan merasa tidak mau hubungan antara social comparison dengan meterialisme
kalah dari kelompok sebayanya. Sehingga, individu rentan pada pelajar di SMK X Kota Kediri. Berdasarkan hasil
melakukan social comparison dengan kelompok sosialnya yang diperoleh dengan melakukan penelitian kepada 100
sebagai sarana untuk memperoleh informasi atau pelajar di SMK X Kota Kediri dengan menggunakan
mengevaluasi diri sendiri (Festinger, 1954). analisis korelasi pearson product moment dibantu dengan
Crussius & Mussweiler (2012) menjelaskan bahwa SPSS 22.0 for windows diperoleh nilai signifikan sebesar
perilaku social comparison yang dilakukan oleh individu 0,000 kurang dari 0,05 (p<0,05).
memiliki dampak negatif yaitu individu akan merasa iri Nilai signifikan ini menunjukkan bahwa terdapat
hati, cemburu dan merasa tidak puas akan dirinya sendiri. hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Hal ini
Apalagi jika dalam proses evaluasi diri individu dengan menunjukkan hubungan yang signifikan antara kedua
kelompok sosialnya tersebut diketahui bahwa teman di variabel, sehingga membuktikan hipotesis awal diajukan
dalam kelompok sosialnya memiliki harta benda yang yaitu “terdapat hubungan antara social comparison
lebih unggul dari dirinya. dengan materialisme pada pelajar di SMK X Kota Kediri”
Individu yang berasal dari keluarga menengah ke diterima. Hasil uji hipotesis yang telah dilakukan dengan
bawah menganggap jika kepemilikan harta benda pearson product moment menghasilkan nilai koefisien
merupakan sumber kehidupan dari mereka. Sedangkan, korelasi sebesar 0,710 (r=0,710), sehingga nilai koefisien
individu yang berasal dari keluarga menengah ke atas korelasi (r) tersebut masuk dalam kategori kuat.
akan cenderung menganggap jika kepemilikan harta Pada penelitian yang telah dilakukan, terdapat aspek
benda yang melimpah merupakan simbol dari atau dimensi yang memiliki kontribusi yang tinggi jika
keberhasilan seseorang. Sehingga, dalam hal ini individu dibandingkan dengan aspek yang terdapat dalam variabel
yang berasal dari keluarga kaya cukup rentan oleh social comparison dan materialisme. Pada variabel social
pengaruh kelompok sosialnya terkait nilai hidup comparison terdapat dua aspek yaitu ability dan opinion,
materialisme individu. Hal ini dapat mempengaruhi pada aspek ability memiliki rata-rata sebesar 3.361 dan
bagaimana individu memandang bahwa materi mampu aspek opinion memiliki rata-rata sebesar 3.496.
memberikan kebahagiaan dan menjadi simbol kelas sosial Berdasarkan penjabaran masing-masing rata-rata
mereka dalam kehidupan. yang diperoleh dari tiap aspek dapat disimpulkan bahwa
Proses social comparison ini merupakan proses aspek opinion memiliki nilai rata-rata yang tinggi, hal ini
dimana individu mengembangkan diri dan proses ini menunjukkan perilaku membandingkan diri dengan cara
dimulai pada masa remaja awal atau remaja akhir, dalam mengubah pendapat pribadi agar dapat mendekati atau
hal ini pelajar SMK. Bloss dalam (Thomas, 2012) sesuai dengan pendapat orang lain pada pelajar SMK X
menjelaskan bahwa proses individualisasi merupakan apa lebih tinggi. Pada aspek ability memiliki nilai rendah, hal
yang dialami oleh seseorang dengan dukungan orang tua ini menunjukkan bahwa perilaku membandingkan diri
ketika ia bergerak dari masa kanak-kanak menuju masa dengan cara meningkatkan kemampuan yang dimiliki agar
dewasa. tidak ada perbedaan kemampuan yang dimilikinya dengan
Tabin dalam (Thomas, 2012) mengamati bahwa kemampuan orang lain pada pelajar SMK X rendah. Pada
remaja menggunakan harta pribadi untuk mengatasi krisis

130
Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

variabel materialisme terdapat tiga aspek yaitu centrality, Peran pelajar SMK sebagai remaja ini akan mudah
happiness, dan succes. terpengaruhi oleh lingkungan sekitar dan cenderung
Berdasarkan penjabaran masing-masing rata-rata mengabaikan dampak negatif dari materialisme bagi
yang diperoleh dari tiap aspek dapat disimpulkan bahwa dirinya, dimana segala hal yang mereka dapatkan tidak
aspek opinion memiliki nilai rata-rata yang tinggi, hal ini akan menjamin kesenangan dalam hidup mereka karena
menunjukkan perilaku membandingkan diri dengan cara semakin materialis maka mereka akan semakin merasa
mengubah pendapat pribadi agar dapat mendekati atau tidak puas terhadap apa yang mereka dapatkan. Adanya
sesuai dengan pendapat orang lain pada pelajar SMK X perilaku social comparison ini individu akan merasa tidak
lebih tinggi. Pada aspek ability memiliki nilai rendah, hal ingin tersaingi dengan orang lain, serta akan semakin
ini menunjukkan bahwa perilaku membandingkan diri meyakinkan diri mereka bahwa kepemilikan harta benda
dengan cara meningkatkan kemampuan yang dimiliki agar maupun popularitas merupakan hal yang sangat penting
tidak ada perbedaan kemampuan yang dimilikinya dengan dalam hidup, sehingga menyebabkan pelajar SMK akan
kemampuan orang lain pada pelajar SMK X rendah. Pada menjadi lebis materialistis karena mereka menginginkan
variabel materialisme terdapat tiga aspek yaitu centrality, sesuatu yang lebih dari orang lain (Myers, 2012).
happiness, dan succes. Dari ketiga aspek tersebut Hasil penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan
diperoleh nilai rata-rata yang berbeda. jika pelajar SMK X ini lebih banyak melakukan social
Pada aspek centrality terdapat nilai sebesar 3,507, comparison dengan opinion atau pendapat dimana pelajar
kemudian aspek happines diperoleh nilai sebesar 3,141 SMK X lebih mengutamakan bagaimana pendapat orang
dan aspek succes memiliki nilai sebesar 2,980. lain untuk melakukan social comparison atau
Berdasarkan penjabaran nilai masing-masing aspek perbandingan sosial.
dari variabel materialisme ini dapat ditarik kesimpulan Pelajar SMK X ini melakukan perbandingan sosial
bahwa aspek centrality memiliki nilai tertinggi daripada dengan membandingkan pendapat kelompoknya guna
kedua aspek yang lain yang mana menunjukkan bahwa menyamakan pendapat agar sesuai dengan pendapat
pelajar SMK X menganggap adanya kepemilikan harta kelompoknya tersebut. Pada aspek materialisme pelajar
benda merupakan tujuan utama hidup. Sedangkan untuk SMK X meyakini bahwa centrality atau tujuan hidup yang
nilai terendah diperoleh pada aspek succes yang mana artinya pelajar SMK X menganggap jika kepemilikan
pada aspek ini menunjukkan bahwa palajar SMK X tidak harta benda yang melimpah merupakan suatu tujuan
menganggap jika kepemilikan harta benda merupakan hidup. Hubungan antara keduanya ini menunjukkan jika
bentuk kesuksesan seseorang. aspek pendapat kelompok teman sebaya memberikan
Berdasarkan responden penelitian ini yaitu para pengaruh kepada perilaku social comparison yang dapat
pelajar SMK X yang termasuk dalam kategori usia remaja berujung kepada munculnya nilai hidup materialisme.
atau masa pencarian jati diri dan dalam proses transisi Goldberg dalam (Thomas, 2012) mempelajari bahwa
remaja ini melibatkan perubahan biologis, kognitif serta kecenderungan materialistik di kalangan remaja dengan
sosio-emosional (Santrock, 2011). Usia ini, mereka akan temuan bahwa anak-anak menjadi materialistis dan
cenderung berkumpul atau membentuk kelompok teman menunjukkan dorongan untuk memperolehnya saat
sebaya yang dirasa memiliki minat dan ketertarikan yang individu melalui tahap evolusi individual yang terpusat
sama. pada pengembangan diri individu.
Thomas (2012) yang menjelaskan mengenai Berdasarkan penjabaran hasil penelitian di atas
pengaruh tekanan dari kelompok sebaya yang dapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
mendasari munculnya nilai hidup materialisme dalam diri signifikan antara social comparison dengan materialisme
individu. Mereka yang memiliki kelompok sebaya akan pada pelajar SMK. Dapat disimpulkan pula jika pelajar
cenderung membandingkan kepemilikan harta benda, SMK di masa perkembangan remaja ini menunjukkan
kemampuan dan pendapat diantara kelompok sebaya bahwa dalam menghadapi krisis identitas atau pencarian
tersebut. Usia yang tergolong remaja ini biasanya pelajar jati diri ini, individu yang belum memiliki pendirian kuat
SMK akan cenderung lebih mudah untuk dipengaruhi. cenderung akan melakukan social comparison terhadap
Biasanya dalam fase ini individu akan merasa tertinggal orang lain.
dari kelompok sebayanya yang menyebabkan individu
rentan melakukan social comparison dengan kelompok PENUTUP
sosialnya.
Para pelajar ini akan melakukan perbandingan sosial Simpulan
dengan kelompok sebayanya terkait kepemilikan harta Peran pelajar SMK X dalam kehidupan sosial atau
benda, karena pelajar SMK X ini menganggap bahwa kehidupan pertemanan dengan teman sebaya ini memiliki
harta benda sebagai instrumen untuk menenangkan banyak konflik yaitu salah satunya adalah dengan
kecemasan mereka (Thomas, 2012). Oleh karena itu, melakukan social comparison atau membandingkan
pelajar SMK X akan mengamati dan membandingkan dirinya dengan orang lain atau teman sebaya dalam hal
dirinya dengan kelompok sosialnya sebagai identifikasi kepemilikan harta benda. Peneliti memiliki ketertarikan
dengan role model dan mencoba sebagai identitas baru untuk mengetahui bagaimana perilaku social comparison
mereka. Rochberg & Halton (dalam Thomas, 2012) ini dapat memberikan dampak pada nilai hidup
menambahkan bahwa pelajar SMK X ini menggunakan materialisme, oleh karena itu penelitian ini dilakukan
objek material untuk membandingkan diri sebagai sarana dengan melibatkan 100 responden yakni pelajar SMK X
eksistensi diri di lingkungan kelompok sosialnya. di Kota Kediri yang terdiri dari pelajar kelas X, XI dan

131
Volume 07. Nomor 04. (2020). Character : Jurnal Penelitian Psikologi

XII pada jurusan administrasi perkantoran. Penyebaran diterima. Hasil koefisien korelasi yang diperoleh
kuesioner dalam penelitian ini menggunakan metode menunjukkan hubungan antara social comparison dengan
google form dimana responden diminta untuk materialisme ini bersifat positif atau searah, sehingga
memberikan jawaban yang sesuai dengan kondisi pelajar apabila semakin tinggi social comparison pelajar SMK
SMK X saat itu. maka akan semakin tinggi pula perilaku materialisme
Materialisme merupakan nilai hidup yang yang ditunjukkan.
berfokus pada kekayaan material, individu yang Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
menganggap bahwa kepemilikan harta benda mampu membuktikan bahwa perilaku social comparison pelajar
menimbulkan kesenangan dan kesejahteraan hidup. Pada dengan cara melihat dirinya atau menyesuaikan dirinya
penelitian ini skala materialisme disusun berdasarkan tiga dengan pendapat dari orang lain terlebih dalam hal
aspek yaitu centrality, happines dan sucess. Setelah kepemilikan harta benda memiliki hubungan yang
dilakukan pengambilan dan pengolahan data terdapat hasil signifikan.
penelitian yang menunjukkan bahwa aspek centrality
memiliki nilai tinggi yaitu sebesar 3,507 yang dapat Saran
disimpulkan jika pelajar SMK X Kota Kediri menganggap Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
kepemilikan harta benda yang melimpah merupakan ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai
tujuan hidup. social comparison dan materialisme. Adapun saran yang
Nilai hidup materialisme ini dapat disebabkan oleh dapat diberikan kepada pihak sekolah, orang tua, serta
beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah social masyarakat terkait dengan perilaku social comparison dan
comparison. Social comparison digunakan untuk nilai hidup materialisme antara lain:
mengevaluasi diri individu dengan cara membandingkan
dirinya dengan orang lain. Perilaku membandingkan diri 1. Bagi Instansi
dengan orang lain ini memiliki dampak positif maupun Saran bagi SMK X diharapkan pihak sekolah
negatif, dampak positif dari social comparison adalah mampu memberikan arahan secara intens seperti
mampu membuat pelajar SMK X termotivasi untuk menyediakan layanan bimbingan konseling rutin
melakukan sesuatu, sedangkan untuk dampak negatif yang kepada siswanya untuk membantu membentuk sikap
ditimbulkan akibat social comparison adalah social comparison secara positif agar tidak terjadi
menimbulkan rasa iri hati hingga kebencian kepada orang konflik yang dapat mempengaruhi pelajar lainnya
lain. serta mampu memberikan pemahaman di kalangan
Social comparison merupakan perilaku yang pelajar ini mengenai dampak negatif dari perilaku
dilakukan individu dengan membandingkan dirinya social comparisondan nilai hidup materialisme.
dengan orang lain sebagai upaya untuk membandingkan
kemampuam dan mencari informasi dari orang lain. 2. Bagi Orang Tua Murid
Penyusunan skala pada penelitian ini didasarkan oleh teori Selanjutnya bagi orang tua murid sebagaimana
perbandingan sosial yang terdiri dari dua aspek yaitu harapan peneliti diharapkan orang tua dapat
ability dan opinion. Hasil yang diperoleh dari memberikan dorongan agar putra-putrinya mampu
pengambilan dan pengolahan data didapatkan jika aspek memahami dampak dari perilaku social comparison
opinion memiliki nilai tinggi yaitu sebesar 3.496 yang serta memantau kegiatannya baik dengan teman
artinya pelajar SMK X Kota Kediri membandingkan sebaya secara langsung dan mendampinginya dalam
dirinya melalui pendapat orang lain, hal ini dilakukan agar kegiatan belajar. Orang tua juga diharapkan mampu
sesuatu yang ditampilkan pelajar SMK X ini sesuai atau memberikan teladan atau contoh sikap yang baik
mendekati pendapat dari orang lain. mengenai perilaku social comparison dan nilai hidup
Berdasarkan penjabaran di atas menunjukkan materialisme.
bahwa pelajar SMK di masa perkembangan remaja ini
menunjukkan bahwa dalam menghadapi krisis identitas 3. Bagi Pelajar
atau pencarian jati diri ini, individu yang belum memiliki Saran bagi para pelajar dan pembaca diharapkan
pendirian kuat cenderung akan melakukan social dengan adanya penelitian ini diharapkan pelajar dapat
comparison terhadap orang lain yang berada di sekitarnya. lebih mencermati atau memperhatikan perilaku yang
Adanya perilaku social comparison ini individu akan dilakukan terutama tentang perilaku social
merasa tidak mau kalah dengan orang lain, serta akan comparison yang dilakukan, serta mengetahui
semakin meyakinkan diri mereka bahwa kepemilikan dampak negatif dan dampak positifnya, sehingga
harta benda maupun popularitas merupakan hal yang diharapkan pelajar dan pembaca mampu memilah dan
sangat penting dalam hidup. Hal tersebut menyebabkan memilih dalam bergaul dengan teman sebaya.
individu akan menjadi materialis karena mereka
menginginkan sesuatu yang lebih baik dari orang lain 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
(Myers, 2012). Bagi peneliti selanjutnya, guna menutupi
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini,
dilakukan diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar sebaiknya pada penelitian selanjutnya dapat
(r)=0,710 yang menunjukkan hipotesis terdapat hubungan menggunakan metode penelitian yang lain dan
yang signifikan antara social comparison dengan responden yang berbeda, serta melakukan penelitian
materialisme pada pelajar SMK X Kota Kediri dapat

132
Hubungan antara Social Comparison dengan Materialisme pada Pelajar SMK X di Kota Kediri

dengan variabel yang berbeda misalkan social Kasser, T., Ryan, R.M., Couchman, C.E. and Sheldon,
comparison dengan gaya hidup atau nilai hidup K.M. (2004) Materialistic Values. Washington DC:
materialisme dengan perilaku konsumtif. American Psychology Associaton.
Lestari, D. A. (2018). Pengaruh perbandingan sosial,
5. Bagi Perguruan Tinggi
rasa syukur dan faktor demografi terhadap
Selanjutnya bagi perguruan tinggi diharapkan
kesejahteraan subjektif pada mahasiswa pengguna
penelitian ini mampu dijadikan sebagai referensi pada
media sosial instagram. UIN Syarif Hidayatullah,
kajian atau informasi yang berguna bagi semua
Jakarta
kalangan.
Myers, D. G. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA Salemba Humanika.
Amelia, G. A. (2019). Pengaruh social comparison Putri, B. K. (2018). Hubungan antara social comparison
terhadap life satisfaction pada remaja akhir dengan kepuasan hidup pada wanita yang bekerja.
pengguna instagram. Universitas Negeri Jakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Jakarta
Richins, M. L., & Dawson, S. (1982). A consumer values
Azwar, S. (2015). Metode Penelitian. Yogyakarta: orientation for materialism and its measurement: scale
Pustaka Belajar. development and validation. Journal of Consumer
Research.
Baron, R. A., & Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial Jilid
2. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2011). Life Span Development Jilid 2
(Edisi ke 13). Jakarta: Erlangga.
Belk, R. (2006). Research In Consumer Behavior. Utah,
USA: JAI Press is an imprint of Elsevier. Schneider, S. M., & Schupp, J. (2014). Individual
Differences in Social Comparison and its
Creswell, J. W. (2016). Research Design (Edisi
Consequences for Life Satisfaction: Introducing a
Keempat). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Short Scale of the Iowa–Netherlands Comparison
Crussius, J., & Mussweiler, T. (2012). Social Orientation Measure. Dordrecht: Business Media.
Comparison In Negotiation. New York: Oxford
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif dan
University Press.
Kualitatif. Jakarta: Bandung Alfabeta.
Festinger, L. (1954). A theory of social comparison
Thomas, S. E. (2012). The role of social pressure as a key
process. Human Relation, 7, 117-140.
contributor of materialism and related status
Forrester, M. A. (2015). Early Social Interaction: A Case consumption. (Unpublished doctoral dissertation).
Comparison of Developmental Pragmatics and University of Science and Technology, Cochin.
Psychoanalytic Theory. United Kingdom: Cambridge
Utami, R. D. (2011). Pengaruh family structure terhadap
University Press.
materialisme dan pembelian kompulsif pada remaja.
Gibbons, F. X., & Buunk, B. P. (1999). Individual Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 4(3).
differences in social comparison. Journal of
Wood, J. V. (1989). Theory and Research concerning
Personality and Social Psychology, 76(1).
social comparison of personal attributes. Psychology
Gibbons, F. X., & Buunk, B. P. (2006). Social Bulletin
Comparison Orientation. New York: Cambridge
University Press.
Goethals, G. R., & Klein, W. M. P. (2000). Attributional
and Constructive Elements in Social Comparison.
Williamstown: William Collage.
Guimond, S. (2006). Social Comparison and Social
Psychology. New York: Cambridge University Press.
Hasturi, F. A. (2018). Pengaruh social comparison dan
self esteem terhadap body dissatisfacation pada
mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. UIN
Maulana Malik Ibrahim, Malang
Kasser, T., & Sheldon, K. M. (2000). Of wealth and
death: Materialism, mortality silience and
consumption behavior. Psychological Science.
Kasser, T. (2002). The High Price of Materialism.
Cambridge: The MIT Press.

133

Anda mungkin juga menyukai