Anda di halaman 1dari 5

TEKS CERAMAH

NAMA: WIDIA RACHMAWATI


NPM : 10100118187
FAKULTAS : Kedokteran

Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Alhamdulillahirobbil aalamiin wabihi nastainu ala
umuriddunya waadin waala alihi wasohbihi ajmain. Ama
badu.
Pertama-tama , marilah kita panjatkan puji dan syukur
kepada Allah SWT yang telah memberi kita nikmat yang
banyak sehingga kita masih bisa berkumpul disini dalam
keadaan sehat wal’afiat.

Seandainya lautan yang ada di muka bumi ini, Allah


jadikan sebagai tinta. Lalu, pepohonan-pepohonan Allah
jadikan pena, dan dedaunan Allah jadkan kertas. Niscaya
itu tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat-nikmat
yang Allah berikan kepada kita sampai saat ini.

Tidak lupa solawat dan salam tercurahkan kepada Nabi


Muhammad SAW, keluarganya, beserta sahabat. dan
juga pada para pengikutnya hingga akhir zaman kelak,
amiin ya Rabbal a’lamiin.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah,


Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan
ceramah Tentang Kehilangan.

Teman-teman disini (Hadirin), pernahkah mengalami


kehilangan? Entah kehilangan suatu barang, kehilangan
orang terdekat, kehilangan popularitas, kehilangan
pekerjaan, atau kehilangan hal berharga lainnya?

Siapa yang menakdirkan itu semua? Allah SWT

Allah saat menakdirkan segala sesuatu, tidak mungkin


tidak ada hikmahnya, pasti ada tujuannya, dan tujuanya
itu pasti baik.

Kita sering merasa bersedih ketika kehilangan dan


kesedihan itu adalah hal yang wajar. Memang hal ini
sangat manusiawi, namun jika memaknai lebih dalam,
kita akan menyadari bahwa sebenarnya kita tak pernah
benar-benar kehilangan apapun.

Pasalnya, segala yang kita miliki merupakan titipan


Allah, atau ujian dariNya, bukan benar-benar kepunyaan
kita. Baik itu berupa orang-orang tercinta, kedudukan
dan jabatan, maupun harta benda.

Logikanya, jika telah menyadari bahwa kita sebenarnya


tak memiliki apa-apa, mana mungkin kita bisa
menyatakan telah kehilangan sesuatu?

Itulah sebabnya orang-orang yang mendapat keberkahan


sempurna serta petunjuk dari Allah sangat mengetahui
hal ini, dan alih-alih merasa sedih telah kehilangan…
Mereka akan mengucapkan “Innalillaahi wa inna ilaihi
rojiun” yang bermakna “Sesungguhnya segala sesuatu
berasal dari Allah dan akan kembali padaNya”.
Mereka tahu bukan sedang kehilangan sesuatu,
melainkan ada ‘titipan’ yang sudah harus dikembalikan
lagi.

- Kehilangan selalu diwakilkan oleh kata


‘musibah’. 

Maka dengan berperasangka baik pada Allah, gantilah


perkataan itu dengan sebutan ‘rahmat’ atau teguran Allah
untuk mengingatkan hambanya.

Dengan adanya suatu kehilangan, dan diiringi dengan


berperasangka baik pada Allah, semua itu akan berubah
menjadi sebuah ‘ampunan’.

“Aku takjub dengan perihal orang yang beriman..


Semuanya ada kebaikan.. Tidak ada suatu kebaikan
pun kecuali untuk orang yang beriman.. Apabila
diberikan sesuatu nikmat, dia akan bersyukur.. Maka
itu baik baginya.. Apabila diuji dengan suatu ujian, dia
akan bersabar.. Maka itu juga baik baginya..” (H.R
Imam Muslim)

Kehilangan  pun pernah menimpa Nabi Ayyub A.S. 

Nabi Ayub kehilangan kekayaan, dan orang orang yang


disayanginya. Tidak hanya itu saja, Nabi Ayub juga
menderita penyakit yang menjangkiti seluruh tubuhnya. 

Sehingga baginda berdoa, “Ya Allah, penyakit ini boleh


jadi menjangkiti seluruh tubuhku. Tetapi ya Rabb,
jangan sehingga penyakit ini juga menjangkiti hati dan
mulutku, biarlah aku masih mampu berzikir kepada-
Mu.”

MasyaAllah…Begitulah ketabahan Nabi Ayyub. 

Dengan perspektif yang berbeda mengenai makna


‘kehilangan’ ini, sebenarnya banyak manfaat yang bisa
kita peroleh dari kehilangan yang dialami yaitu:

1. Semakin mendekatkan diri kita kepada Allah

Jika kita memahami bahwa ‘kehilangan’ merupakan


suatu keniscayaan karena segalanya akan kembali
pada Allah, maka Allah akan memberi petunjuk pada
hati kita dalam menjalani kehidupan ini.

“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa


seseorang kecuali dengan izin Allah. (QS. Al-
Thaghabun: 11)

2. Menambah kesabaran pada diri kita

Allah menyatakan kesabaran merupakan pemberianNya


yang terbaik pada seorang hamba:

“Tidaklah salah seorang hamba ditimpa musibah lalu


mengucapkan inna lillaahi wa inna ilaihi rajiuun, lalu
mengatakan ya Allah, berikanlah pahala kepadaku
dalam musibahku dan gantikanlah untukku sesuatu yang
lebih baik darinya, melainkan niscaya Allah Swt akan
memberikan pahala kepadanya dalam musibahnya itu
dan memberikan ganti kepadanya yang lebih baik” (HR.
Muslim)

Para Hadirin, semoga kita termasuk golongan orang-


orang beriman yang sabar dan paham bahwa hakikat
kehilangan adalah kebaikan untuk diri kita, karena
semua yang ada akan kembali kepada Allah SWT.

َ‫?و َو ْال َعافِيَ?ة‬ َ ُ‫ اَ ٰللّهُ َّم إِنِّ ْي أَ ْس?أَل‬،‫ك ْال َعافِيَةَ فِي ال ُّد ْنيَا َو ْاالَ ِخ? َر ِة‬
َ ?‫ك ْال َع ْف‬ َ ُ‫اَ ٰللّهُ َّم إِنِّ ْي أَسْأَل‬
ٰ
‫ اَللّهُ َّم ا ْستُرْ عَوْ َراتِ ْي َو ٰا ِم ْن َروْ عَاتِ ْي‬،‫ي َوأَ ْهلِ ْي َو َمالِ ْي‬ َ ‫فِ ْي ِد ْينِ ْي َو ُد ْنيَا‬   

(Allâhumma innî as-alukal ‘âfiyah fid dunyâ wal


âkhirah, allâhumma innî as-alukal ‘afwa wal âfiyah fî
dînî wadunyâya wa ahlî wa mâlî, allâhumma-stur ‘aurâtî
wa âmin rau‘âtî)  

“Ya Allah, aku memohon keselamatan di dunia dan


akhirat. Ya Allah aku memohon kebajikan dan
keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku.
Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak
layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa
takut.

Demikian ceramah yang dapat saya sampaikan pada


kesempatan ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua dan dapat kita aplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan,
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai