HAKIKAT MANUSIA
NIM : 12519012
Kelas : K08
Proses pembentukan manusia dijelaskan dalam firman Allah SWT. dalam surat Al-Hajj
ayat 5, difirmankan bahwa :
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka
(ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian
Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah
kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah
Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah”. (Q. S. Al-Hajj/22: 5)
Menurut Tanthawi Jawhari, ayat di atas merupakan jawaban sekaligus sanggahan bagi orang-
orang yang ragu terhadap hari kebangkitan. Al-Quran dengan cerdasnya menjawab keraguan
tersebut dengan menceritakan proses penciptaan manusia. Menurutnya, manusia tercipta dari
tanah, yang dari unsur tersebutlah manusia pertama (Nabi Adam) diciptakan. Kemudian Allah
Swt menciptakan manusia berikutnya dari mani‟, sedang mani itu terdapat dalam intisari atau
sari pati tanah. Allah Swt meletakkan unsur mani (nuthfah) dalam bahan makanan yang biasa
dikonsumsi manusia. Sementara bahan makanan itu tumbuh dan berkembang dari tanah. Allah
Swt menciptakan tubuh manusia dari darah yang tumbuh dari bahan makanan sampai pada
tanah. Kemudian setelah itu, Allah Swt menciptakan manusia dari darah yang membeku dan
keras, kemudian menjadi segumpal daging yang diciptakan dengan sempurna dan tidak
sempurna. Diciptakan dengan sempurna maksudnya ialah didalamnya tidak ada kekurangan
dan tidak ada cacat, Allah Swt juga menciptakan dengan tidak sempurna. Tahapan-tahapan ini
Allah Swt menerangkan kepada kalian akan adanya hikmah dan teraturnya tahapan-tahapan
tersebut. Allah Swt juga telah menetapkan dalam rahim yakni sesuatu yang tumbuh sampai
waktu yang telah ditentukan yakni enam bulan sampai 4 tahun, dan Allah Swt tidak
mengugurkan apa yang telah tumbuh dalam rahim. Kemudian Allah Swt mengeluarkan bayi
dari rahim tersebut.
Dalam proses penciptaan manusia secara bertahap itu, bukanlah hampa dari makna.
Proses penciptaan manusia yang bertahap itu memiliki dua makna. Pertama, makna dari hal
sebuah pembelajaran atas suatu cara atau metode mendidik dalam beramal, mengambil hikmah
dari tahapan-tahapan tersebut. Kedua, bahwasanya Allah Swt menetapkan manusia dalam
rahim sampai manusia itu lahir, kemudian berkembang sampai usia dewasa atau mengerti
hukum dan mengetahui hal yang baik dan buruk. Selain itu, makna dari proses manusia secara
bertahap tersebut tidak lain sebagai penjelasan, penerangan dan pengetahuan terhadap manusia.
Adanya pentahapan dalam proses penciptaan manusia itu dimaksudkan agar manusia
menyadari dan mengetahui bahwa Al-Quran memuat pengetahuan tentang ilmu alam. Secara
umum, mengetahui dan mempelajari ilmu-ilmu alam merupakan suatu keharusan (wajib).
Namun, keharusan tersebut bukanlah fardhu ‘ain, melainkan keharusan yang cukup
dilaksanakan oleh sebagian orang saja (fardhu kifayah) dan Allah Swt memberikan penjelasan-
penjelasan dalam Al-Quran termasuk penjelasan tentang ilmu alam. Melalui penciptaan
manusia itu, Allah Swt bermaksud mendidik manusia pemilik akal yang sempurna mengenai
tingginya petunjuk yang termuat Al-Quran. Apabila di antara milyaran manusia ada yang
dimatikan karena ajal yang telah menemuinya, maka akan dimatikan seketika itu juga.
Demikian juga dengan manusia yang lanjut usia, maka ia akan dikembalikan pada keadaan
semula. Maksudnya manusia akan dikembalikan seperti keadaan awal yakni lemahnya akal,
sedikit pengetahuan, pemahaman dan lupa akan ilmu. Dan hal ini menunjukkan pada tempat
pembangkitan karena perubahan yang berturut-turut itu menunjukan suatu perubahan yang
berkesinambungan, ketika seseorang mati maka akan hidup kembali. Satu hal yang patut
dipahami bahwa bahwa hujjah (pandangan dan pendapat) ini terbukti dengan terkelupasnya
mata ketika mengembuskan nafas terakhirnya saat mendekati kematian.
Manusia mengalami daur masa bayi (daurush-shiba), masa anak-anak (dauruth-
thufulah atau daurul ghulam), masa remaja dan pemuda (daurusy-syaikhukhah) hingga
akhirnya lemah dan wafat. Ia mengalami proses evolusi dan siklus: lemah-kuat-lemah
(dhu’fun-quwwatun-dhu’fun) sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut.
Dari ulasan di atas, maka dapat dipahami bahwa melalui ayat tersebut Allah Swt
menyapa manusia dan menerangkan bahwa mereka diciptakan dari tanah, kemudian berproses
dari zigot sampai janin. Ayat tersebut juga menyebutkan bahwa proses penciptaan tersebut ada
yang sempurna dan ada juga yang tidak sempurna. Kemudian manusia lahir menjadi kanak-
kanak dan tumbuh menjadi dewasa. Dari proses pertumbuhan itu, lalu ada yang meninggal dan
ada pula yang diberi usia lanjut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ayat di atas
merupakan sapaan bagi seluruh manusia. Selain itu, ayat tersebut juga telah menjelaskan proses
penciptaan manusia secara spektakuler, di mana ia mengilustrasikan dari awal kejadian
manusia lahir ke dunia sampai manusia itu lenyap dari muka bumi ini (meninggal).
Terdapat satu teori yang membahas mengenai pembentukan manusia yang bahkan
masih dijadikan acuan pendidikan modern saat ini, yaitu menurut teori biologi yang
dikembangkan oleh Charles Robert Darwin (1800-1882) ia mengemukakan bahwa manusia
adalah hasil evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana (satu sel organisme) pada awal
kehidupan di bumi yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi
yang akhirnya berkembang menjadi berbagai spesies organisme di muka bumi sekarang ini
termasuk kejadian manusia.
Prinsip yang mendasar pada teori Darwin sebagai suatu hipotesis atau dugaan adalah
suatu spesies berevolusi menjadi spesies baru melalui bentuk-bentuk transisi. Proses evolusi
terjadi karena adanya seleksi alam dan bukti terjadinya evolusi karena adanya kesamaan fungsi,
anatomi dan keragaman bentuk fisik organ dan adanya keragaman tersebut terjadi masih dalam
satu keturunan. Proses perubahan bentuk fisik organ dibuktikan oleh Darwin adalah penemuan
fosil-fosil makhluk hidup yang ditemukan diberbagai lokasi permukaan bumi. Hipotesis
praktisnya adalah manusia dan hewan masih satu keturunan karena seleksi alam terjadi
perubahan bentuk fisik organ tubuh.
Menurut evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang sudah lebih maju.
Pokok pemikiran Darwin dan para pengikutnya (Darwinian) mengemukakan bahwa ada
sejumlah ras manusia yang berevolusi lebih cepat dan ada ras yang lambat berevolusi. Ras yang
cepat berevolusi akan maju, sedangkan ras yang lambat berevolusi akan tertinggal jauh bahkan
terlihat masih primitif setingkat kera.
Dalam tulisan Harun Yahya berjudul “The Collapse of Darwin's Theory of Evolution
in 20 Questions” menjelaskan berbagai penemuan atau pendapat ilmiah yang akurat
merobohkan bangunan teori Darwinisme sampai ke akarnya dengan berlandaskan sains yang
bersesuaian dengan nilai-nilai agama. Menurutnya tidak mungkin semua bagian penyusun sel
itu berkembang secara kebetulan dalam membentuk struktur yang kompleks dan rumit secara
kebetulan dalam jutaan tahun. Oleh sebab itu, rancangan yang begitu kompleks dan sistem
rumit dari sebuah sel saja, sudah jelas menunjukkan suatu proses penciptaan yang cerdas, yaitu
Tuhan yang menciptakan makhluk.
3. Referensi
Muhajir. (2016). Jasmani Manusia dalam Perspektif Islam. Jurnal Qathrunâ, 3(1), hal.
3-7.
Departemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya, Ibid, Jilid VI, hal. 476
Oktaviani, Rita. (2020). Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains.
Banten : Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin.