Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum , selamat pagi/siang/malam, ibu Latifah Permastasi Fajrin selaku tutor dari

mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang saya hormati dan teman teman mashasiswa yang
saya banggakan, mohon izin saya Boby Maryano dengan NIM 857503756 dari Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk menanggapi diskusi pada sesi ke 7 :

1. Etos kerja adalah semangat kerja yang ciri khas dan juga keyakinan seseorang atau
kelompok. Etos kerja diartikan sebagai semangat untuk melakukan kegiatan yang
maksimal. Salah satu ungkapan yang ada dalam Alquran adalah 'amal' atau bahkan “amal
shalih” yang berartti perbuatan baik. Etos kerja seseorang akan berlipat ganda jika
pekerjaan yang dilakukannya benar-benar bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Jika
seseorang melakukan pekerjaan yang bukan keahliannya, apalagi jika tidak ada bakat,
jangan berharap mendapatkan hasil yang maksimal, pasti akan berujung pada kegagalan.
Hal ini di isyaratkan dengan sanggat dalam Al-quran surat Al-isra’/17 : 84.

‫قُلْ ُكلٌّ يَ ْع َم ُل َعلَ ٰى شَا ِكلَتِ ِهۦ فَ َربُّ ُك ْم َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن ه َُو َأ ْهد َٰى َسبِياًل‬

Artinya: “Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing".


Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya” (QS. Al-Isra’ 17:84).

Ikhtiar berasal dari bahasa arab dan artinya sama dengan mencoba. Usaha atau ikhtiar
adalah segala bentuk tingkah laku atau perbuatan manusia untuk mencapai sesuatu yang
diinginkannya. Seorang muslim wajib berikhtiar jika ingin mencapai sesuatu.
Sebaliknya, kemalasan bukanlah karakteristik umat Islam.

Konsep doa dan usaha (ikhtiar) dalam Islam juga harus dibarengi dengan tawakal.
Karena doa, usaha (ikhtiar) dan keyakinan merupakan hal yang saling bergantung dan
timbal balik untuk melakukan sesuatu. Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan,
seseorang harus bekerja dengan tekun disertai dengan doa kemudian bertawakal kepada
Allah atas apa yang akan Allah kabulkan sesuai dengan doa dan usaha yang telah kita
lakukan . Usaha dan doa harus dilakukan bersama-sama atau pada waktu yang sama.
Usaha atau ikhtiar harus dibarengi dengan doa dan keyakinan. Jika seseorang hanya
berdoa, tetapi tidak berusaha, itu berarti dia tidak ingin mengubah nasibnya sepenuhnya.
Di sisi lain, usaha tanpa doa berarti melupakan fakta bahwa manusia tidak memiliki
kekuatan apapun selain izin Allah. Perilaku tawakal diperlukan setelah berusaha dan
berdoa karena apapun yang terjadi atau akan terjadi adalah kehendak Allah, maka sudah
seharusnya kita berserah diri kepada Tuhan.

2. Budaya akademik dalam pandangan Islam merupakan tradisi atau kebiasaan yang
berkembang di dunia Islam mengenai hal-hal keilmuan. Atau lebih sederhananya, tradisi
keilmuan yang dikembangkan oleh Islam. Di antara poin-poin pentingnya adalah pertama,
tentang penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di antaranya adalah:
a) Wahyu Al-quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Islam sejak awal memang tidak membedakan antara ilmu umum dan
ilmu agama atau ilmu dunia dan ilmu akhirat. Semua objek yang dapat membawa
manfaat bagi kehidupan manusia secara alami dipelajari oleh manusia. Jadi, yang
menentukan apa yang dipelajari bukanlah objeknya melainkan motif atau niatnya.
b) Tugas Manusia sebagai khalifah Allah di Bumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan. Untuk mensukseskan tugas kekhalifahan manusia di muka bumi, Allah
SWT memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengetahui dan memahami
segala sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Hal ini di tegaskan dalam surat Al-
baqarah/2 :30-31. (30)

ٓ
ُ ِ‫ض خَ لِيفَةً ۖ قَالُ ٓو ۟ا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َمن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬
َ َ‫ء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدكَ َونُقَدِّسُ ل‬sَ ‫ك ٱل ِّد َمٓا‬
‫ك ۖ قَا َل‬ ِ ‫ال َربُّكَ لِ ْل َم ٰلَِئ َك ِة ِإنِّى َج‬
ِ ْ‫اع ٌل فِى ٱَأْلر‬ َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
َ‫ِإنِّ ٓى َأ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬
ٓ
َ ٰ ‫ء ٰ َهُٓؤٓاَل ِء ِإن ُكنتُ ْم‬sِ ‫ال َأ ۢنبِـُٔونِى بَِأ ْس َمٓا‬
َ‫ص ِدقِين‬ َ َ‫ضهُ ْم َعلَى ْٱل َم ٰلَِئ َك ِة فَق‬
َ ‫َو َعلَّ َم َءا َد َم ٱَأْل ْس َمٓا َء ُكلَّهَا ثُ َّم ع ََر‬

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui". (30) Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar
orang-orang yang benar!"(31)”. (QS Al-Baqarah/2: 30-31)

c) Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu. Islam mengajarkan
bahwa mengejar ilmu adalah bentuk ibadah yang berharga dan bahwa setiap Muslim
harus mengamalkannya sepanjang hidup mereka. Oleh karena itu, Islam mewajibkan
pemeluknya untuk terus menuntut ilmu sepanjang hayatnya. Seperti yang terkandung
dalam surah Thaha/20 : 114.
‫ك َوحْ يُهۥُ ۖ َوقُل رَّبِّ ِز ْدنِى ِع ْل ًما‬ َ ‫ان ِمن قَ ْب ِل َأن يُ ْق‬
َ ‫ض ٰ ٓى ِإلَ ْي‬ ِ ‫ْجلْ بِ ْٱلقُرْ َء‬ ُّ ‫ك ْٱل َح‬
َ ‫ق ۗ َواَل تَع‬ ُ ِ‫فَتَ ٰ َعلَى ٱهَّلل ُ ْٱل َمل‬
Artinya : Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu
tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,
dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS
Thaha/20 : 114)

d) Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT. Ilmu yang dimaksud tentu saja
bukan hanya ilmu agama tetapi ilmu apapun yang membawa maslahat bagi kehidupan
manusia. Maka ilmu apapun yang dipelajari dan dimiliki oleh manusia semestinya
menghantarkan manusia kepad sikap semakin dekat kepada Allah SWT. Maka kalau
ada orang baik berilmu apalagi tidak berilmu yang kemudain melalaikan Allah SWT
dalam hidupnya maka akan berakibat kebinasaan bagi kehidupanya terlbih nanti di
akhirat. Dalam surah al-mujadilah allah menjelaskan bahwa “Allah akan meninggikan
orang-orang yang kamu percayai dan orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan
beberapa derajat”

Di samping memberikan apresiasi terhadap orang yang berilmu poin penting lain yang
dijelaskan Al-quran adalah bahwa:
a) Iman seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak ditopang dengan ilmu,
demikian juga dengan amal shalih.
b) Tugas kekhalifahan manusia tidak akan dapat sukses kalau tidak dilandasi dengan
ilmu.
c) Karakter seorang muslim yang berbudaya akademik adalah; orang yang selalu
mengingat Allah yang disertai dengan ikhtiar untuk selalu menggunakan akalnya
untuk memikirkan ciptaan Allah SWT. Serta selalu berusaha menambah ilmu
dengan membuka diri terhadap setiap informasi yang baik dan kemudian memilih
yang terbaik untuk dijadikan pegangan dan diikutinya.
3. Ilmu merupakan bagian penting bagi umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT. Ilmu Pengetahuan harus berakar dan selalu masuk ke dalam hati kita masing-
masing. Pengetahuan harus tumbuh dan berkembang menjadi kepribadian manusia,
sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Karena pada dasarnya manusia
berbeda dengan makhluk lain seperti: binatang, jin, hantu, dll.
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim.
Karena sebelum seorang muslim melakukan suatu perbuatan, maka dia harus mengetahui
ilmu yang berkaitan dengan perbuatan itu. Sehingga amal yang dilakukan sesuai dengan
syariat dan tidak sia-sia
Orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya seperti tong kosong nyaring
bunyinya. Kita perlu mengamalkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari hari kita
agar orang bisa mengakuinya, bukan berpikir bahwa apa yang kita komunikasikan
hanyalah omong kosong. Kita harus menunjukkan pengetahuan kita dalam bentuk
tindakan atau perbuatan nyata yang dapat meyakinkan orang lain.

Sumber Referensi
Nurdin, A., Mikdar, S., & Suharmawan, W. (2021). Pendidikan Agama Islam. Tangerang:
Universitas Terbuka. (MODUL 7 BMP)

https://tafsirweb.com/

Anda mungkin juga menyukai