Anda di halaman 1dari 17

392 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

PENGARUH KONSEP DIRI DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP


PERCAYA DIRI

THE EFFECT OF SELF-CONCEPT AND PEER INTERACTION TOWARD THE SELF-


CONFIDENCE

Oleh: Dwi Novitasari, pgsd/psd, dwinovitasari.2017@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh konsep diri terhadap percaya diri; 2) pengaruh
interaksi teman sebaya terhadap percaya diri; dan 3) pengaruh konsep diri dan interaksi teman sebaya terhadap
percaya diri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis ex-post facto. Populasi penelitian
adalah siswa kelas V SD Negeri se-Gugus I Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul berjumlah 283 siswa dengan
sampel penelitian sebanyak 149 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala psikologi yang
diujicobakan kepada 150 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear ganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) konsep diri secara parsial berpengaruh signifikan terhadap percaya diri siswa
dengan sumbangan sebesar 37,59%; 2) interaksi teman sebaya secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
percaya diri siswa dengan sumbangan sebesar 18,61%; dan 3) konsep diri dan interaksi teman sebaya secara
simultan berpengaruh terhadap percaya diri dengan sumbangan sebesar 56,2%.
Kata kunci: Konsep Diri, Interaksi Teman Sebaya, Percaya Diri

Abstract
The research aims to determine: 1) the effect of self-concept towards self-confidence, 2) the effect of peer
interaction towards self-confidence, and 3) the effect self-concept and peer interaction towards the self-
confidence. This study used a quantitative approach with an ex-post facto type. Population in this research were
fifth grade students of elementary schools in cluster 1 Jetis district, Bantul regency which total of 238 students
with sample of 149. Data were collected by using psychological scale were tested on 150 students. The testing
of hypothesis used multiple linear regression. The results show that 1) self-concept has significant effect
partially towards self-confidence with contribution of 37,59%; 2) peer interaction has significant effect partially
towards self-confidence with contribution of 18,61%; and 3) self-concept and peer interaction have significant
effect simultaneously towards self-confidence with contribution of 56,2%.
Keywords: Self-Concept, Peer Interaction, Self-Confidence

PENDAHULUAN
Proses kegiatan belajar tidak bisa namun belajar akan merubah tingkah laku
dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. individu melalui interaksi dengan
Melalui kegiatan belajar akan membuat lingkungannya.
perubahan dalam diri seseorang. Perubahan ini Siswa melakukan aktivitas belajar
dapat terlihat dalam berbagai aspek seperti utamanya di sekolah yang merupakan pusat
perubahan sikap dan tingkah laku, pendidikan formal. Pendidikan di sekolah dasar
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta tidak hanya mengutamakan aspek pengetahuan
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada dan psikomotorik, tetapi aspek afektif juga
seorang individu yang sedang belajar. Belajar menjadi hal yang tidak kalah penting. Salah
bukan hanya mengingat ataupun mengalami, satu aspek afektif yang dapat menunjang
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 393

keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar di karena itu, diharapkan baik keluarga,


kelas adalah percaya diri. Hal ini sesuai dengan masyarakat, dan lembaga pendidikan formal
pendapat Indonesian Heritage Foundation bisa meningkatkan peranannya dalam
(Fatmasari, 2020: 31) yang menyebutkan salah pembentukan kepribadian peserta didik.
satu sikap yang perlu ditanamkan pada siswa Berdasarkan observasi di SD Negeri Jetis,
sekolah dasar yaitu percaya diri. Percaya diri SD Negeri 1 Sumberagung, dan SD Negeri 2
merupakan suatu sikap yang dapat membantu Sumberagung diperoleh informasi bahwa
siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mayoritas siswa kelas V belum memiliki
pembelajaran. Oleh karena itu, setiap kegiatan percaya diri yang baik. Kurangnya rasa percaya
belajar percaya diri ini menjadi hal yang diri terlihat saat siswa diminta guru untuk
penting bagi siswa. mengerjakan soal belum banyak siswa yang
Salsabila, fasilitator Soul of Speaking berani maju ke depan kelas. Hal ini
dalam berita yang dimuat di liputan6.com dimungkinkan karena siswa merasa malu,
(Desideria, 18 November 2014) belum terbiasa, takut salah, dan takut diejek
menyampaikan bahwa pada dasarnya semua temannya apabila jawaban yang mereka
orang itu memiliki rasa percaya diri. kerjakan salah. Padahal sebenarnya siswa
Sayangnya rasa percaya diri yang ada pada saat mampu untuk mengerjakan soal-soal tersebut.
kecil bisa luntur karena adanya faktor Beberapa siswa juga tidak berani bertanya pada
lingkungan. Contohnya seperti adanya guru ketika ada materi yang belum ia pahami,
larangan dari orang tua dan mencela atau mereka cenderung memilih untuk diam. Hal ini
menjelek-jelekkan perbuatan anak. Hal terlihat ketika siswa diberi tugas oleh guru,
tersebut akan membuat anak-anak menjadi mereka masih mengerjakan tugas dengan
menjaga tindakan mereka. Disebutkan dalam konsep pemahaman yang tidak sesuai. Selain
hasil penelitian Trends in International itu, saat guru memberikan pertanyaan kepada
Mathematics and Science Study (Hapsari, siswa, siswa menjawabnya dengan ragu-ragu
2011: 338) menunjukkan bahwa self- dan dengan suara pelan. Siswa yang berani
confidence siswa Indonesia masih rendah yaitu menjawab cenderung siswa yang sama dan
dibawah 30%. Fenomena kurangnya percaya bahkan terkadang ketika pertanyaan
diri siswa ini juga disampaikan oleh Didi dalam ditawarkan ke kelas hampir tidak ada siswa
berita yang dimuat dalam tempo.co yang berani atau berinisiatif mengangkat
(Indreswari, 27 April 2010) yang menyebutkan tangan untuk menjawab pertanyaan. Setiap kali
bahwa akibat tidak percaya diri saat guru memberikan pertanyaan, guru harus
mengerjakan UN, banyak siswa yang tidak menunjuk salah satu siswa agar siswa tersebut
lulus dalam UN. Hal ini tentunya menandakan berani untuk menjawab pertanyaan.
merosotnya nilai-nilai kepribadian siswa. Oleh
394 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

