1. Manusia pada dasarnya dilahirkan seorang diri, namun di dalam proses kehidupan
manusia membutuhkan manusia lain di sekelilingnya. Ini menunjukan bahwa manusia
adalah makhluk sosial, yaitu makhluk hidup Bersama.
Istilah “masyarakat” kerap dipadankan dengan istilah “sosial”. Istilah “masyarakat” sendiri
pada awalnya berasal dari kata syarikat dalam Bahasa Arab, kemudian berubah menjadi
“serikat’’ yang artinya “sekumpulan” dan “kelompok yang saling berhubungan”. Sedangkan
kata “sosial “berasal dari kata Latin, socius yang artinya “kawan”.
Dalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat Al-Quran yang menunjukan bahwa manusia
sebagai makhluk sosial yang nantinya akan disebut “masyarakat”, ayat-ayat tersebut antara
lain
شع ُْو ًبا& َّو َقب ۤا ِٕىل لِ َتعارفُ ْوا& ۚ اِنَّ اَ ْكرم ُك &م عِ ْندَ هّٰللا اَ ْت ٰقى ُكم ۗاِنَّ هّٰللا
ُ ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْ&م
َ ْ ِ ْ َ َ َ َ َ َ
َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر
13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
ٍ دَر ٰج
ت َ ض َ ْك َنحْ نُ َق َسمْ َنا& َب ْي َن ُه ْم َّم ِع ْي َش َت ُه ْم فِى ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْن َي ۙا َو َر َفعْ َنا& َبع
ٍ ْض ُه ْم َف ْو َق َبع َ ۗ ت َر ِّب
َ اَ ُه ْم َي ْقسِ م ُْو َن َرحْ َم
ك َخ ْي ٌر ِّممَّا َيجْ َمع ُْو َن ُ ضا س ُْخ ِر ًّيا َۗو َرحْ َم
َ ت َر ِّب ُ ْلِّ َي َّت ِخ َذ َبع
ً ْض ُه ْ&م َبع
32. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.
2. Prinsip masyarakat beradab dan sejahtera (masyarakat madani) adalah keadilan sosial,
egalitarianisme, pluralisme, supremasi hukum, dan pengawasan sosial.
a. Keadlian
Keadilan merupakan sunnatullah di mana Allah menciptakan alam semesta dengan prinsip
keadilan dan keseimbangan yang menjadi hukum alam semesta. Oleh karena itu
ketidakadilan adalahbentuk penyelewengan dari hakikat kemanusiaan yang sangat dilarang
oleh Al-Quran. salah satu ayat al-Quran yang melarang ketidakadilan adalah (QS Al-
Takaatsur: 1-8) dan (QS.Al-Humazah: 1-9).
b.Supremasi Hukum
Keadilan harus di mulai dari penegakan hukum, menegakan hukum yang adil merupakan
Amanah yang diperintahkan untuk dilaksanakan kepada yang berhak. Atas dasar itu
Rasulullah dengan tegas menyatakan bahwa hancurnya bangsa-bangsa di masa lalu
dikarenakan orang yang membiarkan kejahatan merajalela.
c.Egalitarianisme
Egalitarianisme artinya persamaan. Masyarakat madani tidak melihat keutamaan atas dasar
keturunan,ras,etnis, dan lain-lain melainkan atas prestasi salah satu contoh surat yang
membahas hal ini
شع ُْو ًبا& َّو َقب ۤا ِٕىل لِ َتعارفُ ْوا& ۚ اِنَّ اَ ْكرم ُك &م عِ ْندَ هّٰللا اَ ْت ٰقى ُكم ۗاِنَّ هّٰللا
ُ ٰ ٓيا َ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّنا َخلَ ْق ٰن ُك ْم مِّنْ َذ َك ٍر َّوا ُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْ&م
َ ْ ِ ْ َ َ َ َ َ َ
َعلِ ْي ٌم َخ ِب ْي ٌر
13. Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.
D.Pluralisme
Pluralisme adalah sikap di mana sesuatu harus diterima sebagai bagian dari realitas
obyektif. Kesadaran pluralisme diwujudkan untuk bersikap toleran dan saling menghormati
antara sesame anggota yang berbeda baik dalam hal etnis,suku,bangsa maupun agama,
sikap toleran dan saling menghormati ada di dalam surat.
99. Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya.
Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang
beriman.
e. Pengawasan Sosial
kegiatan manusia pasti memiliki konsekuensi logis dari adanya keterbukaan dimana setiap
warga memiliki kebebasan untuk melakukan Tindakan. Keterbukaan itu sebagai
konsekuensi logis dari pandangan positif dan optimis terhadap manusia ,salah satu surat
yang menggambarkan keadaan ini
ُ ْظه ُْو ِر ِه ْ&م ُذرِّ َّي َت ُه ْم َواَ ْش َه َد ُه ْ&م َع ٰ ٓلى اَ ْنفُسِ ِه ۚ ْم اَلَس
ْت ِب َر ِّب ُك ۗ ْم َقالُ ْوا َب ٰل ۛى َش ِه ْد َنا ۛاَن ُ ْك م ِۢنْ َبن ِْٓي ٰا َد َم مِن
َ َوا ِْذ اَ َخ َذ َر ُّب
َتقُ ْولُ ْوا َي ْو َم ْالق ِٰي َم ِة ِا َّنا ُك َّنا َعنْ ٰه َذا ٰغفِلِي ۙ َْن
172. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu
Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya
berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami),
kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak
mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.”
3. Peran dapat dilakukan oleh umat beragama dalam mewujudkan masyarakat madani
adalah :