Anda di halaman 1dari 8

1057

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN EFIKASI


DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Nur Kur’ani
Email: nurkurani@unmuhpnk.ac.id
Program Studi Psikologi, Universitas Muhammadiyah Pontianak

Abstrak
Motivasi belajar dalam diri siswa mempunyai peran penting dalam menjalani proses pendidikan di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interaksi teman sebaya dan efikasi diri dengan
motivasi belajar. Hipotesis yang diajukan yaitu 1) Ada hubungan antara interaksi teman sebaya dengan
motivasi belajar; 2) Ada hubungan antara efikasi diri dengan motivasi belajar; 3. Ada hubungan antara
interaksi teman sebaya dan efikasi diri dengan motivasi belajar. Metode Penelitian yang digunakan yaitu
metode penelitian kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IX di SMP N 16 Pontianak. Jumlah
responden yang diteliti sebanyak 30 siswa diambil dengan menggunakan proporsional random sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan:
1. Ada hubungan yang signifikan antara interaksi teman sebaya dengan motivasi belajar; 2. Ada hubungan
yang signifikan antara efikasi diri dengan motivasi belajar; 3. Ada hubungan antara interaksi teman sebaya
dan Efikasi diri dengan motivasi belajar dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,125. Nilai ini mengandung
arti bahwa interaksi teman sebaya dan efikasi diri dan motivasi belajar berkontribusi pada penelitian ini
sebesar 12.5% dan sisanya sebesar 87.5% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama interaksi teman sebaya dan efikasi diri secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar sehingga motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
interaksi teman sebaya dan efikasi diri
Kata kunci : Interaksi; Efikasi; Motivasi
Abstract
Learning motivation in students has an important role in educational process at school. This study aimed to
determine the relationship between peer interaction and self-efficacy with learning motivation. The
hypotheses are : 1) There is a relationship between peer interaction and learning motivation; 2) There is a
relationship between self-efficacy and learning motivation; 3. There is a relationship between peer
interaction and self-efficacy with learning motivation. The research method used was quantitative research
methods. The subjects of this study were 9th grade students at SMP N 16 Pontianak. The number of
respondents were 30 students taken by using proportional random sampling. The data analysis technique
used is multiple linear regression analysis. The results showed: 1. There was a significant relationship
between peer interaction and learning motivation; 2. There is a significant relationship between self-efficacy
and learning motivation; 3. There is a relationship between peer interaction and self-efficacy with learning
motivation with a correlation coefficient of 0,125. This value means that peer interaction and self-efficacy
and learning motivation contribute to this research by 12.5% and the remaining 87.5% is influenced by other
factors. Based on the results of this study, it can be concluded that simultaneously peer interaction and self-
efficacy have a significant effect on learning motivation so that learning motivation can be increased by
increasing peer interaction and self-efficacy.
Keywords: Interaction; Efficacy; Motivation

PENDAHULUAN dari dalam individu yang menimbulkan


Motivasi sangat diperlukan dalam semangat dalam belajar dan bisa menjaga
proses belajar. Siswa tidak akan mungkin keberlangsungan kegiatan belajar guna
melakukan aktivitas belajar jika siswa tercapainya tujuan yang dikehendaki
tidak mempunyai motivasi dalam belajar disebut motivasi belajar (Winkel, 2014).
(Djamarah, 2015). Suatu daya penggerak

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021


1058

Motivasi belajar yang tinggi pada Dipilihnya interaksi teman sebaya dan
diri siswa dapat diketahui melalui aktivitas efikasi diri sebagai variabel bebas dalam
selama proses belajar mengajar di kelas penelitian ini dengan alasan bahwa kedua
seperti tekun menghadapi tugas, ulet dan variabel ini memiliki keterkaitan dengan
tidak mudah putus asa, menunjukkan motivasi belajar. Artinya interaksi teman
minat terhadap bermacam-macam sebaya berhubungan positif dan siginifikan
masalah, lebih senang belajar mandiri, dengan motivasi belajar (Prastika, 2021).
cepat bosan terhadap rutinitas, dapat Begitu juga dengan efikasi diri
mempertahankan pendapat, tidak mudah berhubungan dengan motivasi belajar. Hal
melepas hal yang diyakininya, senang ini sejalan dengan penelitian Heni (2018)
mencari dan memecahkan kesalahan soal- yaitu secara bersama-sama efikasi diri,
soal (Sardiman, 2018). motivasi belajar dan lingkungan sekolah
Berdasarkan hasil wawancara berpengaruh positif terhadap pretasi
dengan guru BK dan Kepala Sekolah SMP belajar ekonomi.
N 16 Pontianak pada tanggal 30 Agustus Adapun tujuan penelitian ini yaitu
2021 peneliti menemukan perilaku siswa untuk mengetahui hubungan antara
yang menunjukkan rendahnya motivasi interaksi teman sebaya dan efikasi diri
belajar siswa selama pandemic covid 19 dengan motivasi belajar.
seperti saat diberi tugas yang sulit siswa
KAJIAN PUSTAKA
tidak bertanya kepada guru dan teman,
Motivasi Belajar
siswa tidak mengumpulkan tugas yang
Motivasi merupakan suatu usaha
diberikan oleh guru, siswa asal
yang disadari untuk menggerakkan,
mengerjakan tugas. Bila motivasi belajar
mengarahkan dan menjaga tingkah laku
siswa selalu rendah maka akan berdampak
seseorang agar individu terdorong untuk
pada diri siswa sendiri yaitu rendahnya
bertindak melakukan sesuatu sehingga
prestasi belajar siswa di sekolah akibatnya
mencapai hasil atau tujuan tertentu
siswa bisa tidak naik kelas selain itu hal ini
(Ngalim, 2013).
tidak hanya merugikan diri siswa sendiri
Motivasi mempunyai peran yang
namun juga merugikan orang tua, guru dan
strategis dalam aktivitas belajar siswa.
juga nama baik sekolah.
Tidak ada seorang siswa yang belajar
Penelitian ini melibatkan tiga
tanpa motivasi. Bila siswa sudah
variabel yaitu interaksi teman sebaya,
termotivasi dalam belajar, maka siswa
efikasi diri dan motivasi belajar.

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021


1059

akan melakukan aktivitas belajar dalam Interaksi menurut Suharso (2009)


rentangan waktu tertentu (Djamarah, adalah saling mempengaruhi, saling
2015). menarik, saling meminta dan memberi.
Motivasi sangat dibutuhkan dalam Sedangkan teman sebaya adalah anak-anak
belajar. Dalam kegiatan belajar motivasi atau remaja dengan tingkat usia atau
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya tingkat kedewasaan yang sama (Santrock,
penggerak di dalam diri siswa yang 2003).
menimbulkan kegiatan belajar yang Interaksi teman sebaya lebih
menjamin keberlangsungan kegiatan banyak muncul di luar rumah (walaupun
belajar dan memberikan arah pada dekat dengan rumah), juga muncul
kegiatan belajar sehingga tujuan yang ditempat-tempat pribadi dari pada
dikehendaki bisa tercapai (Sardiman, ditempat umum dan muncul pada anak-
2007). anak berjenis kelamin sama daripada yang
Berdasarkan penjelasan di atas berbeda jenis kelamin (Santrock, 2003).
motivasi belajar adalah suatu daya Dari pengertian di atas dapat
penggerak dari dalam diri siswa yang disimpulkan interaksi teman sebaya adalah
mengarahkan perilaku pada tujuan hubungan timbal balik antara remaja satu
kegiatan belajar dan bisa menjaga dengan remaja lain dimana perilaku remaja
keberlangsungan kegiatan belajar siswa. satu mempengaruhi remaja lain begitu juga
Adapun aspek-aspek motivasi sebaliknya.
belajar terdiri dari delapan indikator utama Interaksi teman sebaya meliputi
dari Sardiman (2018) yaitu 1) tekun dua hal pokok yaitu: intensitas di sekolah
menghadapi tugas, 2) ulet dan tidak mudah dan akrab di luar sekolah (KBBI, 2005).
putus asa, 3) menunjukkan minat terhadap Efikasi Diri
Efikasi diri merupakan penilaian
bermacam-macam masalah, 4) lebih
seseorang tentang kemampuannya sendiri
senang belajar mandiri, 5) cepat bosan
untuk menjalankan perilaku tertentu atau
terhadap rutinitas, 6) dapat
mencapai tujuan tertentu (Ellis, 2008).
mempertahankan pendapat, 7) tidak
Siswa lebih mungkin terlibat dalam
mudah melepas hal yang diyakininya, 8)
perilaku tertentu ketika mereka yakin
senang mencari dan memecahkan
bahwa mereka akan mampu menjalankan
kesalahan soal-soal .
perilaku tersebut dengan sukses, yaitu
Interaksi Teman Sebaya

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021


1060

ketika mereka memiliki self efikasi diri Metode penelitian yang digunakan
yang tinggi (Bandura dalam Ellis, 2008). yaitu metode penelitian kuantitatif dengan
Adapun faktor-faktor yang pendekatan statistik. Analisis terhadap
mempengaruhi perkembangan self efikasi data dilakukan secara kuantitatif
adalah keberhasilan dan kegagalan deskriptif, kemudian peneliti melakukan
pembelajar sebelumnya, pesan yang analisis intrumen yaitu melakukan
disampaikan orang lain, keberhasilan dan perhitungan uji validitas interaksi teman
kegagalan orang lain dan keberhasilan dan sebaya, efikasi diri dan motivasi belajar
kegagalan dalam kelompok yang lebih menggunakan bantuan program computer
besar (Ellis, 2008). SPPS.16.00. Uji validitas item digunakan
Adapun aspek-aspek efikasi diri untuk mengetahui seberapa cermat suatu
menurut Bandura (1997) yaitu tingkatan aitem dalam mengukur apa yang ingin
(level), keadaan umum (generality), diukur (Priyatno, 2018). Uji coba alat ukur
kekuatan (strength). dilakukan terhadap siswa kelas IX di
SMP N 13 Sungai Raya pada tanggal 27
METODE PENELITIAN
September 2021 oleh seorang guru.
Subjek penelitian ini yaitu siswa
Perhitungan uji validitas skala interaksi
SMP N 16 Pontianak kelas IX. Jumlah
teman sebaya, efikasi diri dan motivasi
sampel 30 diambil dengan menggunakan
belajar dilakukan dua tahapan hingga
proporsional random sampling. Alat ukur
skala yang dianalisis tidak terdapat aitem
penelitian ini menggunakan skala interaksi
yang gugur artinya semua aitem dalam
teman sebaya, skala efikasi diri dan skala
skala memiliki nilai validitas lebih dari r
motivasi belajar. Bentuk skala pada
tabel.
penelitian ini menggunakan penskalaan
Setelah dilakukan uji validitas
model likert yang memiliki empat
pada skala interaksi teman sebaya
alternative jawaban yang sudah tersedia
sebanyak 16 (enam belas) aitem yang
yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS
dinyatakan valid. Begitu juga pada skala
(tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).
efikasi diri dilakukan uji validitas dan
Rentang skor dalam penelitian ini 1-4.
hasilnya sebanyak 9 (sembilan) aitem yang
Teknik analisis data menggunakan analisis
dinyatakan valid. Lebih lanjut uji validitas
regresi linear sederhana dan analisis
juga dilakukan pada skala motivasi belajar
regresi linear berganda dengan program
hasilnya sebanyak 6 (enam) aitem yang
SPSS 16.
dinyatakan valid dan digunakan untuk

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021


1061

mengambil data penelitian. Setelah sebesar 87,5% dipengaruhi oleh faktor


melakukan uji validitas baru kemudian lain.
dilakukan uji reliabilitas menggunakan Pengujian hipotesis pada penelitian
program computer SPPS.16.00. Uji ini menggunakan program SPSS 16 for
reliabilitas digunakan untuk mengetahui windows melakukan uji F. Dari hasil uji F
keajekan atau konsistensi alat ukur yang diperoleh nilai sig nya sebesar 0,165
biasanya menggunakan kuesioner artinya <0,005 berarti variabel interaksi
(Priyatno, 2018). teman sebaya dan efikasi diri secara
Berdasarkan hasil pengujian simultan berpengaruh terhadap motivasi
reabilitas instrumen dengan menggunakan belajar. Selanjutnya dilakukan uji t. Dari
SPSS 16.00 diperolehlah nilai coefisien hasil uji t pada tabel coefesien diperoleh
cronbach’s alpha untuk interaksi teman nilai sig untuk variabel interaksi teman
sebaya (0,865), efikasi diri (0,812) dan sebaya sebesar 0,375 nilai ini berarti lebih
motivasi belajar sebesar (0,601). Ini berarti besar dari 0,005 dengan demikian dapat
reabilitasnya cukup reliabel maka dapat disimpulkan pengaruh secara mandiri atau
disimpulkan bahwa aitem yang digunakan varsial variabel interaksi teman sebaya
untuk mengukur variabel interaksi teman terhadap motivasi belajar cukup berarti.
sebaya, efikasi diri dan motivasi belajar Selanjutnya untuk variabel efikasi diri
sudah reliabel artinya aitem pertanyaan dimana nilai signya sebesar 0,090 nilai ini
yang dipakai untuk mengukur interaksi berarti lebih besar dari 0,005 dengan
teman sebaya, efikasi diri dan motivasi demikian dapat disimpulkan pengaruh
belajar telah memiliki konsistensi internal secara mandiri atau varsial variabel efikasi
yang baik. diri terhadap variabel motivasi belajar
Hasil analisis data menunjukkan cukup berarti.
ada hubungan antara interaksi teman Berdasarkan hasil yang terdapat
sebaya (X1) dan efikasi diri (X2) dengan dalam table coefisien di atas, maka
motivasi belajar (Y) dengan nilai R Square dibentuk suatu persamaan regresi linear
sebesar 0,125 atau 12,5%. Nilai ini berganda yaitu: Y=12,290+0,048
mengandung arti bahwa interaksi teman X1+0,191 X2 yang mana: Y = Motivasi
sebaya (X1) dan efikasi diri (X2) dan Belajar; X1 = Interaksi Teman Sebaya; X2
motivasi belajar (Y) berkontribusi pada = Motivasi Belajar.
penelitian ini sebesar 12,5% dan sisanya Adapun uji prasyarat analisis
dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021


1062

normalitas dan uji linearitas menggunakan Hasil uji linearitas menunjukkan


SPSS 16.00 for windows berikut tabel hubungan antara variabel bebas dan
hasil uji Normalitas dan uji linearitas. variabel terikat bersifat linear. Hal itu
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas ditunjukkan oleh harga p>0,05 dimana
Kolmogrov-Smirnov
Variabel antara variabel interaksi teman sebaya
Nilai Nilai p p Keterang
Z hitung an
dengan motivasi belajar menghasilkan
Motivasi 0.571 0,900 >0,05 Normal
Belajar nilai F sebesar 1.783 (p>0,05). Hubungan
Interaksi 0,989 0,282 >0,05 Normal antara variabel Efikasi Diri dengan
Teman
sebaya motivasi belajar menghasilkan nilai F
Efikasi Diri 0,802 0,540 >0,05 Normal sebesar 2,059 dengan (p>0,05).
Sumber: SPSS 16.00 tahun 2021
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan bahwa
Analisis data untuk menguji
semua variabel berdistribusi normal. Hal
hubungan antara interaksi teman sebaya
tersebut ditunjukkan oleh harga p>0,05.
dan efikasi diri dengan motivasi belajar
Hasil uji normalitas sebaran data variabel
menggunakan analisis regresi ganda dua
motivasi belajar menunjukkan nilai z
predictor dan hasil analisis menunjukkan
sebesar 0,571 dengan p = 0,900.
koefisien regresi (R) = 0,354 koefisien
Sementara itu, hasil uji normalitas sebaran
determinasi (R2) sebesar 0,125 artinya
data variabel interaksi teman sebaya
secara simultan interaksi teman sebaya dan
menunjukkan nilai z sebesar 0,989 dengan
efikasi diri memberikan sumbangan efektif
(p>0,282). Selanjutnya data variabel
sebesar 12,5 % terhadap motivasi belajar
Efikasi Diri menunjukkan nilai z sebesar
sehingga masih ada 87.5% variabel lain
0,802 dengan (p >0,540). Selanjutnya
yang mungkin dapat menjelaskan factor–
dilakukan uji linearitas untuk mengetahui
faktor lain yang mempengaruhi motivasi
linear tidaknya hubungan antara varaibel
belajar. berdasarkan uraian di atas dapat
bebas dengan variable terikat.
Tabel 2. Hasil Uji Linearitas
disimpulkan bahwa interaksi teman sebaya
ANOVA-Table dan efikasi diri merupakan salah satu
Variabel
Nilai F Nilai p p Keterang
hitung an
factor yang mendukung motivasi belajar.
Interaksi teman 1.783 0,151 p>0,05 Linear Hasil penelitian ini mendukung
sebaya *Motivasi
Belajar hasil penelitian yang dilakukan oleh
Efikasi diri
*motivasi belajar
2,059 0,089 Linear
Syafi’I (2018) menunjukkan ada
Sumber: SPSS 16.00 tahun 2021 hubungan yang signifikan antara interaksi
teman sebaya terhadap motivasi belajar.
Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021
1063

Anggun (2021) menjelaskan hal yang faktor internal dan eksternal sebanyak
sama bahwa terdapat pengaruh interaksi 87,5%
sosial teman sebaya terhadap motivasi Saran
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 1. Bagi Guru
Semarang. Hasil Penelitian ini dapat digunakan
Berdasarkan uraian di atas dapat sebagai bahan masukan oleh guru untuk
disimpulkan bahwa interaksi teman memperbaiki interaksi teman sebaya
sebaya merupakan salah satu faktor yang dan efikasi diri siswa agar siswa lebih
mendukung motivasi belajar. Monica termotivasi dalam belajar.
(2017) mengatakan efikasi diri dan 2. Bagi Siswa
motivasi belajar siswa memiliki pengaruh Hasil penelitian ini dapat digunakan
positif dan signifikan terhadap hasil sebagai bahan masukan kepada siswa
belajar, baik secara parsial maupun untuk menambah pengetahuan para
simultan oleh karena itu hasil belajar siswa mengenai interaksi teman sebaya.
dapat ditingkatkan melalui peningkatan mempengaruhi motivasi belajar siswa
efikasi diri dan motivasi belajar. hal ini selain itu efikasi diri pada diri siswa
berarti interaksi teman sebaya dan efikasi juga sangat penting untuk dipahami
diri secara bersama-sama mempunyai oleh siswa karena efikasi diri juga
hubungan dengan motivasi belajar. mempengaruhi motivasi belajar siswa.
3. Peneliti Selanjutnya
PENUTUP
Hasil penelitian ini menunjukkan
Kesimpulan
bahwa variable interaksi teman sebaya
Berdasarkan hasil penelitian
dan efikasi diri ternyata mempengaruhi
tentang hubungan antara interaksi teman
motivasi belajar siswa hanya 12,5 %.
sebaya dan efikasi diri dengan motivasi
Hasil penelitian ini bisa saja berubah
belajar dapat disimpulkan sebagai berikut:
dikarenakan saat peneliti melakukan
1. Ada hubungan positif antara interaksi
penelitian ini pada saat kondisi
teman sebaya dan efikasi diri dengan
pandemic covid 19. Sehingga para
motivasi belajar; 2. Interaksi teman sebaya
peneliti selanjutnya dapat melakukan
dan efikasi diri berpengaruh pada
penelitian kembali secara lebih
motivasi belajar sebesar 12,5%. sehingga
mendalam mengenai interaksi teman
masih ada factor lain yang lebih
sebaya, efikasi diri dan motivasi belajar
mempengaruhi motivasi belajar seperti

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021


1064

DAFTAR PUSTAKA Monica & Adman. 2017. Peran Efikasi


Diri dan Motivasi Belajar Dalam
Anggun, P.D & Yovitha, Y, D.M. 2021.
Meningkatkan Hasil Belajar
Interaksi Sosial Teman Sebaya
Siswa Sekolah Menengah
Terhadap Motivasi Belajar Siswa.
Kejuruan. Vol 2 No.2 hal 219-
Jurnal Penelitian dan
226.
Pengembangan Pendidikan. Vol.5
No. 163-167 Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Bandura, A. 1997. Self-Efficacy Toward A
Unfying Theory of Behavioral Priyatno. 2018. SPSS Panduan Mudah
Psychology. Review. Olah Data bagi Mahasiswa dan
Umum. Yogyakarta: Andi.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi
2005. Kamus Besar Bahasa Belajar-Mengajar. Jakarta : PT
Indonesia. Jakarta: Balai Raja Grafindo Persada.
Pustaka
Sardiman. 2018. Interaksi dan Motivasi
Djamarah, S.B. 2015. Psikologi Belajar. Belajar-Mengajar. Jakarta : PT
Jakarta: Rineka Cipta Raja Grafindo Persada.
Ellis, O.J. 2008. Psikologi Pendidikan:
Membantu siswa Tumbuh dan Syafi’I, M & Ummi, M. 2018. Pengaruh
Berkembang. Jakarta: Erlangga. Interaksi Teman Sebaya Terhadap
Motivasi Belajar santri. Jurnal
Heni, I. W. 2018. Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Islam. Vol 2 No.1
Motivasi Belajar dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Prestasi Santrock, W. J. 2003. Adolescence:
Belajar Siswa Pada Mata Perkembangan Remaja. Erlangga:
Pelajaran Ekonomi Kelas X dan Jakarta
XI IIS di SMA Negeri 6 Winkel, WS. 2014. Psikologi Pengajaran.
Yogyakarta. Skripsi (diterbitkan). Yogyakarta: Media Abadi.
Yogyakarta: Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan: Universitas
Sanata Dharma.

Jurnal Psikologi Konseling Vol. 19 No. 2, Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai