Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam

1
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

Assalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh,

1. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT untuk mengatur kehidupan manusia.

a. Q.S. Al-’Ankabut/29:45

ُ‫ن ْال َفحْ ش َۤا ِء‬


ُِ ‫ع‬
َ ‫ى‬ُ ٰ‫ص ٰلوُة َ ت َ ْنه‬
َّ ‫ِن ال‬ َُّ ‫ص ٰلوُة َ ا‬
َّ ‫ب َوا َ ِق ُِم ال‬ ُِ ‫ْك ِمنَُ ْال ِك ٰت‬ َُ ‫ل َماُ ا ُ ْو ِح‬
َُ ‫ي اِلَي‬ ُُ ْ‫اُت‬
ْ َ ‫ّللاُ َي ْعلَ ُُم َما ت‬
َُ‫صنَعُ ُْون‬ ُِٰ ‫َو ْال ُم ْن َك ُِرُ َولَ ِذ ْك ُُر‬
ُٰ ‫ّللا ا َ ْك َب ُُرُ َو‬
45. Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari firman Allah tersebut, kita bisa memahami bahwa shalat bisa berfungsi untuk mencegah
‘paraُpelakunya’ُdariُsegalaُperbuatanُfahsya’ُdan mungkar. Dan para ulama menyatakan --
dalam kitab-kitab tafsirnya – bahwa :bermakna tersebut ayat dalam) munkar-al wa fahsyâ-al
ُِ ‫ ْالفَ ْحشَاءُِ َو ْال ُمنك‬kata “segalaُmacamُkeburukan,ُbaikُyangُbersifatُvertikalُmaupunُhorizontal.
(‫َر‬

Di dalam al-Qur’anُtidakُditemukanُsatuُperintahُmelaksanakanُshalat atau pujian kepada yang


melaksanakan kegiatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri salam itu, kecuali dibarengi
dengan kata aqîmû (‫( اقيموا‬atau yang seakar dengannya. Dapat disimpulkan, bahwa kita
diperintahkan untuk mengerjakan shalat, karena sesungguhnya shalat itu bisa (berfungsi)
mencegah (dari) perbuatanُfahsya’ُ(keji)ُdanُmungkar,ُdanُshalatُituُmerupakanُibadah yang
paling besar, dan sesungguhnya Allah mengetahui setiap apa yang kita perbuat (dengan shalat
kita). Apakah kita benar-benar melaksanakannya, atau belum, sehingga dampak (positifnya) bisa
cermati dalam perilaku kita. Bila kita masihُterjebakُdalamُperilakuُfahsya’ُ(keji)ُdanُmungkar,ُ
bisa kita fahami bahwa shalat kita belum benar, dan oleh karenanya perlu kita perbaiki.
Sebaliknya, bila kita sudah benar-benarُterhindarُdariُperilakuُfahsya’ُ(keji) dan mungkar, bisa
kita fahami shalat kita sudah benar

b. Sebagai umat Islam, seluruh tindakan dan perilaku memiliki ketentuan yang berlaku sesuai
hukumnya. Hukum dalam Islam bukan hanya halal dan haram saja, melainkan ada wajib
(Fardhu), Sunnah, Makruh, Mubah, dan Haram.

1. Wajib
Wajib merupakan suatu perkara yang harus dikerjakan dan tidak boleh ditinggalkan, dan
jika umat muslim meninggalkannya maka berdosa. Kata lain dari hukum wajib adalah
fardhu, fardhu dibagi menjadi dua yaitu fardhuُ‘ainُdanُfardhuُkifayah.
Fardhu ‘ain : Perkara yang harus dikerjakan oleh seluruh kaum muslimin tanpa boleh
diwakilkan seperti salat, puasa, zakat, dan lainnya.
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
2
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

Fardhu kifayah : Suatu perkara wajib yang dapat gugur walaupun hanya satu orang
yang mengerjakan, namun jika satu daerah tidak ada yang mengerjakan maka berdosalah
seluruhnya. Contohnya mengurus jenazah.

2. Sunnah
Sunnah Hukum Sunnah merupakan perkara yang dikerjakan mendapatkan pahala, dan
bila ditinggalkan tidak berdosa. Sunnah juga terbagi menjadi dua, yaitu Sunnah
mu’akkadُdanُSunnahُghairuُmuakkad.
Mu’akad adalah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan seperti salat tarawih, salat
hari raya, dan lainnya.
Ghairu Muakad adalah perkara sunnah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat,
seperti salat sunnah Rawatib dan perkara ibadah yang sifatnya insidensial.

3. Haram
Ada beberapa larangan yang berkaitan dengan hukum Islam.Jika kamu meninggalkannya
maka mendapat pahala, sedangkan jika dikerjakan mendapat siksa dan dosa.Contohnya
adalah mencuri, berzina, mabuk, membunuh, berjudi, dan lainnya. menurut Jumhur para
ulama, hukum haram terbagi menjadi dua :
Al Muharram li dzatihi : sesuatu yang diharamkan oleh syariat karena esensinya
mengandung kemadharatan bagi kehidupan manusia seperti makan bangkai, minum
khamr, berzinah.
Al Muharram li ghairihi : sesuatu yang dilarang bukan karena esensinya tetapi karena
kondisi eksternal seperti jual beli barang secara riba.

4. Makruh
Hukum Islam lainnya adalah makruh. Makruh adalah larangan terhadap suatu perbuatan
tetapi larangan tidak bersifat pasti. Artinya, jika dilakukan tidak berdosa, sedangkan jika
ditinggalkan akan mendapat pahala. Contoh makruh adalah makan sambil berdiri atau
berkumur saat sedang berpuasa. Dikutip beritaislam, ada 2 macam makruh:
Makruh tahrim: sesuatu yang dilarang oleh syariat secara pasti. Contohnya larangan
memakai perhiasan emas bagi laki-laki.
Makruh tanzih: sesuatu yang dianjurkan oleh syariat untuk meninggalkannya, tetapi
larangan tidak bersifat pasti. Contohnya memakan daging kuda saat sangat waktu perang.

5. Mubah
Mubah merupakan perkara yang dikerjakan ataupun ditinggalkan tidak memberikan
ganjaran apapun baik dosa atau pahala. Hukum ini menjadi keringanan oleh Allah Swt
kepada umat Islam, seperti berdoa tidak menggunakan bahasa Arab.

c. Tujuh macam prinsip-prinsip umum hukum Islam!

1. Prinsip Tauhid
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
3
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

Tauhid yaitu prinsip umum hukum Islam. Prinsip yang menyatakan bahwa semua manusia
dibawah satu ketetapan yang sama, yaitu ketetapan tauhid yang dipraktekan dalam mengucap
kalimatُLa’ilaha Illa Allah (Tidak ada tuhan selain Allah). Prinsip ini kemudian ditarik dari
firman Allah QS. Ali Imran Ayat 64.

ُِ‫ّللا‬
ٰ ‫ن‬ ُِ ‫ن د ُْو‬ ُ ‫ّل يَتَّخِ ُذَ بَ ْع‬
ُْ ‫ضنَاُ بَ ْعضًا ا َ ْربَابًا ِ ِّم‬ َ ُ‫ّل نُ ْش ِركَُ ِبه‬
ُ َ ‫شيْـُا َّو‬ ُ َ ‫ّللا َو‬ ُ َّ ‫ّل نَ ْعبُ ُدَ ا‬
َُٰ ‫ِّل‬ َ ُ‫ب ت َ َعالَ ْوا ا ِٰلى َك ِل َمة‬
ُ َّ َ ‫س َو ۤاءُ بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُْم ا‬ ُِ ‫ل ْال ِك ٰت‬ ُْ ُ‫ُق‬
َُ ‫ل ٰيا َ ْه‬
َُ‫ِن ت ََو َّل ْوا فَقُ ْولُوا ا ْش َهد ُْوا ِباَنَّا ُم ْس ِل ُم ْون‬
ُْ ‫فَا‬

64.ُKatakanlahُ(Muhammad),ُ“WahaiُAhliُKitab!ُMarilahُ(kita)ُmenujuُkepadaُsatuُkalimatُ
(pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita
tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama
lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka),
“Saksikanlah,ُbahwaُkami adalahُorangُMuslim.”

Berdasarkan prinsip tauhid, maka pelaksanaan hukum Islam merupakan ibadah. yang artinya
hamba manusia yang menyerahkan diri kepada Allah sebagai manipestasi kesyukuran kepada-
Nya. artinya tidak boleh kita mentuhankan sesama manusia dan atau sesama makhluk lainnya.
Pelaksanaan hukum Islam adalah ibadah dan penyerahan diri manusia kepada keseluruhan
kehendak-Nya.

2. Prinsip Keadilan

Kata keadilan dalam Al-Qur‟anُkadangُdidefinisikan dengan al-qist. Al-mizan yang berarti


keadilan di dalam Al-Qur‟anُterdapatُdalamُQS.ُAl-Syura: 17

ُ‫عةَُ قَ ِريْب‬ َُّ ‫ق َو ْالمِ يْزَ انَُُ َو َما يُد ِْريْكَُ لَ َع‬
َ ‫ل السَّا‬ ُِِّ ‫ب ِب ْال َح‬
َُ ‫ل ْال ِك ٰت‬ ُْ ‫ّللاُ الَّ ِذ‬
َُ َ‫ي ا َ ْنز‬ ُٰ َ

17. Allah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran dan neraca
(keadilan). Dan tahukah kamu, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat?

dan Al-Hadid: 25.

ُ‫اس‬ َ ُ‫اسُ ِب ْالُِقسْطُِ َواَ ْنزَ ْلنَا ْال َح ِد ْي ُدَ ِف ْي ُِه َبأْس‬
ِ َّ‫ش ِديْدُ َّو َمنَا ِف ُُع لِلن‬ ُ َّ‫ب َو ْالمِ يْزَ انَُ ِل َيقُ ْو َُم الن‬
َُ ‫ت َوا َ ْنزَ ْلنَا َم َع ُه ُُم ْال ِك ٰت‬
ُِ ‫سلَنَا ِب ْال َب ِِّي ٰن‬
ُ ‫س ْلنَا ُر‬
َ ‫لَقَدُْ اَ ْر‬
َ ُ‫ّللا قَ ِوي‬
ُ‫ع ِزيْز‬ َُٰ ‫ِن‬ ُِ ‫سلَهُ بِ ْالغَ ْي‬
َُّ ‫ب ا‬ ُ ‫ص ُرهُ َو ُر‬ ُ ‫ن يَّ ْن‬ ُٰ ‫ُࣖ َو ِليَ ْعلَ َُم‬
ُْ ‫ّللاُ َم‬

25. Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami
turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan
Kami menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat bagi manusia, dan
agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah)
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

Keadilan pada umumnya berkonotasi dalam penetapan hukum atau kebijaksanaan raja. Akan
tetapi, keadilan dalam hukum Islam meliputi berbagai aspek. Prinsip keadilan ketika dimaknai
sebagai prinsip moderasi, menurut Wahbah Az-Zuhaili bahwa perintah Allah ditujukan bukan
karena esensinya, sebab Allah tidak akan mendapat keuntungan dari ketaatan dan tidak pula
mendapatkan kemadaratan dari perbuatan maksiat manusia. Namun ketaatan tersebut hanyalah
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
4
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

sebagai jalan untuk memperluas prilaku dan cara pendidikan yang dapat membawa kebaikan
bagi individu dan masyarakat.

3. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar

Hukum Islam digerakkan untuk merekayasa umat manusia untuk menuju tujuan yang baik dan
benar yang dikehendaki dan ridloi Allah dalam filsafat hukum Barat diartikan sebagai fungsi
social engineering hukum. Prinsip Amar Makruf Nahi Mungkar didasarkan pada

QS. Al-Imran : 110,

ُ‫ب لَكَانَُ َخي ًْرا لَّ ُه ُْمُ مِ ْن ُه ُم‬ ُِ ‫ل ْال ِك ٰت‬ ُُ ‫اّللُ َولَ ُْو ٰا َمنَُ ا َ ْه‬ ُِ ‫ن ْال ُم ْنك‬
ُِٰ ‫َر َوتُؤْ مِ نُ ْونَُ ِب‬ َ َُ‫اس ت َأ ْ ُم ُر ْونَُ ِب ْال َم ْع ُر ْوفُِ َوت َ ْن َه ْون‬
ُِ ‫ع‬ ُ ِ َّ‫ت لِلن‬ َُ ‫ْر ا ُ َّمةُ ا ُ ْخ ِر‬
ُْ ‫ج‬ َُ ‫ُك ْنت ُ ُْم َخي‬
َُ‫ْال ُمؤْ مِ نُ ْونَُ َوا َ ْكثَ ُرهُ ُُم ْال ٰف ِسقُ ْون‬

110. Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang
beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.

Pengkategorian Amar Makruf Nahi Mungkar dinyatakan berdasarkan wahyu dan akal

4. Prinsip Kebebasan/Kemerdekaan

Dalam ekonomi islam kebebasan merupakan hal esensial karena sah atau tidaknya akad terletak
pada kebebasan untuk meneruskan atau tidak aktifitas ekonomi tersebut. Kebebasan yang di
bingkai dengan tauhid yang artinya tidak bebas sebebas – bebasnya tetapi terikat dengan batasan
yang di berikan oleh Allah

Islam memiliki kebebasan bagi individu untuk memiliki memproduksi dan mengonsumsi . Setiap
individu bebas untuk ber jual beli dan menentukan harga/upah dengan berbagai macam nominal,
tetapi dengan syarat tidak bertentangan dengan kepentingan umum.sebagai contoh setiap
individu bebas memberikan atau memindahkan hartanya dibawah kepemilikannya kepada orang
yang dia kehendaki dengan cara hibah atau sebagai hadiah ataupun setelah ia meninggal dengan
cara wasiat sesuai syariat islam

Prinsip ini mengandung agar agama/hukum Islam disiarkan tanpa ada paksaan, tetapi
berdasarkan penjelasan, demontrasi, argumentasi. Kebebasan yang menjadi prinsip hukum Islam
adalah kebebasan dl arti luas yg mencakup berbagai macamnya, baik kebebasan individu
maupun kebebasan komunal. Keberagama dalam Islam dijamin berdasarkan prinsip tidak ada
paksaan dalam beragama. Surat yang menggambarkan tentang prinsip kebebasan yaitu :

QS. Al-Kafirun: 6

َُ ‫ُࣖلَ ُك ُْم ِد ْينُ ُك ُْم َول‬


ُ‫ِي ِدي ِْن‬

Untukmuُagamamu,ُdanُuntukkuُagamaku.”
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
5
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

5. Prinsip Persamaan/Egalite

Prinsip persamaan adalah prinsip yang menentang perbudakan, prinsip persamaan mengandung
arti bahwa pada dasarnya semua manusia itu sama meskipun berbeda lahiriyah. Surah Al-Quran
yang membahas tentang prinsip persamaan terdapat di surah

QS. Al-Hujurat Ayat 13

ُ‫ع ِليْمُ َخ ِبيْر‬


َ ‫ّللا‬ َُّ ‫ّللا اَتْ ٰقى ُك ُْمُا‬
َُٰ ‫ِن‬ ُِٰ َ‫ِن ا َ ْك َر َم ُك ُْم ِع ْن ُد‬
َُّ ‫ارفُ ْواُ ا‬
َ ‫ل ِلتَ َع‬ ُ ‫ن ذَكَرُ َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ُْم‬
َُ ‫شعُ ْوبًا َّوقَ َب ۤا ِٕى‬ ُْ ‫اس اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ُْم ِ ِّم‬
ُُ َّ‫ٰياَيُّ َها الن‬

13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

Dari surah tersebut bisa dilihat dalam Islam seseorang yang paling mulia di hadapan Allah SWT
yakni mereka yang paling bertakwa. Jadi, Allah tidak menilai seseorang melainkan dari amal
ibadahnya. Bukan dari kekayaan, kekuasaan, suku, ras atau kecerdasannya. Allah menyebut
hamba-Nya yang mukmin sebagai khoirul bariyah (makhluk terbaik) dan orang yang kafir
sebagai Syarrul bariyyah (makhluk terjelek).

6. Prinsip At-Ta‟awun/Tolong Menolong

Prinsip ini mengajarkan kita untuk saling bantu membantu demi tercapainya kemaslahatan
bersama terutama dalam peningkatan kebaikan dan ketakwaan.

Surah yang mengajarkan prinsip tolong menolong salah satunya adalah

QS. Al-Ma'idah Ayat 2

ِ ‫ش ِد ْي ُدُ ْال ِعقَا‬


ُ‫ب‬ َ ‫ّللا‬ َُّ ‫ّللاُا‬
َُٰ ‫ِن‬ ُِ ‫اّلثْ ُِم َو ْالعُد َْو‬
َُٰ ‫انُ َواتَّقُوا‬ ِ ْ ‫علَى‬ ُ َ ‫َوالتَّ ْق ٰوىُ َو‬
َ ‫ّل تَ َع َاونُ ْوا‬

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah
sangat berat siksaan-Nya.

7. Prinsip Toleransi

Prinsip ini mengajarkan kita tentang hukum islam yang mengharuskan kepada umatnya untuk
hidup penuh dengan suasana damai dan toleran tanpa merugikan agama islam. Wahbah Az-
Zuhaili, memaknai prinsip toleransi tersebut pada tataran penerapan ketentuan Al-Qur‟anُdanُ
Hadits yang menghindari kesempitan dan kesulitan, sehingga seseorang tidak mempunyai alasan
danُjalanُuntukُmeninggalkanُsyari‟atُketentuanُhukumُIslam. Dan lingkup toleransi tersebut
tidak hanya pada persoalan ibadah saja tetapi mencakup seluruh ketentuan hukum Islam, baik
muamalah sipil, hukum pidana, ketetapan peradilan dan lain sebagainya. Ayat yang menjelaskan
tentang prinsip ini ada di surah
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
6
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

QS. Al-Mumtahanah Ayat 8

َُ‫ّللا يُحِ بُُّ ْال ُم ْقسِطِ يْن‬


َُٰ ‫ِن‬ ُ ‫ن تَبَ ُّر ْوهُ ُْم َوت ُ ْق ِس‬
َُّ ‫ط ْوا اِلَ ْي ِه ُْم ا‬ ُْ َ ‫ار ُك ُْم ا‬
ِ َ‫ن ِدي‬ ُِ ‫ن الَّ ِذيْنَُ لَ ُْم يُقَاتِلُ ْو ُك ْمُ فِى ال ِدِّي‬
ُْ ‫ْن َولَ ُْم يُ ْخ ِر ُج ْو ُك ُْم ِ ِّم‬ ُِ ‫ع‬ ُٰ ‫ّل يَ ْنهٰ ى ُك ُُم‬
َ ُ‫ّللا‬ َُ

8. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak
memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu.
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

d. QS. An-Nisa' Ayat 59

ُ‫ِن ُك ْنت ُ ْم‬


ُْ ‫ل ا‬
ُِ ‫س ْو‬
ُ ‫الر‬ ُِٰ ‫ش ْيءُ فَ ُرد ُّْو ُهُ اِلَى‬
َّ ‫ّللا َو‬ َ ‫ي‬ ُْ ِ‫ِن تَنَازَ ْعت ُ ُْم ف‬ َ ْ ‫ل َواُولِى‬
ُْ ‫اّل ْم ُِر مِ ْن ُك ُْم فَا‬ َُ ‫س ْو‬
ُ ‫الر‬ َُٰ ‫ٰياَيُّ َها الَّ ِذيْنَُ ٰا َمنُ ْوا اَطِ ْيعُوا‬
َّ ‫ّللا َواَطِ ْيعُوا‬
ُ ً ‫سنُُ تَأْ ِوي‬
‫ْل‬ َ ْ‫اّلخِ ُِر ٰذلِكَُ َخيْرُ َّواَح‬
ٰ ْ ‫اّلل َو ْاليَ ْو ُِم‬
ُِٰ ‫ُࣖتُؤْ مِ نُ ْونَُ ِب‬

59. Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.

Surat An Nisa ayat 59 berisi tentang perintah kepada manusia untuk taat kepada Allah, Rasul dan
para pemimpin di antara manusia. Sehingga para pemimpin sebenarnya adalah penerus
perjuangan para rasul utusan Allah sekaligus menjadi khalifah di muka bumi. Sayyid Qutb dalam
Tafsir Fi Zilalil Quran menjelaskan, Allah wajib ditaati. Di antara hak prerogratif uluhiyah
adalah membuat syariat. Maka, syariat-Nya wajib dilaksanakan. Orang-orang yang beriman
wajib taat kepada Allah dan wajib taat pula kepada Rasulullah. Ibnu Katsir menjelaskan, taat
kepada Allah adalah mengikuti ajaran Al Quran. Sedangkan taat kepada Rasulullah adalah
dengan mengamalkan sunnah-sunnahnya. Isi kandungan suran An Nisa ayat 59 adalah sebagai
berikut:

• Setiap umat muslim taat dan patuh kepada Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri (pemimpin)
• Terhadap Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak apabila selama Ulil Amri tidak
memerintahkan kepada yang dilarangkan oleh Allah SWT.
• Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan dalam suatu urusan maka harus kembali
kepada Allah dan Rasul-Nya.
• Masyarakat harus menerima pemerintahan Islam dan mendukung para pimpinannya yang
adil.

2.

a. QS. An-Nahl Ayat 125

ُ‫س ِب ْيلِهُ َوه َُُو اَ ْعلَ ُم‬ ُْ ‫ع‬


َ ‫ن‬ َُّ ‫ض‬
َ ‫ل‬ ُْ ‫ِن َربَّكَُ ه َُُو ا َ ْعلَ ُُم ِب َم‬
َ ‫ن‬ َُّ ‫ن ا‬ َ ْ‫ِي اَح‬
ُُ ‫س‬ ُْ ِ‫سنَ ُِة َو َجاد ِْل ُه ُْم ِبالَّت‬
َُ ‫ي ه‬ َ ‫ظ ُِة ْال َح‬
َ ‫ل َر ِبِّكَُ ِب ْالحِ ْك َم ُِة َو ْال َم ْو ِع‬ َ ‫ُا ُدْعُُ ا ِٰلى‬
ُِ ‫س ِب ْي‬
َُ‫ِب ْال ُم ْهتَ ِديْن‬
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
7
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
mendapat petunjuk.

Surat An Nahl ayat 125 merupakan ayat yang menunjukkan kewajiban berdakwah dan
menjelaskan metode dakwah. Meskipun khitab ini ditujukan kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihiُwasallam,ُiaُjugaُberlakuُbagiُkaumُmuslimin.ُBahwaُsetiapُkaumُmusliminُwajibُ
berdakwah dan dalam berdakwah harus menggunakan metode dakwah sebagaimana tuntunan
ayat ini. Tiga metode dakwah pada ayat ini juga menunjukkan prioritas implementasinya. Tiga
metode dakwah itu adalah hikmah, mauidhah hasanah dan jidal.

Pertama, yaitu Metode bil hikmah artinya bin-nashُwalُ‘aqliُ(menggunakanُnashُdanُakal),ُ


Dakwah tetap mengacuh kepada nash (al-Qur’anُdanُSunnah)ُtapi menggunakan akal dlaam
menentukan pemilihan terhadap nash mana yang akan disampaikan lebih dahulu (menyangkut
tahapan dan silabi dakwah), bagaimana menyampaikannya (media dan cara yang digunakan)
yang sesuai dengan keadaan sasaran dakwah.

Kedua,ُMetodeُma’uidhahُhasanahُyaituُberdakwahُdenganُnasehat-nasehat yang baik yang


diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat dan berdasarkan realitas
kehidupan masyarakat yang dikemas dalam bahasa yang santun dan menyentuh hati masyarakat.

Ketiga, Metode berdebat yaitu berdakwah dengan cara berdebat, ini dilakukan terutama bagi
kalangan intelektual atau orangorang terdidik yang berfikiran logis. Maka ajaran Islam harus bisa
dijelaskan dengan argumentasi-argumentasi yang logis dan rasional. Islam menuntunkan
hendaknyadalam berdebat itu dilakukan dengan cara-cara yang baik dan penuh kesantuan tanpa
ada tendensi menyerang lawan dialog. Tujuanya adalah menjelaskan kebenaran dan mencari
kebenaran berdasarkan tuntunan Allah Swt.

b. QS. Al-Ahzab Ayat 21

ُ‫ّللا َكثِي ًْرا‬


َُٰ ‫َر‬ ٰ ْ ‫ّللا َو ْال َي ْو َُم‬
َُ ‫اّلخِ َُر َوذَك‬ ُْ ‫سنَةُ ِِّل َم‬
َُٰ ‫ن كَانَُ َي ْر ُجوا‬ َ ‫ّللا اُس َْوةُ َح‬
ُِٰ ‫ل‬ُِ ‫س ْو‬ ُْ ِ‫لَقَدُْ كَانَُ لَ ُك ُْم ف‬
ُ ‫ي َر‬

21. Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat
Allah.

Rasulullah adalah teladan bagi manusia dalam segala hal, termasuk di medan perang. Sungguh,
telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu dalam semua ucapan dan
perilakunya, baik pada masa damai maupun perang. Namun, keteladan itu hanya berlaku bagi
orang yang hanya mengharap rahmat Allah, tidak berharap dunia, dan berharap hari Kiamat
sebagai hari pembalasan; dan berlaku pula bagi orang yang banyak mengingat Allah karena
dengan begitu seseorang bisa kuat meneladani beliau.
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
8
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

Pada ayat ini, Allah memperingatkan orang-orang munafik bahwa sebenarnya mereka dapat
memperoleh teladan yang baik dari Nabi saw. Rasulullah saw adalah seorang yang kuat
imannya, berani, sabar, dan tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya sepenuhnya
kepada segala ketentuan Allah, dan mempunyai akhlak yang mulia. Jika mereka bercita-cita
ingin menjadi manusia yang baik, berbahagia hidup di dunia dan di akhirat, tentulah mereka akan
mencontoh dan mengikutinya. Akan tetapi, perbuatan dan tingkah laku mereka menunjukkan
bahwa mereka tidak mengharapkan keridaan Allah dan segala macam bentuk kebahagiaan hakiki
itu.

3.

a. QS. Al-Jasiyah Ayat 13

َُ‫ي ٰذلِكَُ َ ّٰل ٰيتُ ِلِّقَ ْومُ يَّتَفَ َّك ُر ْون‬ َُّ ُِ‫ض َجمِ ْيعًا ِ ِّم ْن ُهُُا‬
ُْ ِ‫ن ف‬ َ ْ ‫ت َو َما فِى‬
ُ ِ ‫اّل ْر‬ ُِ ‫س َّخ َُر لَ ُك ُْم َّما فِى السَّمٰ ٰو‬
َ ‫َو‬

13. Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.

b. Allah menjelaskan bahwa Dia-lah yang menundukkan semua makhluk ciptaan-Nya yang ada
di langit dan di bumi agar manusia dapat menggunakan dan memanfaatkannya untuk
kepentingan mereka dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di bumi. Hal ini berarti
bahwa manusia wajib berusaha mencari manfaat dan kegunaan ciptaan Allah bagi mereka. Kunci
dari semuanya adalah kemauan berusaha dan keinginan mengetahui sebagian pengetahuan Allah.
Hal ini telah dimulai oleh manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang sehingga semakin lama
umur bumi ini didiami manusia, semakin banyak pula ilmu Allah yang diketahui manusia dan
manfaat alam semesta. Semua ini untuk kepentingan hidup dan kehidupan manusia. Namun, baru
sebagian kecil saja dari ilmu Allah yang telah diketahui manusia. Ciptaan Allah yang ada di
langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang, awan, angin, air hujan, dan ciptaan-Nya yang ada
di bumi seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, lautan dan sebagiannya semua diciptakan-
Nya di samping sebagai rahmat dan karunia-Nya kepada manusia juga mengandung tanda-tanda
kekuasaan dan keagungan-Nya, yang menunjukkan bahwa penciptanya adalah Zat Yang Maha
Esa. Tidak ada Tuhan yang lain selain Dia, yang selalu menjaga makhluk-Nya dan tidak layak
dipersekutukan dengan sesuatu pun. Kesimpulan seperti ini hanya akan diperoleh oleh hamba
Allah yang melakukan pengamatan dengan cermat, menggunakan pikiran yang sehat dan mau
mencari kebenaran.

Apabila seseorang mau memperhatikan alam semesta, mau memperhatikan hubungan kesatuan
satu jenis makhluk dengan makhluk yang lain, tentulah ia akan sampai kepada kesimpulan
bahwa masing-masing kesatuan itu ada kaitannya antara yang satu dengan yang lain, tidak dapat
lepas atau berdiri sendiri. Terlihat dalam proses terjadinya hujan, erat hubungannya dengan
adanya laut, adanya gunung-gunung, adanya panas yang dipancarkan matahari, adanya angin dan
TUGAS 2 Pendidikan Agama Islam
9
NAMA : BIMO FAJERIN
NIM : 044487256

sebagainya. Demikian pula perkisaran arah angin ditentukan oleh banyak hal, seperti adanya
awan, gunung dan panas matahari. Ayat di atas sebagaimana banyak ayat senada
memperlihatkan bagaimana Allah menundukkan langit dan bumi untuk manusia. Seperti
diketahui alam memiliki sifat-sifat fisis yang semuanya merupakan ketetapan Allah, Sunatullah,
dan merupakan manifestasi ketertundukan alam. Sebagai contoh, bumi memiliki sifat-sifat fisis
seperti kelistrikan, kemagnetan, elastisitas dan kerapatan massa. Dari sifat-sifat fisis tersebut
manusia, khususnya para ahli kebumian, dapat mempelajari bumi bahkan sampai jauh menembus
bumi. Dengan memanfaatkan sifat elastisitas bumi, manusia bisa menangkap gelombang-
gelombang gempa yang menjalar dalam perut bumi dan mengetahui karakter fisis lapisan bumi
yang dilaluinya. Dengan gelombang gempa ini manusia dapat mengetahui lapisan-lapisan bumi
dari atas hingga inti bumi yang berada sekitar 6000 km di bawah kita. Pernyataan mengenai
penciptaan yang dilakukan bukan untuk main-main, banyak di kemukakan dalam banyak ayat
Al-Qur'an. Pernyataan inilah yang menjamin bahwa bumi layak huni. Bumi dimudahkan Allah
untuk dihuni umat manusia.

Sumber (BMP MKDU4221, https://risalahmuslim.id/quran/)

Anda mungkin juga menyukai