Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 6

Pengaruh Kepercayaan Diri terhadap Keterampilan Sosial pada Mahasiswa

Ainu Lailla Syawa1*), Mita Widyaningrum2), Ririn Ida Royana3)


1,2,3) Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Jl. Raya Perjuangan No.81,
RT.003/RW.002, Marga Mulya, Kec. Bekasi Utara, Kota Bks, Jawa Barat 17143

Abstrak: keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam


berinteraksi dengan orang lain untuk membangun hubungan yang baik.
Apabila tidak adanya keterampilan sosial dalam diri seseorang maka
akan timbul permasalahan seperti kurang percaya diri. Tujuan dari
. penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara kepercayaan diri dan keterampilan sosial pada mahasiswa.
Metode penelitian menggunakan analisis korelasi kuantitatif. Sampel
yang diambil adalah total responde mahasiswa di universitas sekitaran
Bekasi berjumlah 61 mahasiswa yang didapat dari hasil kuesioner.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teknik regresi linier
sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan diri
berpengaruh positif terhadap keterampilan sosial siswa.
Kata Kunci: keterampilan sosial, kepercayaan diri, Mahasiswa

Abstract: social skills are a person's ability to interact with other people
to build good relationships. If someone lacks social skills, problems
will arise such as lack of self-confidence. The aim of this research is to
find out whether there is an influence between self-confidence and
social skills in students. The research method uses quantitative
correlation analysis. The sample taken was the number of student
respondents at universities around Bekasi, totaling 61 students obtained
from the results of the questionnaire. The data collection tool used in
this research was a questionnaire. The data analysis technique uses a
simple linear regression technique. The research results show that self-
confidence has a positive effect on students' social skills.
Keywords: social skills, self-confidence, students

Pendahuluan
Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan
individu atau manusia lainnya. Hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya
akan membentuk suatu hubungan timbal balik yang langgeng yang dapat disebut dengan
interaksi sosial. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial merupakan penyeimbang bagi
perkembangannya sebagai individu, sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis satu sama
lain. Hal ini membuat keterampilannya menjadi mendalam melakukan interaksi sosial atau
disebut juga dengan keterampilan sosial.
Keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain
untuk membina hubungan yang baik, menduduki kedudukan penting dalam kehidupan manusia.
Riggio (1986) menyatakan bahwa keterampilan sosial adalah kemampuan mengirim, menerima,
dan mengendalikan informasi verbal dan nonverbal untuk menciptakan interaksi sosial yang
positif. Keterampilan nonverbal merupakan kemampuan emosional yang berkaitan dengan
ekspresi emosi, kepekaan emosi, dan pengendalian emosi. Sedangkan kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan sosial yang meliputi ekspresi sosial, kepekaan sosial, dan keterampilan
sosial.

Keterampilan sosial tidak hanya bersifat verbal seperti berbicara, bisa juga bersifat non verbal (Siska,
2011). Keterampilan sosial berfungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik pada saat
berinteraksi dengan orang lain. Pentingnya keterampilan sosial bagi mahasiswa sangat diperlukan untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran (Bali, 2017). Mahasiswa yang kurang dalam interaksi sosial akan
merasa seolah-olah tidak diterima dalam lingkungan, hal ini akan memberikan dampak ketakutan dalam
menyampaikan pendapat (Na'imah, Komalasari, & Wahyuni. 2016). Individu yang mampu
menampilkan keterampilan sosial yang sesuai dengan tempat dimana mereka tinggal akan menjadikan
individu tersebut lebih mudah melakukan penyesuaian. Perkembangan keterampilan sosial pada individu
berkontribusi pada kestabilan emosi. dimana mereka akan merasa diterima dan dihargai sehingga hal
tersebut akan meningkatkan harga diri (Mota & Motas, 2012).

Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi keterampilan sosial antara lain adalah
keluarga,sekolah, lingkungan masyarakat, dan karakteristik individu (Matson, 2009). Salah satu
karakteristik individu yang berpengaruh terhadap perkembangan keterampilan sosial yaitu keterampilan
berbahasa, keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri dengan oran lain. Adapun menurut Setiadi
dkk (2013) faktor-faktor yang memengaruhi interaksi sosial antara lain adalah faktor imitasi, faktor
sugesti, faktor identifikasi, dan faktor simpati. Zahara (2019) dalam penelitiannya juga menjelaskan
bahwa diantara berbagai faktor yang dapat memengaruhi tinggi rendahnya interaksi sosial mahasiswa
adalah faktor kepercayaan diri. Keterampilan dalam melakukan Interaksi sosial memberikan keyakinan
dan kepercayaan seseorang untuk melakukan sesuatu karena merasa diterima, dicintai dan merupakan
bagian dari lingkungan (Sahputra & Hayati, 2019). Oleh karena itu keterampilan sosial dalam
berinteraksi sangat penting bagi setiap individu atau mahasiswa untuk menjalankan perannya
dilingkungan kampus.

Mahasiswa dalam proses belajarnya dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
yang baru. Salah satu modal yang diperlukandalam menyesuaikan diri adalah kepercayaan diri. Orang
yang kurang percaya diri akan merasa dirinya salah dan selalu memiliki perasaan khawatir. Lauster
(2012) mendefinisikan kepercayaan diri sebagai suatu sikap ataukeyakinan atas kemampuan diri sendiri,
sehingga dalam tindakan- tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang
sesuai dengan keinginan dan tanggung jawah atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang
lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Selain itu,
menurut Ghufron dan Rini (2017) kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting
pada seseorang. Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang.
Karakteristik seseorang yang memiliki sikap percaya diri diantaranya memiliki ciri-ciri: a) Percaya
dengan kemampuan diri sendiri. b) Mengutamakan usaha sendiri tidak tergantung dengan orang lain. c)
Tidak mudah mengalami rasa putus asa. d) memiliki tekad, tekun dan pantang menyerah. d) Berani
menyampaikan pendapat berpendapat.

Kepercayaan diri akan membantu individu dalam melakukan interaksi sosial, dengan kepercayaan diri
individu akan mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Individu yang kurang memiliki
rasa percaya diri yang baik akan menemukan kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan. hal ini
yang menyebabkan individu tidak dapat bersosialisasi atauberinteraksi dengan baik, menarik diri dari
lingkungan, bersikap tertutup, serta tidak memiliki banyak teman (Zahara, 2019). Adapun ciri-ciri dari
kepercayaan diri menurut Lauster (2012) antara lain perasaan atau sikap tidak mementingkan diri
sendiri, cukup toleransi, tidak memerlukan pengakuan orang lain, selalu optimis dan tidak ragu ragu
dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan fenomena diatas mengenai keterampilan sosial terkait bahwa kepercayaan diri sangat
dibutuhkan. Individu pada usia dewasa awal juga diharapkan dapat berinteraksi atau berkomunikasi
dengan baik. Hal ini disebabkan pada masa dewasa merupakan periode penyesuaiaan diri terhadap pola-
pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Dengan begitu diharapkannya pada
usia dewasa awal individu banyak melakukan interaksi sosial di dalam lingkungan ataupun melakukan
aktivitas bersama dengan lingkungannya. Untuk itu, penulis ingin meneliti apakah terdapat suatu
pengaruh antara kepercayaan diri terhadap keterampilan sosial.

Keterampilan sosial diperlukan oleh mahasiswa antara lain melaksanakan presentasi di dalam kelas,
memberikan pendapat saat diskusi dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena rasa kurang percaya diri,
tidak yakin, ragu-ragu dapat muncul pada kegiatan tersebut. Pada masa ini individu dihadapkan pada
masalah-masalah penyesuaian diri yang dimana akan membuat seseorang merasa takut dan tidak
memiliki keberanian dalam melakukan suatu kegiatan. Mahasiswa dalam menjalankan perannya di
lingkungan kampus membutuhkan interaksi yang baik, untuk dapat berinteraksi yang baik maka
diperlukan adanya keterampilan sosial dimana keterampilan sosial akan memengaruhi kepercayaan
dirinya sehingga menjadiurgensi dalam penelitian ini.

Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan desain
penelitian analisa korelasional. Penelitian dilakukan pada mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini
merupakan mahasiswa Universitas Bhayangkara dan beberapa mahasiswa aktif dari Universitas lain.
Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara during menggunakan Google Form, hasil dari penyebaran
kuesioner sejumlah 61 mahasiswa. Kuesioner sudah mulai dilakukan sejak Oktober 2023 hingga
Desember 2023. Jadi, teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan Kuesioner atau
Angket yang digunakan untuk memperoleh data mengenai ruang lingkup mahasiswa dari beberapa
Universitas serta tingkat percaya diri mahasiswa dalam keterampilan sosial. Alasan mengapa memilih
sampel mahasiswa di Universitas Bhayangkara dan beberapa Universitas lain yaitu karena masih
banyak mahasiswa yang belum percaya diri disebabkan karena belum meningkatkan rasa positif
thingking dan belum terbiasa memberanikan diri untuk tampil percaya diri disosial masyarakat.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan variasi instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kepercayaan diri dan keterampilan sosial.
Menurut Sugiyono (2017) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen berupa skala Likert. Dalam hal
ini peneliti mengunakan keseluruhan responden sebagai sample dalam penelitian
Penelitian ini menggunakan uji regresi sederhana untuk melakukan prediksi terhadap perubahan
nilai variabel terikat yang didasarkan dari variabel bebas (Sugiyono, 2016).Analisis data mengunakan
metode analisis deskriptif untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2016) analisis
deskriptif merupakan analisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul. Peneliti menggunakan aplikasi software SPSS versi 24 for windows untuk mengitung uji
dalam penelitian ini.
Uji prasyarat yang dilakukan sebelum melakukan analisis lebih lanjut terhadap data yang telah
dikumpulkan dalam hal ini digunakan agar menghasilkan model regresi yang memenuhi kriteria BLUE
(Best Linier Unbiased Estimator). Model regresi yang memenuhi kriteria BLUE dapat digunakan
sebagai estimator yang terpercaya dan handal dimana estimator tersebut dinyatakan tidak bias,
konsisten, berdistribusi normal dan juga efisien. Untuk mengetahui apakah model regresi yang akan
digunakan telah memenuhi kriteria BLUE maka harus dilakukan serangkaian pengujian yaitu uji
normalitas dan uji linieritas.

Hasil dan Pembahasan


Uji Validitas dan Reabilitas
Hasil uji validitas variabel Kepercayaan Diri dinyatakan valid dengan skor r hitung > r tabel
(0,254) dengan rentang skor uji 0,426-0,730. Berdasarkan uji validitas variabel Keterampilan Sosial
dinyatakan valid dengan rentang skor 0,369-0,658.

Tabel 1 Uji Validitas


Variabel Skor Validitas Keterangan
Kepercayaan Diri 0,426-0,730 Valid
Keterampilan Sosial 0,369-0,658 Valid

Dalam hal ini semua item koesioner dinyatakan valid dengan ketentuan skor r hitung > r tabel (0,254)
dimana hasil minimum skor validitas keseluruhan koesioner sebesar 0,369 makan variabel kepercayaan
diri dan keterampilan sosial dinyatakan valid.
Peneliti juga melakukan uji reliabilitas dengan mengunakan Alpha Cronbach dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 2 Uji Reliabilitas
Variabel Skor Realibiltas Keterangan
Kepercayaan Diri 0,489 Reliabel
Keterampilan Sosial 0,387 Reliabel

Apabila nilai Cronbach’s Alpha > 0,6 maka kuesioner dinyatakan reliabel atau konsisten, sementara
jika Cronbach’s Alpha < 0,6 maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel atau konsisten (Sujarweni,2014).
Berdasarkan tabel diatas nilai skor pada alat ukur kepercayaan diri adalah 0,489 dan pada keterampilan
sosial skor 0,387. Maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur pada penelitian ini reliabel dengan skor
p>0,6.

Profil Demografi
Tabel 3 Profil Karaktersitik Responden
Keterangan Karakteristik Frekuensi Persentasi
Jenis Kelamin Laki-Laki 46 75,4 %
Perempuan 15 24,6 %
Umur 18 -22 Tahun 60 98,4 %
23 - 26 Tahun 1 1,6 %
Universitas Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 20 32,8 %
Universitas Astra Polytechnic 1 1,6 %
Universitas Indraprasta PGRI 2 3,3 %
Universitas Islam Indonesia 1 1,6 %
Universitas Padjadjaran 1 1,6 %
Universitas Bina Sarana Informatika 4 6,6 %
Poltekkes Jakarta 3 1 1,6 %
Universitas Pakuan 2 3,3 %
Universitas Mercu Buana 3 4,9 %
Akademi Keperawatan Keris Husada 1 1,6 %
Universitas Gunadarma 4 6,6 %
Universitas Darma Persada 1 1,6 %
UIN Sunan Gunung Djati Bandung 1 1,6 %
Universitas Aisyiyah Yogyakarta 1 1,6 %
Universitas Pelita Bangsa 14 23,0 %
Universitas Nasional 1 1,6 %
Universitas Negeri Jakarta 1 1,6 %
Politeknik LP3I 1 1,6 %
Universitas Islam Walisongo Semarang 1 1,6 %
Total 61 100 %

Berdasarkan data diatas, profil karakteristik reponden laki-laki sebesar 75,4 % dan perempuan sebesar
24,6 %. Mayoritas rentan usia 18 -22 Tahun (98,4 %). Mayoritas responden berasal dari Universitas
Bhayangkara Jakarta Raya 32,8 %.

Analisis Normalitas
Untuk mengetahui apakah data uji yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi
yang sebarannya normal dengan mengunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Tabel 4 Analisis Normalitas


Model Standardized Residual Kesimpulan
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,062 Normal

Hasil perhitungan menggunakan Kolmogorov Smirnov Test menunjukkan bahwa nilai Sig (2-tailed)
sebesar 0,062 > 0,05. Hal ini berarti nilai residual telah terstandarisasi dinyatakan menyebar secara
normal.
Analisis linearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara linear antara variabel dependen terhadap
setiap variabel independen yang hendak diuji dapat dilihat dalam ANOVA Table pada hasil Test for
linearity.

Tabel 5 Analisis linearitas


Model Deviation from Linearity Kesimpulan
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,949 Linear
Hasil dalam ANOVA Table pada hasil Test for linearity menunjukan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada
Deviation from Linearity sebesar 0,949 > 0,05 maka dapat disimpulkan terhadap hubungan yang linear
antara kepercayaan diri dan ketrampilan sosial.

Uji Analisis Regresi


Tabel 6 Hasil Uji Regresi
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16.396 1 16.396 16.724 .000b
Residual 57.844 59 .980
Total 74.239 60
a. Dependent Variable: Y2
b. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri
Berdasarkan tabel uji F diatas diperoleh hasil F hitung sebesar 16,724 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 p<0,05 artinya model regresi yang diperoleh dapat memprediksi kepercayaan
diri terhadap keterampilan sosial yang dapat disimpulkan ada pengaruh antara kepercayaan diri
terhadap keterampilan sosial.
Tabel 7 Koefisien
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12,804 ,634 20,195 ,000
Kepercayaan ,206 ,050 ,470 4,089 ,000
Diri
a. Dependent Variable: Ketrampilan Sosial
Berdasarkan pada tabel koefisiensi diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana yaitu Y = a + bX
maka: Y = 12,804 + 0,206 X. Maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Constant sebesar
12,804 dapat diartikan bahwa nilai konsisten variabel ketrampilan sosial sebesar 12,804. Sementara itu
hasil Koefisien regresi Kepercayaan diri sebesar 0,206 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% nilai
Trust, maka nilai ketrampilan sosial bertambah 0,206. Koefisien regresi tersebut bernilai positif
sehingga dapat dikatakan bahwa arus pengaruh variabel kepercayaan diri terhadap ketrampilan sosial
adalah positif. Berdasarkan nilai signifikansi dari tabel diatas diperoleh niali signifikansi sebesar 0,000
< 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepercayaan diri berpengaruh terhadap variabel
ketrampilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai