Anda di halaman 1dari 15

EVALUASI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR'AN

(Evaluasi dalam QS. Al Baqarah: 155-157 dan metode


evaluasi dalam Al-Qur'an)
Oleh: Ghaitsa Zahira Shofa

Abstrak
Al-Qur'an berisi ayat-ayat yang berhubungan dengan
evaluasi pendidikan. Istilah evaluasi di dalam Alqur'an antara lain
adalah al-Hisab, al-Fitnah, al-Inba', an-Nadzar, al-Wazn, dan at-
Taqdir. Al Hisab melakukan evaluasi hasil. Istilah al-fitnah, yang
terkait dengan tes psiko. Istilah al-inba', terkait dengan evaluasi
dialog atau tes lisan yang membutuhkan jawaban pengembangan,
serta memberikan hadiah atau penghargaan kepada peserta didik
yang berprestasi. Istilah al-nadhar berkaitan dengan evaluasi
pendidikan, yang memerlukan pengamatan, percobaan, dan
analisis yang lebih hati-hati untuk sampai pada kesimpulan yang
valid. Istilah al-waznu terkait dengan dokumen hukum yang sah,
pembobotan, dan objektivitas. Istilah al-taqdir berkaitan dengan
kemajuan belajar dan validitas.
Kata kunci: Evaluasi pendidikan, Al-Qur'an, Istilah.

Abstract
The Qur'an contains verses related to educational evaluation.
Evaluation terms in the Qur'an include al-Hisab, al-Fitnah, al-
Inba', an-Nadzar, al-Wazn, and at-Taqdir. Al Hisab evaluates the
results. The term al-fitnah, which is related to a psycho test. The
term al-inba' relates to the evaluation of dialogues or oral tests
that require developmental answers, as well as giving gifts or
awards to students who excel. Istiiah al-Nadhar relates to
educational evaluation, which requires more careful observation,
experimentation and analysis to arrive at valid conclusions. The
term al-waznu is related to valid legal documents, weight and
objectivity. The term al-taqdir relates to learning progress and
validity.
Keywords: Educational Evaluation, Al-Qur'an, Terminology.

PENDAHULUAN
Evaluasi memainkan peran penting dalam proses
pendidikan. Proses pembelajaran diakhiri dengan evaluasi, untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses
pendidikan Islam (beserta seluruh bagian penyusunnya) dalam
mencapai tujuan pendidikan yang dituju, dilakukan pengkajian
secara menyeluruh. Evaluasi sebagai tugas sederhana untuk
mengukur tingkat kemajuan suatu tugas dalam proses pendidikan
(Nizar . S, 2002 :78). Nata, A. (1997: 134) mengemukakan
pandangan yang senada ketika mengatakan bahwa evaluasi
pendidikan adalah “suatu kegiatan yang berisi mengukur dan
menilai keberhasilan pendidikan dari berbagai aspek yang
berkaitan dengannya." Dengan kata lain, evaluasi pendidikan

2
adalah kegiatan pengukuran dan penilaian yang terjadi sepanjang
kegiatan pendidikan.
Evaluasi kinerja siswa sangat strategis. Hal ini dikatakan
karena hasil proyek evaluasi dapat digunakan sebagai informasi
untuk perbaikan proyek pendidikan. Menurut A. Tabrani, fungsi
evaluasi adalah sebagai berikut: Memahami dapat atau tidaknya
tujuan pendidikan yang dimaksud tercapai secara menyeluruh
sebagai balikan, menilai keefektifan proses pembelajaran seperti
yang sedang berlangsung, memahami materi yang diberikan
untuk tujuan pembelajaran, menilai pemahaman siswa terhadap
tujuan pembelajaran yang dimaksud sebagai balikan bagi guru,
menilai pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran sebagai
pengetahuan yang diperoleh dengan tergesa-gesa.
Selain itu, "evaluasi berfungsi sebagai pistol, diagnostik,
penempatan, pengukur keberhasilan"(Nata, A, 1997: 136)
Disebutkan bahwa menelusuri ayat-ayat al-Qur'an berdasarkan
temuan fungsi evaluasi pendidikan, evaluasi pedagogik, dan
evaluasi dapat Fungsi evaluasi diringkas dengan pernyataan
bahwa tugas ini perlu dilakukan untuk mempelajari informasi dan
memahami pernyataan yang dibuat dalam Al-Qur'an tentang
evaluasi pendidikan. Namun, pemahaman informasi dan
pernyataan "apa sebenarnya evaluasi itu dan bagaimana sistem
pelaksanaannya" tidak dapat berasal dari subjek manusia, oleh
karena itu mereka tetap memiliki potensi untuk benar atau salah,

3
seperti dalam kasus pernyataan yang akan dibuat dalam karya
tulis ini.

PEMBAHASAN
A. Tafsir QS. Al-Baqarah 155-157

ِ ۗ ‫س َوالثَّ َم ٰر‬
‫ت َوبَ ِّش ِر‬ ِ ْ‫ف َو ْالجُو‬
ٍ ‫ع َونَ ْق‬
ِ ُ‫ص ِّمنَ ااْل َ ْم َوا ِل َوااْل َ ْنف‬ ِ ْ‫َي ٍء ِّمنَ ْالخَ و‬
ْ ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِش‬
َ‫صبِ ِر ْين‬ ّ ٰ ‫ال‬
155. Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-
buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-
orang yang sabar,
َ‫ص ْيبَةٌ ۗ قَالُ ْٓوا اِنَّا هّٰلِل ِ َواِنَّٓا اِلَ ْي ِه ٰر ِجعُوْ ۗن‬ َ َ‫اَلَّ ِذ ْينَ اِ َذٓا ا‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُّم‬
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un”
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami
kembali)
ٰۤ ُ ٌ ٰۤ ُ
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُم ْهتَ ُدوْ ن‬ ٌ ‫صلَ ٰو‬
‫ت ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َو َرحْ َمة ۗ َوا‬ َ ‫ول ِٕىكَ َعلَ ْي ِه ْم‬ ‫ا‬
157. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan
rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.

Kata M. Mustafa al-maraghi dalam tafsirnya bahwa


malapetaka dan musibah itu merupakan nikmat-nikmat Allah
yang wajib disyukuri. Diantara kekerasan yang paling umum
terhadap umat Islam dilakukan oleh umat Islam lainnya,

4
meskipun demikian, Ahli Kitab juga melakukan tindakan
kekerasan terhadap umat Islam dengan menggunakan
fitnah.Oleh karena itu, mohon hambamu untuk menjagamu
dalam sholat dan sabar.
Ayat di atas memberikan bukti bahwa iman ini tidak
mengizinkan seseorang memperoleh rizki, kekuatan, atau
ketakutan yang berlebihan, Namun semuanya berjalan sesuai
sunnatullah. Jika terjadi musibah, maka musibah tersebut
tidak dapat dibelah dua. Dengan musibah akan semakin
membersihkan jiwa, tetapi bagi yang memiliki kesempurnaan
iman dan dirinya sudah memiliki pengalaman digembleng
dalam penderitaan.1
Allah SWT melakukannya baik dengan kesenangan
maupun secara bergantian dengan kesengsaraan berupa rasa
takut dan rasa lapar. Akibat bias ini, yaitu Kebun dan lahan
pertanian tanamannya gagal memanen buah. Menurut
beberapa ulama salaf, beberapa pohon kurma sering tidak
dalam kondisi baik ini adalah bukti bahwa Allah SWT
mengirimkan pesan ini kepada makhluk-Nya. Jika seseorang
sadar, dia akan menerima hadiah jiika seseorang tidak sadar,
azab-Nya akan menahannya. Salah seorang Mufassirin
meriwayatkan bahwa makna yang dimaksud dengan al-khauf
ialah takut kepada Allah, al-ju'u ialah puasa bulan
Ramadhan, naqsul amwal ialah zakat harta benda, al-anfus

1
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al –Maraghi, juz 2 (Semarang;
Toha Putra, 1993) cet. Ke-2, hal. 33

5
ialah berbagai macam\sakit, dan samarat ialah anak-anak.
Namun, situasinya perlu diperbaiki. Kemudian Allah
mengungkapkan bahwa ada beberapa orang yang diberkati
oleh Allah SWT.
Menurut Quraish Shihab dalam tafsir Misbah bahwa
Ujian yang diberikan Allah itu hakikatnya sedikit
dibandingkan dengan imbalan dan ganjaran yang akan
diterima. Berbeda dengan potensi yang sudah Allah
limpahkan kepada umat manusia. Jika kita mampu
menggunakan kekuatan yang diberikan Allah kepada kita,
dunia akan sedikit menderita. Cobaan dan ujian ini adalah
contoh kegagalan yang mengacu pada cobaan, khususnya
dalam konteks kehidupan yang majemuk. Bentuk ujian yang
Allah berikan kepada hamba -Nya:
1) Rasa takut yakni menyangkut sesuatu yang buruk, yang
tidak menyenangkan, keresahan hati menyangkut ketika
kita mengetahui akan adanya ujian untuk anak usia
sekolah, kita akan cenderung mengabaikannya karena itu
untuk kenaikan pangkat.
2) Rasa penyesalan yang samar yakni seseorang merasa
harus makan karena perutnya kosong, tetapi jika tidak
ada lagi yang tersedia, tubuhnya sudah lebih dari cukup
untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan dan
tidur, walaupun tidak ada tulang. Saat ini , seseorang
masih bisa hidup normal selama jantung dan organnya

6
berfungsi dengan baik. Sebab, menurut dokter, ini
bukanlah detak jantung melainkan otak yang berfungsi
dengan baik, Lapar tidak berbahaya setiap makanan
dapat dibuat menjadi lebih sehat dengan menggunakan
lapar. Ketika seseorang mampu menggunakan
potensinya sendiri, hal ini terjadi.2

B. Pengertian Evaluasi Pendidikan


Menurut harifah kata evaluasi, yang berasal dari bahasa
Inggris evaluation, penilaian dalam bahasa Indonesia berarti
evaluasi. Oleh karena itu, sesuai dengan hukum islam,
evaluasi pendidikan dapat disebut sebagai penilaian di
bidang pendidikan atau penilaian tentang masalah yang
berkaitan dengan program pendidikan ( Sudijono, 2001 ).3
Dalam Nurkancana dan Sumartono ( 1986 ), Edwind
Wand dan Gerald W. Brown menjelaskan bahwa evaluasi
mengacu pada tindakan menentukan nilai sesuatu. Menurut
Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu cara atau proses
untuk menentukan nilai sesuatu bidang pendidikan atau hal
lain yang ada kaitannya dengan bidang tersebut.4
Secara umum, evaluasi didasarkan pada penilaian, dan
saat menangani masalah terkait penilaian, kita sering
2
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan Kesan, dan Keserasian al-
Qur’an, (Jakarta; Lentera Hati, 2009), Volume 1, juz II , hal. 436-437
3
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Raja Grapindo
Persada, 1996.
4
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.

7
menggunakan berbagai metode, termasuk tes, pengukuran,
dan evaluasi itu sendiri. Dari sudut pandang linguistik ,
evaluasi adalah kata Al-Taqdir diterjemahkan sebagai
"penilaian" dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab.
Pemahaman evaluasi secara keseluruhan adalah proyek yang
berfokus pada pemahaman prinsip-prinsip yang mendasari
suatu usaha tertentu melalui penggunaan instrumen dan
perbandingan hasil dengan tolak ukur untuk mengatasi
masalah apa pun.5 Pertimbangan berikut harus diingat ketika
menentukan metode evaluasi :
a. Untuk meningkatkan tingkat keahlian tenaga bantuan
yang disewa , sebagaimana ditentukan oleh indikator.
b. Mempekerjakan kriteria acuan.
c. Memanfaatkan sistem penilaian berkelanjutan.
d. Hasil analisis yang dilakukan memberikan penjelasan
yang lebih panjang.
e. Sesuai dengan perspektif pembelajar seperti yang
diungkapkan dalam strategi pengajaran.

C. Metode Evaluasi Pendidikan Dalam Al-Qur’an


Metode pengajaran memiliki peran penting dalam
komponen-komponen proses pembelajaran. Metode adalah
alat untuk menginspirasi orang lain dan untuk mencapai
tujuan dalam kegiatan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dimungkinkan untuk menggunakan metode
5
Nizar. S, 2002:78

8
efektif yang aman dan beragam sebagai motivator dan karena
sering memiliki efek positif pada kinerja peserta didik dalam
program pembelajaran.
Peserta didik yang sadar dan baik, yang sering
mengevaluasi diri sendiri, baik mengenai kelebihan yang
ditampilkan atau kekurangan dan kelemahan yang perlu
dibenahi, karena evaluasi itu sendiri juga dilakukan untuk
mengetahui efektivitas penyelenggaraan sistem pendidikan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.6 Al - Qur'an
menyebutkan metode penilaian yang terdapat pada beberapa
ayat dalam beberapa ayatnya:
1) Evaluasi Lisan dan Dialog (al-Inbâ')
Evaluasi lisan, dialog, atau ujian profer dapat
dilihat pada penggunaan kata al-inbâ' sebagaimana
tampak dalam Surah al - Baqarah/2:30. Evaluasi ini
diberikan kepada Anbi'ûnî bi asmâ'i hâulâî dalam
kuntum sâdiqîn, malaikat seperti dalam ayat tersebut,
Untuk mendukung argumentasi yang dilontarkan,
digunakan untuk malaikat agar yakin dan meneruskan
statusnya sebagai khalifah dengan memberlakukan
seperangkat aturan yang ketat. Secara khusus, ini berarti
tetap rendah hati sambil memuji dan berterima kasih
kepada Allah. Berbeda dengan malaikat, manusia
memiliki banyak potensi untuk berkembang, salah

6
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), h. 173.

9
satunya dalam kemampuan berbahasa untuk kehidupan
sehari-hari karena Allah telah menubuatkannya. (Qs. al-
Baqarah/2:31) semakin melampaui pengetahuan
malaikat. Ini membuktikan bahwa umat manusia sebagai
spesies yang kreatif dan inovatif yang mampu
melahirkan semua pengetahuan untuk berbuah ilmu dan
peradaban.

2) Evaluasi Kinerja (al-Nadâr, al-hisâb)


Evaluasi kinerja dapat dijelaskan dengan istilah al-
nazâr, semakna dengan al-basâr, penglihatan, dan
semakna dengan arri'âyah dan al-i'tibâr, pertimbangan,
sebagaimana terdapat dalam kitab Allah Qs.
Yunus/10:14. Frasa linanzura pada ayat itu berfungsi
sebagai alat evaluasi, sikap dalam situasi yang sedang
dibicarakan yaitu pada saat ini Allah sedang melakukan
pengawasan. Jika Anda memahami ayat-ayat Al-Qur'an
yang digunakan maka menurut Nazara, evaluasi ini
berkenaan dengan sesuatu yang didemonstrasikan atau
digunakan oleh seseorang yang sedang menjalani
evaluasi karena alat yang digunakan untuk evaluasi mata
atau pancaindra.

3) Psyco Test ( Al-fitnah )

10
Istilah "fitnah", yang mengacu pada ujian, juga
termasuk nama dari beberapa materi ujian yang termasuk
dalam materi tersebut karena Allah selalu menggunakan
nama yang salah sebelum menunjukkan bahwa materi
tersebut adalah fitnah atau materi ujian. Ada beberapa
hubungan antara fitnah dan tes psiko ini karena
ketidakstabilan mental dan pemahaman sikap yang
buruk. Al-Qur'an dengan jelas menyatakan bahwa fitnah
dapat terjadi dalam kata-kata, perbuatan, dan situasi
lainnya. Evaluasi Allah dengan sistem fitnah ini
diberikan kepada siapa saja, atau orang mukmin, kafir,
sadiq , atau munafiq, lalu beri balasan kepada mereka
masing-masing saat mereka mendapat ujian tersebut.
Mungkinkah sebagai hasil evaluasi ini , mereka akan
tetap berpegang pada Kebenaran atau hanya akan terus
terlibat dalam kebatilan sambil tetap dalam keadaan
baik. Manusia akan dinilai dari segi kebaikan dan
keburukan, sesuai dengan firman Allah dalam Qs. Al-
Anbiyâ'/21:35.

4) Evaluasi dengan Pembobotan Nilai (Al Wazn wa Al


Taqdir)
Evaluasi dengan teknik pembobotan nilai lainnya
dapat dilihat dalam term al-taqdîr, ketentuan, jumlah,
ukuran, seperti dalam firman Allah Qs. al-Hijr/15:21,

11
biqadr ma'lûm, dan bimiqdâr dalam ayat tersebut, istilah
“frasa bi miqdâr" dipahami sebagai “ bobot murni ”
(masa) yang tidak dilebihkan dan tidak pula berfluktuasi.
Istilah al-taqdîr dapat dibedakan dengan memberikan
nilai numerik untuk setiap topik yang dibahas, atau
dengan menggunakan pecking order, seperti nilai sikap
dalam wawancara berbasis statistik.7

7
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 1993.

12
KESIMPULAN
Evaluasi adalah proses berkelanjutan yang memerlukan
penggunaan alat dan membandingkan hasil dengan nilai target
untuk mengidentifikasi poin-poin penting dari suatu usaha
tertentu. Proses evaluasi merupakan aspek yang sangat penting
dari proses pendidikan dan langkah terakhir di dalamnya.
Beberapa metode yang digunakan dalam evaluasi pendidikan
antara lain;
a. Evaluasi Lisan dan Dialog (al-Inbâ’)
b. Evaluasi dengan Unjuk Kinerja, Performance (al-Nadh ar, al-
hisab)
c. Psyco-Test (al-Fitnah)
d. Evaluasi dengan Pembobotan Nilai (al-Wazn wa al-Taqdîr)
Beberapa ayat Alquran yang menyebutkan tentang evaluasi
pendidikan yaitu ada QS. Al Baqarah ayat 155-157 bahwa Allah
SWT melakukannya baik dengan kesenangan maupun secara
bergantian dengan kesengsaraan berupa rasa takut dan lrasa lapar,
menurut tafsir Al Maraghi bahwa malapetaka dan musibah itu
merupakan nikmat-nikmat Allah yang wajib disyukuri.
Sedangkan menurut Quraish Shihab dalam tafsir Misbah bahwa
Ujian yang diberikan Allah itu hakikatnya sedikit dibandingkan
dengan imbalan dan ganjaran yang akan diterima.

13
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan islam Departemen Agama RI, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara, 1993.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo, 2011.
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Suryanto, Adi. Evaluasi Pembelajaran di SD . Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009.
Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Tafsir Al- Maraghi, Terj. Bahrun
Abubakar, Toha Putra, Semarang, 1985
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Raja
Grapindo Persada, 1996
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 1999
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta,
Bumi Aksara, cet. Ke-10, 1993
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan Kesan, dan
Keserasian al-Qur’an, (Jakarta; Lentera Hati, 2009),
Volume 1, juz II , hal. 436-437.

14
Curriculum Vitae Ghaitsa Zahira Shofa

Ghaitsa Zahira Shofa dilahirkan di desa Wanasaba Lor


Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon pada tanggal 22 Juni 2003.
Pendidikan SMA di selesaikan di MAN 1 Kabupaten Cirebon
pada tahun 2021, Kemudian melanjutkan pendidikan ke S1 di
IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Pendidikan MTs penulis di
selesaikan di Mts Mahareshi Shiddiq Wanantara Kab. Cirebon
pada tahun 2018. Selain pendidikan formal, penulis juga pernah
mengenyam pendidikan pesantren di pondok pesantren
Mahareshi Shiddiq Wanantara ketika Mts.
Ketika menjadi santri, penulis pernah mengikuti berbagai
kegiatan organisasi di pondok yaitu pernah menjadi pengurus
OSIS di MTs masa Bakti 2016-2017, di organisasi santri sebagai
sie. Keamanan, pernah menjadi anggota di PCNU Weru, dan
menjadi Pengurus Ikatan Remaja Masjid di Wanasaba Lor.
Selain sebagai mahasiswa, di sela kesibukannya penulis bisa
meluangkan waktu nya untuk mengajarkan anak-anak kecil
mengaji di musholla, mengikuti kegiatan ibu-ibu Jam'iyyah
marhabanan, dan mengikuti kegiatan latihan grup hadroh di
masjid.

15

Anda mungkin juga menyukai