املادّةّمهمّةّولكنّالطريقةّأهمّّمنّاملادة
"Materi Pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi metode
pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran"
لكنّاملدرسّأهمّّمنّالطريقة
ّ الطريقةّمهمّةّو
"Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting, tetapi guru jauh
lebih penting daripada metode pembelajaran"
لكنّروحّاملدرسّأهمّمنّاملدرس
ّ املدرسّمهمّّو
ّ
"Guru adalah sesuatu yang penting, tetapi jiwa guru jauh lebih penting
dari seorang guru".
C. Alternatif solusi
Sebagaimana ditulis di atas, keberhasilan proses pendidikan yang
melibatkan beberapa unsur, maka untuk memperbaiki Fenomena
Pergeseran Ruh Pendidikan dalam Pengajaran di Satuan Lembaga
Pendidikan harus melibatkan semua unsur yang ada.
1. Unsur pendidik
Memahami dan menyadari bahwa dengan menjadi pendidik
bukan berarti berhenti menjadi pembelajar. Ucapan Sayyid
Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasany, seorang Ulama dari
Makkah yang sangat masyhur di kalangan santri adalah “maa ziltu
thaliban” selamanya aku adalah seorang pembelajar, bisa dijadikan
landasan hal tersebut. Terus menerus belajar mengasah jiwanya
menjadi pendidik yang hakiki, memahami tingkah laku dan karakter
siswa, belajar menambah ilmu-pengetahuan, belajar menyikapi
permasalahan siswa yang terus berkembang setiap tahun, dan
sebagainya.
2. Unsur peserta didik
Pada dasarnya, tugas inti dari seorang peserta didik adalah
belajar. Belajar menambah ilmu pengetahuan, belajar berperilaku
yang baik, belajar bersosialisasi dengan cara yang baik, belajar
menghormati guru dan orang tua, belajar menghargai perbedaan
pendapat, dan banyak hal lain yang harus dipelajari.
Kesemuanya akan terasa sulit apabila dilakukan sendiri. Oleh
karena itu perlu adanya dukungan dari orang tua, keluarga, teman dan
lingkungan sekitar. berteman dengan orang yang memiliki fokus dan
tujuan yang sama akan mempermudah proses pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan keberhasilan. Selain itu adanya guru idola yang
menjadi mentor juga dapat meningkatkan keberhasilan proses
pembelajaran.
3. Unsur orang tua
Orang tua berperan sebagai guru di luar sekolah. Dalam sehari,
setidaknya lebih dari dua pertiga waktu peserta didik dihabiskan di
luar sekolah / di rumah. Orang tua yang mengawasi dan
mendampingi keseharian anaknya. Namun banyak orang tua yang
tersita waktunya untuk bekerja, sehingga kuantitas waktu yang
disediakan untuk anak tersita untuk bekerja dan beristirahat. Hal ini
yang kemudian “dimanfaatkan” anak untuk belajar sendiri tanpa
pendampingan orang tua.
Orang tua yang tidak bisa mendampingi dan mengawasi kegiatan
belajar anak biasanya menitipkan anak di sekolah non formal di sore
harinya. Selain itu juga bisa menempatkan anaknya di pondok pesantren.
Banyaknya pondok pesantren yang juga memiliki satuan pendidikan
formal di dalamnya menjadi solusi bagi orang tua yang sudah tersibukkan
untuk bekerja. Adanya bimbingan dari guru dan pembiasaan berperilaku
dari ustadz/ ustadzah, dapat memaksimalkan waktu anak untuk hal yang
bermanfaat. Hal ini selaras dengan tujuan dari proses pendidikan yaitu
membimbing murid supaya mampu melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Allah, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang
sanggup berdiri sendiri.
Daftar Pustaka
Chotibul Umam, Inovasi Pendidikan Islam (Strategi dan Metode
Pembelajaran PAI di Sekolah Umum), Dotplus Publisher, 2020
Dr. Mardan Umar, S.PdI, M.Pd, Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, CV.
Pena Persada, Banyumas, 2020
Muhajir, Pergeseran Kurikulum Madrasah dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional, Desertasi, UIN Syahid Jakarta, 2010
https://www.gontor.ac.id