Berdasarkan deskripsi di atas, diketahui Konsep diri ini terdiri dari konsep diri positif
bahwa terdapat sejumlah masalah yang terjadi dan konsep diri negatif. Seseorang yang
di beberapa SD Negeri se-Gugus I di mempunyai rasa rendah diri biasanya
Kecamatan Jetis. Melihat luasnya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya
permasalahan tersebut, lingkup penelitian orang yang mempunyai rasa percaya diri tinggi
dibatasi pada kurangnya rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
siswa. Pritama (2015: 2) menjelaskan percaya Selain faktor internal, Yulianti & Bulkani
diri sangat diperlukan oleh peserta didik dalam juga menyebutkan bahwa terdapat juga faktor
pembelajaran agar dapat memotivasi peserta eksternal yang mempengaruhi rasa percaya diri
didik untuk meraih prestasi dalam belajar. seseorang salah satunya yaitu faktor
Pendapat ini juga didukung oleh Mustadi dkk lingkungan. Lingkungan disini yang dimaksud
yang mengemukakan bahwa siswa yang berupa lingkungan sekolah yang terdiri dari
memiliki sikap positif dalam dirinya akan lebih interaksi teman sebaya. Pendapat ini juga
termotivasi dalam belajar, sedangkan siswa sejalan dengan Rohayati (2011: 375) yang
yang mempunyai sikap negatif akan menyebutkan bahwa interaksi teman sebaya
menghambat pembelajaran (Mustadi, dkk. berpengaruh positif terhadap percaya diri
2021: 24). Jika seorang siswa memiliki rasa siswa. Artinya, semakin baik interaksi teman
percaya diri yang kuat maka siswa tersebut sebaya siswa, maka semakin baik juga percaya
akan percaya terhadap kemampuan diri diri siswa. Begitu pula sebaliknya, semakin
sehingga akan mengembangkan bakat, minat, buruk interaksi teman sebaya siswa, maka
ataupun potensi yang ada dalam dirinya. semakin buruk pula percaya diri siswa.
Percaya diri dipengaruhi oleh berbagai Berdasarkan deskripsi permasalahan di
macam faktor. Ada faktor yang berasal dari atas, diketahui bahwa konsep diri dan interaksi
dalam diri individu (internal) dan faktor diluar teman sebaya dapat mempengaruhi rasa
individu tersebut (eksternal). Yulianti & percaya diri siswa. Penulis tertarik untuk
Bulkani (2018: 37-38) berpendapat bahwa mengadakan penelitian untuk mengetahui
konsep diri merupakan salah satu faktor seberapa besar pengaruh konsep diri dan
internal yang dapat mempengaruhi percaya diri interaksi teman sebaya terhadap percaya diri
seseorang. Selain itu, Rochmah (2018: 3607) siswa. Dalam penelitian ini penulis mengambil
juga berpendapat bahwa konsep diri secara judul “Pengaruh Konsep Diri dan Interaksi
parsial berpengaruh signifikan terhadap Teman Sebaya terhadap Percaya Diri Siswa
percaya diri siswa. Artinya, peningkatan dan Kelas V SD Negeri se-Gugus I Kecamatan Jetis
penurunan percaya diri siswa dipengaruhi oleh Kabupaten Bantul”.
konsep diri. Seseorang yang mampu menyadari
dirinya itulah yang disebut dengan konsep diri.
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 395

METODE PENELITIAN dan regresi linear ganda. Sebelum melakukan


Jenis Penelitian analisis data, dilakukan uji prasyarat analisis
Penelitian ini menggunakan pendekatan yang meliputi uji normalitas, uji linearitas, dan
kuantitatif dengan jenis penelitian ex-post uji multikolinearitas. Analisis statistik
facto. deskriptif menggambarkan data subjek atau
Waktu dan Tempat Penelitian objek yang diteliti meliputi mean, median,
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan modus, dan perhitungan persentase
November 2019 sampai dengan bulan Mei menggunakan pengkategorian. Adapun uji
2021 pada tahun ajaran 2020/2021. Tempat hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
penelitian berada di SD Negeri se-Gugus I teknik analisis regresi linear ganda.
Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah HASIL DAN PEMBAHASAN
Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 6 1. Analisis Deskriptif
sekolah. a. Percaya Diri
Populasi dan Sampel Data yang dideskripsikan meliputi data
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
kelas V SD Negeri se-Gugus I Kecamatan Jetis Tabel 1. Distribusi Frekuensi Percaya Diri
pada tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 238 Mean Me Mo Std. Vari Min Maksi
di de Devi ance imu mum.
siswa dengan sampel 149 siswa yang an ation m
75,46 76 70 9,095 82,723 49 93
ditentukan menggunakan rumus Slovin.
Adapun kategori tingkat percaya diri
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
siswa kelas V disajikan dalam diagram
Data
lingkaran berikut.
Teknik pengumpulan data pada penelitian
Percaya Diri
ini menggunakan skala psikologi. Instrumen Sangat Tinggi;
10; 6,7% Sangat Rendah;
pengumpulan data meliputi skala percaya diri 7; 4,7%

sebanyak 24 butir pernyataan, skala konsep diri Rendah;


Tinggi; 43; 28,9%
sebanyak 25 butir pernyataan, dan skala 39; 26,2%

interaksi teman sebaya sebanyak 25 butir


pernyataan. Uji validitas yang digunakan Sedang;
50; 33,5%
adalah validitas isi. Validitas isi dengan metode
expert judgement. Pengujian reliabilitas Gambar 1. Diagram Distribusi Data Percaya
instrumen menggunakan rumus Alpha Diri

Cronbach. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Konsep Diri

Teknik Analisis Data Mean Me Mo Std. Vari Min Maksi


di de Devi ance imu mum.
Teknik analisis data yang digunakan dalam an ation m
80,72 81 85 9,244 85,447 61 99
penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif
396 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

Adapun kategori tingkat konsep diri siswa Tabel 4. Hasil Uji Normalitas
kelas V disajikan dalam diagram lingkaran One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandard
berikut. ized
Residual
N 149
Konsep Diri Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Sangat Tinggi; Sangat Rendah; Std. 6,0210339
13; 8,7% 13; 8,7% Deviation 5
Most Extreme Absolute ,050
Tinggi; Differences Positive ,021
Rendah;
35; 23,5% 40; 26,8% Negative -,050
Test Statistic ,050
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
Sedang;
b. Calculated from data.
48; 32,2%
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Gambar 2. Diagram Distribusi Data Konsep
Berdasarkan hasil uji normalitas residual
Diri
dari ketiga varibel (konsep diri, interaksi teman
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Interaksi Teman
Sebaya sebaya, dan percaya diri) di atas diperoleh nilai
Mean Me Mo Std. Vari Min Maksi Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,050 dan
di de Devi ance imu mum.
an ation m Asymp. Sig sebesar 0,200. Nilai Asymp. Sig
80,65 82 83 8,893 79,080 56 100
Adapun kategori tingkat interaksi teman tersebut memiliki nilai di atas 0,05 (0,200 >

sebaya siswa kelas V disajikan dalam diagram 0,05), maka distribusi data ketiga variabel

lingkaran berikut. tersebut dapat dikatakan normal.

Interaksi Teman Sebaya b. Uji Linearitas


Sangat Tinggi; Sangat Rendah; Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui
7; 4,7% 11; 7,4%
ada tidaknya hubungan secara linear antara
Tinggi; Rendah; variabel terikat terhadap setiap variabel bebas
38; 25,5% 39; 26,2%
yang akan diuji.
Tabel 5. Hasil Uji Linearitas
Sedang;
54; 36,2% No. Variabel Sig. Sig. Kesim
Linea Deviation pulan
rity from
Gambar 3. Diagram Distribusi Data Interaksi
Linearity
Teman Sebaya Be Teri
bas kat
2. Uji Prasyarat Analisis 1 X1 Y 0,000 0,811 Linear
a. Uji Normalitas 2 X2 Y 0,000 0,548 Linear

Uji normalitas digunakan untuk menguji Berdasarkan pengujian data variabel X1

sebaran data dari masing-masing variabel dan Y diperoleh sig. linearity kurang dari 0,05

penelitian yang diteliti normal atau tidak. (0,000 < 0,05) dan sig. deviation from linearity
lebih dari 0,05 (0,811 > 0,05) sehingga data
tersebut dapat dikatakan linear. Sedangkan
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 397

pada pengujian data variabel X2 dan Y thitung X2 sebesar 3,175 dan signifikansi 0,002.
diperoleh sig. linearity kurang dari 0,05 (0,000 Nilai ttabel sebesar 1,976, jika dibandingkan
< 0,05) dan sig. deviation from linearity lebih nilai thitung ˃ ttabel (5,756 ˃ 1,976 dan 3,175 ˃
dari 0,05 (0,548 > 0,05) sehingga data tersebut 1,976) dan nilai signifikansi dari kedua variabel
juga dapat dikatakan linear. lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05 dan 0,002 <
c. Uji Multikolinearitas 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa konsep
Uji multikolinearitas merupakan suatu diri dan interaksi teman sebaya secara parsial
upaya untuk mengetahui ada tidaknya berpengaruh signifikan terhadap percaya diri
hubungan antar variabel bebas. siswa.
Tabel 6. Hasil Uji Multikolinearitas b. Uji Korelasi Ganda
Var Tolerance VIF Kesimpulan Uji ini digunakan untuk mengetahui
X1 0,384 2,603 Tidak terjadi kuatnya pengaruh dua variabel bebas secara
X2 0,384 2,603 multikolinearitas
bersama-sama atau simultan terhadap variabel
Berdasarkan hasil pengujian, dapat
terikat. Hasil pengujian indeks determinasi
diketahui bahwa tidak terjadi multikolinearitas
koefisien korelasi multiple (R2) yang diperoleh
di antara variabel bebas. Hal tersebut
sebesar 0,562, artinya persentase sumbangan
dikarenakan nilai VIF < 10 (2,603 < 10) dan
pengaruh variabel konsep diri (X1) dan
nilai tolerance/alpha > 0,10 (0,384 > 0,10).
interaksi teman sebaya (X2) terhadap percaya
3. Uji Hipotesis
diri (Y) sebesar 56,2%, sedangkan 43,8%
a. Uji Pengaruh Parsial
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Uji pengaruh parsial bertujuan untuk
diteliti dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk
mengetahui apakah pengaruh pengujian ini
mengetahui signifikansi korelasi ganda X1 dan
signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan uji
X2 terhadap Y ditentukan dengan rumus Fhitung
signifikansi untuk koefisien korelasi parsial
kemudian dibandingkan dengan Ftabel.
menggunakan rumus thitung kemudian
Berdasarkan hasil perhitungan regresi ganda
dibandingkan dengan ttabel.
dengan menggunakan bantuan SPSS versi 24
Tabel 7. Hasil Uji Pengaruh Parsial
for windows diperoleh hasil Fhitung 93,574
Var Sumbangan thitung Sig
Efektif dengan signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil
X1 37,59% 5,756 0,000 tersebut nilai signifikansi kurang dari 0,05
X2 18,61% 3,175 0,002
(0,000 < 0,05). Nilai Ftabel sebesar 3,06, jika
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
dibandingkan 93,574 > 3,06, maka Fhitung >
diperoleh sumbangan efektif variabel X1
Ftabel. Dengan demikian, dapat disimpulkan
sebesar 37,59% dengan nilai thitung X1 sebesar
bahwa konsep diri dan interaksi teman sebaya
5,756 dan signifikansi 0,000, sumbangan
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
efektif variabel X2 sebesar 18,61% dengan
signifikan terhadap percaya diri siswa.
398 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

c. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Temuan tersebut sesuai dengan pendapat
Efektif (SE) Rochmah (2018: 3607) yang berpendapat
Hasil perhitungan yang diperoleh dengan bahwa konsep diri secara parsial berpengaruh
bantuan program SPSS for windows versi 24 signifikan terhadap percaya diri siswa. Artinya,
menunjukkan bahwa nilai RSquare atau R2 peningkatan dan penurunan percaya diri siswa
sebesar 0,562 artinya sumbangan efektif kedua dipengaruhi oleh konsep diri. Mustadi, dkk
variabel bebas konsep diri dan interaksi teman (2019: 123) menyebutkan bahwa konsep diri
sebaya secara bersama adalah 56,2%. anak memegang peranan penting dalam
Kemudian untuk mengetahui besarnya perkembangan kepribadian yang positif. Salah
sumbangan efektif dan relatif, digunakan satu kepribadian positif yang dimaksud disini
rumus yang tertera pada metodologi penelitian adalah sikap percaya diri. Terbentuknya rasa
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut. percaya diri siswa sebelumnya diawali dengan
Tabel 8. Hasil Perhitungan SE dan SR perkembangan konsep diri. Pendapat tersebut
Variabel Bebas Sumbangan didukung oleh Anthony (Ghufron & Risnawati
Relatif Efektif
S, 2012: 37) yang mengungkapkan bahwa
Konsep Diri 66,88% 37,59%
Interaksi Teman 33,12% 18,61% terbentuknya rasa percaya diri pada seseorang
Sebaya
diawali dengan perkembangan konsep diri
Jumlah 100% 56,2%
yang diperoleh dalam pergaulannya dalam
Pembahasan
suatu kelompok. Pendapat tersebut berarti,
1. Pembahasan Temuan Pertama
awal terbentuknya percaya diri dalam diri
Hasil temuan pertama membuktikan
seseorang yaitu dengan adanya konsep diri
bahwa konsep diri secara parsial berpengaruh
yang positif dalam diri seseorang. Jika
signifikan terhadap percaya diri siswa. Hal
seseorang memiliki konsep diri positif dalam
tersebut dapat diartikan bahwa peningkatan dan
dirinya maka akan tumbuh rasa percaya diri dan
penurunan percaya diri siswa dipengaruhi oleh
sebaliknya jika seseorang memiliki konsep diri
konsep diri siswa. Jika konsep diri siswa tinggi,
negatif dalam dirinya maka rasa percaya diri
maka percaya diri siswa tinggi. Begitu pula
siswa tidak akan tumbuh.
sebaliknya, jika konsep diri siswa rendah, maka
Selain itu, Dulay (Batool dkk, 2018: 238)
percaya diri siswa rendah. Adanya pengaruh ini
juga mengemukakan bahwa konsep diri positif
ditunjukkan dengan hasil perhitungan
memiliki pengaruh positif terhadap prestasi
sumbangan efektif variabel konsep diri sebesar
akademik siswa. Pendapat tersebut didukung
37,59% dengan nilai thitung 5,756 dan memiliki
oleh Mustadi, dkk yang mengemukakan bahwa
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti
siswa yang memiliki sikap positif dalam
bahwa konsep diri secara parsial berpengaruh
dirinya akan lebih termotivasi dalam belajar,
signifikan terhadap percaya diri siswa.
sedangkan siswa yang mempunyai sikap
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 399

