Anda di halaman 1dari 7

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاتو‬

‫هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬, ‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬
،‫ ال إِ ٰله إال هللا وهللا أكبر‬،‫ وسبحان هللا بكرة وأصيال‬،‫ والحمد هلل كثيرا‬،‫هللا أكبر كبيرا‬
.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬
.‫ال ِإ ٰله إال هللا وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وىزم األحزاب وحده‬

.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬


Ma'asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Di hari yang sangat mulia ini, sakral dan penuh khidmat ini, marilah kita bersyukur
kepada Allah SWT, dan senantiasa meningkatkan ketakwaan kita dengan menunaikan
segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan marilah kita
agungkan Asma Allah dengan memperbanyak membaca takbir, tahlil, tahmid dan tasbih
dihari kemengan yang berbahagia ini.

.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫أكبر‬


Ma'asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Hari ini, tanggal 1 syawal 1444 H bertepatan dengan April 2023 M, kita memasuki
pada satu momentum yang dimana pada hari ini seluruh ummat Islam dimuka bumi
bertakbir merayakan kebahagian setelah sebulan lamanya melaksanakan ibadah puasa, dan
diantara kebahagiaan inilah yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, dengan nada yang
begitu luar biasa, dan teriring isyarat ucapan selamat dari Nabi SAW.

Rasulullah SAW bersabdah:

ِ َ‫ َوفَ ْر َحةٌ ِع ْن َد ِلق‬،ِ‫ فَ ْر َحةٌ ِع ْن َد فِ ْط ِره‬:‫ان‬


. ‫اء َر ِب ِه‬ ِ َ‫ِللصَّائِ ِم فَ ْر َحت‬
Artinya,: Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika
berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,”
(H.R.Muslim).

Kata Rasulullah SAW, bagi orang yang telah menyempurnakan puasa itu, bagi
orang yang telah menuntaskan ramadhan itu, bagi setiap insan beriman yang telah menjadi
alumni ramadhan itu, maka dia layak diucapkan dan mendapatkan dua kebahagian.
Kebahagiaan yang pertama yaitu ketika ia selesai menuntaskaan ramadhannya dan masuk
dalam susana ‘idul fitrinya.
Pada 15 abad yang lalu Nabi SAW telah menyampaikan pesan ini kepada kita yang
hadir saat ini, kata Nabi SAW, selamat, selamat, selamat, hari ini kita telah masuk kedalam
sebuah momentum yang sangat bahagia karena telah sampai dalam suasana ‘idul fitri.
Sedangkan kebahagian yang kedua yaitu kebahagian saat kita bersama membawa
pahala ramadhan, membawa kebahagiaan berkumpul di suasana ‘idul fitri ini kembali
bertemu Allah SWT.

.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬


Hadirin sekalian…. Dengan kebahagian inilah, Allah menegaskan agar kita
mengekspresikan, menghadirkan rasa gembira ini dengan menggemakan banyak takbir
sejak tuntas mengerjakan syiam ramadhan dari ba’da maghrib pada hari kemarin yang telah
kita lalui. Maka difirmankan oleh Allah SWT:

‫ون‬ ْ َ ‫علَ ٰى َما َهد َٰى ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت‬


َ ‫شك ُُر‬ َ ‫ٱَّلل‬ ۟ ‫َو ِلتُك َِب ُر‬
َ َّ ‫وا‬
Artinya: “Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur,”(Q.S. Al-Baqarah : 25)

Kata Allah, wahai hamba-hambaku, ‫ٱَّلل‬ ۟ ‫ َو ِلتُك َِب ُر‬ekspresikan kebahagian kalian,
َ َّ ‫وا‬
ekspresikan kegembiraan, ekspresikan syukur kalian dengan cara perbanyak menggemakan
takbir. Maka kita katakan ‫أكبر‬
‫هللا‬,‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬. Dan ekspresi takbir ini bukan hanya
َ ‫علَ ٰى َما‬
sekedar kalimat yang hanya keluar dari lisan saja, tapi kata Allah, ‫هد َٰى ُك ْم‬ َ dari apa
yang telah engkau capai selama pendidikan ramadhan.

Dari sinilah Al-Quran memberikan isyarat kepada kita, bahwa takbir yang kita
kumandangkaan pada hari ini bukan takbir yang hampa makna, tapi takbir yang kita
kumandangkan itu adalah takbir yang digerakan oleh hati yang paling dalam, dari jiwa yang
paling suci, dari jiwa suci inilah yang disebut dengan firah. Sehingga dari fitrah inilah yang

menggerakan lisan kita untuk berkata ‫أكبر‬ ‫هللا‬,‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬.
Ma'asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Inti fitrah itu letaknya di dlam jiwa. Kata jiwa di dalam Al-Qur’an disebut dengan
Nafsh, dan dalam nafsh inilah Allah tanamkan satu potensi kebaikan yang disebut dengan
taqwa.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Asy Syams ayat 7-8:

َ ‫﴾ فَأ َ ْل َه َم َها فُ ُج‬٧ ﴿ ‫س َّوا َها‬


﴾٨ ﴿ ‫ور َها َوتَ ْق َواهَا‬ َ ‫َونَ ْف ٍس َو َما‬
Artinya: dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya) (7) Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8). (Q.S
Asy Syams : 7-8)

Maka dari ayat ini kita tahu bahwa taqwa merukan esensi hidup kita, taqwa itulah
substansi kehidupan kita. Manusia disebut manusia sejati apabila mampu mengoptimlkan
inti taqwanya sehingga dapat membimbing seluruh bagian elemen tubuhnya, dari ujung
kepala sampai ujung kaki untuk bersikap. Karena dengan taqwa itulah kita berfikir, dengan
sinyal taqwa itulah yang menggerakan mata kita untuk memandang, dengan taqwa itulah
sejatinya lisan kita mesti berutur, dan dengan taqwa itu pula kaki kita melangkah, tangan
kita bergerakn, demikian pula dengan seluruh bagian tubuh kita.
.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬
Hadirin sekalian…
Ketika digambarkan tentang insan taqwa ini oleh Al-Qur’an maka tidak ditemukan
kecuali pancaran-pancaran kemulian. Dimanapun dia berada, setiap dia berekspresi tidak
pernah memancarkan kecuali kebaikan dan kemuliaan.
Dalam Qur’an Allah menggambarkan bagaimana sejatinya seorang manusia
bertaqwa itu mesti bersikap dimapun ia berada.

Allah SWT berirman:

‫ّٰللا‬ َ ‫س اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِم ْن ذَك ٍَر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم شُعُ ْو ًبا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل ِلتَ َع‬
ِ ‫ارفُ ْوا ۚ ا َِّن اَك َْر َم ُك ْم ِع ْن َد ه‬ ُ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها النَّا‬
‫ع ِل ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬ َ ‫اَتْ ٰقى ُك ْم ۗا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬
Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, maha teliti.” (Q.S. Al-Hujurat : 13)

Dari ayat ini kita tahu bahwa sesungguhnya insan yang sejati itu dicintapkan oleh
Allah untuk saling mengenal, untuk saling menyayangi, saling menghargai, bukan untuk
saling mencela, bukan untuk saling menghina, bahkan bukan untuk saling terpecah bela.
Jadi insan yang sejati itu diciptakan sesungguhnya untuk harmoni. Dan hal ini hanya bisa
kita munculkan dengan taqwa. Karena dengan taqwalah kita mampu mengendalikan diri
kita, kita mampu mengendalikan sikap kita, untuk tetap bersikap harmoni.
Hadirin sekalian….jika masih ada diantara kita yang sampai detik ini, masih saling
mencela, masih saling berselisih, masih saling terpecah belah, masih saling mencari
kesalahan orang lain, hal ini bukan hanya sekedar ada persoalan dalam kemanusiannya tapi

ada personal dalam ketaqwaannya. ‫ّٰللاِ اَتْ ٰقىكُم‬


‫ا َِّن اَك َْر َم ُك ْم ِع ْن َد ه‬ dan kompetisi kita guna
menjadi manusia yang harmoni itu, yang baik kata Allah, semua itu bisa dinilai dari sejauh
mana seorang hamba bisa meningkatkan taqwanya.
Jadi ternyaata hadirin sekalian… taqwa yang selama ini bersemayam dalam jiwa
kita itulah yang mendorong kita untuk berperilaku baik. Jadi orang yang taqwa itu mustahil
lisannya bertutur yang kotor, matanya menatap yang tidak pantas, pendengarannya
terobsesi untuk mendengar sesuatu yang tidak baik, tangannya mengerjakan hal yang tidak
penting, kakinya melangkah pada yang tidak tepat. Mustahil semua itu dilakukan jika
dibimbing oleh kedalaman jiwa taqwa itu.

.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬


Ma'asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Beruntungnya kita, bahagianya kita, bersyukurnya kita, karena kita termasuk


diantara hamba-hamba yang dibimbing langsung oleh Allah untuk mampu mengoptimalkan
potensi taqwa itu, namun dengan cara apa itu bisa dilatih yaa Allah, “jika kita bertanya“
dengan cara apa taqwa itu di munculkan yaa Allah sehingga kami mampu menjadi hamba
yang baik, mambangun harmoni, menjadi insan yang taat ?. Maka diantara sekian cara, hal
yang telah desain dalam syariatnya, maka Allah menyariatkan ibadah syiam ramadhan.
Diturunkanlah oleh Allah satu ayat yang yang viral untuk menjalani satu teknis ibadah yang
dengan itu disiapkan bagi siapa yang menunaikan ibadah itu bisa meraih kesempurnaan
taqwa.

Allah SWT berfirman:

‫علَى الَّ ِذي َْن ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْو َن‬ ِ ‫علَ ْي ُك ُم‬


َ ِ‫الصيَا ُم َك َما ُكت‬
َ ‫ب‬ َ ِ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ُكت‬
َ ‫ب‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa.”(Q.S. Al-Baqarah : 183)

Dari ayat ini Allah SWT menjelaskan kepada kita bahwa Fitrah Allah sesungguhnya
menginginkan kita untuk menjadi manusia yang baik, rahmannya Allah menginginkan
semua manusia itu menjadi manusia yang bertaqwa. Oleh karena bukan hanya kita yang
dinginkan Allah menjadi baik, namun pada generasi sebelum kitapun diinginkan Allah
untuk menjadi manusia baik manjadi manusia yang bertaqwa.
Hadirin sekalian….
Bulan ramadhan mendidik kita dengan berbagai macam amalan yang dapat
meningkatkan ketaqwaan kita, diantaranya adalah ibadah puasa, puasa mengajarkan kita
untuk menahan segala amarah dan hawa nafsu kita, puasa mengajarkan kita untuk dapat
mengendalikan diri kita agar senantiasa bebuat baik. Tak hanya sampai disitu hadirim
sekalian, dalam bulan ramadhan Allah menurun Al-Quran yang menjadi pedoman hidup
kita, Allah turunkan lailatul qadar untuk meningkatkan kualitas keimanan kita, agar kita
menjadi manusia yang paripurna, manjadi manusia yang bertaqwa. Sehingga dengan
kepergian ramdhan, maka orang-orang yang beriman akan menangis meneteskan air mata
karena akan berpisah dengan bulan yang mulia.

.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬


Ma'asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Selain dari dua kebahagian yang disebutkan oleh Nabi SAW, ada pula kesedihan
yang saat ini kita rasakan, kesedihan itu diantaranya adalah ketika kita berpisah dengan
bulan yang mulia yakni bulan Ramadhan, sedih karena ramadhan telah pergi meninggalkan
kita, bulan yang penuh dengan ampunan, bulan yang penuh dengan ganjaran pahala yang
berlilipat ganda telah pergi meninggalkan kita. Tanpa terasa, seakan baru kamrin kita mulai
berpuasa, tanpa terasa, seakan baru kamrin kita mulai bertadarus, terawih, namun pada hari
ini semua seakan tak lagi bisa kita rasakan.
Ramadhan telah pergi meninggalkan kita, namun yang menjadi pertanyaannya,
akankah kita akan berjumpa kembali dengan ramadhan di tahun-tahun yang akan datang.
Ramadhan akan datang setiap tahunnya, namun apakah ada jaminan untuk kita bisa
bertemu kembali dengan ramadhan, adakah jaminan untuk kita bisa berpuasa, terawih, dan
bertadarus, di ramadhan yang akan datang. Tak ada satupun jaminan untuk kita, tak ada
satupun yang bisa manjamin bahwa umur kita akan sampai ke ramdhan nanti. Maka
meneteslah air mata orang-orang yang beriman ketika ramadhan akan pergi, ketika
ramadhan akan berpisah.

.‫هللا أكبر وهلل الحمد‬, ‫ هللا أكبر‬,‫هللا أكبر‬


Ma'asyiral muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Fitri rahimakumullah

Marilah kita merenung sejanak untuk bermunajat pada Allah, tundukkan kepala
kita, angkat tangan dan hati kita. Marilah kita berdoa, bermohon pada Allah agar apa yang
kita dapatkan hari ini diberikaan keistiqamahan oleh Allah dan meninggal dalam keadaan
husnul khatimah.
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin
Allahumma Ya Allah ‘AAdana ilal fitrah yaa Allah, fitratal Asilah
“Yaa.. Allah engaku telaah berkenan kepada kami untuk berpuasa di bulan
ramadhan yaa Allah, kami telah melakukannya yaa Allah. Maka kami mohon
kepadamu yaa Allah, berikanlah kami kekuatan untuk kembali kepada fitrah asal
kami menjadi insaan yang baik.”
Allahumma Rabbana La tad’alana fii maqami hadza dzanban illa ghafarta
“Karena itu yaa Allah, kalaupun ada satu diantara kita yang datang berumpul
menunaikan ibadah saat ini, datang dengan berlumuran dosa, maka mohon
diampunkan yaa Allah, jangan biarkan mereka kembali jika engkau telah ampuni
segala dosa-dosanya yaa Allah”
Wa la hamban illa farrojta
“Yaa Allah jika ada diantara kami saat ini yang telah diliputi kegelisahan dalam
jiwanya, jangan biarkan ia meninggalkan tempat ini kecuali engkau telah
menenangkan hatinya”
Wa la maridhan ilaa syafaita
“Yaa Allah boleh jadi diantara sahabat kami, kerabat kami, keluarga kami tidak
mampu bergabung dengan kami saat ini karena sakit, maka mohon yaa Allah, kami
sayang dengan mereka, angkat dan sembuhkanlah penyakit mereka yaa Allah”
Allahumma yaa Allah, Allif qulubana wahdi yaa Allah kullal ashil yaatubu ilaik wa
tubna ilaika taubatan nasuha
“Yaa Allah mohon lembutkan hati kami, setidaknya di momen ini kami bermunajat
kepadmu yaa Allah, lembutkan hati kami yaa Allah. Yaa Allah kami adalah hamba-
hambamu yang berlumuran dosa yaa Allah kami sering lalai kepadmu yaa Allah,
mohon sentuh hati kami agara kami bertaubat yaa Allah dengan taubatan nasuha”
Ij’al baqiyyata hayatina yaa Allah hayatan toyyibah
“Yaa Allah kami mohon, jadikan sisa hidup kami, sisa hidup yang lebih mulia, lebih
baik di bandingkan hari-hari sebelumnya yaa Allah”
I’tarafna bi dzunubina wa bi khatayana
“Yaa Allah kami mengakui yang telah lalui banyak salah yaa Allah banyak maksiat
yaa Allah, maka kami mohon jadikan sisa hidup kami lebih baik yaa Allah”
Allahummagfiril li aabaa Wa ummahatina
“yaa Allah ampunilah segala dosa dan kesalahan ayah dan ibu kami yaa Allah, ayah
yang telah susah payah menafkahi kami, ayah yang dengan susah payah
membesarkan kami yaa Allah, Ayah yang tak pernah lelah mencari nafkah, ayah
yang rela kulitnya terbakar oleh matahari hanya demi sesuap nasi untuk kami yaa
Allah, ayah yang rela kedinginan hanya demi melihat kami tumbuh dewasa yaa
Allah, yaa Allah yaa Rahman jadikanlah setiap luka hati, keringat yang menetes di
tubuhnya sebagai penggugur dosa untuknya yaa Allah.
Yaa Allah ampuni dosa dan kesalan ibu kami yaa Allah, ibu yang telah mengandung
kami selama 9 bulan lamanya yaa Allah, ibu yang telah melahirkan kami dengan
penuh perjuangan, dengan tetesan keringat, tetesan darah dan air mata, antara hidup
dan mati yaa Allah, ya Allah yaa Rahim, sayangi dan kasihilah ibu kami yang rela
mempertaruhkan nyawaanya hanya demi melihat kami hidup di dunia yaa Allah,
yaa Allah ampunilah ibu kami yang telah mengajarkan kami berjalan namun kami
masih enggan berjalan ketika di suruh, ya Allah ampunilah ibu kami yang
mengajarkan kami bebrbicara tapi kami masih suka berkata kasar kepadanya yaa
Allah. Yaa Allah kasihi dan sayingalah ibu kami seperti ia mengasihi kami sewaktu
kami kecil dulu yaa Allah.
Ya Allah Ya Robb.. berikan kami kesempatan untuk membalas semua kasih sayang
orang tua kami hingga mereka Ridho terhadap kami, berikan kami kesempatan
selalu menemaninya saat dia sakit dan membutuhkan kami. Ya Allah Ya Robb
jangan biarkan kesibukan kami dalam bekerja dan menuntut ilmu mengurangi bakti
kami kepada mereka berdua, jika tiba waktunya Engkau akan memanggilnya,
berikan kesempatan kami berada disisinya dan sempat meminta maaf kepadanya
serta berterima kasih atas kasih sayangnya selama ini.
Yaa Allah Yaa Robb, saat ini kami rindu dengan ayah dan ibu kami yang telah
tiada yaa Allah, ayah dan ibu kami yang telah engkau panggil ke pangkuanmu yaa
Allah. kami rindu kepada mereka yaa Allah, kami rindu. Kami rindu mencium
tangan ayah yang menyambut kami ketika pulang dari tempat ‘ied ini yaa Allah,
kami rindu pelukan hangat ibu kami yang menyambut kami ketika pulang dari
tempat ‘ied ini yaa Allah, serasa baru kemarin kami masih melihat sosok ayah,
serasa baru kemarin kami masih melihat sosok ibu masih berada di samping kami
dan bersama kami, tapi pada idul fitri kali ini mereka telaah dluan kembali
kepadamu Ya Allah.
Yaa Allah kami bersaksi atas semua perjuangan yang merekaa lakukan yaa Allah.
Ampunilah dosa mereka, lapangkanlaah kubur mereka yaa Allah.
Yaa Allah jangan engkau adzab mereka disebabkan karena maksiat dan dosa kami
anak-anaknya, ampuni dan maafkan kesalahan jika kami tidak berada disisinya saat
dia sakit di masa tuanya.
Allahummaj’al akhiraah wafatina husnul khatimah
Yaa Allah kalopun hari ini atau esok kami wafat, mohon wafatkan kami dalam
keadaan husnul khatimah
Tawaffana muslimin biqaulina la ilaha illa Allah
Dan mohon wafatkan kami yaa Allah dengan kalimat indah la ilaha illa Allah
mengalir dilisan kami yaa Allah.
Allahumma astakna birasulillah
Yaa Allah kami rindu dengan Rasulullah kami tidak pernah bahkan mampu
menatapnya di alam mimpi yaa Allah
Fa laa thudhoyyik fursatanaa biliqoi yaumal qiyamah wa bi syaafa’ati
Maka kami mohon jangan hilangkan kesempatan kami untuk berjumpa dengan
Rasulullah di hari kiamat nanti, jangan hilangkaan kesempatan kami untuk
mendapatkan syafaat dari Rasulullah
Allahumma taqabbal minna shalawatina, wa qiyamana, wa rukuanaa, wa
sujudana, wasyiamaana, ramdhannana, wa tammin tagsirona yaa Allah yaa Ar
hamarrahimin
Yaa Allah mohon terimalah sholat-sholat yang telah kami tunaikan yaa Allah, sujud
kami, rukuk kami, puasa kami dan ramdhan kami yang telah kamin lalui kemarin ya
Allah, kami mohon terima yaa Allah.

Anda mungkin juga menyukai