Anda di halaman 1dari 6

Education, Social Science, Humanity, and Language Reseacrh (ESSHIC Journal)

Vol X, No X, Month 2022, pp. x-x (filled by editor)


ISSN XXX-XXXX (online)
Available online at https://instructionaljournal.com/index.php/esshic_journal/

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Pembelajaran terhadap Motivasi
Belajar Siswa di SMAN 103 Jakarta
Yayan Hidayatulloh1 Rusnnita2 Ramadhan Putra Astaman3 Jelita Ria Hutagalung4
1
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
2
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
3
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
4
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia

ARTICLE HISTORY ABSTRACT


Received (filled by editor) Motivasi dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Faktor yang
Revised (filled by editor)
mempengaruhi motivasi belajar salah satunya adalah lingkungan pembelajaran dan pola asuh
Accepted (filled by editor) yang selanjutnya akan menentukan kualitas hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini untuk
menguji korelasi antara pola asuh orangtua dan lingkungan pembelajaran dengan motivasi
belajar siswa di SMAN 103 Jakarta. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah SMAN 103
KEYWORDS Jakarta. Sampel terdiri dari 141 siswa SMAN 103 Jakarta. Pendekatan yang dilakukan dalam
Pola asuh orang tua penelitian ini adalah kuantitatif. dari hasil tersebut maka hipotesis yang menyatakan diduga
Lingkungan pembelajaran terdapat pengaruh antara pola asuh dan lingkungan belajar secara bersamaan terhadap motivasi
Motivasi belajar siswa belajar siswa diterima. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pola asuh terhadap
motivasi belajar siswa dengan koefisien determinasi (Adjusted R Square) regresi berganda
Motivasi siswa
antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu sebesar 0,122. Nilai tersebut
menunjukan bahwa pola asuh dan lingkungan belajar secara bersamaan memberikan kontribusi
sebesar 12,2% terhadap motivasi belajar siswa dan sisanya sebesar 87,8% dipengaruhi oleh
faktor lain terhadap kinerja karyawan namun tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
Disimpulkan bahwa pola asuh berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Disarankan
kepada para orangtua dan sekolah agar dapat menerapkan pola asuh yang baik, menciptakan
situasi belajar yang dapat merangsang minat siswa untuk giat belajar dan memperhatikan
kebutuhan sekolah anak.
Copyright © 2022
Author. All rights
reserved.

1. Pendahuluan beberapa jenis, namun penelitian ini hanya diambil salah satu saja
contoh Teori Motivasi, tentang Teori Motivasi Abraham H. Maslow
Motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam atau Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
kelas adalah salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam Teori Motivasi Abraham Maslow sangat diperlukan dalam
tercapainya tujuan proses pembelajaran. Adanya kesiapan dalam kegiatan atau aktivitas belajar. Hal tersebut karena Teori Motivasi
diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran adalah salah satu Abraham Maslow dapat meningkatkan, berpengaruh atau
nilai positif bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. mengoptimalkan proses belajar, hasil belajar dan prestasi belajar,
Kesiapan dalam diri siswa dalam menikuti proses pembelajaran di sehingga hal tersebut sangat penting untuk mengimplikasikan Teori
sekolah juga di dukung oleh peranan orang tua dalam mengasuh Motivasi Abraham Maslow yang berpengaruh dalam kegiatan
dan memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. belajar. Misalnya Teori Motivasi Abraham Maslow yang ketiga,
Besarnya motivasi siswa yang sudah terpupuk dari rumah juga akan tentang Kebutuhan “Social Needs”. Kebutuhan Social Needs adalah
di dasarkan kepada lingkungan belajar siswa di sekolah, hal tersebut kebutuhan akan dimiliki dan kasih sayang seperti perhatian orangtua
dikarenakan siswa yang masih berada di fase remaja yang memiliki terhadap anaknya dan lingkungan yang produktif bagi siswa.
kepribadian yang labil yang dapat berubah keadaanya secara instan Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi motivasi belajar ini
oleh hal-hal yang tidak terduga tak terkecuali lingkungan belajar adalah keluarga yang dalam hal ini adalah pola asuh orangtua.
siswa. Jikalau sikap orangtua yang terbuka, selalu menyediakan waktu dan
Motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa disekolah memberikan kasih sayang yang cukup akan membantu anak dalam
dimana itu dinyatakan oleh Sardiman (2016:84) mengatakan bahwa memahami dirinya yang terus mengalami perubahan, juga akan
“hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi”. Hal itu membantu anak meningkatkan semangat belajarnya. Anak merasa
senada dengan yang dikatakan oleh Hamzah dan Muhlisrarini tidak akan terpaksa untuk sekolah dan semangat belajarnya pun
(2014:149) yang menyatakan bahwa “apabila motivasi meningkat akan terus tumbuh, dengan adanya sikap yang positif, maka anak
maka pada akhirnya secara langsung atau tidak langsung dapat akan merasa lebih mudah untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
meningkatkan hasil belajar”. Begitu dari pendapat Sardiman serta Anak tersebut akan mengoptimalkan potensi berpikirnya di sekolah
Hamzah dan Muhlisrarini maka dapat diambil kesimpulan bahwa dan selalu ingin berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas
motivasi tersebut berpengaruh dan dapat meningkatkan hasil belajar sekolahnya dengan tepat. Namun, hal itu tidak terkadang terjadi
dari siswa. Sehingga motivasi belajar siswa dapat berpengaruh atau dilingkungan sekolah cerdas, motivasi itu lebih banyak tidak
meningkatkan hasil belajar siswa. didukung oleh lingkungan pembelajaran yang minim bahkan pola
Berangkat dari beberapa pendapat di atas, maka dapat asuh orang tua yang tidak baik.
disimpulkan oleh peneliti bahwa motivasi itu sangat penting untuk
Belajar sendiri dapat diartikan sebagai interaksi antara indvidu
dimiliki karena berpengaruh dan meningkatkan prestasi atau hasil dengan lingkungan. Lingkungan Belajar atau dapat disebut juga
belajar siswa, sehingga motivasi itu sangat penting dan berguna Lingkungan Pendidikan adalah tempat terjadinya kegiatan belajar
sekali untuk semua orang tanpa terkecuali. Teori motivasi itu ada
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,
yang mendapatkan pengaruh atau rangsangan dari luar terhadap Lingkungan Masyarakat. Masing-masing indikator memiliki
keberlangsungan kegiatan belajar tersebut. Lebih lanjut dapat peranan yang penting bagi perkembangan peserta didik demi
dijelaskan bahwa “Lingkungan Belajar adalah sesuatu yang ada di terciptanya lulusan yang baik, kompeten dan inovatif.
alam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada Pola Asuh Orangtua
individu” (Oemar Hamalik, 2010: 195). Menurut (Soedomo Hadi Secara etimologi, pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang
2003:87) mengatakan “lingkungan adalah segala sesuatu yang ada artinya pemimpin, pengelolah, pembimbing, sehingga “pengasuh”
di luar orang-orang pergaulan dan yang memengaruhi adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin
perkembangan anak seperti: iklim, alam sekitar, situasi ekonomi, dan mengelolah. Pengasuhan yang dimaksud adalah mengasuh
perumahan, pakaian, tetangga dan lain-lain". anak Dalam pengertian tersebut dapat dipahami bahwa mengasuh
Dalam Lingkungan belajar terdapat juga kondisi dan segala anak adalah membimbing yang dilakukan terhadap anak yang
fasilitas yang digunakan untuk kegiatan belajar sehari-hari baerkaitan dengan kepentingan hidupnya.
(Wiyono, 2003:29). Lingkungan belajar dapat menjadi sarana bagi Keluarga adalah lingkungan pertama yang menuntut anak
peserta didik untuk mencurahkan dirinya untuk berbagai aktifitas supaya mampu menyesuaikan diri dengan baik sejalan dengan usia
hingga mereka mengalami perubahan dalam tingkah laku dan kematangannya. Di dalam keluarga, orang tua memiliki peran
(Mariyana 2009:17). Lingkungan belajar sendiri terbagi dalam besar dalam memberi pengaruh pada pendidikan anak.
beberapa bagian yaitu Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini sangat penting
dan Lingkungan Masyarakat (Slameto, 2010: 60). Lingkungan dikembangkan. Karena pertama semakin banyaknya permasalahan
tersebut merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam yang terjadi di sekitar anak, misalnya pola asuh lingkungan
proses dan hasil dalam pembelajaran. keluarga yang tidak baik ketika 6 orang dewasa menghukum anak
Jenis-jenis lingkungan belajar dengan teriak, menjerit, anak-anak akan meniru prilaku yang
Lingkungan keluarga negatif dan lepas kendali,11 ataupun perkembangan teknologi yang
Keluarga adalah tempat dimana interaksi pertama kali terjadi. semakin canggih seperti televisi yang akan membawa dampak luar
Sebelum masuk ke lingkungan lain, keluarga adalah lingkungan biasa pada anak karena tontonan yang tidak layak akan
pertama yang dimasuki dan di lingkungan keluarga dasar-dasar mempengaruhi perkembangan emosi anak
ilmu didapat. Keluarga merupakan Lingkungan yang utama dalam Menurut Hurlock membagi tiga macam pola asuhan
pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang ketika diantaranya: (1) Pola asuhan Authoritarian dengan ciri-ciri, orang
belajar di dalam Lingkungan Keluarga adalah didikan orangtua, tua memaksakan kehendak pada anak, mengontrol tingkah laku
hubungan antar keluarga, suasana tempat tinggal dan keadaan anak secara ketat, memberi hukuman fisik jika anak bertindak tidak
ekonomi. Lingkungan keluarga yang baik turut mempengaruhi sesuai dengan keinginan orang tuas, kehendak anak banyak diatur
keberhasilan belajar orang tua, (2) Pola asuhan Democratie. Adanya pengakuan
Berdasarkan di atas dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga kemampuan anak oleh orang tuanya. Anak diberi kesempatan
adalah lingkugan yang berperan penting dalam membentuk untuk tergantung dan mengembangkan kontrol internalnya. Orang
kepribadian dan sikap seseorang. Seseorang tentu akan memiliki tua melibatkan partisipasi anak dalam mengatur kehidupan anak,
kepribadian dan sikap yang baik jika ia mendapatkan pendidikan menetapkan peraturan-peraturan, dan dalam mengambil keputusan.
yang baik di lingkungan keluarga terlepas dari keadaan yang terjadi (3) Pola asuhan Permissive . Sikap yang longgar/bebas dari orang
di dalam keluarganya. Orang tua sebagai pendidik utama perlu tua. Orang tua tidak banyak mengatur, tidak banyak mengontrol
mengembangkan karakter yang kuat agar anak memiliki dan juga tidak banyak membimbing. Anak diberi kebebasan untuk
kepribadian dan sikap yang baik. Hal ini diperlukan untuk mengatur dirinya sendiri.
membantu anak tersebut untuk bersosialiasi di luar lingkungan Disimpulkan bahawa perkembangan sosial emosional adalah
keluarga. kemampuan untuk mengendalikan, mengolah, dan mengontrol
Lingkungan sekolah emosi agar mampu penyesuaian diri dengan masyarakat. Aspek
Pada umumnya seseorang yang menempuh pendidikan akan perkembangan sosial emosional pada anak usia dini diharapkan
masuk kedalam sebuiah lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah. memiliki kemampuan dan kompetisi serta hasil belajar yang ingin
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua sekaligus lingkungan dicapai seperti kemampuan mengenal lingkungan sekitar,
yang paling lama seseorang menghabiskan waktunya. Kegiatan mengenal alam, mengenal lingkungan sosial, dan peranan
belajar biasa dilakukan di lingkungan ini. Lebih lanjut dijelaskan masyarakat yang mampu mengembangkan konsep diri. Hal ini
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat menyatakan bahwasanya kemampuan emosi jika distimulus atau
inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diberi rangsangan dengan baik bisa menjadi kemampuan yang baik
diajarkan dan dikembangkan kepada peserta didik (Tulus, 2004:1) untuk kedepannya.
Baiknya lingkungan sekolah dapat dipengaruhi dan diukur dari Pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua
relasi antar warga sekolah, metode belajar, fasilitas sekolah. memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan
Berdasarkan di atas dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan sehingga
adalah lingkungan terpenting kedua setelah keluarga. Di lingkungan pada upaya pembentukan norma-norma yang dipelihara
sekolah seseorang dapat mendapatkan berbagai macam ilmu, masyarakat pada umumnya. pola asuh orang tua adalah bagaimana
keterampilan dan kemampuan lainnya yang kelak akan berguna di orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan
masyarakat. Lingkungan sekolah juga turut dalam menciptakan mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan sehingga
generasi yang baik untuk masa depan. Lingkungan sekolah juga pada upaya pembentukan normanorma yang dipelihara masyarakat
sedikit banyak berpengaruh terhadap perkembangan psikologi pada umumnya.
seseorang, oleh karena itu menciptakan lingkungan sekolah yang Berdasarkan realitas tersebut, maka peneliti tertarik
ideal adalah suatu keharusan. mengangkat judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan
Lingkungan Masyarakat Lingkungan Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar” dalam
Lingkungan Masyarakat biasanya diurutkan ketiga dalam penelitian tersebut peneliti mengambil sampel di SMAN 103
pembagian lingkungan belajar. Hubungan antara manusia yang satu Jakarta, guna mempermudah dalam memperoleh hasil penelitian.
dengan yang lainnya terjadi di dalam lingkungan masyarakat, hal 2. Metode Penelitian
ini menyebabkan sering pula disebut dengan lingkungan yang
berwujud manusia dan hubungannya dengan antar manusia Penelitian ini termasuk kategori penelitian asosiatif kausal
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
(Uhbiyati&Ahmadi, 1991:65)
mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih. Jenis penelitian yang
Lingkungan Masyarakat memiliki tingkatan yang lebih luas jika
dibandingkan kedua lingkungan lainnya. Perubahan yang cepat digunakan ialah penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2017:68)
Penelitian asosiatif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk
juga terjadi di lingkungan ini. Keberhasilan seseorang di
lingkungan keluarga dan sekolah disamping juga pembawaan mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel
atau lebih”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
pribadi yang dinamis mampu memberikan kemampuan lebih dan
untuk bersosialisasi dengan orang banyak di lingkungan dengan menggunakan probability sampling. Probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
masyarakat.
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
Pada akhirnya lingkungan belajar memerlukan perhatian khusus
dari setiap elemen masyarakat.agar proses belajar mengajar dapat anggota sampel. Sedangkan cara untuk memilih responden
berlangsung dengan baik dan prestasi belajar siswa meningkat. dilakukan teknik purposive samping yang dikususkan pad kelas X
Berdasarkan kajian di atas, maka indikator dari Lingkungan Belajar SMA 103 Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, dan data dari siswa yang dikumpulkan dengan metode
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,
kuesioner/angket. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 216
siswa teknik penentuan sampel menggunakan teknik slovin
didapatkan banyak sampel sebesar 141 siswa.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan untuk
mengukur pengaruh pola asuh dan lingkungan belajar terhadap
motivasi belajar siswa didapatkan data yang dikumpulkan
menggunakan angket dengan deskripsi sebagai berikut:

Variabel N min max mean Std dev


Pola asuh 141 33 49 41,05 2,649
Lingkungan belajar 141 40 55 47,59 2,940
Motivasi belajar siswa 141 30 44 38,07 2,892 Unstandarized Standari
Valid N 141 coeficient zed
Model t Sig.
Tabel 1. Deskriptif statistik Std. coeficie
B
Sumber: data primer peneliti eror nt beta
(constan) 21,290 4,865 4,505 ,000
Uji prsyarat analisis Pola Asuh -0,010 0,088 -0,010 -0,119 ,906
Uji prasyarat analisis merupakan suatu bentuk uji persyaratan yang Lingkungan
harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum ke tahap analisi selanjutnya 0,348 0,079 0,354 4,409 ,000
Belajar
(Sugiyono & Susanto, 2017). Dalam penelitian ini dilakukan uji a. dependent variable: motivasi belajar
prasyarat diantaranya uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
multikolinieritas.
Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau
berdistribusi tidak normal. Dari hasil uji one sample K-S yang
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
N 141
Normal parameter Mean 0,000000
Std. Deviation 2,70626167
Most extreme Absolute 0,063
Differences Positive 0,032
Negative -0,63
Test statistic 0,063
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200c.d Uji heteroskedastisitas
Tabel uji one sample Kolmogorov-Smirnov Uji eteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
Sumber: data primer peneliti (2022) yang digunakan bersifat homogen atau heterogen. Hal ini bertujuan
Dari hasil uij normalitas di atas didapatkan nilai asymp sig (2- untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat ketidak samaan
tailed) sebesar 0,200 yang lebih besar dari 0,05. Sugiyono & Susanto antara pengamatan residual satu dengan pengamatan residual lainya.
(2017) menjelaskan data dinyatakan memiliki sebaran yang Model regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas atau
berdistribusi normal apabila nilai Asymp Sig (2-tailed) > 0,05. data yang digunakan harus homogen atau selaras. Berdasarkan hasil uji
Hasil uji normalitas juga dapat dilihat pada histogram dan grafik di yang dilakukan oleh peneliti didaoatkan hasil uji heteroskedastisitas
bawah ini: pada grafik scaterplot berikut:

Grafik scatterplot pada gambar 3. di atas menunjukkan bahwa tidak


ada pola tertentu serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,
heteroskedastisitas. Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
Uji multikolinieritas terhadap variabel dependen secara parsial, yang disajikan sebagai
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model berikut:
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Tabel coeficient
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara Sumber: Data primer peneliti (2022)
variabel independen. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini
disajikan pada tabel berikut: Uji hipotesis simultan (ujif)
Uji f dilakukan untuk mengetahui apakah variabel x1 dan x2 secara
Model Collinearity statistic bersama-sama memberikan pengaruh terhadap variabel Y. Hasil uji F
Tolerance VIF dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:
Tabel 8 Annova
(constan)
Sum of Mean
Pola Asuh (X1) 0,984 1,017 Model df f Sig.
squares square
Lingkungan belajar (X2) 0,984 1,017 Regresion 145,951 2 72,976 9,822 ,000b
a. dependen variabel : motivasi belajar siswa 1025,339 13 7,430
Residual
Sumber: Data Primer peneliti (2022) 8
Hasil uji multikolinieritas pada gambar 4.5. di atas menunjukkan 1171,291 14
Total
bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 (0,984>0,1) dan 0
VIF < 10 (1,017<10). Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas dari a. Dependent Variable: motivasi belajar
masalah multikolinieritas (non multikolinieritas). b. Predictors: (Constant), pola asuh, lingkungan belajar
Sumber: diolah peneliti (2022)
Analisis regresi
Uji regresi berganda pada penelitian ini dilakukan untuk menguji Untuk membuktikan dan mengetahui apakah variabel independen
hipotesis Berdasarkan estimasi regresi berganda diperoleh hasil seperti memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap variabel dependen maka
tabel berikut ini: dilakukan Uji F. Atau uji f ini untuk mengetahui apakah budaya kerja
Tabel 4 Coeficient Persamaan Regresi dan teamwork secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
Sumber: diolah oleh peneliti (2022) karyawan. Jika p<0,05 dengan kata lain nilai signifikansi F lebih kecil
dari 5% maka model regresi signifikan secara statistik.
Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui persamaan regresi yang
terbentuk adalah: Pembahasan
Y = 21,920 - 0,010X1 + 0,348X2 + 0,05 1. Analisis regresi
Dari tabel di atas didapatkan nilai persamaan regresi sebesar:
Y= 21,920 – 0,010x1 + 0,348x2
Keterangan: a. Nilai Constan sebesar 21,920 berarti apabila variabel pola
Y = Variabel motivasi belajar asuh dan lingkungan belajar berada di titik 0 (nol) maka
X1 = Variabel pola asuh variabel motivasi belajar berada di 21,920 satuan
X2 = Variabel lingkungan belajar b. Nilai b1x1 sebesar -0,010 memiliki arti apabila terdapat
kenaikan pada pola asuh sebesar satu satuan akan
e = alpha memberikan penuruan pada motivasi belajar dengan catatan
variabel lain tetap atau idak berubah, nilai regresi negatif
Analisis koefisien korelasi yang tidak searah memberikan arti hubungan yang tidak
Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan searah.
antara variabel independen dengan variabel dependen. Analsis korelasi c. Nilai b2x2 sebesar 0,348 memberikan pengertian apabila
di sajikan pada gambar berikut: terdapat kenaikan pada variabel lingkungan belajar satu
satuan akan memeberikan kenaikan terhaap motivasi
belajar siswa sebesar 0,348 satuan dengan catatan variabel
Tabel 5 model summary analisis korelasi (b)
lain tetap atau tidak berubah.
Adjusted Std eror of 2. Analisis korelasi
Model R R squared
R square the estimate Dari tabel 5 model summary analisis korelasi (b) di atas dilihat
1 0,353a 0,125 0,112 2,726 nilai R sebesar 0,353 menjelaskan bahwa variabel X1 dan X2
a. Predictors: (Constant), pola asuh, lingkungan belajar memiliki nilai korelasi sebesar 0,353 yang menunjukan kedua
b. Dependent Variable: motivasi belajar variabel independen memiliki korelasi atau hubungan yang
Sumber: diolah peneliti (2022) lemah namun berarti.
3. Analisis koefisisen determinasi
Analisis koefisisen determinasi Dari tabel 5 model summary analisis korelasi (b) di atas dapat
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kontribusi dilihat nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) regresi
variabel independen terhadap variabel dependen yang disajikan sebagai berganda antara variabel independen dengan variabel dependen
yaitu sebesar 0,122. Nilai tersebut menunjukan bahwa pola
berikut:
asuh dan lingkungan belajar secara bersamaan memberikan
Tabel 5 model summary analisis korelasi (b) kontribusi sebesar 12,2% terhadap motivasi belajar siswa dan
Adjusted Std eror of sisanya sebesar 87,8% dipengaruhi oleh faktor lain terhadap
Model R R squared
R square the estimate kinerja karyawan namun tidak diikut sertakan dalam penelitian
1 0,353a 0,125 0,112 2,726 ini.
a. Predictors: (Constant), pola asuh, lingkungan belajar
b. Dependent Variable: motivasi belajar 4. Uji hipotesis parsial
Sumber: diolah peneliti (2022) a. Uji hipotesis 1
Dari tabel coefisien didapatkan nilai t hitung sebesar -
Uji hipotesis parsial (uji t) 0,119 yang lebih kecil dari t tabel 141;0,05 yaitu sebesar
1.65573 (-0,119<1.65573) serta nilai sig yang lebih besar
Unstandarized Standari daroi 0,05 (0,906>0,05) hal ini memberikan arti bahwa
coeficient zed hipotesis mengenai terdapat pengaruh antara pola asuh
Model t Sig.
Std. coeficie terhadap hasil belajar siswa ditolak. Adapun hasil
B penelitian yang Relevan (Rini Harianti dan Suci Amin),
eror nt beta
(constan) 21,290 4,865 4,505 ,000 2016. Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Cerdas
Pola Asuh
CONTACT: -0,010Hidayatulloh,
Yayan 0,088yayan8611@gmail.com,
-0,010 -0,119 ,906Indraprasta PGRI, Jakarta ,
Universitas
Lingkunga
0,348 0,079 0,354 4,409 ,000
n Belajar
a. dependent variable: motivasi belajar
Tampan Pekanbaru. Sampel terdiri dari 57 siswa sekolah kontribusi sebesar 0,624 atau 62,4% dan sisanya dipengaruhi
cerdas Tampan Pekanbaru. Pendekatan yang dilakukan oleh variabel lain.
dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasil
menunjukkan bahwa pola asuh positif dari segi kontrol
orangtua (64%), kejelasan komunikasi (61%) dan tuntutan
orang tua menjadi matang (54%). Siswa memiliki
motivasi internal (68%) dan eksternal positif (55%) dalam
pembelajaran.Terdapat pengaruh yang signifikan dan
References (12 pt)
positif antara pola asuh terhadap motivasi belajar siswa Format for Journal Article
dengan nilai signifikan 0,000 dengan koefisien Elis Warti. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar
determinasi 69.1%. Disimpulkan bahwa pola asuh Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Disarankan Jakarta Timur. Jurnal Mosharafa, ISSN 2086 4280, Volume 5,
kepada para orangtua dan sekolah agar dapat menerapkan Nomor 2.
pola asuh yang baik, menciptakan situasi belajar yang
dapat merangsang minat siswa untuk giat belajar dan Rini Harianti dan Suci Amin. (2016). Pola Asuh Orang Tua Dan
memperhatikan kebutuhan sekolah anak Lingkungan Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal
b. Uji hipotesis 2 Curricula Kopertis Wil X, Volume 1, Nomor 2.
Pada tabel koefisien didapatkan nilai t hitung sebesar
4,409 yang lebih besar dari t tabel 141;0,05 yaitu sebesar Megi Andeni, Neni Hermita Dan Zufriady. (2019). Pengaruh Motivasi
1,65573 (4,409>1,65573) serta nilai sig yang lebih kecil Belajar Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas V Gugus Inti I
dari 0,05 sebesar 0,000 (0,000<0,05) dari hasil tersebut
maka hipotesis 2 yang menyatakan diduga terdapat Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal
pengaruh antara lingkungan belajar terhadap motivasi Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan
belajar siswa diterima. Adapun hasil penelitian yang Guru Sekolah Dasar, ISSN. 2615-1960, Volume 3, Nomor 2.
Relevan (Elis Warti), 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Pengaruh Motivas Belajar Siswa di Sekolah Eri Novalinda, Sri Kantun dan Joko Widodo. (2017). Pengaruh Motivasi
Dasar Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa
Timur.Hipotesis yang akan diuji adalah terdapat Kelas X Jurusan Akuntansi Semester Ganjil Smk Pgri 5 Jember
pengaruh yang positif antara motivasi belajar dengan Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru
hasil belajar matematika. Penelitian ini dilakukan dengan Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Ekonomi, ISSN 1907-9990 | E-
metode survey, dengan target populasi seluruh siswa ISSN 2548-7175, Volume 11, Nomor 2.
kelas VI Sekolah Dasar Angkasa 10 Halim
Perdanakusuma. Sampel yang diambil secara acak Try Gunawan Zebua. (2021). Teori Motivasi Abraham H. Maslow Dan
sederhana. Instrumen penelitian yang akan digunakan Implikasinya Dalam Kegiatan Belajar Matematika. Range: Jurnal
adalah penyebaran angkat dan tes belajar Pendidikan Matematika, ISSN :2685-2373, Volume 3, Nomor 1.
matematika .Untuk mengukur motivasi menggunakan tes
skala sikap yang didasarkan pada validasi isi. Dengan Format for Book
keterandalan dihitung dengan rumus alpha cronbach. Tes Beaty Bea Septiari. (2012). Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh
hasil belajar menggunakan soal-soal yang diberikan
Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Media.
sesuai dengan kurikulum yang berjalan. Dengan
keterandalan dihitung menggunakan uji normalitas dan
uji homogenitas yang dilanjutkan dengan uji t (uji dua Ahmat Susanto. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar
pihak ) pada signifikan pada taraf signifikan 0,05. Pada dalam Berbagai Aspeknya. , Jakarta: Kencana
uji kelompok eksperimen diperoleh Y=0,0978 dan L
tabel = 0,161 dan X Lo = 0,0974). Hasil penelitian Maslow, A. H. (2018). Motivation and Personality. Diterjemahkan oleh
menyimpulkan sebagai berikut:”Terdapat pengaruh yang Achmad Fawaid dan Maufur. Yogyakarta: Cantrik Pustaka.
positif antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar
matematika siswa. Dengan persamaan regresi Sardiman, A. M.. (2016). Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta:
Y=a+bx=29,65 +0,605x. Koefisien korelasi (r )=0,974 Rajawali Pers.
signifikan pada 0,05. Hasil penelitian ini diharapkan
berguna untuk para pendidik khususnya guru
matematika. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati . (1991). Ilmu Pendidikan. Jakarta :
5. Uji hipotesis simultan Rineka Cipta
Pada pengujian hipotesis simultan ditujukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh seara bersama-sama Bambang Budi Wiyono.( 2003). Hubungan antara lingkungan belajar.
antara variabel independen terhadap variabel dependen, dari Jakarta: Forumpenelitian.
hasil analisis yang disajikan dalam tabel annova didapatkan
hasil nilai f hitung sebesar 9,882 yang lebih besar dari f hitung Hadi, S. (2003). Pengantar Pendidikan. Surakarta: UNS Press .
141-df;0,05 yaitu sebesar 3,06 (9,882>3,06) serta nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara,
(0,000<0,05) dari hasil tersebut maka hipotesis yang
Jakarta.
menyatakan diduga terdapat pengaruh antara pola asuh dan
lingkungan belajar secara bersamaan terhadap motivasi belajar
siswa diterima. Adapun hasil penelitian yang Relevan dari Mariyana, Rita dkk. (2009). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta:
(Megi Andeni, Neni Hermita Dan Zufriady). 2019. Motivasi Kencana Prenada Media Group.
belajar merupakan faktor internal dan eksternal siswa untuk
melakukan perubahan perilaku. Tujuan dari penelitian ini Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Memperngaruhinya.
adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap Bandung: PT Sinar Baru Algensindo.
hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada 132 siswa
sekolah dasar di SDN Gugus Inti I Kecamatan Kunto
Tulus, Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Darussalam Kabupaten Rokan Hulu pada mata pelajaran IPS.
Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan persamaan Jakarta: Rineka Cipta.
regresi linier sederhana Y = a + bx atau Y = 13.610 + 0.834x
menjelaskan bahwa jika diasumsikan bahwa motivasi belajar
siswa bernilai 0 (nol) maka tidak akan mempengaruhi hasil
belajar siswa sebesar 13.610 . Jika motivasi belajar telah
meningkat sebesar satu unit, ini dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa sebesar 0,834. Sedangkan nilai R square
(kontribusi) menjelaskan bahwa motivasi belajar memiliki
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,

Anda mungkin juga menyukai