Anda di halaman 1dari 4

Jawaban Tugas Pendidikan Agama Islam

1) a. Ibadah Mahdhah adalah ibadah yang tidak memiliki perubahan apapun dari apa yang
telah digariskan, baik berupa penambahan atau pengurangan. Penambahan atau pengurangan
dalam ibadah mahdhah merupakan bid’ah (mengada-ada), sesuatu yang terlarang. Ibadah
mahdah juga disebut dengan muamalah ma’a al-khaliq (ibadah dalam arti hubungan dengan
hamba Allah).Dalam bahasa Arab, mahdhah artinya murni dan tidak tercampur dengan apa pun.
dan ibadah mahdhah dikerjakan karena ada wahyu, berdasarkan perintah dari Allah SWT untuk
mendirikannya. Bentuk- bentuk ibadah mahdhah antara lain adalah wudhu,
sholat,puasa,zakat,haji, pengurusan jenazah,penyembelihan hewan qurban, sumpah dan nazar,
membaca al-qur’an.

b. Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang maksud penerapannya dapat dijangkau oleh
akal.Dengan kata lain, ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah dalam bentuk sikap,ucapan,dan
tindakan seseorang yang dilakukan atas dasar niat yang ikhlas, dalam rangka mencapai ridho
Allah, dan dalam bentuk amal saleh, yang pelaksanaanya diserahkan kepada pelakunya sesuai
situasi dan kondisi.Contoh ibadah ghairu mahdhah ialah belajar, mengucapkan salam, bersikap
lemah lembut dan sopan santun, saling tolong menolong dalam kebaikan, infaq.

2) Berikut adalah beberapa ayat Al-qur’an yang menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia.

1. Surah Al-Mu’minun (23:12-14)

١٢ ‫مِن سُ ٰللَ ٍة م ِۡن طِ ۡي ٍن‬ ِ ۡ ‫َولَقَ ۡد َخلَ ۡقنَا‬


َ ‫اۡل ۡن‬
ۡ َ‫سان‬

‫ث ُ َّم َج َع ۡل ٰنهُ نُ ۡطفَةً ف ِۡى قَ َر ٍار َّمك ِۡي ٍن‬

ٰ ‫س ۡونَا ۡالع‬
‫ِظ َم لَ ۡح ًما‬ ۡ ‫ضغَةً فَ َخلَ ۡقنَا ۡال ُم‬
ٰ ‫ضغَةَ ع‬
َ ‫ِظ ًما فَ َك‬ ۡ ‫علَقَةً فَ َخلَ ۡقنَا ۡالعَ َلقَةَ ُم‬
َ َ‫س ُن ث ُ َّم َخلَ ۡقنَا النُّ ۡطفَة‬
َ ‫ّٰللاُ ا َ ۡح‬ َ ‫ث ُ َّم ا َ ۡنش َۡا ٰنهُ خ َۡلقًا ٰاخ ََرؕ فَت َ ٰب‬
‫ـركَ ه‬
١٤ ؕ َ‫ۡال ٰخ ِلق ِۡين‬

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta yang Paling Baik."

Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah, kemudian menjadi air mani
yang disimpan dalam rahim. Air mani tersebut kemudian berkembang menjadi segumpal darah,
segumpal daging, tulang belulang, dan akhirnya menjadi makhluk yang berbentuk manusia.
2. Surah Al-Hajj (22:5)
َ‫ضغَ ٍة ُّم َخلَّقَ ٍة َّوغ َۡي ِر ُم َخلَّقَ ٍة لِـنُبَيِن‬
ۡ ‫علَقَ ٍة ث ُ َّم م ِۡن ُّم‬ ۡ ُّ‫مِن ن‬
َ ‫ـطفَ ٍة ث ُ َّم م ِۡن‬ ۡ ‫ب ث ُ َّم‬ ٍ ‫ث َف ِا َّنـا َخلَ ۡق ٰن ُكمۡ م ِۡن ت ُ َرا‬ِ ۡ‫ب مِنَ ۡالبَـع‬ ُ ‫ٰٰۤيـاَيُّ َها ال َّن‬
ٍ ‫اس ا ِۡن ُك ۡنـتُمۡ ف ِۡى َر ۡي‬
ٰ
‫مِنكُمۡ َّم ۡن ي َُّردُّ اِلى ا َ ۡرذَ ِل‬ ۡ ‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ۡخ ِر ُجكُمۡ طِ ۡف ًًل ث ُ َّم ِلت َۡبلُغُ ٰۡۤوا اَشُدَّكُمۡ َوم ِۡنكُمۡ َّم ۡن يُّت ََوفهى َو‬ ٰ ۡ
َ ‫لَـكُمۡ ؕ َونُق ُِّر فِى‬
َ ‫اۡل ۡر َح ِام َما نَشَا ُء اِلى ا َ َج ٍل ُّم‬
ُ ۡ ۡ ۡۢ ۡ ۡ ۡ ۡ ۡ َ ۡ ۡ ٰۤ ۡۢ
َ ‫ۡالعُ ُم ِر ِلك َۡي ًَل يَعۡ لَ َم مِن بَعۡ ِد عِل ٍم ش َۡيــًٔـاؕ َوت ََرى‬
ۡ ۡ ۡ
ٍ‫ج بَ ِه ۡيج‬ ٍ ۡۢ ‫عل ۡي َها ال َما َء اهت ََّزت َو َربَت َواَنبَـت َت مِن ك ِل زَ ۡو‬ َ ‫ض هَا ِمدَة ً فَ ِاذَا اَنزَ لنَا‬ َ ‫اۡل ۡر‬

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kematian), maka
sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna bentuknya
dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu. Dan Kami simpan dalam rahim
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian agar kamu sampai kepada kematangan (pikiran). Dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan di antara kamu ada yang dibawa kembali kepada umur yang
paling rendah, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu apa pun setelah ilmu
pengetahuannya. Dan kamu lihat bumi yang kering, apabila Kami turunkan air di atasnya, ia
bergoncang, dan tumbuhlah dan menjadi berbagai macam tumbuhan yang indah."
Tafsir: Ayat ini menjelaskan bahwa manusia awalnya diciptakan dari tanah dan air mani.
Kemudian, melalui tahapan perkembangan yang dijelaskan sebagai segumpal darah dan
segumpal daging yang sempurna bentuknya, manusia akhirnya lahir sebagai bayi dan tumbuh
menjadi dewasa.
 Tahapan Penciptaan Manusia menurut Al-Qur'an
Berdasarkan ayat-ayat di atas, tahapan penciptaan manusia menurut Al-Qur'an dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Manusia diciptakan dari tanah.
2. Tanah tersebut menjadi air mani yang disimpan dalam rahim.
3. Air mani berkembang menjadi segumpal darah.
4. Segumpal darah tersebut berkembang menjadi segumpal daging.
5. Segumpal daging tersebut berkembang menjadi tulang belulang yang dilapisi dengan daging.
6. Manusia akhirnya menjadi makhluk yang berbentuk manusia.
7. Manusia lahir sebagai bayi dan tumbuh menjadi dewasa.
Tahapan ini menggambarkan proses penciptaan manusia yang berlangsung secara bertahap dan
kompleks. Hal ini menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah sebagai Pencipta yang Maha
Suci.
3) Al-Quran menggunakan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Berikut adalah penjelasan
singkat tentang istilah-istilah tersebut:
1. Insan: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia secara umum. Insan berasal dari kata dasar
"nasiya" yang berarti "lupa". Hal ini menggambarkan sifat manusia yang cenderung lupa akan
tujuan hidupnya dan keberadaan Allah.
2. Bashar: Istilah ini merujuk pada manusia sebagai makhluk yang terbuat dari tanah. Bashar
menekankan sifat manusia yang lemah dan rentan, serta ketergantungan manusia pada Allah.
3. Ins: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia sebagai individu yang memiliki akal dan
pemahaman. Ins berasal dari kata dasar "uns" yang berarti "berbicara". Hal ini menunjukkan
bahwa manusia memiliki kemampuan berkomunikasi dan berpikir.
4. Bani Adam: Istilah ini merujuk pada keturunan Adam, yaitu manusia secara keseluruhan. Bani
Adam menekankan persaudaraan dan kesatuan manusia sebagai satu keluarga yang berasal dari
Adam dan Hawa.
5. Khalifah: Istilah ini digunakan untuk menyebut manusia sebagai khalifah atau pemimpin di
bumi. Manusia diberi tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola alam semesta sesuai dengan
kehendak Allah.
6. Abdullah: Istilah ini merujuk pada manusia sebagai hamba Allah. Abdullah menekankan
hubungan manusia dengan Allah sebagai pencipta dan pemilik segala sesuatu.
7. Insanul Kamil: Istilah ini merujuk pada manusia yang sempurna atau manusia yang mencapai
tingkat kesempurnaan spiritual. Insanul Kamil adalah tujuan akhir manusia dalam mencapai
kedekatan dengan Allah.
Semua istilah ini menggambarkan berbagai aspek dan sifat manusia dalam Al-Quran. Setiap
istilah memiliki makna dan pesan yang berbeda, namun secara keseluruhan mengajarkan
manusia tentang tujuan hidupnya dan hubungannya dengan Allah.

4) Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola bumi ini
dengan bijaksana. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan manusia untuk
merealisasikan peran sebagai khalifah:
1. Menjaga Lingkungan: Manusia harus menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengurangi polusi, menghemat energi, mendaur ulang, dan
menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
2. Menghormati Kehidupan: Manusia harus menghormati kehidupan semua makhluk, termasuk
manusia, hewan, dan tumbuhan. Hal ini meliputi tidak melakukan kekerasan, tidak
membahayakan atau merusak makhluk hidup, serta memperlakukan semua makhluk dengan
belas kasihan dan keadilan.
3. Mengembangkan Potensi: Manusia harus mengembangkan potensi diri dan orang lain. Hal ini
dapat dilakukan dengan belajar, berinovasi, dan berkontribusi dalam berbagai bidang, seperti
pendidikan, seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
4. Menjaga Keadilan: Manusia harus menjaga keadilan dalam segala aspek kehidupan. Hal ini
meliputi memperlakukan semua orang dengan adil, menghormati hak asasi manusia, dan
berperan aktif dalam memerangi ketidakadilan dan diskriminasi.
5. Berbuat Baik: Manusia harus berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya. Hal
ini meliputi memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, berbagi dengan orang lain, dan
melakukan perbuatan baik tanpa mengharapkan imbalan.
6. Menjaga Keseimbangan: Manusia harus menjaga keseimbangan antara kebutuhan pribadi dan
kepentingan umum. Hal ini meliputi menghindari keserakahan, mengelola sumber daya dengan
bijaksana, dan memperhatikan kepentingan bersama.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, manusia dapat merealisasikan peran sebagai khalifah
dan berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

5) Islam mendorong tegaknya masyarakat yang beradab dan sejahtera. Berikut adalah beberapa
prinsip yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini:
1. Keadilan: Keadilan merupakan prinsip utama dalam Islam. Masyarakat yang beradab dan
sejahtera harus didasarkan pada prinsip keadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam
sistem hukum, pemerintahan, dan hubungan sosial.
2. Keseimbangan: Islam mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus menciptakan keseimbangan antara kebutuhan
materi dan spiritual, antara hak individu dan kepentingan umum, serta antara dunia ini dan
akhirat.
3. Kerjasama: Islam mendorong kerjasama dan solidaritas antara anggota masyarakat. Masyarakat
yang beradab dan sejahtera harus saling membantu, bekerja sama, dan berbagi dalam mencapai
tujuan bersama.
4. Pendidikan: Pendidikan merupakan prinsip penting dalam Islam. Masyarakat yang beradab dan
sejahtera harus memberikan akses pendidikan yang baik kepada semua anggota masyarakat, baik
anak-anak maupun dewasa, untuk mengembangkan potensi mereka dan meningkatkan kualitas
kehidupan.
5. Kesejahteraan Sosial: Islam mendorong perhatian terhadap kesejahteraan sosial. Masyarakat
yang beradab dan sejahtera harus memperhatikan kebutuhan dasar semua anggota masyarakat,
seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.
6. Etika: Islam mengajarkan pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari. Agar menjadi
masyarakat yang beradab.

Anda mungkin juga menyukai