negatif akan menghambat pembelajaran memandang dirinya kurang pandai, ia akan


(Mustadi, dkk. 2021: 24). Jika seorang siswa merasa bahwa ia tidak akan mampu
memiliki konsep diri yang positif maka siswa mengerjakan soal. Karena dalam dirinya sudah
tersebut akan percaya terhadap kemampuan tertanam persepsi negatif tentang dirinya
dirinya sendiri sehingga dapat sehingga akan memunculkan rasa tidak percaya
mengembangkan bakat, minat, ataupun potensi akan kemampuannya sendiri. Akibatnya siswa
yang ada dalam dirinya. Selain itu, Yolanda tersebut enggan berusaha terlebih dahulu dan
dkk (2020) menyebutkan bahwa siswa yang memilih untuk mencontek saat mengerjakan
memiliki konsep diri tinggi cenderung soal ulangan atau mengerjakan soal dengan
mencapai prestasi akademik yang lebih tinggi. seadanya. Berdasarkan pendapat tersebut,
Hal ini tentunya juga memiliki keterkaitan berarti siswa yang memiliki konsep diri yang
dengan rasa percaya diri siswa. Anak dengan tinggi akan yakin dengan kemampuan dirinya
konsep diri yang tinggi akan mempunyai rasa sendiri.
percaya diri dalam dalam pengerjaan tugas Pendapat lain diungkapkan oleh
sekolah, mereka memiliki kemauan untuk Pujijogjanti (Ghufron & Risnawati, 2012: 19)
belajar. Sebaliknya, anak dengan konsep diri yang menyatakan bahwa salah satu peranan
yang rendah akan memiliki percaya diri yang penting dari konsep diri yaitu sebagai penentu
kurang dalam melihat kemampuan dirinya perilaku. Konsep diri menentukan pengharapan
untuk sukses. Pendapat tersebut berarti, konsep individu. Jika individu mempunyai sikap dan
diri mempengaruhi rasa percaya diri siswa. pandangan negatif terhadap kemampuan
Hamachek (Sebald, 2010: 14) dirinya maka akan menyebabkan individu
menyebutkan siswa dengan konsep diri yang tersebut menetapkan titik harapan yang rendah.
tinggi biasanya akan menyelesaikan tugas Titik tolak yang rendah tersebut akan
penuh percaya diri tanpa bergantung pada menyebabkan individu tidak mempunyai
orang lain. Siswa dengan konsep diri tinggi motivasi dan percaya diri yang tinggi. Siswa
akan menghilangkan rasa ketidakmampuan yang berpikir dan menilai negatif dirinya
yang ada pada dirinya dan berusaha sebisa sendiri akan memunculkan perasaan tidak
mungkin dalam melaksanakan kewajibannya menyenangkan dan dorongan untuk
tanpa bergantung pada orang lain. Hal ini tentu menghindari apa yang ingin dilakukannya.
saja berbeda dengan siswa yang memiliki Sebagai contoh siswa yang memandang dirinya
konsep diri yang rendah, mereka cenderung tidak tampan atau cantik akan menjadi tidak
bergantung pada orang lain dalam percaya diri ketika tampil didepan teman-
menyelesaikan tugasnya. Mereka merasa tidak temannya. Akibatnya siswa menjadi gugup dan
percaya dengan kemampuan yang dimilikinya. takut jika diminta untuk tampil di depan kelas.
Salah satu contohnya yaitu siswa yang Siswa yang menganggap dirinya adalah anak
400 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

yang nakal, akan bertingkah tidak lakukan dan tidak dapat ia lakukan, tetapi
menyenangkan dan mengganggu teman- memandang apa yang dapat ia lakukan
temannya. Sebaliknya siswa yang mempunyai dibanding dengan apa yang dapat orang lain
perasaan positif tentunya akan mempunyai lakukan. Apabila ia memandang dirinya lebih
keyakinan dalam dirinya. Pendapat tersebut buruk dari orang lain, maka ia akan merasa
diperkuat oleh Rakhmat (2015: 103) yang juga rendah diri (konsep diri negatif). Hal ini berarti
menyatakan bahwa konsep diri berpengaruh konsep diri yang negatif akan membuat percaya
kuat terhadap tingkah laku seseorang. Siswa diri siswa rendah.
yang dengan konsep diri positif akan menerima Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat
dan merancang tujuan-tujuan yang diharapkan di atas, secara teoritis konsep diri secara parsial
dengan sendirinya tanpa perintah ataupun memberikan pengaruh pada percaya diri siswa,
paksaan orang lain. Sedangkan siswa dengan sehingga hasil penelitian ini menunjukkan
konsep diri negatif akan mempunyai harapan kebenaran teori-teori yang sudah ada.
yang tidak realistis. Pendapat tersebut berarti, 2. Pembahasan Temuan Kedua
konsep diri berpengaruh terhadap tingkah laku Hasil temuan kedua membuktikan bahwa
siswa. interaksi teman sebaya secara parsial
Siswa kelas lima sekolah dasar umumnya berpengaruh signifikan terhadap percaya diri
berada pada usia 9-11 tahun. Tugas siswa. Hal tersebut dapat diartikan bahwa
perkembangan anak pada usia tersebut salah peningkatan dan penurunan percaya diri siswa
satunya adalah menumbuhkan sikap positif dipengaruhi oleh interaksi teman sebaya siswa.
pada dirinya, membina harga diri, dan Jika interaksi teman sebaya tinggi, maka
kemampuan diri (Syah, 2014: 73). Selain itu, percaya diri siswa tinggi. Begitu pula
Desmita (2012: 173-175) menjelaskan bahwa sebaliknya, jika interaksi teman sebaya siswa
pada usia sekolah dasar, anak lebih memahami rendah, maka percaya diri siswa rendah.
dirinya melalui karakteristik internal Adanya pengaruh ini ditunjukkan dengan hasil
dibandingkan karakteristik eksternal. Anak perhitungan sumbangan efektif variabel
lebih memandang dirinya pada aspek interaksi teman sebaya sebesar 18,61% dengan
psikologis, seperti sifat kepribadian, misalnya nilai thitung 3,715 dan memiliki signifikansi
pintar, pemarah, dibanding karakteristik sebesar 0,002 < 0,05 yang berarti bahwa
dirinya secara fisik, misalnya rambut panjang, interaksi teman sebaya secara parsial
warna mata, dan lainnya. Anak-anak sekolah berpengaruh signifikan terhadap percaya diri
dasar seringkali menjadikan kelompok- siswa.
kelompok sosial sebagai acuan dalam Temuan tersebut sesuai dengan pendapat
mendeskripsikan dirinya. Anak tidak lagi Rohayati (2011: 368) yang menyebutkan
memandang dirinya tentang apa yang dapat ia bahwa interaksi teman sebaya berpengaruh
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 401

