Anda di halaman 1dari 5

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita hidup di dunia ini, diwajibkan oleh Allah untuk beribadah hingga
kematian menjemput. Kita hidup di antara tiga masa. Yaitu, masa lalu
yang telah lewat yang tidak mungkin kembali lagi. Yang kedua, yaitu
masa sekarang yang kita alami dan yang ketiga adalah masa yang
akan datang. Dan merupakan sesuatu yang tidak kita ketahui secara
pasti. Kita tidak mengetahui kapan dan dimana ajal akan menjemput.
Allah berfirman,

ٍ ‫ى أ َ ْر‬
ُ ‫ض ﺗ َ ُﻣ‬
‫وت‬ ّ ِ َ ‫س ِﺑﺄ‬
ٌ ۢ ‫َو َﻣﺎ ﺗ َ ْد ِرى ﻧَ ْﻔ‬
Dan tidak ada seorangpun yang tahu di bumi mana ia akan meninggal.

Dan setiap kita, pasti akan menghadapi maut.

َ ‫ت َو ِإﻧﱠ َﻣﺎ ﺗ ُ َوﻓﱠ ْو َن أ ُ ُﺟ‬


‫ور ُﻛ ْم ﯾَ ْو َم‬ ِ ‫ُﻛ ﱡل ﻧَ ْﻔ ٍس ذَآﺋِﻘَﺔُ ْاﻟ َﻣ ْو‬
َ‫ﺎر َوأ ُ ْد ِﺧ َل ْاﻟ َﺟﻧﱠﺔَ ﻓَﻘَ ْد ﻓَﺎز‬ ِ ‫ْاﻟ ِﻘﯾَﺎ َﻣ ِﺔ ﻓَ َﻣ ْن ُز ْﺣ ِز َح َﻋ ِن اﻟﻧﱠ‬
ِ ‫ع ْاﻟﻐُ ُر‬
‫ور‬ ُ ‫َو َﻣﺎ ْاﻟ َﺣﯾَﺎة ُ اﻟدﱡ ْﻧﯾَﺎ ِإﻻﱠ َﻣﺗَﺎ‬

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada


hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang
dijauhkan dari neraka dan dimasukakn kedalam surga maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan. (Q.s. Ali Imran: 185)
Menghadapi kematian ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
memberikan penjelasan dan nasihat. Oleh karena itu, hendaklah kita
manfaatkan hidup ini sebaik-baiknya sebelum datang kematian.

Dalam hadits shahih, diriwayatkan Imam Al-Hakim dan Imam Abu


Nu’aim dalam Al-Hilyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menasihati seorang Arab gunung yang datang kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ً ‫اِ ْﻏﺗ َ ِﻧ ْم ﺧ َْﻣ‬


‫ﺳﺎ ﻗَ ْﺑ َل ﺧ َْﻣ ٍس‬
Hendaklah engkau manfaatkan lima keadaan sebelum datangnya lima
keadaan yang lain.

‫َو َﺣﯾَﺎﺗ َ َك ﻗَ ْﺑ َل َﻣ ْوﺗِ َك‬


Pertama. Kehidupanmu sebelum kematianmu.

Karena hidup ini merupakan modal kita, waktu kita, tempat menanam
amal-amal kebaikan.

Kemudian Rasulullah menyatakan,

‫ﺷﺑَﺎﺑَ َك ﻗَ ْﺑ َل َھ َر ِﻣ َك‬
َ ‫و‬
Kedua. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.

Karena pada masa muda, seseorang masih memiliki tubuh yang kuat,
sehat. Bisa melangkah dan melaksanakan apa yang diinginkan.
Berbeda dengan orang yang sudah tua.
Kemudian Rasulullah menyatakan,

َ ‫ﺻ ﱠﺣﺗ َ َك ﻗَ ْﺑ َل‬
‫ﺳﻘَ ِﻣ َك‬ ِ ‫َو‬
Ketiga. Kesehatanmu sebelum sakitmu.

Sehat merupakan nikmat yang besar, kekayaan yang melimpah dan


tidak ada yang bisa mengetahui nilainya, kecuali orang–orang yang
menderita sakit.

Kemudian Rasulullah menyatakan,

‫ﺷ ْﻐ ِﻠ َك‬
ُ ‫َو ِﻓ َراﻏ ََك ﻗَ ْﺑ َل‬
Keempat. Masa luangmu sebelum masa sempitmu.

Kebanyakan orang menggunakan masa luangnya dengan kegiatan


sia-sia. Sehingga dia rugi dan tertipu. Ingatlah, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Ar
Riqaq,

ُ ‫اﻟﺻ ﱠﺣﺔُ َو ْاﻟﻔَ َرا‬


‫غ‬ ِ ‫ﯾر ِﻣ ْن اﻟﻧﱠ‬
ّ ِ ‫ﺎس‬ ٌ ُ‫ﺎن َﻣ ْﻐﺑ‬
ٌ ِ‫ون ﻓِﯾ ِﮭ َﻣﺎ َﻛﺛ‬ ِ َ ‫ﻧِ ْﻌ َﻣﺗ‬
Dua kenikmatan, yang kebanyakan manusia mengalami kerugian dan
tertipu (dengan) kedua kenikmatan tersebut. Yaitu kesehatan dan
waktu luang.

Kemudian Rasulullah memberikan nasihat lainnya,

‫َﺎك ﻗَ ْﺑ َل ﻓَ ْﻘ ِر َك‬
َ ‫َو ِﻏﻧ‬
Kelima. Masa kayamu sebelum masa fakirmu.
Ketika seseorang kaya, maka dia bisa memanfaatkan harta yang
diberikan oleh Allah untuk kebaikan sebelum didatangi ajal, atau
sebelum datang hari kiamat. Sehingga menyesali apa yang telah
dilalaikannya. Allah menyatakan di dalam firman-Nya,

‫ﻰ‬ ‫ﺗ‬
ِ ْ ‫وا ِﻣ ﱠﻣﺎ َرزَ ْﻗ ٰﻧَ ُﻛم ِ ّﻣن ﻗَ ْﺑ ِل أَن ﯾَﺄ‬
۬ ُ‫ﯾن َءا َﻣﻧُ ٓو ۬ا أَﻧ ِﻔﻘ‬
َ ‫ذ‬
ِ ‫ﱠ‬ ‫ﻟ‬‫ٱ‬ ‫ﺎ‬‫ﮭ‬َ ٰ
‫ﱡ‬ ‫ﯾ‬َ ‫ﺄ‬َ ٓ
‫ﯾ‬
َ

َ ‫ﺷ ٰﻔَﻌَﺔٌ ۗ َوٱ ْﻟ ٰ َﻛ ِﻔ ُر‬


‫ون ُھ ُم‬ َ ‫ﯾَ ْو ٌم ﱠﻻ ﺑَ ْﯾ ٌﻊ ﻓِﯾ ِﮫ َو َﻻ ُﺧﻠﱠﺔٌ َو َﻻ‬

‫ﱠ‬ ٰ
‫ون‬
َ ‫ٱﻟظ ِﻠ ُﻣ‬

Hai, orang-orang yang beriman. Belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian


dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari;
yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi
persahabatan yang akrab, dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang
kafir itulah orang-orang yang zalim. (Q.s. Al Baqarah: 254).

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,

ُ ‫ﻰ أ َ َﺣدَ ُﻛ ُم ٱ ْﻟ َﻣ ْو‬
‫ت‬ ‫ﺗ‬
ِ ْ ‫وا ِﻣن ﱠﻣﺎ َرزَ ْﻗ ٰﻧَ ُﻛم ِ ّﻣن ﻗَ ْﺑ ِل أَن ﯾَﺄ‬
۬ ُ‫َوأَﻧ ِﻔﻘ‬
َ

‫ب ﻓَﺄ َ ﱠ‬
َ‫ﺻدﱠق‬ ٍ ‫ﻻ أ َ ﱠﺧ ْرﺗَﻧِ ٓﻰ ِإﻟَ ٰ ٓﻰ أ َ َﺟ ٍل ﻗَ ِرﯾ‬
ٓ َ ‫ب ﻟَ ْو‬
ِ ّ ‫ﻓَﯾَﻘُو َل َر‬

‫ﯾن‬ ‫َوأ َ ُﻛن ِ ّﻣ َن ٱﻟ ٰ ﱠ‬


َ ‫ﺻ ِﻠ ِﺣ‬
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara
kamu; lalu dia berkata, “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang
yang shalih”. (Q.s. Al Munafiqun: 10).

Pada saat itu, penyesalan yang telah lewat masanya tidak lagi berguna.
Mudah-mudahan peringatan Allah tentang kematian dan penyesalan
orang yang kedatangan kematian karena tidak memanfaatkan hidup
dengan sebaik-baiknya ini, dapat mendorong dan selalu memacu kita
untuk menambah ketaatan kepada Allah, serta menghentikan diri dari
berbagai kemaksiatan.

Demikianlah, mudah-mudahan sedikit yang kami sampaikan ini, bisa


menggugah kesadaran kita. Sehingga akan selalu mengisi hidup ini
dengan sebaik-baiknya sebelum datangnya kematian.

‫ َوﻧَﻔَﻌَﻧِ ْﻲ َو ِإﯾﱠﺎ ُﻛ ْم‬,‫آن ْاﻟﻌَ ِظﯾ ِْم‬ ِ ‫ﺎر َك ﷲُ ِﻟ ْﻲ َوﻟَ ُﻛ ْم ﻓِﻲ ْاﻟﻘُ ْر‬ َ َ‫ﺑ‬
‫ َوﺗَﻘَﺑﱠ َل ِﻣﻧِّ ْﻲ َو ِﻣ ْﻧ ُﻛ ْم‬,‫ت َواﻟ ِذّ ْﻛ ِر ْاﻟ َﺣ ِﻛﯾ ِْم‬
ِ ‫ِﺑ َﻣﺎ ﻓِ ْﯾ ِﮫ ِﻣ َن اﻵﯾَﺎ‬
‫ أَﻗُ ْو ُل ﻗَ ْو ِﻟ ْﻲ َھذَا‬.‫ﺳ ِﻣ ْﯾ ُﻊ ْاﻟﻌَ ِﻠ ْﯾ ُم‬
‫ﺗِﻼَ َوﺗَﮫُ ِإﻧﱠﮫُ ُھ َو اﻟ ﱠ‬
‫ ِإﻧﱠﮫُ ُھ َو‬،ُ‫ﷲ ْاﻟﻌَ ِظﯾ َْم ِﻟ ْﻲ َوﻟَ ُﻛ ْم ﻓَﺎ ْﺳﺗ َ ْﻐ ِﻔ ُر ْوه‬ َ ‫َوا ْﺳﺗ َ ْﻐ ِﻔ ُر‬
‫ْاﻟﻐَﻔُ ْو ُر ﱠ‬
‫اﻟر ِﺣ ْﯾ ُم‬

Anda mungkin juga menyukai