Anda di halaman 1dari 6

Ujian Akhir Semester 1 PAI

Nama : Muhammad Adhlan


NPM : 3335200026
Kelas : T. Kimia A
MK : Agama

1. Makna dari bacaan solat yaitu kita memuji dan memohon/berdoa kepada Allah dan
gerakan solat merupakan bentuk ketundukpatuhan manusia sebagai makhluk kepada
sang pencipta.
َِ‫علَى ۡال ٰخ ِشع ِۡين‬ ِ َّ ‫ص ٰلوةِِ ِؕ َواِنَّ َها لَ َك ِب ۡي َرةِ ا‬
َ ‫ِّل‬ َّ ‫ص ۡب ِِر َوال‬
َّ ‫َواسۡ تَع ِۡينُ ۡوا ِبال‬

Artinya:ِ“Danِmohonlahِpertolonganِ(kepadaِAllah)ِdenganِsabarِdanِshalat.ِDanِ
(shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orangِyangِkhusyuk,”ِ(Qs.ِAl-Baqarah :
45)
Bacaan dan Gerakan solat juga baik bagi Kesehatan tubuh jasmani yaitu baik untuk
system pencernaan, Ketika sujud melancarkan aliran darah ke otak, peregangan tubuh,
mengendalikan otot perut.
Manfaat gerakan shalat sedikit berbeda dari manfaat secara fisik, namun lebih ke
psikologis. Salat adalah salah satu bentuk terapi psikologis yang membantu
menenangkan jiwa sekaligus melepaskan beban.Ada gerakan yang lembut, harmoni,
dan juga koordinasi dari setiap gerakan shalat sejak awal hingga akhir. Bahkan
gerakan seperti Sujud yang mengalirkan darah lebih lancar ke otak juga berdampak
positif bagi daya ingat, konsentrasi, dan kemampuan kognitif lainnya
Bacaan dan Gerakan solat juga menjadi pembinaan akhlak seseorang akan berakhlak
sesuaiِdenganِperintahِdidalamِQur’anِdanِkarenaِterbiasaِdenganِsolat.
Menjalankan ibadah shalat serta mengamalkannya akan membentuk pribadi muslim
yang mandiri. Dalam shalat terkandung ajaran mengenai akhlakul karimah dimana
shalat dapat menceggah diri dari perbuatan keji dan mungkar. Hal ini terdapat dalam
firman Allah pada surat Al-Ankabut ayat 45 berikut ini:

ُ‫ّللا‬ ِِٰ ‫شآءِِ َو ۡال ُم ۡنك َِرِ َولَذ ِۡك ُِر‬


ِٰ ‫ّللا اَ ۡكبَ ُِر ِؕ َو‬ َ ۡ‫ن ۡالفَح‬ َ ‫ص ٰلو ِة َ ت َۡنهٰ ى‬
ِِ ‫ع‬ َِّ ‫ص ٰلو ِة َ ِؕ ا‬
َّ ‫ِن ال‬ ِِ ‫ى اِلَ ۡيكَِ مِ نَِ ۡال ِك ٰت‬
َّ ‫ب َواَق ِِِم ال‬ ُِ ‫ا ُ ۡت‬
َِ ِ‫ل َماِ ا ُ ۡوح‬
َِ‫َيعۡ لَ ُِم َما تَصۡ نَعُ ۡون‬
Artinyaِ:ِ“Bacalahِapaِyangِtelahِdiwahyukanِkepadamu,ِyaituِAlِKitabِ(AlِQuran)ِ
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(QS.ِAl-Ankabut:45).
Seseorang yang melaksanakan shalat dengan kesadaran dan ketekunan, ia akan
mempunyai kepribadian yang sempurna, berakhlak mulia, disiplin, jujur, taat,
sungguh-sungguh, sabar dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna
serta segala kehidupannya semata-mata ikhlas karena Allah S.W.T. Dalam shalat
terkandung ajaran mengenai akhlakul karimah, di mana shalat dapat mencegah diri
dari perbuatan keji dan mungkar.

2. Memahami masalah sosial dan ekonomi atau dalam Islam bisa disebut dengan
fiqih muamalah dan fiqih iqtishadiyah, yaitu hukum yang mengatur interaksi sesama
makhluk-Nya, seperti masalah keluarga, sosial ekonomi, semisal jual beli, gadai,
ZISWAF (zakat, infaq, shadaqah, wakaf) dan sewa. Maka ruang lingkup ijtihad
menjadi sangat luas dan materi-materi fiqih sebagai hasil ijtihad menjadi sangat
banyak. Maka Prinsip-prinsip hukum Islam sebagai bagian dari aturan yang
diformulasikan oleh para ulama fiqih dapat membantu umat yang dalam kebingungan
agar tidak berkepanjangan terkait masalah sosial dan ekonomi. Sehingga, menjadi
solusi yang mempermudah umat ke arah keberagamaan yang lebih baik. Kaidah-
kaidah fiqih tersebut memberikan solusi kepada umat sebagai penjelasan yang lebih
solutif dan jelas arah tujuannya yang berdasarkan pada sumber hukum Islam Alquran
dan Sunnah Rasulullah.

ِ‫ّللا ي ُِحب‬ َِّ ‫ّل ت ُ ْلقُ ْوا ِبا َ ْي ِد ْي ُك ِْم اِلَى التَّ ْهلُ َك ِةِِۛ َواَحْ ِسنُ ْواِۛ ا‬
َِٰ ‫ِن‬ ِ َ ‫ّللا َو‬
ِِٰ ِ‫س ِب ْي ِل‬ ِْ ِ‫َوا َ ْن ِفقُ ْوا ف‬
َ ‫ي‬
َِ‫ْال ُمحْ ِس ِنيْن‬

Artinya:ِ“Danِinfakkanlahِ(hartamu)ِdiِjalanِAllah,ِdanِjanganlahِkamuِjatuhkanِ
(diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah.
Sungguh, Allah menyukai orang-orangِyangِberbuatِbaik.”ِ(Qs. Al-Baqarah : 195)

Di dalam ayat yang menjadi dasar dalam ber-ijtihad sebagai firman Allah Swt dalam
QS. al-Nisa’:105ِsebagaiِberikut:

ِ ‫ّل ت َ ُكنِ ل ِْل َخآئِنِينَِ خ‬


ِ‫َصي ًما‬ َِّ َِ‫اس ِب َمِا ٓ أَ َر ٰىك‬
ِ َ ‫ٱّللُِۚ َو‬ ِ ِ َّ‫ق ِلت َ ْح ُك َمِ َبيْنَِ ٱلن‬ َِ َ‫ِإنَِّا ٓ أَنزَ ْلنَِا ٓ ِإلَيْكَِ ْٱل ِك ٰت‬
ِِ ‫ب ِب ْٱل َح‬

Artinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa


kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah) karena (membela) orang-orang yang khianat”.

3. Ketika saya berpuasa dan setelah melaksanakan puasa saya merasakan perubahan-
perubahan baik dalam fisik maupun rohani saya. Berikut perubahan-perubahan yang
saya rasakan:
A. Fisik
Ketika saya berpuasa penyakit maag saya tidak pernah kambuh.Hal ini
dikarenakan puasa selama 12-24 jam membuat kelenjar perut tidak diperintahkan
oleh otak untuk mengeluarkan enzim yang dapat membuat rasa sakit pada perut.
Saya juga merasa lebih sehat karena menurut penelitian puasa membuat sistem
pencernaan termasuk sistem enzim beristirahat dan memberi kesempatan bagi sel-
sel tubuh khususnya bagian pencernaan untuk memperbaiki diri. Selain itu, Puasa
bisa mencegah dari serangan jantung mematahkan terjadinya peningkatan kadar
hormon katekolamin dalam darah karena kemampuan mengendalikan diri saat
berpuasa serta menurut Dokter Muhammad Al Jauhari puasa dapat menguatkan
pertahanan kulit, sehingga dapat mencegah penyakit kulit yang disebabkan oleh
kuman kuman besar yang masuk dalam tubuh manusia. Ketika puasa juga saya
merasakan tidak mudah sakit karena berdasarkan penelitian puasa dapat
meningkatkan imunologis akibat dari metabolisme yang berjalan lambat serta
hormonal yang aktivitasnya sedikit melemah membuat imunologi saya semakin
stabil, hormon stres akan menurun, kadar gula turun, dan sistem sel ketahanan
tubuh akan semakin tangguh. Oleh karena itu, berpuasa bisa mencegah penyakit
jantung, diabetes, hipertensi, gangguan ginjal, penuaan, dan penyakit-penyakit
lainnya.

B. Rohani
Ketika saya berpuasa atau setelah berpuasa, saya merasa lebih suci dari
dosa dosa karena puasa yang khusyu dapat mengangkat seseorang yang telah
berkubang dalam maksiat menuju fitrahnya sebagai manusia itu sendiri. Saya juga
menjadi lebih mampu untuk mengendalikan diri, menyesuaikan diri, serta sabar
terhadap dorongan-dorongan atau impuls-impuls agresivitas yang datang dari
dalam diri sehingga saya bisa menjaga diri dari berbagai perbuatan dosa. Berpuasa
juga membuat keadaan mental saya menjadi lebih prima dan membuat kreatifitas
serta semangat kerja yang meningkat. Berpuasa membuat hati saya menjadi lebih
tenang, jiwa sosial meningkat, serta meningkatkan keimanan sebab berpuasa
dengan niat karena Allah membuat saya senantiasa mengingat-Nya sepanjang
hari. Puasa membuat saya lebih memiliki rasa empati dan simpati kepada orang
orang yang kurang mampu secara ekonomi di lingkungan sekitar saya sehingga
membuat saya menjadi lebih bersyukur serta lebih banyak bersedekah.
Dalam Surah al-Baqarah:183, Allah berfirman,
َِ‫ن قَ ۡب ِل ُک ِۡم لَعَلَّ ُك ِۡم تَتَّقُ ۡون‬
ِۡ ِ‫علَى الَّذ ِۡينَِ م‬
َ ‫ِب‬ ِ ‫علَ ۡي ُک ُِم‬
َِ ‫الصيَا ُِم َک َما ُكت‬ َِ ‫ٰيٓـاَي َها الَّذ ِۡينَِ ٰا َمنُ ۡوا ُكت‬
َ ‫ِب‬
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad saw. bersabda, "Barangsiapa
yang berpuasa pada bulan Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah
maka dosanya pada masa lalu akan diampuni" (H.R. Bukhari)
"Wahai pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah, karena sungguh
hal tersebut lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga
kemaluan, dan barangsiapa yang tidak mampu (menikah) maka hendaklah ia
berpuasa, karena (puasa menjadi) pengendali baginya." (H.R. Bukhari)

Allah berfirman dalam Surah al-Baqarah:185,


َِ‫ع ٰلى َما َه ٰدى ُك ِْم َولَعَلَّ ُك ِْم ِت َ ْش ُك ُر ْون‬ َِٰ ‫َو ِلت ُ ْكمِ لُوا ْال ِعدَِّة َ َو ِلتُكَبِ ُروا‬
َ ‫ّللا‬
Artinya: "... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (bilangan hari
berpuasa Ramadan) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yangِdiberikanِkepadamu,ِsupayaِkamuِbersyukur.ِ”ِ(QS.ِAlِBaqarah:ِ185

4. Ibadah haji merupakan salah satu sarana melakukan komunikasi antara seorang
hamba dengan Khalik-nya.ِIbadahِiniِpertamaِkaliِdisyari’atkanِpadaِtahunِkeenamِ
Hijrah, sebagaimana Firman Allah swt. dalam QS Aliِ’Imran/3:96-97. Kata al-
Hajj menurut bahasa berarti menyengaja.ِKarenaِituِmenurutِistilahِsyari’atِIslam,ِiaِ
berartiِmenyengajaِmengunjungiِKa’bahِdiِMekahِuntukِmelakukanِbeberapaِ
rangkaian amal ibadah menurut rukun dan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
syara’.ِHajiِmerupakanِrukunِIslamِyangِkelimaِdanِpokok ibadah yang keempat.
Ibadah haji wajib dilakukan bagi Muslim yang mampu (Q.S Al Baqoroh : 183).
Mampu disini memiliki arti mampu secara fisik, mental, dan juga finansial. Ibadah
haji memiliki makna sebagai pengorbanan kita kepada Allah.

Pelaksanaan ibadah haji memiliki makna sebuah rutinitas mendekatkan diri kepada
Allah dengan berbagai gerakan yang semuanya mengandung hal-hal yang
mengingatkan kita pada kekuasaan Allah. Amalan dalam ibadah haji merupakan
simbol kehidupan seorang muslim dimana simbol tersebut merupakan cara manusia
menambah keimanan nya setelah menghayati arti dari simbol-simbol tersebut.
Amalan haji dilakukan melalui serangkaian tata cara atau urutan pelaksanaan. Haji
adalah simbol persatuan umat Islam tanpa memandang ras warna kulit dan
kebangsaan karena dasar persatuan kaum muslimin adalah akidah, agama, dan syariat
Islam serta penyerahan tanpa syarat kepada perintah Allah. Dalam melaksanakan haji
diperlukan pengorbanan baik dari biaya, tenaga, serta ikatan sosial dengan orang
terdekat yg ditinggalkan. Adapun keutaaman ibadah haji adalah kita menjadi tamu
Allah, mendapat pahala seperti jihad, mendapat balasan surga, menghapus dosa, dan
menghilangkan kemiskinan seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al Baqoraoh ayat 196.
Setiap amalan Ibadah haji mengandung ibrah atau pelajaran. Dari sejak mengenakan
pakaian ihram yang melambangkan kezuhudan manusia sebagai latihan untuk
kembali kepada fitrahnya yang asli, yaitu sehat dan suci-bersih. Dengan pakaian
seragam putih, mereka berkumpul melakukanِUkufِdiِ‘Arafah.ِKata ukuf berarti
berhenti, sedang kata ‘arafah berarti naik-mengenali. Dari makna bahasa ini dapat
diperolehِsuatuِhikmah,ِbahwaِUkufِdiِ‘Arafah,ِpadaِhakekatnya,ِadalahِsuatuِusahaِ
di mana secara fisik, tubuh kita berhenti di Padan ‘Arafah,ِlaluِjiwa-spiritual kita naik
menemuiِAllahِswt.ِUkufِdiِ‘Arafahِiniِmemberikanِrasaِkeharuanِdanِmenyadarkanِ
mereka akan yaumul mahsyar, yang ketika itu, manusia diminta untuk
mempertanggung jawabkan atas segala yang telah dikerjakannya selama di dunia. Di
Padanِ‘Arafahِitu,ِmanusiaِinsafِdenganِsesungguhnyaِakanِbetapaِkecilnyaِdiaِdanِ
betapa agungnya Allah, serta dirasakannya bahwa semua manusia sama dan sederajat
di sisi Allah, sama-sama berpakaian putih-putih, memuji, berdoa, sambil
mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam. Kemudian mereka secara
serentak,ِmerekaِmemulaiِkeberangkatanِuntukِmengagungkanِKa‟bah,ِkemudianِ
menuju Muzdalifah dalam keadaan telah bertaubat dan berserah diri. Mereka menuju
Ka‟bahِdenganِjiwaِbersih.ِDariِMuzdalifah menuju Mina, untuk melempar jumrah
sebagai pernyataan bahwa musuh Allah adalah musuh mereka juga. Melempar batu di
Aqabah bermakna bahwasannya pelaku ibadah haji siap berjihad dijalan Allah untuk
memerangi kebatilan dan kedzaliman, kapanpun dan dalam keadaan apapun.
Kemudian memotong hewan qurban sebagai tanda syukur kepada Allah dan
mencukur rambut sebagai persiapan Thawaf dengan hati yang bersih, pakaian yang
suci dan penampilan yang bagus. Ibadah thawwaf dan sa’i yang dilakukan secara
serempak dalamِsuasanaِkhusyu’ِmengesankanِkeagunganِAllah.ِBacaan-bacaan
yang dikumandangkan mensucikan dan mentauhidkan Allah memberi makna bahwa
kaum muslim harus hidup dinamis, senantiasa penuh gerak dan perjuangan, bahkan
pengorbanan demi untuk menggapai keridhaan Allah swt.
Peristiwa sa’i mengingatkan manusia akan perlunya hidup sehat disertai usaha
sungguh-sungguh dan perjuangan habis-habisan dalam meraih kesehatan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan paripurna.
5. Berikut adalah upaya saya untuk memakmurkan masjid agar menjadi masjid kampus
yang madani.
• Datang ke masjid setelah adzan berkumandang
• Rutin mengikuti kajian seperti pembelajaran Al-Qur'an, akidah, fikih, ibadah,
akhlak, adab, dan ilmu penting lainnya.
• Meningkatkan rasa solidaritas di masjid kampus terutama solidaritas islam
• Rajin melaksanakan solat serta segala bentuk ibadah lainnya di masjid kampus
• Rajin bersedekah untuk pembangunan masjid kampus serta mengajak teman-
teman atau orang lain untuk melakukan hal tersebut
• Mengajak teman-teman lain untuk berkunjung ke masjid (kajian,beribadah)
• Aktif mengikuti kegiatan masjid kampus
• Menjadikan masjid kampus sebagai tempat bertukar ilmu dengan teman teman
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai