Anda di halaman 1dari 24

KAJIAN ISLAM TERKAIT

KEHAMILAN
AYAT-AYAT TEMATIK
A. Kehamilan dan Melahirkan:
1. Luqman(31) :14, 34
2. Al- Ahqaf (46) :15
3. Al-Mukminun (23) :12-14;
4. Al-Haj (22) : 5;
5. As-Sajdah (32) :7-9;
6. Az-Zumar (39) ; 6
B. Haidh - Nifas
QS. AL-BAQARAH/2:222
C. Asi.
1. al-Baqarah/2:233
2. Ath-Thalaq (65) : 6
3. an-Nisa` (4) : 23
4. al-Qashash (28) : 7
Hamil dan menyusui
 Luqman (31):14

‫ُل‬‫ا‬ ‫ِف‬ ‫ٍن‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫ُّم‬‫ُأ‬ ‫َل‬ ‫ِه‬ ‫ِل‬ ‫ا‬ ‫ِب‬ ‫َن‬‫ا‬ ‫ْن‬‫اإل‬ ‫ا‬ ‫َّص‬ 
‫َوَو ْيَن َس َو َد ْي َح َم ْتُه ُه َو ْه ًن َع َو ْه َو َص ُه‬
‫ِفي َعاَم ْيِن َأِن اْش ُك ْر ِلي َو ِلَو اِلَد ْيَك ِإَلَّي اْلَم ِص ُري‬
 Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
 Ibu hamil
 Kondisi ibu hamil
QS. Al-Ahqaf (46):15.
‫ِإ‬ ‫ِه‬ ‫ِل‬ ‫ِب‬
‫َوَو َّصْيَنا اِإْل نَس اَن َو َد ْي ْح َس َح َم ْتُه ُه ْرًه َوَو َض َعْتُه ْرًه َوَحْم ُه‬
‫ُل‬  ۖ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ُّم‬‫ُأ‬ ‫َل‬  ۖ ‫ا‬‫ًن‬ ‫ا‬ ‫ا‬ 
‫ َح َّتٰى ِإَذا َبَلَغ َأُش َّد ُه َو َبَلَغ َأْرَبِعيَن َس َنًة َقاَل َرِّب‬ ۚ‫َو ِفَص اُلُه َثاَل ُثوَن َش ْه ًرا‬
‫ْع‬ ‫َأ‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫َّي‬ ‫َد‬‫ِل‬ ‫ا‬ ‫ٰى‬‫َل‬ ‫َع‬ ‫َّي‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫َت‬ ‫َأ‬ ‫ي‬‫ِت‬‫َّل‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫ِن‬ ‫ُك‬ ‫ْش‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫َأ‬ ‫ي‬ ‫ِن‬ ‫ْع‬‫ِز‬ ‫َأ‬
‫َل‬ ‫َم‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َعْم‬‫ْن‬ ‫َت‬ ‫َم‬ ‫ْع‬ ‫َر‬ ‫ْو‬
‫ي‬ ‫ ِإِّني ْبُت ِإَلْيَك ِإِّني ِم اْل ِلِم‬ ۖ‫اِل ا َض اُه َأْص ِل ِلي ِفي ُذِّرَّيِتي‬
‫ َن‬Kami‫ُمْس‬perintahkan

‫َو َن‬kepada manusia ‫ ُت‬supaya berbuat baik ‫ْح‬kepada‫َو‬dua orang ‫َص ًح‬
‫ َتْر‬ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan
susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia
berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
 Kondisi ibu hamil
 Siklus kehidupan
 Ayat tersebut menjelaskan bahwa :
 Salah satu alasan kenapa Allah memberi wasiat pada manusia agar berbakti pada kedua
orang tua adalah karena proses kehamilan dan persalinan yang dialami ibu menyebabkan

kondisi ibu lemah ( ‫ ) َو ْهًنا َعَلى َو ْه ٍن‬dan merupakan suatu proses yang sangat berat, resiko
‫) َح َم َلْتُه ُاُّمُه ُك ْرًه ا َوَو َض َعْتُه ُك ْرًه ا‬.
tinggi (
 Dengan adanya pembuahan dalam rahim ibu, terjadi perubahan hormon, menyebabkan ibu
mengalami mual-mual, bahkan tidak mau makan
 menyebabkan kondisi ibu lemah, diantaranya karena nutrisi ibu diperuntukkan untuk ibu dan
janin.
‫َوَو َض َعْتُه ُك ْرًه ا‬
 Pengaruh kontraksi rahim ketika bayi mau lahir, menyebabkan ibu merasakan sangat
kesakitan, bahkan dalam keadaan tertentu, dapat menyebabkan kematian.
 Karena perjuangan ibu ketika melahirkan dan resiko yang sangat berat yang ditanggung
seorang ibu, Nabi cukup bijaksana dan memberi empati pada ibu yang meninggal karena
melahirkan sebagai syahid, setara dengan perjuangan jihad di medan perang.
 Penghargaan itu diberikan Nabi sebagai rasa impati karena musibah yang dialami dan juga
beratnya resiko kehamilan dan melahirkan bagi seorang ibu.
 Hal ini bukan berarti membiarkan ibu yang akan melahirkan agar mati syahid, tetapi justru
memberi isyarat agar dilakukan upaya-upaya perlindungan, pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan pada ibu pada masa-masa kehamilan dan melahirkan.
 Namun bila ibu meninggal karena melahirkan, Allah menilainya sebagai perjuangan dan
meninggal dalam keadaan syahid.
Sabda Nabi Muhammad SAW

، ‫ َو َص اِح ُب َذاِت اْلَج ْنِب َش ِه يٌد‬، ‫ َواْلَغِرُق َش ِه يٌد‬، ‫ اْلَم ْطُعوُن َش ِه يٌد‬:‫ ِس َو ى اْلَق ْتِل ِفي َس ِبيِل اِهلل‬،‫ «الُّش َه َد اُء َس ْبَعٌة‬:‫َفَق اَل َرُس وُل اِهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
.» ‫ َواْلَمْر َأُة َتُم وُت ِبُجْم ٍع َش ِه يٌد‬، ‫ َواَّلِذ ي َيُم وُت َتْح َت اْلَه ْد ِم َش ِه يٌد‬، ‫ َواْلَح َرُق َش ِه يٌد‬، ‫َواْلَم ْبُطوُن َش ِه يٌد‬
 “Ada tujuh mati syahid selain mati dalam peperangan membela agama:
 orang yang mati karena terserang wabah tha’un (kolera),
 orang yang mati karena tenggelam,
 orang yang mati karena sakit pinggang,
 orang yang mati karena sakit perut,
 orang yang mati terbakar,
 orang yang mati karena tertimpa reruntuhan ,
 wanita yang mati karena kehamilan dan persalinan”.
 (HR. Malik).
Penciptaan manusia
 Al-Qur’an Surat Al-Mukminun/23:12-14.

‫ا‬ ‫ٍن‬ ‫ِط‬ ‫ٍة‬ ‫ِم‬ ‫ِإل‬


‫ْل‬
‫ُثَّم َج َع َن ُه‬ ○ ‫َو َلَق ْد َخ َلْق َنا ْا َس ْن ُس ْن ْي‬
‫ِّم‬ ‫َل‬‫ل‬ ‫َن‬ ‫ا‬ ‫ْن‬
‫ُنْطَفًة ِفْى َقَراٍر َّمِكْيٍن ○ُثَّم َخ َلْق َنا الُّنْطَفَة َعَلَق ًة َفَخ َلْق َنا‬
‫ِع‬ ‫ِع‬
‫اْلَعَلَق َة ُمْض َغًة َفَخ َلْق َنا اْلُم ْض َغَة َظ ًم َفَك َس ْو َن َظ َم‬
‫ا‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫َس ُن‬ ‫ْح‬‫َا‬ ُ‫اهلل‬ ‫َك‬ ‫ا‬ ‫َت‬
‫َء َر َف َب َر‬ , ‫َخ‬‫ا‬ ‫ًا‬ ‫ق‬ ‫ْل‬ ‫َخ‬ ‫ُه‬‫ن‬ ‫ْأ‬ ‫َلْح ًم ا ُثَّم َأْنَش‬
‫○ اْلَخ اِلِق‬
 Artinya:
‫ْيَن‬
 Sungguh Kami telah mencipta manusia dari sari pati tanahَ
 Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
 Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.
QS.
al-Haj/22:5
‫ا َأُّي ا الَّنا ِإْن ُك ْن ِفي ٍب ِم اْل ِث َفِإ َّنا َخ َلْق اُك ِم‬
‫َن ْم ْن‬ ‫ُتْم َرْي َن َبْع‬ ‫َي َه ُس‬

‫ُتَراٍب ُثَّم ِم ْن ُنْطَف ٍة ُثَّم ِم ْن َعَلَق ٍة ُثَّم ِم ْن ُمْض َغٍة ُمَخ َّلَق ٍة َو َغْيِر‬
‫ُمَخ َّلَق ٍة ِلُنَبِّيَن َلُك ْم َو ُنِق ُّر ِفي اَأْلْرَح اِم َم ا َنَش اُء ِإَلى َأَج ٍل ُمَس ًّم ى‬
‫ُثَّم ُنْخ ِرُج ُك ْم ِط ْف اًل ُثَّم ِلَتْبُلُغوا َأُش َّدُك ْم َو ِم ْنُك ْم َمْن ُيَتَو َّفى‬
‫َو ِم ْنُك ْم َمْن ُيَرُّد ِإَلى َأْرَذِل اْلُعُم ِر ِلَك ْياَل َيْع َلَم ِم ْن َبْع ِد ِع ْلٍم‬
)٥( ……‫َش ْيًئا‬
 ‫ االنثى‬- ‫اخلنثى الرجال‬
 Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah)
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
QS AS-SAJDAH (32) : 7-9

‫ُث‬
‫َّم‬ ○ ‫ٍن‬ ‫ِط‬ ‫ِم‬ ‫َن‬ ‫ا‬ ‫ْن‬ ‫ِإل‬‫ْا‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ , ‫َق‬‫َل‬ ‫ٍئ‬ ‫ُك‬ ‫ِذ‬‫َّل‬
‫َجَعَل‬ ‫ْي َخ ُه َو َبَد َخ َق َس ْن ْي‬ ‫َش‬ ‫َّل‬ ‫َا ْى ْح َس َن‬
‫َا‬
,‫َنْس َلُه ِم ْن ُس َالَلٍة ِّمن َّماٍء َّمِه ْيٍن ○ ُثَّم َس ّو يُه َو َنَف َخ ِفْيِه ِم ْن ُّرْو ِح ِه‬
‫ َقِلْيًال َّما َتْش ُك ُرْو َن‬.‫○ َوَجَعَل َلُك َم الَّس ْمَع َوْاَألْبَص اَر َوْاَألْفِإ َدَة‬

 Artinya:
 Dan segala sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya dengan sebaik-baiknya, dan dimulainya
mencipyakan manusia dari tanah
 Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina.
 Kemudian Ia membentuknya dan meniupkan kedalamnya sebagian dari ruh-Nya, dan dijadikannya
untuk kamu pendengaran,penglihatan dan hati (pikiran dan perasaan). Sedikit sekali kamu bersyukur.
 (QS. As-Sajdah/32:7-9)
SIKLUS Kehidupan Manusia
 Tahapan alam rahim
 Tahapan alam dunia
 Bayi, radha’ah
 Kanak-kanak, thiflan
 Baligh (Haidh-ihtilam). An-Nur (24) : 59
 Rusydan (Dewasa) (Q.S. an-Nisa’[4]:6)
 Tua

‫ِه‬ ‫ِإ‬ ‫وا‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ِم‬ ‫آ‬ ‫ِإ‬ ‫ا‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫وا‬ ‫ِإ‬
‫َل‬ ‫ْد‬ ‫َف‬ ‫ْش‬
‫ْس ُتْم ْنُه ْم ُر ًد َفُع ْي ْم‬‫َن‬ ‫ْن‬ ‫َف‬ ‫َح‬ ‫َك‬‫ِّن‬ ‫ُغ‬ ‫َو اْبَتُلوا اْلَيَتاَم ى َح َّتى َب‬
‫َل‬ ‫ا‬ ‫َذ‬
‫َأْم َو اَلُه ْم‬
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut
pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada
merek9 harta-hartanya. (Q.S. an-Nisa’ [4]: 6)
Manusia di alam arham
Ghairu
mukhallaqah

min thurob,
sulalah min Nut fah ‘ala qah Mud ghah ‘izaman Lah man khalqan.
tin

Mukhallaqah
PROSES PENCIPTAAN MANUSIA
 Min turob : debu
 Sulalah min tin :
 Saripati tanah, yaitu inti zat-zat yang ada dalam tubuh wanita dalam bentuk ovum
dan dalam diri laki-laki dalam bentuk sperma.
 Nutfah/ germ cells : Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma,
 ‘Alaqah/ zygote
 Setelah terjadi pembuahan, zygote berjalan secara perlahan melalui tuba fallopi,
menuju rahim. Setelah menempel di dinding rahim, berubah menjadi ‘alaqah
 Istilah ‘alaqah, biasa diterjemahkan dengan segumpal darah. Penggunaan istilah
‘alaqah oleh al-Qur’an sangat tepat, karena posisi zygote menggantung di dinding
rahim.
 ‘Alaqah juga berarti sesuatu yang menggantung.
 Mudghah/ embriyo, yang bentuknya seperti sekerat daging,
 Kemudian tumbuh tulang (‘idzaman) tulang dibungkas daging (lahman),
 Khlaqan akhar (janin, yang sudah berbeda dengan kondisi awal terjadinya
manusia).

. . . Kemudian Allah meniupkan ruh dalam janin

 Perjanjian Allah dengan janin, rujukan:


 Al a’rrof ayat 172
 Al ahzab ayat 7
 Abi Abdurrahman Abdillah Ibnu Mas’ud r.a berkata “ Rasulullah SAW.
Mengatakan kepada kami bahwa sesungguhnya seseorang dari kalian
dikumpulkan di perut ibu kalian selama 40 hari berupa tetesan (nuthfah),
kemudian menjadi segumpal darah (‘alaqah) dalam waktu yang sama.
Kemudian menjadi segumpal daging (mudghah) juga dalam waktu yang
sama. Sesudah itu malaikat diutus untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan
mencatat 4 hal yaitu rezeki, usia, amal perbuatan, dan celaka atau
bahagianya,” (HR Muslim)
QS. AZ-ZUMAR/39:6

‫ِم‬ ‫ٍة‬ ‫ِح‬ ‫ٍس‬ ‫ِم‬


‫ َخ َلَق ُك ْم ْن َنْف َوا َد ُثَّم َج َعَل ْنَه ا َزْوَج َه ا‬....
‫َأ َل َلُك ِم اَأْل اِم َث اِن َة َأْز اٍج ْخ ُلُقُك ِف‬
‫ْم ْى‬ ‫َو ْنَز ْم َن ْنَع َم َي َو َي‬
‫ُط ِن ُاَّمَه اِتُك َخ ْلًق ا ِّم ْع ِد َخ ْلٍق ِف ُظُل اٍت َثلٍث‬

‫ْى َم‬ ‫ْن َب‬ ‫ْم‬ ‫ُب ْو‬
Artinya: ……Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan. (QS. Az-Zumar/39:6)

 Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kehidupan janin dalam kandungan


ibu sangat nyaman, karena ia berada dalam ‫ ظلمات ثلث‬artinya tiga
gekelapan yaitu dilapisi tiga lapisan yang menyebabkan rahim ibu sangat
nyaman untuk bayi.
Al-Maraghi - ‫ظلمات ثلث‬
selaput
bayi.
rahim

perut
Dr. Abdul ’Aziz Isma’il ‫ظلمات ثلث‬

Selaput
lafaif
Selaput
Kharban
Selaput
Minbari
Q.S. LUQMAN (31) : 34
‫ِإَّن الَّلَه ِع ْنَد ُه ِع ْلُم الَّس اَعِة َو ُيَنِّزُل اْلَغْيَث َو َيْع َلُم َم ا ِفي اَأْلْرَح اِم َو َم ا َتْد ِري َنْف ٌس َم اَذا‬ 

)34( ‫َتْك ِس ُب َغًد ا َو َم ا َتْد ِري َنْف ٌس ِبَأِّي َأْرٍض َتُم وُت ِإَّن الَّلَه َعِليٌم َخ ِبيٌر‬
 Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
 Ilmu-ilmu Allah :
 Hari qiamat
 Terjadinya hujan
 Janin dalam kandungan
 Kejadian
 kematian
 Perilaku Suami pada Istri Hamil.
Al-Qur’an surat Ath-Thalaaq ayat 6:
“Dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati)
mereka.”
Ayat ini berkenaan dengan perilaku suami terhadap istrinya yang telah
dicerainya tiga kali. Bekas istrinya ini tidak boleh diperlakukan secara
semena-mena, sehingga ia hidup susah dan terlantar. Bila istri yang
diceraikan itu sedang hamil, maka suami yang menceraikannya wajib
memberi nafkah sampai ia melahirkan anaknya.
 Selanjutnya pada ayat yang sama Allah berfirman:
“… dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil,
Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin …”
Jika terhadap istri yang dicerai Islam menyuruh suami untuk berlaku
baik begitu rupa, maka sudah selayaknya bila terhadap istri yang dalam
ikatan yang harmonis lebih besar tanggung jawabnya daripada yang
telah dicerai.
 Sholat Wanita Hamil
Perlu diketahui bahwa tiap-tiap shalat, baik wajib maupun sunnah,
harus dilakukan pada waktu yang telah ditentukan. Allah berfirman
dalam Q.S. An-Nisaa’ ayat 103:
"… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman.”
Jadi, begitu halnya dengan wanita hamil yang mengalami kesulitan
atau kerepotan untuk berulang kali berwudlu dan menyiapkan
mukena (rukuh) untuk shalat, sedangkan kesehatannya terganggu.
Ia boleh melakukan shalat jamak. Tetapi apakah shalat jamak ini
boleh dilakukan setiap hari? Wanita hamil yang mengalami
gangguan kesehatan seperti keadaan di atas, boleh melakukan
shalat jamak setiap hari.
 Puasa Wanita Hamil dan Nifas.
Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 183-184:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka
Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-
orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan. Maka
Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.”
Pada ayat di atas orang-orang yang digolongkan berhalangan puasa
adalah:
 Orang sakit;
 Orang yang berpergian (musafir); dan
 Orang yang tidak sanggup melakukannya.
Golongan 1 dan golongan 2 kalau tidak berpuasa, maka ia
harus menggantinya pada hari lain sejumlah hari-hari yang
ia tinggalkan. Misalnya, dalam bulan Ramadhan sakit atau
berpergian selama 10 hari, lalu tidak berpuasa, maka ia
harus menggantinya 10 hari pula pada bulan-bulan lain.
Termasuk dalam pengertian sakit adalah wanita haid dan
nifas.
Adapun golongan 3, yaitu orang yang tidak sanggup
melakukan puasa, maka penggantinya adalah membayar
denda (fidyah), yaitu memberi makan satu hari seorang
miskin. Hadits Rasullullah SAW:
Bahwa Rasulullah saw bersabda: Sungguh Allah Yang“ 
Maha Perkasa dan Maha Mulia telah membebaskan
puasa dan separo shalat bagi orang yang bepergian, dan
membebaskan pula dari puasa orang hamil dan orang
yang menyusui.” (HR. Al-Khamsah)
Menyusui
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara ma´ruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih
(sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan ( Q.S AL BAQOROH 2:233)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai