Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat: Empat Pertanyaan di Hari Kiamat

َ‫ت أَعْ َمالِ َنا َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفال‬ ِ ‫شر ُْو ِر أَ ْنفُسِ َنا َو َس ّي َئا‬
ُ ْ‫هلل ِمن‬ ِ ‫هلل َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬
ِ ِ َ‫إِنّ ْال َحمْ د‬
‫ِي َل ُه أَ ْش َه ُد أَنْ الَ إِل َه إِال ّ هللاُ َوأَ ْش َه ُد أَنّ م َُح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬ َ ‫مُضِ ّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد‬
‫ان إِ َلى َي ْو ِم ال ّديْن‬ ٍ ‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى م َُح ّم ٍد َو َعلى آلِ ِه ِوأَصْ َح ِاب ِه َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس‬ َ ‫اَلل ُه ّم‬.
‫هللا َح ّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنّ إِال ّ َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬ َ ‫َياأَ ّي َها الّ َذي َْن آ َم ُن ْوا ا ّتقُوا‬
َ ‫هللا َوقُ ْولُ ْوا َق ْوالً َس ِد ْي ًدا يُصْ لِحْ َل ُك ْم أَعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُن ْو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع‬
‫هللا‬ َ ‫َياأَ ّي َها الّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا ا ّتقُوا‬
‫ا أَمّا َبعْ ُد‬،‫از َف ْو ًزا َعظِ ْي ًم‬ َ ‫َو َرس ُْو َل ُه َف َق ْد َف‬
،‫ َو َشرّ ْاألُم ُْو ِر مُحْ َد َثا ُت َها‬،‫صلّى هللا َع َل ْي ِه َو َسلّ َم‬ َ ‫ى َه ْدىُ م َُح ّم ٍد‬ ِ ‫ َو َخي َْر ْال َه ْد‬،‫هللا‬
ِ ُ‫ث ِك َتاب‬ ِ ‫دَق ْال َح ِد ْي‬َ ْ‫َفأِنّ أَص‬
‫ضالَ َل ِة فِي ال ّنار‬ َ ‫ َو ُك ّل‬،‫ضالَ َل ًة‬ َ ‫َو ُك ّل مُحْ دَ َث ٍة ِب ْد َع ٌة َو ُك ّل ِب ْد َع ٍة‬
Kaum muslimin sidang jumat yang berbahagia !
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan oleh Allah Subhaanhu wa Ta’ala untuk hadir di majlis yang mulia
ini di bawah bayang-bayang adanya instruksi pemerintah untuk menutup masjid dan tempat ibadah lainnya
karena meluasnya pandemi covid19. Marilah kita berharap agar kalaulah masjid-masjid ditutup tetapi
hendaknya tidak dikunci, sehingga orang yang perlu ke masjid setiap saat masih bisa bebas untuk berjumpa
dengan Sang Pemiliknya. Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wassalam, nabi akhir zaman yang menuntun kita ke jalan yang diridloi-Nya, sehingga kita
tetap istiqomah dan memiliki kesadaran dalam melaksanakan ibadah ini.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah !
Beberapa waktu terakhir ini cukup ramai berita di media mainstream dan di media sosial frasa “pengadilan
akhirat” setelah seorang tokoh Islam yang sangat dihormati di Indonesia divonis dengan hukuman 4 tahun
penjara gara-gara kasus swab test di RS Ummi Bogor. Beliau menyalami hakim yang membacakan keputusan
sambil mengatakan kurang lebih “sampai jumpa di pengadilan akhirat, insyaAllah”. Ada yang memberitakan
wajah sang hakim pucat pasi ketika frasa “pengadilan akhirat” itu diucapkan.
Khutbah ini tidak akan membahas vonis hakim di atas, adil ataukah tidak, tetapi pengadilan akhirat memang
sungguh dahsyat. Sehingga, ketika masih ada iman di dada, sangat bisa dimengerti kenapa pucat pasi wajah
orang yang merasa terancam dirinya. Yaitu, ketika tangan dan kaki yang bicara, sedangkan lisan tak mampu
bersuara. Tidak ada pembela kecuali amalnya, sedangkan adzab sudah menanti di depan mata.
Allah berfirman di dalam surat al-Baqarah ayat 48:

‫ش َفا َع ٌة َوالَ ُي ْؤ َخ ُذ ِم ْن َها َعدْ ل ٌ َوالَ ُه ْم‬


َ ‫ش ْيئا ً َوالَ ُي ْق َبل ُ ِم ْن َها‬ ٍ ‫س َعن َّن ْف‬
َ ‫س‬ ٌ ‫َوا َّتقُو ْا َي ْوما ً الَّ َت ْج ِزي َن ْف‬
٤٨﴿ َ‫نص ُرون‬ َ ‫﴾ ُي‬
Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain,
walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka
akan ditolong.(Al-Baqarah : 48)
Maka berbahagialah bagi mereka yang sejak awal mempersiapkan bekal untuk akhiratnya, dengan menabur
amal sholeh dan berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ! Bagaimana pengadilan akhirat itu?
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam,
menjelaskan tentang perkara-perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat, beliau bersabda :
1
Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari ‫الَ َت ُزول ُ َق َد َما َع ْب ٍد َي ْو َم ا ْلقِ َيا َم ِة َح َّتى‬
َ ‫ُي ْسأَل‬
kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban)

tentang umurnya kemana dihabiskannya, ُ‫َعنْ ُع ْم ِر ِه فِي َما أَ ْف َناه‬


tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya
َ ‫َو َعنْ عِ ْل ِم ِه فِي َما َف َعل‬
tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana ‫ه َوفِي َما‬8ُ ‫س َب‬َ ‫َو َعنْ َمالِ ِه مِنْ أَ ْينَ ا ْك َت‬
‫أَ ْن َف َق ُه‬
dibelanjakannya

serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya ‫َو َعنْ ِج ْس ِم ِه فِي َما أَ ْبالَ ُه‬

Hadirin yang berbahagia !


Di dalam hadist di atas terkandung empat hal yang akan ditanya pada hari kiamat. Pertama : Untuk apa umur
kita dihabiskan. Hidup kita di dunia ini ada batasnya, dibatasi oleh waktu, suatu saat kita akan meninggalkan
apa dan siapa saja yang sangat kita cintai, kitapun tidak tahu berapa tahun lagi akan menikmati hidup di dunia
ini. Panjangnya umur tidak menjamin masuk surga, sebaliknya pendeknya umur bukan pertanda akan masuk
neraka. Yang pasti, ketika kita meninggal dunia, nama kitapun lama-lama akan tenggelam dan tidak disebut-
sebut orang, sekalipun orang yang kita cintai. Imam Tirmidzi meriwayatkan, ada seseorang bertanya kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia? ‫اس َخ ْي ٌر‬


ِ ‫ى ال َّن‬ ُّ َ‫سول َ هَّللا ِ أ‬
ُ ‫َيا َر‬
Beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya ‫سنَ َع َملُ ُه‬ ُ ‫َقال َ « َمنْ َطال َ ُع ُم ُرهُ َو َح‬
dan baik amalannya
Dia bertanya lagi, “Lalu siapakah orang yang terburuk?” َ ‫اس‬
‫ش ٌّر‬ ُّ َ ‫َقال َ َفأ‬
ِ ‫ى ال َّن‬
Beliau menjawab, “Orang yang berumur panjang dan
buruk amalnya”
‫اء َع َملُ ُه‬
َ ‫س‬َ ‫» َقال َ « َمنْ َطال َ ُع ُم ُرهُ َو‬
HSR Tirmidzi:2252
Dunia adalah tempat menabur amal, maka akan menyesal bagi mereka yang tidak melakukannya, Allah
Subhaanhu wa Ta’ala juga mengingatkan:

‫صالِحا ً َغ ْي َر ا َّلذِي ُك َّنا َن ْع َمل ُ أَ َو َل ْم ُن َع ِّم ْر ُكم َّما َي َت َذ َّك ُر فِي ِه َمن‬
َ ْ‫ص َط ِر ُخونَ فِي َها َر َّب َنا أَ ْخ ِر ْج َنا َن ْع َمل‬
ْ ‫َو ُه ْم َي‬
٣٧﴿ ‫ير‬ 8ٍ ِ‫ِلظالِمِينَ مِن َّنص‬ َّ ‫﴾ َت َذ َّك َر َو َجاء ُك ُم ال َّنذِي ُر َف ُذوقُوا َف َما ل‬
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan
mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. (Allah berfirman) Dan apakah
Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan
(apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi
orang-orang yang zalim seorang penolongpun. (Faathir: 37)
Jamaah rahimakumullah, siapapun kita, masih muda atau sudah tua, sudah seharusnya menyadari bahwa
semakin bertambah hari kita jalani maka jatah umur kita semakin berkurang dan waktu pertemuan kita
dengan Allah pasti semakin dekat. Marilah kita evaluasi diri kita, seberapa banyaknya waktu kita manfaatkan
untuk acara pertemuan akbar itu. Ataukah waktu kita banyak terbuang untuk bermain-main saja? Ketahuilah
hadirin, pengadilan akhirat itu pasti terjadi. Sudah siapkah kita?
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah !
Perkara Kedua adalah : “ Untuk apa ilmu yang telah dimiliki ?”
2
Ilmu adalah kunci utama dalam menjalani kehidupan, artinya bila kita menginkan sesuatu urusan dunia maka
diperlukan ilmu, demikian juga bila kita menginginkan pahala akhirat diperlukan ilmu. Maka jika ilmu itu
bermanfaat akan menjadi sumber ketenangan hidup, yang disebabkan dalam diri pemiliknya ada rasa takut
dan ketundukan kepada Allah Subhaanahu wata’ala. Ilmu itu akan selalu dimanfaatkan untuk hal-hal yang
diperintahkaan oleh Allah.
Sebaliknya apabila Ilmu itu digunakan untuk membohongi atau menipu orang lain, atau sebagai penguasa atau
hakim yang dipilih karena memiliki ilmu dan kemudian membuat keputusan yang mencederai rasa keadilan,
maka sungguh ilmu yang dimiliki adalah ilmu yang tidak bermanfaat. Maka tepatlah do’a yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi salam kepada kita. Allaahumma innii as’aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqan
halaalan thoyyiba, wa ‘amalan mutaqabbala (“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang
bermanfaat, rizki yang halal dan baik, serta amalan yang diterima.“) Hr.Ahmad dan Ibnu Majah.
Semoga ilmu yang kita miliki mampu menyelamatkan kita pada pengadilan akhirat kelak.
Hadirin yang berbahagia !
Perkara yang ketiga adalah, tentang “dari mana harta dan untuk apa dibelanjakan?”
Mencari anugerah Allah Subhaanhu wa Ta’ala tidaklah dilarang bahkan diperintah. Allah Subhaanahu wa Ta’ala
telah memberikan peringatan , sebagaimana firman-Nya:

ِ ‫ش ْي َط‬
ٌ‫ان إِ َّن ُه َل ُك ْم َعد ٌُّو ُّم ِبين‬ ِ ‫اس ُكلُو ْا ِم َّما فِي األَ ْر‬
ِ ‫ض َحالَالً َط ِّيبا ً َوالَ َت َّت ِب ُعو ْا ُخ ُط َوا‬
َّ ‫ت ال‬ ُ ‫َيا أَ ُّي َها ال َّن‬
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu
mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS.
Al-Baqarah: 168)
Dengan kasih sayangNya Allah Subhaanhu wa Ta’ala telah memerintahkan manusia untuk makan makanan
yang halal lagi baik, mafhumnya kita diperintahkan untuk memperoleh makanan tersebut dengan jalan yang
halal lagi baik pula. Halalnya makanan yang dilihat dari dzatnya dan bagaimana cara mencarinya sangat
ditekankan pada ayat ini; apakah kita peroleh dengan cara yang dibenarkan oleh Allah atau yang dilaknat
olehNya? Apakah dari sumber yang jelas halalnya atau yang tidak jelas, subhat, atau bahkan sumber yang
haram? Dari mencuri, menipu, korupsi, dari harta riba, hasil berjudi, menjual barang haram, dari perbuatan
maksiat, atau dari bekerja mencari nafkah yang jelas dibenarkan secara syar’i?
Dan selanjutnya harta yang kita peroleh itu kita belanjakan kemana? Sadarkah kita bahwa harta yang kita
miliki itu seluruhnya adalah titipan dari Allah yang dikuasakan kepada kita untuk dibelanjakan pada hal-hal
yang diridloiNya? Ataukah kita merasa bahwa seluruh harta yang kita miliki adalah milik kita sendiri sehingga
kita berpikir terserah kita saja, terserah keinginan kita saja, terserah hawa nafsu kita untuk apa saja harta itu
kita belanjakan? Selamatlah kita yang berhati-hati dalam hal mencari nafkah dan membelanjakannya, dan
celakalah kita yang tanpa ilmu dan hanya mengikuti hawa nafsunya saja.
Hadirin yang dirahmati Allah Subhaanahu wa Ta’ala !
Pertanyaan keempat: untuk apa badan-mu digunakan?
Manusia dikaruniai Allah Subhaanahu wa Ta’ala jasad yang sempurna yang disertai panca indra, akal pikiran
dan hati. Karenanya mesti dimanfaatkan untuk mengabdi kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala .
Dia pun melarang kita menjatuhkan diri ke lembah kesengsaraan dan kebinasaan. Oleh karena itu Allah
Subhaanahu wa Ta’ala mengharamkan narkoba, minuman keras , berzina, begadang yang sia-sia. Serta segala
sesuatu yang membahayakan. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

ُّ ‫يل هّللا ِ َوالَ ُت ْلقُو ْا ِبأ َ ْيدِي ُك ْم إِ َلى ال َّت ْهلُ َك ِة َوأَ ْحسِ ُن َو ْا إِنَّ هّللا َ ُيح‬
١٩٥﴿ َ‫ِب ا ْل ُم ْحسِ نِين‬ َ ‫﴾ َوأَنفِقُو ْا فِي‬
ِ ‫س ِب‬

3
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Al-
Baqarah : 195)
Hadirin yang berbahagia !
Alhamdulillah kita masih sempat untuk bermuhasabah diri akan kekurangan kita,, Semoga ilmu, umur, harta
dan badan yang kita miliki , dapat kita manfaatkan dan mendapatkan ridlo Allah Subhaanhu wa Ta’ala.

‫س ِم ْي ُع ا‬ َ ‫ار َك ا هللُ ل ِْي َو َل ُك ْم فيِ اا ْلقُ ْرأَ ِن ا ْل َعظِ ْي ِم َو َن‬


َّ ‫فعن ِْي َو إِ َّيا ُك ْم بمِا فِ ْي ِه مِنْ ِذ ْك ِر ا لح ِك ْي ِم إِ َّن ُه ه َُو ال‬ َ ‫َب‬
‫ْل َعلِ ْي ُم‬
Khutbah Kedua:

ْ َ‫ش ِر ُكونَ أ‬
‫ش َه ُد‬ ِ ‫ِين ا ْل َح ِّق لِ ُي ْظ ِه َرهُ َع َلى الد‬
ْ ‫ِّين ُكلِّ ِه َو َل ْو َك ِر َه ا ْل ُم‬ ِ ‫سو َل ُه ِبا ْل ُهدَى َود‬ ُ ‫سل َ َر‬ ْ ‫ا ْل َح ْم ُد هّلِل ِ الَّذ‬
َ ‫ِي أَ ْر‬
‫سلِّ ْم َع َلى َن ِب ِّي َنا‬َ ‫صل ِّ َو‬ ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
َ ‫سولُ ُه اَللَّ ُه َّم‬ ْ َ‫ش ِري َك َل ُه َوأ‬ َ ‫أَنْ اَل إِ َل َه إِاَّل هَّللا ُ َو ْحدَ هُ اَل‬
‫ص ْح ِب ِه أَ ْج َم ِع ْينَ أَ َّما َب ْعد‬
َ ‫ُم َح َّم ٍد َو َع َلى آلِ ِه َو‬
Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhaanahu wa Ta’ala !
Pada khutbah kedua ini khatib mengajak, marilah kita persiapkan diri kita untuk menghadapi pengadilan
akhirat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita mengajarkan kepada kita bahwa panggilan Allah setiap
saat bisa datang, kepada siapapun yang dikehendakiNya. Siapapun kita, apakah pejabat ataukah rakyat biasa,
apakah pengusaha atau buruh/pekerja, apakah masih muda atau sudah tua, bahkan yang masih sehat segar
bugar perkasa ataupun yang sudah sakit lama sehingga merasa tidak berdaya, bahkan siapapun dan
bagaimanapun diri kita, marilah kita mempersiapkan diri.
Pengadilan akhirat itu pasti, sekali lagi siapapun diri kita, marilah kita mempersiapkan diri dengan berusaha
sungguh-sungguh memperbanyak amalan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala dan berusaha
sungguh-sungguh menjauhi semua yang dibenci dan dilarangNya. Semoga Allah mengampuni semua
kesalahan dan dosa kita, menerima dan meridloi semua amalan ibadah kita, dan memberikan pertolongan
kepada kita selama hidup di dunia dan memudahkan kita dalam proses di pengadilan akhirat kelak.

‫سلِّ ُم ْوا َت ْسلِ ْي ًما‬ َ ‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو‬َ ‫ َيا أَ ُّيها َ ا َّل ِذ ْينَ َءا َم ُن ْوا‬،‫صلُّ ْونَ َع َلى ال َّن ِب ِّي‬ َ ‫هللا َو َمالَ ِئ َك َت ُه ُي‬
َ َّ‫إِن‬.
‫ار ْك َع َلى‬ ِ ‫ َو َب‬.ٌ ،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ِ ‫صلَّ ْي َت َع َلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َع َلى‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ ِ ‫صل ِّ َع َلى ُم َح َّم ٍد َو َع َلى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
ِ ‫ار ْك َت َع َلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َع َلى‬
‫ إِ َّن َك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬،‫آل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما َب‬ِ ‫ ُم َح َّم ٍد َو َع َلى‬.
ٌ ‫س ِم ْي ٌع َق ِر ْي‬
‫ب‬ َ ‫ إِ َّن َك‬،ِ‫اء ِم ْن ُه ْم َو ْاألَ ْم َوات‬ ِ ‫ت ْاألَ ْح َي‬ ِ ‫ َوا ْل ُم ْؤ ِم ِن ْينَ َوا ْل ُم ْؤ ِم َنا‬،ِ‫اغف ِْر لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوا ْل ُم ْسلِ َمات‬ ْ ‫اَللَّ ُه َّم‬
َ‫وب َنا ِغاّل ً ِّللَّذِين‬ِ ُ‫ان َواَل َت ْج َعلْ فِي قُل‬ ِ ‫س َبقُو َنا ِباإْل ِي َم‬ َ َ‫اغف ِْر َل َنا َوإِل ِ ْخ َوا ِن َنا الَّذِين‬ ْ ‫ َر َّب َنا‬. ‫ت‬ ِ ‫ب ال ّد َع َوا‬ ُ ‫ُم ِج ْي‬
َ‫س َنا َوإِن لَّ ْم َت ْغف ِْر َل َنا َو َت ْر َح ْم َنا َل َن ُكو َننَّ مِنَ ا ْل َخاسِ ِرين‬ َ ُ‫ َر َّب َنا َظ َل ْم َنا أَنف‬. ‫وف َّرحِي ٌم‬ ٌ ُ‫آ َم ُنوا َر َّب َنا إِ َّن َك َرؤ‬
َ‫ َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعا َلمِين‬.‫ار‬ ِ ‫اب ال ّن‬ َ ‫س َن ًة َوقِ َنا َع َذ‬ َ ‫س َن ًة َوفِي ْاألَخ َِر ِة َح‬ َ ‫ َر َب َنا َءا ِت َنا فِي الدّ ْن َيا َح‬.

Nurul Iman – 2 Juli 2021/21 Dzulqa’dah 1442

Bahrul ‘Ulum – 9 Juli 2021/28 Dzulqa’dah 1442

Anda mungkin juga menyukai