positif terhadap percaya diri siswa. Pendapat menjadi pendiam dan pemalu. Namun, jika
serupa disampaikan oleh Negara & Latifah siswa memiliki teman banyak yang mempunyai
(2015: 208) yang berpendapat bahwa interaksi percaya diri yang baik mereka akan menjadi
teman sebaya berpengaruh secara parsial lebih percaya diri. Selain itu, melalui teman
terhadap karakter siswa. Artinya, semakin baik sebaya siswa akan belajar untuk menjadi kreatif
interaksi teman sebaya siswa, maka semakin dan berpikir secara mandiri. Pendapat itu
baik juga percaya diri siswa. Begitu pula didukung oleh Tabaczek & Sniecinska yang
sebaliknya, semakin buruk interaksi teman mengemukakan bahwa konsep diri siswa
sebaya siswa, maka semakin buruk pula mencerminkan derajat penerimaan oleh
percaya diri siswa. Selain itu, Corsaro dkk kelompok. Ketika siswa diterima dalam suatu
(Syrjamaki dkk, 2019: 560) menyebutkan kelompok, akan membuat konsep diri siswa
bahwa aktivitas dan imajinasi siswa saat menjadi tinggi, sedangkan jika siswa
bermain bersama dengan temannya dapat mengalami penolakan bisa membuat siswa
meningkatkan perkembangan kognitif dan menjadi rendah diri (Tabaczek & Sniecinska,
sosial siswa. Dengan bermain dengan teman 2011: 25). Barret juga menyebutkan bahwa
sebaya, anak-anak berbagi rutinitas, persahabatan di masa anak-anak sangat penting
pembelajaran, dan pengalaman. Sesuai dengan untuk penyesuaian psikososial di masa depan,
pendapat tersebut, diketahui bahwa interaksi dan akan memungkinkan dampak psikologis
teman sebaya berpengaruh parsial dan negatif pada perkembangan pribadi, sosial dan
signifikan terhadap karakter percaya diri siswa. emosional anak di kemudian hari (Barrett, et al,
Selain itu, Susanto & Aman (2016: 110) 2016: 2). Hal ini berarti, interaksi teman sebaya
menyatakan bahwa interaksi teman sebaya memberikan pengaruh baik dan buruk terhadap
mampu memberikan pengaruh baik dan buruk pembentukan karakter percaya diri siswa.
terhadap pembentukan karakter percaya diri Selain itu, Kurniawan & Sudrajat (2018:
siswa. Siswa lebih banyak menghabiskan 155) menyebutkan bahwa teman sebaya dapat
waktunya bersama dengan teman sebaya memberikan dukungan yang diwujudkan
daripada keluarganya, hal ini tentunya teman melalui sikap saling perhatian antar siswa,
sebaya mempunyai pengaruh yang kuat bagi saling memberikan nasihat dan masukan ketika
diri siswa. Seringkali karena merasa takut siswa mendapat masalah, saling bercerita,
dikucilkan atau tidak diterima oleh teman berkeluh kesah, dan saling mengadu ketika ada
sebayanya mereka berpendapat bahwa masalah. Anak yang kurang percaya diri lebih
kelompoknya selalu benar. Apabila seorang suka menghindari kegiatan bersama dan
siswa dikucilkan oleh temannya, maka ia akan memilih bermain sendiri. Tetapi anak-anak
merasa rendah diri dan tidak mempunyai rasa masih mudah terpengaruh oleh lingkungan,
percaya diri, sehingga siswa tersebut akan termasuk dalam hal ini teman sebaya. Anak
402 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

masih suka mengikuti kegiatan yang dilakukan ia bisa diterima dan disenangi oleh
oleh teman-temannya. Sehingga interaksi kelompoknya. Hal ini bertujuan agar terhindar
dengan teman sebaya ini diharapkan bisa dari penolakan dan celaan dari kelompok
membantu supaya rasa percaya diri siswa tersebut. Sejalan dengan pendapat tersebut,
meningkat. Pendapat ini juga didukung oleh siswa akan menyesuaikan diri dengan
(Desmita, 2012: 224) yang mengatakan bahwa kelompok teman sebayanya melalui interaksi
teman sebaya (peer) mempunyai fungsi yang dengan teman sebaya. Apabila lingkungan
hampir sama dengan orangtua. Teman bisa teman sebayanya memiliki rasa percaya diri
membuat anak menjadi percaya diri. Siswa yang baik, maka siswa akan memiliki rasa
yang tadinya penakut berubah menjadi percaya yang baik pula. Sebaliknya, apabila
pemberani berkat dari dukungan teman teman sebayanya memiliki rasa percaya diri
sebayanya. Mereka memberikan ketenangan yang rendah, maka siswa juga akan memiliki
sehingga anak menjadi lebih berani. Pendapat rasa percaya diri yang rendah. Hal ini berarti
tersebut berarti untuk menumbuhkan percaya bahwa interaksi teman sebaya berpengaruh
diri dalam diri anak salah satunya dapat terhadap tingkat percaya diri siswa.
dilakukan melalui interaksi dengan teman Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat
sebaya yang juga memiliki rasa percaya diri di atas, secara teoritis interaksi teman sebaya
yang baik. secara parsial memberikan pengaruh pada
Windyariani (2019: 9) menyampaikan percaya diri siswa, sehingga hasil penelitian ini
bahwa siswa kelas tinggi (kelas V, V, dan VI) menunjukkan kebenaran teori-teori yang sudah
memiliki ciri-ciri: perhatiannya tertuju kepada ada.
kehidupan praktis sehari-hari dan suka 3. Pembahasan Temuan Ketiga
membentuk kelompok sebaya untuk bermain Hasil temuan ketiga membuktikan bahwa
bersama dan membuat aturan sendiri dalam konsep diri dan interaksi teman sebaya secara
kelompoknya. Pendapat tersebut bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
memberitahukan bahwa ciri-ciri siswa kelas percaya diri siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
tinggi yaitu perhatiannya tertuju pada peningkatan dan penurunan percaya diri siswa
kehidupan praktis sehari-hari dan suka dipengaruhi oleh konsep diri dan interaksi
membentuk kelompok sebaya. Interaksi teman teman sebaya. Adanya pengaruh ini
sebaya siswa akan berpengaruh terhadap ditunjukkan dari variabel konsep diri dan
peningkatan atau penurunan percaya diri yang variabel interaksi teman sebaya secara
dimiliki oleh siswa yang berada dalam bersama-sama menghasilkan nilai koefisien
kelompok teman sebaya tersebut. Selain itu, determinasi simultan sebesar 56,2% terhadap
Santrock (Desmita, 2012: 230) menjelaskan percaya diri siswa. Nilai signifikansi yang
bahwa anak sekolah dasar akan berusaha agar diperoleh sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 403

diartikan bahwa konsep diri dan interaksi akan meningkatkan rasa percaya diri seseorang.
teman sebaya secara bersama-sama Penting bagi anak agar mereka bisa diterima
berpengaruh signifikan terhadap percaya diri dan mendapat pengakuan dari kelompoknya
siswa. Saat siswa memiliki konsep diri yang dengan berperilaku dan berpikir sebagaimana
baik dan interaksi teman sebaya berjalan kelompok mereka inginkan. Dari proses inilah
dengan baik, maka akan semakin baik pula akan terbentuk proses perkembangan konsep
tingkat percaya diri siswa. Begitu pula diri (self-concept). Pendapat tersebut didukung
sebaliknya, apabila siswa memiliki konsep diri oleh Ahn & Lee yang menyebutkan bahwa
yang buruk dan interaksi teman sebaya berjalan persahabatan dapat membawa mereka ke
buruk, maka tingkat percaya diri siswa menjadi tingkat konsep diri yang lebih tinggi (Ahn &
rendah. Lee, 2016: 301). Apabila perkembangan
Temuan tersebut sesuai dengan pendapat konsep dirinya baik maka akan timbul rasa
Fitri, dkk (2018: 2) yang menyampaikan bahwa percaya diri anak, sebaliknya bila yang
rendahnya percaya diri siswa disebabkan oleh berkembang konsep diri yang tidak baik maka
faktor konsep diri yang negatif dan interaksi yang muncul adalah keyakinan diri yang
teman sebaya yang buruk. Perilaku negatif tentang dirinya yang akhirnya akan
menghindari situasi komunikasi, menarik diri membentuk anak menjadi tidak percaya diri.
dari lingkungan, sedikit melibatkan diri dalam Hal ini berarti, konsep diri dan interaksi teman
kegiatan atau kelompok, menjadi agresif, sebaya mempengaruhi rasa percaya diri siswa.
bersikap bertahan dan membalas dendam Pendapat di atas diperkuat oleh Yulianti &
perlakuan yang dianggap tidak adil merupakan Bulkani (2018: 37-38) yang menyampaikan
sikap yang terlihat jika seseorang mempunyai bahwa faktor internal yang mempengaruhi
percaya diri rendah. Berkaitan dengan pendapat percaya diri siswa salah satunya yaitu konsep
tersebut, jika siswa memiliki konsep diri yang diri. Sedangkan faktor eksternal yang
negatif disertai interaksi teman sebaya yang mempengaruhi percaya diri siswa salah satunya
terjalin dengan buruk, maka percaya diri siswa yaitu faktor lingkungan. Lingkungan disini
juga akan semakin rendah. yang dimaksud berupa lingkungan sekolah
Selain itu, Santrock (Deni & Ifdil, 2016: yang terdiri dari interaksi teman sebaya.
45-46) yang menyebutkan faktor yang Sekolah berperan aktif dalam meningkatkan
mempengaruhi percaya diri siswa yaitu konsep percaya diri anak yang dituangkan dalam
diri dan interaksi teman sebaya. Faktor konsep kegiatan pembelajaran maupun diluar
diri berarti bagaimana individu memandang pembelajaran. Pendapat tersebut didukung oleh
dirinya. Sedangkan teman sebaya juga sangat Wahyuni & Mustadi (2016: 247) yang
mempengaruhi percaya diri anak. Lingkungan mengemukakan bahwa karakter akan lebih
pertemanan yang baik dan memberi pengakuan mudah diresapi oleh siswa ketika dirancang
404 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

dalam pembelajaran. Hal ini nantinya akan adanya konsep diri yang positif maka apapun
terlihat dari perilaku siswa ketika mengikuti usaha yang dilakukan hanya akan sia-sia.
kegiatan pembelajaran. Sifat percaya diri akan Pendapat tersebut diperkuat oleh Boerrigter, et
membuat siswa berfikir positif, mandiri, dan al (2020: 1-2) yang mengemukakan bahwa
mempunyai sifat ambisi untuk mencapai konsep diri positif berkaitan dengan
tujuannya. Siswa yang memiliki rasa percaya penyesuaian diri yang positif terhadap
diri rendah pasti memiliki konsep diri negatif lingkungan dan hasil kesehatan mental yang
dalam dirinya. Apabila anak mempunyai positif. Seseorang yang mempunyai konsep diri
konsep diri yang negatif dalam dirinya, maka positif mampu menghargai dirinya, yakin
interaksi teman sebaya siswa juga akan berjalan terhadap kemampuannya dan segala
dengan buruk. Hal tersebut dikarenakan siswa perbuatannya ditujukan pada keberhasilan
yang memiliki konsep diri negatif dalam dirinya. Sesuai dengan pendapat tersebut
dirinya akan merasa rendah diri dan cenderung berarti, percaya diri dipengaruhi oleh interaksi
menutup diri termasuk ketika berinteraksi teman sebaya dan konsep diri yang positif.
dengan teman sebayanya. Hal ini berarti, jika Berdasarkan temuan penelitian ini, maka
konsep diri berjalan dengan baik disertai dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
interaksi teman sebaya yang baik, maka yang signifikan dari konsep diri (X1) dan
percaya diri yang baik akan tertanam dalam diri interaksi teman sebaya (X2) baik secara parsial
siswa. maupun simultan terhadap percaya diri siswa
Kurniawan & Sudrajat (2018: 151) (Y). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa: 1)
mengungkapkan bahwa teman sebaya semakin baik konsep diri siswa, maka percaya
mempengaruhi dalam berbagai hal termasuk diri siswa semakin tinggi; 2) semakin baik
dalam hal sikap, identitas diri, maupun perilaku interaksi teman sebaya, maka percaya diri
yang nantinya akan berpengaruh terhadap siswa semakin tinggi; serta 3) semakin baik
karakter anak. Salah satunya yaitu percaya diri. konsep diri dan interaksi teman sebaya, maka
Percaya diri dapat tertanam dalam diri siswa percaya diri siswa semakin tinggi.
melalui interaksi teman sebaya yang terjalin SIMPULAN DAN SARAN
dengan baik. Interaksi teman sebaya yang baik Simpulan
merupakan interaksi dalam mengembangkan 1. Konsep diri secara parsial berpengaruh
kerjasama, saling membantu dan mengelola signifikan terhadap percaya diri siswa kelas
masalah dengan cara yang sesuai usia anak V SD Negeri se-Gugus I Kecamatan Jetis,
dalam membentuk hubungan pertemanan Kabupaten Bantul. Simpulan ini dibuktikan
(Magdalena, 2015: 665). Selain itu, proses dengan hasil dari perhitungan analisis data
penanaman percaya diri harus berdasarkan yang menunjukkan bahwa sumbangan
pada konsep diri yang positif, karena tanpa efektif konsep diri terhadap percaya diri
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 405

siswa sebesar 37,59% dengan nilai thitung dengan sub indikator keberanian berpendapat
sebesar 5,756 dan memiliki signifikansi berada pada persentase yang paling rendah
sebesar 0,000 < 0,05. maka guru hendaknya lebih memfokuskan
2. Interaksi teman sebaya secara parsial dalam meningkatkan keberanian berpendapat
berpengaruh signifikan terhadap percaya siswa. Guru sebaiknya menggunakan model
diri siswa kelas V SD Negeri se-Gugus I pembelajaran yang bersifat kelompok untuk
Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. mendukung proses interaksi dan komunikasi
Simpulan ini dibuktikan dengan hasil dari siswa. Pemilihan kelompok sebaiknya
perhitungan analisis data yang ditentukan oleh guru dengan
menunjukkan bahwa sumbangan efektif mempertimbangkan karakteristik siswa.
interaksi teman sebaya terhadap percaya Dengan adanya kegiatan secara berkelompok
diri siswa sebesar 18,61% dengan nilai diharapkan siswa aktif menyampaikan
thitung sebesar 3,175 dan memiliki pendapat dalam kelompoknya. Selain itu, guru
signifikansi sebesar 0,002 < 0,05. juga dapat memberikan tugas yang berkaitan
3. Konsep diri dan interaksi teman sebaya dengan orang tua agar kesempatan anak dalam
secara bersama berpengaruh signifikan berpendapat dapat meningkat. Semakin
terhadap percaya diri siswa kelas V SD seringnya anak berlatih menyampaikan
Negeri se-Gugus I Kecamatan Jetis, pendapat, maka diharapkan sikap percaya diri
Kabupaten Bantul. Simpulan ini dibuktikan siswa juga akan meningkat. Disamping itu guru
dengan hasil uji regresi ganda variabel juga harus senantiasa memberikan
konsep diri dan interaksi teman sebaya penghargaan terhadap usaha yang telah
terhadap percaya diri dengan diperoleh dilakukan siswa. Penghargaan bisa dengan
hasil sebesar 56,2% dengan nilai Fhitung memberikan stiker bintang ataupun hanya
sebesar 93,574 dan memiliki signifikansi dengan memberikan pujian kepada siswa.
sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga siswa akan mempunyai pandangan
Saran positif terhadap dirinya, memiliki tekad untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan mengembangkan potensi diri, dan mempunyai
pembahasan yang telah dipaparkan, maka rasa percaya diri untuk menjalin hubungan
peneliti memberikan saran kepada beberapa hangat dengan teman sebayanya. Berkaitan
pihak yang terkait sebagai berikut. dengan interaksi teman sebaya, guru perlu
1. Kepada Guru mengarahkan siswa agar tidak membeda-
Berdasarkan hasil penelitian, konsep diri bedakan dalam berteman, selain itu guru juga
dan interaksi teman sebaya berpengaruh harus memberi contoh cara bersikap yang baik
terhadap percaya diri siswa dimana indikator dengan teman sebaya, misalnya selalu
percaya diri yaitu keterampilan komunikasi memanggil nama teman dengan baik, tidak
406 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

membicarakan kejelekan temannya, dan lain dengan demikian peneliti selanjutnya dapat
sebagainya. mengadakan penelitian untuk mengetahui
2. Kepada Siswa faktor-faktor lain yang mempengaruhi percaya
Berdasarkan hasil penelitian bahwa konsep diri.
diri dan interaksi teman sebaya berpengaruh
DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap percaya diri, diharapkan
Ahn, J. & Lee, S. (2016). Peer attachment,
siswa dapat berusaha untuk mengenali dan perceived parenting style, self-concept,
memahami kelebihan dan kekurangan yang ada and school adjustments in adolescents with
chronic illness. Asian Nursing Research,
pada dirinya agar siswa mampu menghargai 10, 300-304.
dirinya sendiri. Siswa juga perlu
Barrett, T., Anttila, E., Webster, P., et al.
mengembangkan kelebihan yang dimiliki salah (2016). Improving peer relations through
satunya yaitu dengan cara mengikuti dramatic play in primary school pupils.
International Journal of Education & The
ekstrakulikuler di sekolah. Siswa juga harus Art, 17(18), 1-21
berani dan yakin dalam melakukan
Batool, A., Ajmal, A., & Abid, S. (2018). Self-
tindakannya jika ia rasa hal itu benar. Selain itu, concept and self-esteem among adults.
siswa disarankan untuk lebih meningkatkan Peshawar Journal Of Psychology and
Behavioral Sciences, 4(2), 237-246
lagi sikap keterbukaan terhadap teman
sebayanya. Salah satu cara yang dapat Boerrigter, M., Vermeulen, A., Marres, H., et
al. (2020). Self-concept of children and
dilakukan yaitu ikut berpartisipasi apabila adolescents with cochlear implants.
teman-teman sedang bermain sehingga siswa International Journal of Pediatric
Otorhinolaryngology 141, 1-8
lebih memiliki sikap keterbukaan. Hal ini akan
membantu untuk membentuk konsep diri yang Deni, A. U. & Ifdil. (2016). Konsep percaya
diri remaja putri. Jurnal Educatio Jurnal
positif dan akan terjalin pula interaksi teman Pendidikan Indonesia, 2(2), 43-52.
sebaya yang baik. Siswa juga hendaknya perlu
Desideria, B. (18 November 2014). Resep
mendengarkan perkataan, nasehat, dan arahan ampuh bagi para pemalu agar makin
yang positif dari orang tua, guru, dan teman- percaya diri.
https://www.liputan6.com/health/read/2135
temannya demi perkembangan rasa percaya 754/resep-ampuh-bagi-para-pemalu-agar-
diri yang baik pada dirinya. makin-percaya-diri

3. Kepada Peneliti Selanjutnya Desmita. (2012). Psikologi perkembangan


Penelitian ini diperoleh hasil bahwa peserta didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
konsep diri dan interaksi teman sebaya
berpengaruh bersamaan sebesar 56,2% Fatmasari, D. (2020). Internalisasi 9 pilar
karakter bagi anak usia dini. Jawa Tengah:
terhadap percaya diri siswa. Hal tersebut Pustaka Senja.
menunjukkan masih terdapat 43,8% dari faktor
Fitri, E., Zola, N., & Ifdil, I. (2018). Profil
lain yang dapat mempengaruhi percaya diri, percaya diri remaja serta faktor-faktor
Pengaruh Konsep Diri …. (Dwi Novitasari) 407

yang mempengaruhi. JPPI (Jurnal Negara, P. A. & Latifah, L. (2015). Pengaruh


Penelitian Pendidikan Indonesia), 4(1), 1- peranan keluarga, interaksi teman sebaya,
5. dan kompetensi guru terhadap karakter
siswa kelas xi ips dalam pembelajaran
Ghufron, M. N. & Risnawati, S. (2012). Teori- ekonomi di SMA 2 Kudus. Economic
teori psikologi. Yogjakarta: Ar-Ruzz Education Analysis Journal, 4(1), 203-
Media. 210.

Hapsari, M. J. (2011). Upaya meningkatkan Pritama, D. (2015). Studi tentang upaya guru
self-confidence siswa dalam pembelajaran dalam meningkatkan percaya diri siswa
matematika melalui model inkuiri SD Negeri 1 Pengasih. Jurnal Pendidikan
terbimbing. Prosiding, seminar nasional Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke-4,
matematika dan pendidikan matematika 1-10.
dengan tema matematika dan pendidikan
karakter dalam pembelajaran yang Rakhmat, J. (2015). Psikologi komunikasi.
diselenggarakan oleh FMIPA UNY, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
tanggal 3 Desember 2011. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta. Rochmah, A. L. (2018). Pengaruh penguatan
positif dan konsep diri terhadap percaya
Indreswari, A.D. (27 April 2010). Kegagalan diri siswa kelas IV SD Negeri se-
un karena siswa tak percaya diri. Kecamatan Borobudur, Magelang. Jurnal
https://metro.tempo.co/read/243555/kegag Pendidikan Guru Sekolah Dasar, edisi 36,
alan-un-karena-siswa-tak-percaya-diri tahun ke-7, 3607-3615.

Kurniawan, Y. & Sudrajat, A. (2018). Peran Rohayati, I. (2011). Program bimbingan teman
teman sebaya dalam pembentukan karakter sebaya untuk meningkatkan percaya diri
siswa madrasah tsanawiyah. SOCIA Jurnal siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Edisi
Ilmu-Ilmu Sosial, 15(2), 149-163. Khusus (1), 368-376.

Magdalena, S. M. (2015). Study on the Sebald, H. (2010). Student participation


temperament as a predictor of peer extracurricular activities, self-concept,
interactions at preschool ages. Procedia - academic self- concept, delf-
Social and Behavioral Sciences, 187, 663- determination, and health habits during the
667. middle school year and their impact on
academic achievement. Proquest
Mustadi, A., Atma, B. A., Azahra, F. F., dkk. Dissertations and Theses, Brookhaven,
(2021). Teaching style, learning New York.
motivation, and learning achievement: do
they have significant and positive Susanto, A.A.V., & Aman, A. (2016).
relationships?. Jurnal Prima Edukasia, Pengaruh pola asuh orang tua, pergaulan
9(1), 23-31. teman sebaya, media televisi terhadap
karakter siswa SMP. Harmoni Sosial:
Mustadi, A., Suhardi, Susilaningrum., et al. Jurnal Pendidikan IPS, 3(2), 105-111.
(2019). Character-based reflective picture
storybook: improving students’ sosial self- Syah, M. (2014). Telaah singkat
concept in elementary school. Character perkembangan peserta didik. Jakarta: PT
Education for 21st Century Global Citizen: Raja Grafindo Persada.
Proceedings of the 2ND International
Conference On Teacher Education And Syrjamaki, M., Pihlaja, P., & Sajaniemi, N. K.
Professional Development, London, 123- (2019). Enhancing peer interaction in early
130. childhood special education: chains
of children’s initiatives, adults’ responses
408 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke-9 2021

and their consequences in play. Early


Childhood Education Journal, 47, 559–
570.

Tabaczek, K. L. & Sniecinska, J. (2011). Self-


concept and esteem: how the contet of the
self-concept reveals sources and functions
of self-esteem. Polish Psychological
Bulletin, 42(1), 24-35.

Wahyuni, M. & Mustadi, A. (2016).


Pengembangan perangkat pembelajaran
collaborative learning berbasis kearifan
lokal untuk meningkatkan karakter kreatif
dan bersahabat. Jurnal Pendidikan
Karakter, 2, 246-260.

Windyariani, S. (2019). Pembelajaran berbasis


konteks dan kreativitas (strategi untuk
membelajarkan SAINS di abad 21).
Yogyakarta: Deepublish.

Yolanda, Rosel, & Jorge, S. (2020).


Relationships among self-efficacy, self-
concepts and academic achievement in
university students of peruvian amazon.
Revista Espacios, 41(18), 18.

Yulianti & Bulkoni. (2018). Studi kasus faktor


penyebab low self-confidence pada siswa
kelas I/4 Mutawasit Arunsat Vitaya School
Saiburi, Pattani, Thailand Selatan. Jurnal
Bimbingan dan Konseling, 4(1), 35-39.

Anda mungkin juga menyukai