Anda di halaman 1dari 2

PROSES BELAJAR MENGAJAR KELAS 2 UPTD SPF SDN PEJATEN 2

BONDOWOSO

Menurut Drs. Moh. Uzer Usman bahwa “Proses Belajar-Mengajar merupakan suatu
proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Hubungan
timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses
belajar-mengajar”. Proses Belajar-Mengajar merupakan inti dari proses pendidikan, guru
memegang peranan penting. Dalam proses belajar-mengajar ada satu kesatuan kegiatan yang
tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini
terjalin interaksi yang saling menunjang.

         Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang dilaksanakannya. Olehnya itu guru harus merencanakan dan merancang
sebuah pembelajaran sedemikian rupa dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan
memperbaiki kualitas siswa. Guru bertindak sebagai pengelola proses belajar-mengajar,
selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga
menciptakan situasi proses belajar-mengajar yang baik, mengembangkan bahan pembelajaran
dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa memahami, menyimak dan merespon
pelajaran dengan baik, religius, kreatif, berpikir kritik, menjalin kerjasama yang baik dalam
kerja kelompok serta menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Saya mengajar di UPTD SPF SD Negeri Pejaten 2 Bondowoso di kelas 2. Siswa yang
saya ajari masih banyak yang kurang aktif tetapi dalam kompetensi sosialnya di sekolah saya
sudah sangat bagus dimana hampir seluruh siswa mengedepankan sikap sosial dibanding
dengan pedagogisnya. Dalam mengajari siswa-siswi saya harus sabar karena kompetensi
prdagogis yang dipunya masih kurang. Faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan dan
kurangnya ketat ajaran orang tua kepada anak dirumah. Bukan hanya itu efek dari tekhnologi
sekarang banyak siswa yang lebih sibuk dengan gadgetnya dibandingkan dengan belajarnya.

Meskipun banyak siswa yang masih minim kompetensi guru juga terus berusaha
untuk menerapkannya dan terus memahami 5 kategori indikator tersebut. Meski secara
perlahan mengajari sambil memahami dan tidak banyak pula siswa yang menerima hal
tersebut guru tetap dengan sabar menerapkan indikator tersebut dengan berbagai cara. Salah
satu cara yang saya terapkan yaitu dalam hal pedagogis lebih banyak mengajar menggunakan
media dan metode belajar sambil bermain yang mudah diapahami oleh siswa. Dalam metode
sosial sendiri saya membiasakan siswa mempraktekkan hal-hal yang berhubungan dengan
sosialnya misalnya dengan berdiskusi, melakukan pembiasaan menyapa dengan orang
sekitar, bersalaman dengan guru. Untuk hal kepribadian sendiri guru lebih menekankan pada
penilaian peribadi siswa dimana saya melihat satu persatu karakteristik siswa dan
menganinya sesuai dengan karakter masing-masing.

Untuk hal itu saya juga harus selalu belajar dalam menangani siswa di sekolah ini dan
harus pintar-pintar dalam menerapkan indikator-indikator yang dibuttuhkan dalam
pendidikan. Karena pada saat ini saya juga masih berkuliah dan terus belajar dalam
menangani siswa saya. Dalam mata kuliah profesi keguruan ini saya berharap bisa lebih
melatih skil mengajar dan ilmu-ilmu yang terdapat didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai