Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
karunianya penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul akhlaq mahmudah dan
mazmumah Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena, itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikn informasi dan manfaat untuk pengembangan


wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ------------------------------------------------------------------------------------------- 1
Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------------------------- 2
BAB I PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------------------------- 3
1.1 Latar Belakang------------------------------------------------------------------------------ 3
1.2 Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------ 3
1.3 Maksud Dan Tujuan ----------------------------------------------------------------------- 3
Bab II PEMBAHASAN ----------------------------------------------------------------------------------- 4
2.1. Pengertian ---------------------------------------------------------------------------------- 4
2.2. Akhlak Mahmudah------------------------------------------------------------------------- 4
2.3 Macam- Macam Akhlak Mahmudah---------------------------------------------------4
2.4 Akhlah Mazmumah------------------------------------------------------------------------ 8
2.5 Macam-Macam Khlah Mazmumah----------------------------------------------------8
BAB III PENUTUP -------------------------------------------------------------------------------------- 11
3.1 KESIMPULAN ---------------------------------------------------------------------------- 11

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1                        Latar Belakang
Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat yang
ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti sifat sabar,
kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena dendam, iri dan dengki,
sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi
Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-
sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi
seluruh kaum Muslimin.
Dalam Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam
penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam
mendapat perhatian yang sangat besar.
Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang
terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar kita semua sebagai
makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan dapat menjadikan Rasulullah
sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang
baik bagi kita.

1.2              Rumusan Masalah
1.1  Apa pengertian akhlak ?
1.2   Apa pengertian akhlak mahmudah dan mazmumah ?
1.3  Apa macam akhlah mahmudah dan mazmumah ?

1.3              Maksud Dan Tujuan


1.1  Untuk mengetahui dasar dasar materi akhlak mahmudah dan mazmumah.
1.2  Untuk memenuhi syarat mendapatkan nilai mata kuliah akhlak tasawuf.

3
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian
Ada dua penggolongan akhlak secara garis besar yaitu : akhlak mahmudah (fadilah)
dan akhlah mazmumah (qabihah). Imam al-Ghazali menggunakan istilah “ munjiyat” untuk
akhlak mahmudah dan “muhlihat” untuk akhlak mazmumah
Dikalangan ahli tasawuf, mengenal sistem pembinaan mental dengan istilah : takhalli, tahalli
dan tajalli.
Takhalli adalah menggosokan atau membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercel, larema sifat-
sifat tercela mengotori jiwa manusia.
Sedangkan tahalli adalah mengisi jiwa (yang telah kosong dari sifat-sifat tercela) dengan
sifat yang terpuji (mahmudah).

2.      Akhlak mahmudah
Akhlah mahmudah dalam bahasa bisa diartikan “Baik” dalam bahsa arab disebut “khair”,
dalam bahasa inggris disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh
pengertian “baik” sebagai berikut:
·         Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
·         Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan, kesenangan
persesuaian.
·         Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan
member keputusan.
·         Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberperasaan senang
atau bahagia, bila ia dihargai secara positif
Jadi, akhlakkul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda
kesempurnan iman seseorang kepada Allah.Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-
sifat yang terpuji. Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat
luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai sesamanya.
Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai
tindak tanduk manusia yang keluar dari hati. Akhlak yang baik merupakan sumber dari
segala perbuatan yang sewajarnya.

A.    Adapun macam-macam ahlak mahmudah adalah sebagai berikut :


·         Ikhlas
Ikhlas menurut bahasa adalah suci, bersih, murni, atau tidak tercampur dengan apapun.
Sedangkan menurut istilah adalah mengerjakan perbuatan(ibadah atau amal lainnya)

4
semata-mata mengharapkan ridho ALLAH SWT. Amal/ibadah akan sia-sia tanpa ikhlas
dalam surat An Nisa ayat 146 :
ٓ
‫ت ٱهَّلل ُ ٱ ْل ُمْؤ ِمنِينَ َأ ْج ًرا َعظِ ي ًما‬
ِ ‫ف ُيْؤ‬ َ ‫وا دِي َن ُه ْم هَّلِل ِ َفُأ ۟و ٰلَِئ َك َم َع ٱ ْل ُمْؤ ِمنِينَ َو‬
َ ‫س ْو‬ ُ َ‫وا ِبٱهَّلل ِ َوَأ ْخل‬
۟ ‫ص‬ ۟ ‫ص ُم‬
َ ‫ٱع َت‬ ۟ ‫صلَ ُح‬
ْ ‫وا َو‬ ْ ‫وا َوَأ‬
۟ ‫ِإاَّل ٱلَّذِينَ َتا ُب‬

“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada
(agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu
adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar”.(QS An Nisa 146)
Adapun pengertian ikhlas lainnya. Menurut al-Qurtubi, ikhlas pada dasarnya berarti
memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk. Abu Al-Qasim Al-Qusyairi
mengemukakan arti ikhlas dengan menampilkan sebuah riwayat dari Nabi Saw, “Aku pernah
bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, “Aku telah menanyakan hal itu
kepada Allah,” lalu Allah berfirman, “(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku yang Aku
berikan ke dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku.”
Keikhlasan seseorang ini, akan menghasilkan kemenangan dan kejayaan. Anggota
masyarakat yang mengamalkan sifat ikhlas, akan mencapai kebaikan lahir-bathin dan dunia-
akhirat, bersih dari sifat kerendahan dan mencapai perpaduan, persaudaraan, perdamaian
serta kesejahteraan.
·         Amanah
Secara bahasa amanah bermakna al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan
secara definisi amanah berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya. Hal ini
didasarkan pada firman Allah SWT:
ً ِ‫ِيعا َبص‬
‫يرا‬ ً ‫سم‬َ َ‫اس َأنْ َت ْح ُك ُموا ِبا ْل َعدْ ِل ِإنَّ هَّللا َ نِ ِع َّما َي ِع ُظ ُك ْم ِب ِه ِإنَّ هَّللا َ َكان‬ ِ ‫ِإنَّ هَّللا َ َيْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ ُتَؤ دُّوا األ َما َنا‬
ِ ‫ت ِإلَى َأهْ لِ َها َوِإ َذا َح َك ْم ُت ْم َبيْنَ ال َّن‬

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk mengembalikan titipan-titipan kepada


yang memilikinya, dan jika menghukumi diantara manusia agar menghukumi dengan adil…”
(QS 4:58).

Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman:


‫سانُ ِإ َّن ُه َكانَ َظلُو ًما َج ُهوال‬ ْ ‫ال َفَأ َبيْنَ َأنْ َي ْح ِم ْل َن َها َوَأ‬
َ ‫ش َف ْقنَ ِم ْن َها َو َح َملَ َها اإل ْن‬ ِ ‫ض َوا ْل ِج َب‬
ِ ‫األر‬ َّ ‫ض َنا األ َما َن َة َعلَى‬
ِ ‫الس َم َاوا‬
ْ ‫ت َو‬ ْ ‫ِإ َّنا َع َر‬
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
maka mereka semua enggan memikulnya karena mereka khawatir akan mengkhianatinya,
maka dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan
bodoh…” (QS. 33:72)

5
·         Adil
Adil berasal dari bahasa Arab “al-‘Adl” mempunyai pengertian meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Keadilan akan menjaga kedamaian, ketentraman, keharmonisan hubungan, dan
kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya ketidakadilan akan menimbulkan ketidak percayaan,
ketidak senangan, kebencian, dendam, permusuhan, peperangan dan lain sebagainya.
Dalam al qur’an perintah untuk berlaku adil :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan. (QS. Al-Nahl:
90).
Sifat adil dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu:
a.       Berlaku adil dalam menetapkan hukum.
b.      Berlaku adil terhadap istri.
c.       Berlaku adil pada anak-anaknya.
d.      Berlaku adil dalam kesaksian, baik dalam bentuk kata-kata atau tulisan.
e.       Berlaku adil dalam  mendamaikan orang-orang yang sedang berselisih.
Keadilan akan menciptakan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian dalam kehidupan
dirinya, keluarganya, dan masyarakat di sekitarnya.
·         Tawakal
Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada Allah ‘Azza wa Jalla
membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan tetap menapaki kawasan-kawasan hukum
dan ketentuan. Tawakal merupakan gambaran keteguhan hati dalam menggantungkan diri
hanya kepada Allah SWT. Al-Ghazali mengaitkan tawakal dengan tauhid, dengan
penekanan bahwa tauhid sangat berfungsi sebagai landasan tawakal.
Tawakal adalah  kesungguhan  hati dalam bersandar kepada Allah SWT untuk
mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudaratan, baik menyangkut urusan dunia
maupun akhirat. Allah berfirman:
Artinya: “Kemudian apabila engkau telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada
Allah. Sungguh Allah mencintai orang-prang yang bertawakal”. (Ali Imran: 159)
·         Pemaaf
Istilah pemaaf berasal dari bahasa Arab “al-afwu” yang berarti memberi maaf, berlapang
dada terhadap kesalahan atau kekeliruan orang lain dan tidak memiliki atau menyimpan
rasa dendam dan sakit hati kepada orang yang berbuat kesalahan kepadanya. Memberi
maaf  merupakan perbuatan yang sangat berat, tetapi sangat mulia. Memberi maaf harus
dilakukan dengan cara yang ikhlas, bersifat lahir batin dan bukan karena terpaksa. Memberi
maaf  harus dilakukan oleh setiap muslim pasa setiap kesempatan, baik dalam lingkungan
keluarga, antar keluarga, linkungan kerja maupun dalam kehidupan masyarakat yang yang
lebih luas (bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara) tanpa menunggu
permintaan maaf dari pihak lainnya.

6
·         Rasa malu
”Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingatlah bahwa segala perbuatan itu akan dimintakan
pertanggungjawaban”

Rasa malu merupakan rem atau pengekang dari segala bentuk kemaksiatan. Sepanjang
rasa malu ini ada terpelihara pada jiwa seseorang maka dirinya akan terjaga dari segala
godaan syetan yang mengajak kepada perbuatan dosa. Dengan memiliki rasa malu, orang
akan terjaga akhlaknya. Oleh karena itu semua agama samawi mengajarkan kepada
umatnya untuk berakhlak mulia yang salah satunya adalah memlihara rasa malu.
Sabda Rosulullah s.a.w, "Sesungguhnya setiap agama mampunyai akhlak, dan akhlak Islam
adalah rasa malu," (Riwayat Imam Malik)
Allah berfirman :
ْ ‫ار َخ ْي ٌر َأ ْم مَنْ َيْأتِي آ ِم ًنا َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة‬
َ‫اع َملُوا َما شِ ْئ ُت ْم ِإ َّن ُه ِب َما َت ْع َملُون‬ ِ ‫ِإنَّ الَّذِينَ ُي ْل ِحدُونَ فِي آ َياتِ َنا ال َي ْخ َف ْونَ َعلَ ْي َنا َأ َفمَنْ ُي ْل َقى فِي ال َّن‬
‫َبصِ ي ٌر‬
“ Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi
dari Kami. Maka apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah
orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? Perbuatlah apa yang
kamu kehendaki; sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (Fushshilat
Ayat : 40)

Kalau tidak merasa malu, manusia dipersilakan oleh Allah untuk berbuat apa saja, tapi harus
ingat bahwa segala perbuatan itu tidak ada yang terlepas dari pengawasan Allah SWT dan
kelak akan dimintakan pertanggungjawaban.
Dengan kurangnya rasa malu, orang akan berbuat apa saja tanpa mempertimbangkan halal
dan haram. Hilangnya rasa malu akan mengakibatkan rusaknya akhlak dan rusaknya akhlak
mengakibaatkan rusaknya iman. Itulah sebabnya dikatakan oleh Rosululla s.a.w, "Malu itu
bagian dari iman."
Orang yang tidak memiliki rasa malu, sering disebut dengan ungkapan tebal kulit muka.
Karena kalau orang merasa malu, biasanya akan memerah mukanya. Orang yang tidak
pernah memerah mukanya adalah orang yang kurang rasa malunya karena itu disebut tebal
kulit muka. Tentu ini hanya peribahasa saja, bukan berarti bahwa kulit mukanya setebal kulit
badak.
Rosulullah bersabda: "Malu itu bagian dari keimanan, dan keimanan itu dapat memasukkan
seseeorang ke surga, sedangkan sifaat yang keji adalah sifat kasar, dan sifaat kasar itu
menyebabkan masuk neraka (Riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi).  
Timbulnya berbagai penyakit sosial di tengah-tengah masyarakat kita, tentu disebabkan
karena orang tidak atau kurang memiliki rasa malu. Tidak malu dijatuhi hukuman oleh

7
negara, bahkan penjara hanya dianggap sebagai tempat istirahat dan rekreasi. Keluar dari
penjara, tidak malu berbuat pelanggaran lagi karena sudah siap masuk penjara berulang
kali. 
Kalau masih memiliki rasa malu, berarti orang akan terhindar dari segala tindakan
kejahatan, keserakahan, korupsi, mengambil yang bukan haknya dan lain-lain. Marilah kita
jaga diri kita dari segala bentuk kema'siatan yang akan membawa kepada kehancuran
pribadi dan kehancuran masyarakaat, bangsa dan nengara.

3.       Pengertian Akhlah Mazmumah (Tercela)


Akhlak Mazmumah (tercela) adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama (Allah
dan RasulNya). Contohnya : hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong, sombong, malas,
durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik, hasud, kikir, serakah, pesimis, putus
asa, marah, fasik, dan murtad, kufur, syirik, riya, nifaaq, anaaniah, putus asa, ghadlab,
tamak, takabbur, hasad, dendam, giibah, fitnah, dan namiimah, aniaya dan diskriminasi,
perbuatan dosa besar (seperti mabuk-mabukan, berjudi, zina, mencuri, mengkonsumsi
narkoba), israaf,  tabdzir.

A.    Adapun macam-macam akhlak mazmumah diantara nya:


·         Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri
Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan atau keberuntungan.
Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap
tidak senang, sikap tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan
isu-isu yang tidak baik. Jika perasaan ini dibiarkan tumbuh didalam hati, maka akan muncul
perselisihan, permusuhan, pertengkaran, bahkan sampai pembunuhan, seperti yang terjadi
pada kisah Qabil dan Habil.
·         Penyakit hati disebabkan karena perasaan dengki
Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan kenikmatan dan berusaha
agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan berpindah kepada dirinya, serta merasa
senang kalau orang lain mendapat musibah. Sifat dengki ini berkaitan dengan sifat iri.
Hanya saja sifat dengki sudah dalam bentuk perbuatan yang berupa kemarahan,
permusuhan, menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain.
·         Hasud
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud
adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan
merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang
sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki
dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap

8
kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah
menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi
penyakit yang lebih buruk lagi, yaitu hasud.
·         Ghibah dan Namimah
Ghibah dalam bahasa kita disebut mengumpat dan mengunjing, Ghibah adalah menyebut
atau memperkatakan seseorang diblakang dirinya dengan apa yang dibencikan (menggosip
negativ), Ghibah terjadi disebabkan dari dengki, mencuri muka ata berolok olok dengan
tujuan untuk menjatuhkan martabat orang yang diumpat.
Namimah atau Adu domba adalah menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan
keaadan seseorang atau mengabarkan pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan
maksud adu domba antara keduanya atau merusakkan hubungan baik antara mereka.
Rasa dendam, memberitahukan keburukan orang  dan mengadu domba merupakan
penyakit hati yang dapat membawa kepada berburuk sangka, suka menyelidiki keburukan
orang lain, yang merupakan perbuatan yang dibenci islam.

B.     Menghindari Akhlak Mazmumah (Tercela)


·         Perbanyak beribadah
Tingkatkan ibadah kepada Allah SWT. Tujuan hidup dalam Islam adalah untuk beribadah
kepada Allah, karena manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah untuk beribadah
kepadaNya. Maka usahakan untuk meningkatkan ibadah kita agar dapat menjadi cara
menjadi pribadi yang baik dan Islami, dan menghindari semua perilaku tecela tersebut.
·         Biasakan berbagi
Orang yang egois adalah orang yang tidak terbiasa berbagi. Maka, cara menghilangkan sifat
egois adalah dengan membiasakan diri berbagi dengan sesama, dimulai dari keluarga dan
teman dekat. Lakukan semuanya dengan hati ikhlas dan karena ingin membantu orang lain
serta berbagi kebahagiaan bersama.
·         Selalu bersyukur atas nikmat Allah
Dalam hidup, karunia Allah bisa datang dalam bentuk apa saja. Orang yang mempunyai
perilaku tercela tidak bisa merasakan karunia yang diberikan kepadanya, dan selalu merasa
kurang. Biasakan untuk mengucap syukur atas segala kejadian baik yang kita alami, sekecil
apapun itu. Bersyukur adalah cara merubah diri menjadi lebih baik dan terhindar dari
perilaku yang tercela.
·         Pahami keterbatasan manusia
Manusia hanya makhluk yang sangat kecil dalam alam semesta ini. Tidak ada gunanya
bersikap angkuh, sombong dan tinggi hati. Sebagai manusia kita punya banyak kekurangan
yang nyata di hadapan kekuasaan Allah yang begitu besar. Sadarilah hal itu sebagai cara
menghindari sifat takabur dan cara menghilangkan sifat angkuh dan sombong.

9
· Jaga tali silaturahmi
Menghilangkan perilaku tercela bisa dengan menjalin tali silaturahmi yang baik dengan
sesama muslim. Jika kita memiliki silaturahmi yang terjalin baik. tentunya tidak akan mudah
bagi kita untuk merasa iri dengki, bersikap egois, bergunjing dan emosional, bahkan
mengadu domba. Jika memiliki hubungan baik dengan orang lain dalam pergaulan, hal itu
dapat menjadi cara menjaga kesehatan hati agar tidak dikotori perasaan buruk.

10
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Akhlak islamiyah dibagi menjadi dua akhlak mahmudah (fadilah) yaitu akhlak yang terpuji
dan, macam-macam dari sifat terpuji ada  ikhlas, pemaaf, tawakal, adil, rasa malu dan
lainnya. Sedangkan akhlah mazmumah (qabihah) yaitu akhlak yang tercela, macam-macam
seperti  Penyakit hati antara lain disebabkan karena ada perasaan iri, dengki, hasud, ghibah
dan namimah. Dan untuk menghindari sifat tercela tersebut sebaiknya kita harus Perbanyak
beribadah, biasakan berbagi, bersyukur atas nikmat allah, pahami keterbatasan manusia
dan menjaga silaturahmi

11

Anda mungkin juga menyukai