Anda di halaman 1dari 10

KONSEP EVALUASI PEMBELAJARAN PAI

Oleh : Ahmad Fikri Jauhari


NIM: 213206030037

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa
berdasarkan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum proses
kegiatan pembelajaran berlangsung. Evaluasi penting untuk dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar daya serap siswa terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan. Selain itu, evaluasi juga bertujuan untuk mengetahui perubahan
tingkah lakunya.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pembelajaran, selain harus
melakukan persiapan yang matang mulai dari perencanaan pembelajaran,
penguasaan materi / bahan ajar, penguasaan kelas, seorang guru juga harus
melakukan evaluasi pembelajaran yang berfungsi untuk menentukan konsep
pembelajaran yang selanjutnya, serta pengambilan kebijakan terhadap siswa
terkait dengan konsep belajar tuntas.
Evaluasi merupakan kegiatan pencarian informasi untuk dijadikan bahan
acuan pengambilan tindakan selanjutnya. Oleh karenanya, kegiatan penilaian
harus dilakukan sesuai dengan pedoman serta prinsip-prinsip umum yang harus
ditaati. Mukhtar mengemukakan beberapa prinsip umum yang harus dipenuhi
dalam evaluasi pembelajaran PAI. Prinsip-prinsip tersebut meliputi; “prinsip
berkesinambungan (continue), menyeluruh (comprehensive), objektifitas, validitas
dan reliabilitas, penggunaan kriteria, kegunaan, dan praktibilitas.1

1
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Misaka Galiza, 2003),
h.156.
ARTI EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian.
Dalam bahasa arab, evaluasi searti dengan at- taqdiir yang berarti penilaian.
Secara bahasa evaluasi pembelajaran (educational evaluation / at- taqdiir at-
tarbawiy) diartikan sebagai penilaian dalam pendidikan / penilaian terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran.2
Dalam al-Qur’an terdapat beberapa makna yang mengacu pada arti
evaluasi, antara lain:
a. Al- Hisab / al- Muhasabah

‫الِلُ ۗ فَيَ ْغ ِف ُر‬ ِ ِ ِ ْٓ ِ ‫ض ۗ واِ ْن تُب ُدوا ما‬ ِ ِ َّ ‫ِهّلِلِ ما ِِف‬


ّ‫ف اَنْ ُفس ُك ْم اَْو ُُتْ ُف ْوهُ ُُيَاسْب ُك ْم بِو ه‬
ْ َ ْ ْ َ ِ ‫الس هم هوت َوَما ِف ْاْلَْر‬ َ
3 ِ ٍ ۤ ِ ۤ ِ
‫الِلُ َع هلى ُك ِّل َش ْيء قَديْر ۝‬ّ‫ب َم ْن يَّ َشاءُ ۗ َو ه‬
ُ ‫ل َم ْن يَّ َشاءُ َويُ َع ّذ‬
“Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika
kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan,
niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia
mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia
kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” QS. Al- Baqarah : 284

Kata ini dianggap yang paling dekat dengan evaluasi, berasal dari akar
kata hasiba yang berarti menghitung. Imam Ghazali menggunakan kata
muhasabah an-nafs yang diartikan sebagai evaluasi untuk mengoreksi atau
menilai diri sendiri.
b. Al- Bala’
ِ ْ ‫ٱلَّ ِذى خلَق ٱلْموت و‬
ُ ‫َح َس ُن َع َم اًل ۚ َوُى َو ٱلْ َع ِز ُيز ٱلْغَ ُف‬
‫ور ۝‬ ْ ‫ٱْلَيَ هوَة ليَ ْب لَُوُك ْم أَيُّ ُك ْم أ‬
4
َ َ َْ َ َ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun." QS. Al- Mulk : 2

Al- Bala’ secara bahasa berarti ujian, yang dapat berupa sebuah
kebaikan atau keburukan. Menurut Dr. Wahbah Zuhailiy berarti pengujian
dan latihan untuk mengetahui hakikat sesuatu melalui pengalaman.

2
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.10
3
Al-Qur’an Surat Al- Baqarah : 284
4
Al-Qur’an Surat Al-Mulk : 2
c. Al- Fitnah
۟ ۟
ۖ ‫ين ِمن قَ ْبلِ ِه ْم‬ ِ َّ
َ ‫َّاس أَن يُْت َرُكْٓوا أَن يَ ُقولُْٓوا ءَ َامنَّا َوُى ْم َْل يُ ْفتَ نُو َن ۝ َولََق ْد فَتَ نَّا ٱلذ‬
ُ ‫ب ٱلن‬
ِ ‫أ‬
َ ‫َحس‬ َ
ِ‫ه‬ ۟ ِ َّ َّ ‫فَلَي علَم َّن‬
َ ِ‫ص َدقُوا َولَيَ ْعلَ َم َّن ٱلْ َكذب‬
5
‫ي۝‬ َ ‫ين‬ َ ‫ٱلِلُ ٱلذ‬ َ َْ
“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?. Dan sesungguhnya
kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya
Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al- Ankabut 2-3

Al-fitnah berarti al- ikhtibar (ujian) / at- tajribah (eksperimen). Ujian


di sini bersifat terus menerus, bukan sekedar sesuatu baru yang tanpa
perencanaan dan tujuan.
Dari beberapa ayat di atas dapat diambil benang merah bahwa pentingnya
dilakukan evaluasi untuk mengetahui hakikat dari sesuatu yang diuji. Jika
manusia sebagai konteksnya berarti untuk mengetahui respon pemikiran, hati,
atau tindakan manusia tersebut atas ujian yang diberikan kepadanya, baik berupa
hal yang disenangi atau keburukan yang ia benci.

FUNGSI EVALUASI
Evaluasi dalam pendidikan agama Islam berfungsi sebagai umpan balik
(feed back) atau dikenal dengan istilah muraja’ah terhadap kegiatan pendidikan.
Hal ini berguna untuk:
1. Al-Ishlah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan termasuk
perbaikan perilaku, wawasan dan kebiasaan- kebiasaan peserta didik.
2. At-Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua muatan pendidikan, artinya
melihat kembali program-program pendidikan yang dilakukan.
3. At-Tajdid, yaitu memoderenisasi semua kegiatan pendidikan. Kegiatan yang
tidak relevan baik untuk kepentingan internal maupun eksternal perlu diubah
dan dicarikan penggantinya yang lebih baik.
4. Ad-dakhil, yaitu masukan untuk laporan bagi orang tua peserta didik berupa
rapor, ijazah, sertifikat dan sebagainya.6

5
Al-Qur’an Surat Al-Ankabut : 2-3
6
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h.210.
Fungsi evaluasi dalam Pendidikan Agama Islam menurut Anas Sudijono
memiliki beberapa manfaat dan kegunaan diantaranya adalah:
1. Secara umum
a. Mengukur kemajuan
b. Penunjang penyusunan rencana
c. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali
2. Secara khusus
a. Segi psikologis
Kegiatan evaluasi dalam dunia pendidikan disekolah dapat disoroti
dari 2 sisi, yaitu sisi peserta didik dan dari sisi pendidik.
1) Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan
memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk
mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing ditengah-tengah
kelompok atau kelasnya.
2) Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kapasitas atau
ketepatan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah
kiranya hasil dari usaha yang telah dilakukannya selama ini, sehingga
ia secara psikologis memiliki pedoman guna menentukan langkah-
langkah apa saja yang perlu dilakukan selanjutnya.
b. Segi didaktik
1) Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara didaktik (khususnya
evaluasi hasil belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi)
kepada mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan, dan
mempertahankan prestasinya.
2) Bagi pendidik, evaluasi pendidikan secara didaktik itu setidak-tidaknya
memiliki 5 macam fungsi, yaitu:
a) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang
telah dicapai oleh peserta didiknya;
b) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui
posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya;
c) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian
menetapkan status peserta didik;
d) Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar
bagi peserta didik yang memang memerlukannya;
e) Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran
yang telah ditentukan dapat dicapai.
c. Segi administratif
Evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki 3 macam fungsi:
1) Memberikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta
didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu.
2) Memberikan bahan-bahan keterangan (data) untuk keperluan
pengambilan keputusan pendidikan dan lembaga pendidikan.
3) Memberikan gambaran tentang kualitas hasil belajar peserta didik.7
Dari fungsi-fungsi tersebut, maka jelas bahwa evaluasi memiliki arti
penting bagi semua pihak.
a) Bagi pendidik evaluasi berfungsi sebagai alat untuk melihat sejauh mana
siswa mencapai tujuan pembelajaran dan mengambil keputusan-keputusan
apakah metode yang digunakan untuk mengajar itu sesuai apa tidak.
b) Bagi sekolah evaluasi berfungsi sebagai alat untuk tolok ukur hasil
pendidikan, untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran sekolah, untuk
membuat keputusan pada peserta didik, untuk mengadakan pembenahan
kurikulum.
c) Bagi siswa evaluasi berfungsi untuk mengetahui keberhasilan dan hasil
belajar, untuk memperbaiki cara belajar, untuk menumbuhkan semangat
belajar.
d) Bagi orang tua, evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui hasil belajar
anaknya, memberikan pengawasan dan bimbingan serta bantuan pada
anaknya.

7
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005),
h.10-15.
e) Bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan, evaluasi berfungsi untuk
memberikan kritik dan saran perbaikan kurikulum serta meningkatkan peran
serta masyarakat dalam meningkatkan usaha-usaha sekolah.

PRINSIP EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM


Evaluasi (assesment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua
metode yang biasa di pakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan
cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok.8
Data hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung
dijaring, dikumpulkan dan kemudian dianalisis melalui prosedur dan alat Evaluasi
sesuai dengan kompetensi/pencapaian indikator yang akan dicapai
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam proses Evaluasi kelas:
a) Memandang Evaluasi dan kegiatan pembelajaran secara menyeluruh dan
terpadu.
b) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat Evaluasi sebagai
cermin diri.
c) Melakukan berbagai strategi model dan teknik Evaluasi dalam program
pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil
belajar peserta didik.
d) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik.
e) Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam
kegiatan belajar mengajar.
f) Menggunakan metode/teknik dan cara serta alat yang bervariasi.
g) Melakukan Evaluasi kelas secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan dan perbaikan hasil belajar.9
Evaluasi kelas merupakan suatu proses perencanaan yang dilakukan
melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan informasi melalui sejumlah
bukti yang menunjukkan pencapai hasil belajar siswa, pelaporan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa. Evaluasi kelas dilakukan oleh guru untuk
8
Mimin Hariyati, Model dan Teknik Peningkatan pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), h. 15.
9
Ibid. h. 19.
mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik mendiagnosa kesulitan
belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran dan
menentukan kenaikan kelas.10
Baik tidaknya suatu evaluasi dapat ditentukan berdasarkan keadaan tes itu
seluruhnya atatu berdasarkan kebaikan setiap soal dalam tes itu, tetapi dalam pada
itu ada beberapa syarat yang harus diperhatikan pada penyusunan setiap soal dan
juga pada penyusunan seluruh tes, yaitu:
a) Validitas
Suatu tes dikatakan valid atau sah, kalau tes itu betul-betul mengukur
apa yang hendak diukurnya, harus dapat mengukur tingkat hasil belajar yang
tercapai dalam pelaksanaan suatu tujuan yang dikehendaki.11
b) Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel apabila skor-skor atau nilai-nilai yang
diperoleh peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil, kapan saja,
dimana saja, dan oleh siap saja ujian itu dilaksanakn, diperiksa dan dinilai.
c) Obyektifitas
Suatu tes dapat dikatakan sebagai tes belajar yang obyektif apabila tes
tersebut disusun dan dilaksanakan .menurut apa adanya yang mengandung
pengertian bahwa pekerjaan mengoreksi, pemberian skor dan penentuan
nilainya terhindar dari unsur-unsur subyektivitas yang melekat pada diri
penyusunan tes.
d) Praktis
Tes belajar tersebut dilaksanakan dengan mudah, sederhana,
lengkap.12
Pada pelaksanaan evaluasi khususnya evaluasi formatif (penilaian
formatif), penilaian lebih diarahkan kepada pertanyaan, sampai dimanakah
guru telah berhasil menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini

10
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),
h.259.
11
H.C. Witherington, dan W.H. Bruto, Tehnik-Tehnik Belajar dan Mengajar, (Bandung: Jemmars,
1986), h. 156-157.
12
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi…, h. 93-97.
akan digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Evaluasi formatif ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya
pengajaran yang telah dilakukan oleh guru, meskipun dalam evaluasi formatif
ini keberhasilan guru yang dinilai, yang langsung dikenai penilaiannya tetap
siswa. Jadi dengan kata lain dengan melihat hasil yang diperoleh siswa dapat
diketahui keberhasilan atau ketidakberhasilan guru mengajar.

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI PEMBELAJARAN


Secara umum, langkah-langkah evaluasi pembelajaran dapat disarikan
menjadi empat langkah pokok, yaitu : perencanaan, pengumpulan data, analisis
data, penafsiran hasil analisi data.13
Adapun langkah-langkah evaluasi di atas, menurut Anas Sujidono dapat
diuraikan sebagai berikut:14
a) Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup:
1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi.
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif,
afektif atau psikomotorik.
3) Memilih teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi
misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes.
4) Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan
penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butirbutir soal tes.
5) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan
atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
b) Menghimpun data
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes
pembelajaran.

13
Abdul Basir, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Universitas Air Langga, 1998), h. 6.
14
Anas Sudijono Pengantar Evaluasi…, h. 93-97.
c) Melakukan verifikasi data
Verifikasi data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang dapat
memperjelas gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau
sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari data yang kurang baik (yang
akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah).
d) Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan memberikan
makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi.
e) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah
merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah
mengalami pengolahan dan penganalisaan
f) Tindak lanjut hasil evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah,
dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang
terkandung didalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil
keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu
sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.

KESIMPULAN
1. Evaluasi pendidikan bertujuan untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan serta keberhasilan siswa setelah mengalami atau melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu sehingga dapat mengetahui
tingkat keberhasilan program pengajaran.
2. Fungsi penilaian pengajaran PAI yaitu:
a. Penilaian berfungsi selektif, misalnya untuk memilih siswa yang dapat
diterima disekolah pilihannya, siswa yang dapat naik kelas atau naik
tingkat berikutnya, siswa yang layak mendapat beasiswa dan sebagainya.
b. Penilaian berfungsi diagnostik, yaiu untuk mengetahui kebaikan dan
kelemahannya.
c. Penilaian berfungsi sebagai penempatan, yaitu untuk menentukan dengan
pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan.
d. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan, yaitu untuk
mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
3. Prinsip-prinsip evaluasi pengajaran PAI meliputi; prinsip melanjutkan
(continue), menyeluruh (comprehensive), objektifitas, validitas dan
reliabilitas, penggunaan kriteria, kegunaan, dan praktibilitas.

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2008
--------. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Hariyati, Mimin. Model dan Teknik Peningkatan pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.
http://tumorang. glossome.com/konsep dasar penilaian//tnackback diakses 27
Oktober 2015.
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV Misaka
Galiza, 2003.
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Risdakarya, 2006.
Muslich, Masnur. KTSP: Dasar Pemahaman dan Pengembangnnnya, Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2005.
Widoyoko, Eko Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.

Anda mungkin juga menyukai