Disusun oleh :
Moh Rolis (2020620011)
Mosdalifah (2020620032)
Ada banyak sekali situasi di mana guru dapat memberikan pilihan yang
sah dan otentik:
Misalnya “saya kecewa saat ada murid saya yang tidak paham dengan pelajaran
saya”. Kalimat kedua tentu lebih mengena pada perasaan si siswa sehingga lambat
laun siswa yang tadinya malas berubah menjadi rajin.
Guru yang bersikap asertif akan memperjuangkan apa yang benar dan mengubah
prilaku yang salah tanpa adanya paksaan yang manipulatif. Maka dari itu, seorang
guru sebaiknya mampu bersikap asertif saat menangani konflik dengan siswa.
Jika ada kasus seperti itu, maka sebaiknya tanyakanlah penyebab mengapa ia
mendapat nilai buruk. Karena kritik dan pemberian label seperti itu, hanya akan
membuat siswa semakin merasa bersalah dan kehilangan kepercayaan diri.
Siswa yang diberi kesempatan mengutarakan pendapat tentu akan senang bukan main.
Hal itu karena ia merasa dihargai. Jadi, menunjukkan perhatian dan memberi
tanggapan yang positif adalah tindakan terbaik.
Hal itu menandakan bahwa siswa tersebut mengantuk atau mungkin saja bosan
dengan materi yang dibawakan oleh sang guru. Jika sudah begini, sang gurulah yang
harus membaca situasi. Mungkin bisa memberikan selingan dengan memberikan
sedikit permainan kecil yang menghibur.
Yakinkan mereka tentang manfaat apa yang dipetik dengan mempelajari materi yang
sedang diajarkan. Dengan begitu, mereka akan tahu betapa pentingnya sebuah
pembelajaran.
Seorang guru yang mengajar dengan respek pada siswa-siswinya tentu akan menerima
umpan balik yang serupa dari mereka. Para siswa pun juga akan bersikap respek pada
sang guru.
9. Pahami kondisi siswa
Guru yang baik adalah guru yang tidak pernah memaksa siswa-siswinya untuk
menuruti semua keinginannya. Jika salah seorang siswa terlihat sedikit aneh, maka
jangan langsung memarahinya apalagi mengusirnya keluar dari kelas.
Tunggulah saat jam istirahat tiba lalu panggil ia dan bicaralah empat mata. Tanyakan
padanya alasan dia seperti itu, apa keluhanya, dan lain sebagainya.
Ingatlah bahwa bukan hanya murid saja yang harus berprilaku sopan. Seorang guru
pun juga harus sopan karena gurulah yang akan jadi contoh bagi murid-muridnya.
Hindari terlalu banyak penggunaan bahasa ilmiah. Sebaiknya gunakanlah bahasa yang
sesuai dengan usia siswa. Berbicara pada murid kelas 1 SD tentu berbeda saat
berbicara dengan murid kelas 3 SMA.
Dalam satu ruangan kelas tentu ada berbagai karakter murid. Jika ada murid yang
menyebalkan, hindarilah bertengkar dengannya. Itu hanya akan terlihat kekanakan.
Sebaiknya kendalikan diri sebaik mungkin agar tidak mudah terpancing emosi.