Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Lingkungan Pembelajaran terhadap Motivasi
Belajar Siswa di SMAN 103 Jakarta
Yayan Hidayatulloh1 Rusnnita2 Ramadhan Putra Astaman3 Jelita Ria Hutagalung4
1
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
2
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
3
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
4
Pendidikan IPS, Universitas Indraprasta PGRI, Indonesia
1. Pendahuluan beberapa jenis, namun penelitian ini hanya diambil salah satu saja
contoh Teori Motivasi, tentang Teori Motivasi Abraham H. Maslow
Motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam atau Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.
kelas adalah salah satu faktor yang memiliki peran penting dalam Teori Motivasi Abraham Maslow sangat diperlukan dalam
tercapainya tujuan proses pembelajaran. Adanya kesiapan dalam kegiatan atau aktivitas belajar. Hal tersebut karena Teori Motivasi
diri siswa untuk mengikuti proses pembelajaran adalah salah satu Abraham Maslow dapat meningkatkan, berpengaruh atau
nilai positif bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. mengoptimalkan proses belajar, hasil belajar dan prestasi belajar,
Kesiapan dalam diri siswa dalam menikuti proses pembelajaran di sehingga hal tersebut sangat penting untuk mengimplikasikan Teori
sekolah juga di dukung oleh peranan orang tua dalam mengasuh Motivasi Abraham Maslow yang berpengaruh dalam kegiatan
dan memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. belajar. Misalnya Teori Motivasi Abraham Maslow yang ketiga,
Besarnya motivasi siswa yang sudah terpupuk dari rumah juga akan tentang Kebutuhan “Social Needs”. Kebutuhan Social Needs adalah
di dasarkan kepada lingkungan belajar siswa di sekolah, hal tersebut kebutuhan akan dimiliki dan kasih sayang seperti perhatian orangtua
dikarenakan siswa yang masih berada di fase remaja yang memiliki terhadap anaknya dan lingkungan yang produktif bagi siswa.
kepribadian yang labil yang dapat berubah keadaanya secara instan Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi motivasi belajar ini
oleh hal-hal yang tidak terduga tak terkecuali lingkungan belajar adalah keluarga yang dalam hal ini adalah pola asuh orangtua.
siswa. Jikalau sikap orangtua yang terbuka, selalu menyediakan waktu dan
Motivasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa disekolah memberikan kasih sayang yang cukup akan membantu anak dalam
dimana itu dinyatakan oleh Sardiman (2016:84) mengatakan bahwa memahami dirinya yang terus mengalami perubahan, juga akan
“hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi”. Hal itu membantu anak meningkatkan semangat belajarnya. Anak merasa
senada dengan yang dikatakan oleh Hamzah dan Muhlisrarini tidak akan terpaksa untuk sekolah dan semangat belajarnya pun
(2014:149) yang menyatakan bahwa “apabila motivasi meningkat akan terus tumbuh, dengan adanya sikap yang positif, maka anak
maka pada akhirnya secara langsung atau tidak langsung dapat akan merasa lebih mudah untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
meningkatkan hasil belajar”. Begitu dari pendapat Sardiman serta Anak tersebut akan mengoptimalkan potensi berpikirnya di sekolah
Hamzah dan Muhlisrarini maka dapat diambil kesimpulan bahwa dan selalu ingin berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas
motivasi tersebut berpengaruh dan dapat meningkatkan hasil belajar sekolahnya dengan tepat. Namun, hal itu tidak terkadang terjadi
dari siswa. Sehingga motivasi belajar siswa dapat berpengaruh atau dilingkungan sekolah cerdas, motivasi itu lebih banyak tidak
meningkatkan hasil belajar siswa. didukung oleh lingkungan pembelajaran yang minim bahkan pola
Berangkat dari beberapa pendapat di atas, maka dapat asuh orang tua yang tidak baik.
disimpulkan oleh peneliti bahwa motivasi itu sangat penting untuk
Belajar sendiri dapat diartikan sebagai interaksi antara indvidu
dimiliki karena berpengaruh dan meningkatkan prestasi atau hasil dengan lingkungan. Lingkungan Belajar atau dapat disebut juga
belajar siswa, sehingga motivasi itu sangat penting dan berguna Lingkungan Pendidikan adalah tempat terjadinya kegiatan belajar
sekali untuk semua orang tanpa terkecuali. Teori motivasi itu ada
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,
yang mendapatkan pengaruh atau rangsangan dari luar terhadap Lingkungan Masyarakat. Masing-masing indikator memiliki
keberlangsungan kegiatan belajar tersebut. Lebih lanjut dapat peranan yang penting bagi perkembangan peserta didik demi
dijelaskan bahwa “Lingkungan Belajar adalah sesuatu yang ada di terciptanya lulusan yang baik, kompeten dan inovatif.
alam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada Pola Asuh Orangtua
individu” (Oemar Hamalik, 2010: 195). Menurut (Soedomo Hadi Secara etimologi, pengasuhan berasal dari kata “asuh” yang
2003:87) mengatakan “lingkungan adalah segala sesuatu yang ada artinya pemimpin, pengelolah, pembimbing, sehingga “pengasuh”
di luar orang-orang pergaulan dan yang memengaruhi adalah orang yang melaksanakan tugas membimbing, memimpin
perkembangan anak seperti: iklim, alam sekitar, situasi ekonomi, dan mengelolah. Pengasuhan yang dimaksud adalah mengasuh
perumahan, pakaian, tetangga dan lain-lain". anak Dalam pengertian tersebut dapat dipahami bahwa mengasuh
Dalam Lingkungan belajar terdapat juga kondisi dan segala anak adalah membimbing yang dilakukan terhadap anak yang
fasilitas yang digunakan untuk kegiatan belajar sehari-hari baerkaitan dengan kepentingan hidupnya.
(Wiyono, 2003:29). Lingkungan belajar dapat menjadi sarana bagi Keluarga adalah lingkungan pertama yang menuntut anak
peserta didik untuk mencurahkan dirinya untuk berbagai aktifitas supaya mampu menyesuaikan diri dengan baik sejalan dengan usia
hingga mereka mengalami perubahan dalam tingkah laku dan kematangannya. Di dalam keluarga, orang tua memiliki peran
(Mariyana 2009:17). Lingkungan belajar sendiri terbagi dalam besar dalam memberi pengaruh pada pendidikan anak.
beberapa bagian yaitu Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini sangat penting
dan Lingkungan Masyarakat (Slameto, 2010: 60). Lingkungan dikembangkan. Karena pertama semakin banyaknya permasalahan
tersebut merupakan sumber belajar memiliki pengaruh dalam yang terjadi di sekitar anak, misalnya pola asuh lingkungan
proses dan hasil dalam pembelajaran. keluarga yang tidak baik ketika 6 orang dewasa menghukum anak
Jenis-jenis lingkungan belajar dengan teriak, menjerit, anak-anak akan meniru prilaku yang
Lingkungan keluarga negatif dan lepas kendali,11 ataupun perkembangan teknologi yang
Keluarga adalah tempat dimana interaksi pertama kali terjadi. semakin canggih seperti televisi yang akan membawa dampak luar
Sebelum masuk ke lingkungan lain, keluarga adalah lingkungan biasa pada anak karena tontonan yang tidak layak akan
pertama yang dimasuki dan di lingkungan keluarga dasar-dasar mempengaruhi perkembangan emosi anak
ilmu didapat. Keluarga merupakan Lingkungan yang utama dalam Menurut Hurlock membagi tiga macam pola asuhan
pendidikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang ketika diantaranya: (1) Pola asuhan Authoritarian dengan ciri-ciri, orang
belajar di dalam Lingkungan Keluarga adalah didikan orangtua, tua memaksakan kehendak pada anak, mengontrol tingkah laku
hubungan antar keluarga, suasana tempat tinggal dan keadaan anak secara ketat, memberi hukuman fisik jika anak bertindak tidak
ekonomi. Lingkungan keluarga yang baik turut mempengaruhi sesuai dengan keinginan orang tuas, kehendak anak banyak diatur
keberhasilan belajar orang tua, (2) Pola asuhan Democratie. Adanya pengakuan
Berdasarkan di atas dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga kemampuan anak oleh orang tuanya. Anak diberi kesempatan
adalah lingkugan yang berperan penting dalam membentuk untuk tergantung dan mengembangkan kontrol internalnya. Orang
kepribadian dan sikap seseorang. Seseorang tentu akan memiliki tua melibatkan partisipasi anak dalam mengatur kehidupan anak,
kepribadian dan sikap yang baik jika ia mendapatkan pendidikan menetapkan peraturan-peraturan, dan dalam mengambil keputusan.
yang baik di lingkungan keluarga terlepas dari keadaan yang terjadi (3) Pola asuhan Permissive . Sikap yang longgar/bebas dari orang
di dalam keluarganya. Orang tua sebagai pendidik utama perlu tua. Orang tua tidak banyak mengatur, tidak banyak mengontrol
mengembangkan karakter yang kuat agar anak memiliki dan juga tidak banyak membimbing. Anak diberi kebebasan untuk
kepribadian dan sikap yang baik. Hal ini diperlukan untuk mengatur dirinya sendiri.
membantu anak tersebut untuk bersosialiasi di luar lingkungan Disimpulkan bahawa perkembangan sosial emosional adalah
keluarga. kemampuan untuk mengendalikan, mengolah, dan mengontrol
Lingkungan sekolah emosi agar mampu penyesuaian diri dengan masyarakat. Aspek
Pada umumnya seseorang yang menempuh pendidikan akan perkembangan sosial emosional pada anak usia dini diharapkan
masuk kedalam sebuiah lingkungan baru yaitu lingkungan sekolah. memiliki kemampuan dan kompetisi serta hasil belajar yang ingin
Lingkungan sekolah adalah lingkungan kedua sekaligus lingkungan dicapai seperti kemampuan mengenal lingkungan sekitar,
yang paling lama seseorang menghabiskan waktunya. Kegiatan mengenal alam, mengenal lingkungan sosial, dan peranan
belajar biasa dilakukan di lingkungan ini. Lebih lanjut dijelaskan masyarakat yang mampu mengembangkan konsep diri. Hal ini
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, dimana ditempat menyatakan bahwasanya kemampuan emosi jika distimulus atau
inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diberi rangsangan dengan baik bisa menjadi kemampuan yang baik
diajarkan dan dikembangkan kepada peserta didik (Tulus, 2004:1) untuk kedepannya.
Baiknya lingkungan sekolah dapat dipengaruhi dan diukur dari Pola asuh orang tua adalah bagaimana orang tua
relasi antar warga sekolah, metode belajar, fasilitas sekolah. memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan
Berdasarkan di atas dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan sehingga
adalah lingkungan terpenting kedua setelah keluarga. Di lingkungan pada upaya pembentukan norma-norma yang dipelihara
sekolah seseorang dapat mendapatkan berbagai macam ilmu, masyarakat pada umumnya. pola asuh orang tua adalah bagaimana
keterampilan dan kemampuan lainnya yang kelak akan berguna di orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing, dan
masyarakat. Lingkungan sekolah juga turut dalam menciptakan mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan sehingga
generasi yang baik untuk masa depan. Lingkungan sekolah juga pada upaya pembentukan normanorma yang dipelihara masyarakat
sedikit banyak berpengaruh terhadap perkembangan psikologi pada umumnya.
seseorang, oleh karena itu menciptakan lingkungan sekolah yang Berdasarkan realitas tersebut, maka peneliti tertarik
ideal adalah suatu keharusan. mengangkat judul “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan
Lingkungan Masyarakat Lingkungan Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar” dalam
Lingkungan Masyarakat biasanya diurutkan ketiga dalam penelitian tersebut peneliti mengambil sampel di SMAN 103
pembagian lingkungan belajar. Hubungan antara manusia yang satu Jakarta, guna mempermudah dalam memperoleh hasil penelitian.
dengan yang lainnya terjadi di dalam lingkungan masyarakat, hal 2. Metode Penelitian
ini menyebabkan sering pula disebut dengan lingkungan yang
berwujud manusia dan hubungannya dengan antar manusia Penelitian ini termasuk kategori penelitian asosiatif kausal
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk
(Uhbiyati&Ahmadi, 1991:65)
mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih. Jenis penelitian yang
Lingkungan Masyarakat memiliki tingkatan yang lebih luas jika
dibandingkan kedua lingkungan lainnya. Perubahan yang cepat digunakan ialah penelitian Asosiatif. Menurut Sugiyono (2017:68)
Penelitian asosiatif adalah “Penelitian yang bertujuan untuk
juga terjadi di lingkungan ini. Keberhasilan seseorang di
lingkungan keluarga dan sekolah disamping juga pembawaan mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel
atau lebih”. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
pribadi yang dinamis mampu memberikan kemampuan lebih dan
untuk bersosialisasi dengan orang banyak di lingkungan dengan menggunakan probability sampling. Probability Sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
masyarakat.
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
Pada akhirnya lingkungan belajar memerlukan perhatian khusus
dari setiap elemen masyarakat.agar proses belajar mengajar dapat anggota sampel. Sedangkan cara untuk memilih responden
berlangsung dengan baik dan prestasi belajar siswa meningkat. dilakukan teknik purposive samping yang dikususkan pad kelas X
Berdasarkan kajian di atas, maka indikator dari Lingkungan Belajar SMA 103 Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
adalah Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah, dan data dari siswa yang dikumpulkan dengan metode
CONTACT: Yayan Hidayatulloh, yayan8611@gmail.com, Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta ,
kuesioner/angket. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 216
siswa teknik penentuan sampel menggunakan teknik slovin
didapatkan banyak sampel sebesar 141 siswa.
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di lapangan untuk
mengukur pengaruh pola asuh dan lingkungan belajar terhadap
motivasi belajar siswa didapatkan data yang dikumpulkan
menggunakan angket dengan deskripsi sebagai berikut: