Anda di halaman 1dari 7

DIYAT DAN KIFARAT

1.      Pengertian dan Dasar Hukum Diyat


Diyat secara bahasa artinya denda yang berat, atau ganti rugi pembunuhan. Sedangkan
menurut istilah adalah sejumah harta yang wajib diberikan oleh pihak pelaku pembunuhan /
kejahatan kepada pihak teraniaya atau keluarganya untuk menghilangkan dendam,
meringankan beban korban dan keluarganya. Dengan kata lain denda pengganti jiwa yang
tidak berlaku atau tidak dilakukan padanya hukuman bunuh.
Diyat sebagai pengganti hukum qishash berdasarkan ayat Al Qur’an. Firman Allah :

 ( ۹۲ : ‫)النساء‬
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
Karena tersalah (Tidak sengaja)[334], dan barangsiapa membunuh seorang mukmin
Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diyat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu)”  ( Q.S. An-
Nisa’ (4): 92)

2.      Sebab-sebab Diyat
Mengapa seseorang harus membayar diyat atau denda sebagai pengganti terhadap apa yang
sudah diperbuatnya ?. Ada beberapa hal sebab-sebab seseorang harus membayar diyat :
a.       Pembunuhan sengaja yang dimaafkan oleh wali/ahli waris terbunuh
b.      Pembunuh lari namun sudah diketahui identitasnya sehingga diyat dibebankan kepada
ahli waris
ْ
c.       Pembunuhan seperti sengaja ( ‫ال َع ْم ُد‬ ‫قَ ْت ُل ِش ْب ِه‬ )
َ ‫ْال‬
d.      Pembunuhan tersalah (  ِ ‫خطَإ‬ ‫)قَ ْت ُل‬
e.       Qishash sulit untuk  dilaksanakan

3.      Macam-macam Diyat
Diyat dalam masalah pembunuhan baik pembunuhan sengaja, seperti sengaja atau
pembunuhan tersalah dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1
a.            Diyat Mughallazhah   ٌ‫ ِديَةٌ ُم َغلَّظَة‬ / denda berat
Diyat mughalallazhah ialah denda yang diwajibkan atas pembunuhan sengaja (qathul ‘amd) jika
ahli waris mema’afkan dari pembalasan jiwa serta denda atas pembunuhan tidak sengaja (Syibhul
‘amd) dan denda atas pembunuhan yang tidak ada unsur –unsur membunuh (Qathul Khatha’)
yang dilakukan di bulan haram, ditempat haram serta pembunuhan atas diri seseorang yang masih
ada hubungan kekeluargaan.
  Adapun jumlah diyat mughallazhah ialah denda dengan cara membayar 100 ekor unta, terdiri 30
ekor hiqqah ( unta betina berumur 3-4 tahun), 30 ekor jadzah (unta betina 4-5) dan 40
ekor khilfah (unta betina yang bunting).
Ketentuan denda tersebut di atas sesuai dengan hadits Nabi SAW. :
“ Barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan sengaja diserahkan perkaranya kepada
keluarga yang terbunuh, maka jika mereka menghendaki supaya membunuhnya dibunuh pula,
dan jika mereka kehendaki, mereka boleh menerima diyat, yaitu 30 ekor unta yang berumur 3
tahun,30 ekor unta yang berumur 4 tahun serta 40 ekor unta yang berumur 5 tahun (yang sedang
hamil). Hasil perdamaian itu untuk mereka (ahli waris terbunuh). Demikian itu untuk
memberatkan terhadap pembunuhan” ( Riwayat Tirmidzi)
Jika unta tidak didapat, diyat dapat dengan uang atau lainnya seharga 100 ekor unta tersebut.
Pada zaman Rasulullah diyat mughallazhah dibayar 800 dinar (uang emas) atau 8.000 dirham
(uang perak). Bahkan dijaman kholifah Umar bin Khathab ketika harga unta itu mahal, harganya
12.000 dirham atau 200 ekor sapi atau 2.000 ekor kambing atau 200 stel bahan pakaian.
Diyat mughallazhah ini diwajibkan :
1)         Pembunuh sengaja tapi dimaafkan oleh keluarga korban. Pembayaran diyat ini sebagai
pengganti qishash. Pembayarannya secara tunai (sekaligus)
2)         Pembunuhan seperti sengaja membayar ayat 100 ekor unta seperti diatas, tetapi boleh
diangsur selama tiga tahun.
3)         Pembunuhan pada bulan-bulan haram yaitu bulan Dzul Qa’adah,Dzulhijjah, Muharram
dan Rajab.
4)      Pembunuhan di tempat haram atau kota Makkah.
5)  Pembunuhan orang yang masih mempunyai hubungan keluarga atau pembunuhan terhadap
muhrim, radha’ah atau mushaharah.

2
b.            Diyat Mukhofafah (  ٌ‫ ِديَةٌ ُم َخفَّفَة‬ )
Denda yang sifatnya ringan yaitu membayar denda yang berupa 100 ekor unta terdiri 20
ekor hiqqah, 20 ekor jadz’ah, 20 ekor binta labun (unta betia umur lebih dari 2 tahun), 20
ekor ibnu labun (unta jantan  berumur lebih dari 2 tahun) dan 20 ekor binta mukhod (unta betina
bermur lebih 2 tahun)  diyat mukhaffah diwajibkan atas pembunuhan tersalah dibayar oleh
keluarga pembunuh dan dianngsur 3 tahun tiap tahun sepertignya.
Diyat mukhafafah ini diwajibkan kepada :

1)       ِ‫قَ ْت ُل ْال َخطَإ‬ atau pembunuh tersalah


2)      Pembunuhan selain di tanah haram (Makkah) bukan bulan haram (Muharrom, Dzulhijah dan
Rajab) dan bukan muhrim. Nilai diat ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah 100 unta
disamakan 200 ekor sapi atau 2000 ekor domba.
3)      Orang yang sengaja memotong/membuat cacat/melukai anggota badan orang lain tetapi
dimaafkan oleh keluarga kurban.
4)      Pembunuhan karena kesalahan obat bagi dokter.
5)      Pemotongan atau membuat cacat serta melukai anggota badan.

4.      Diyat selain Pembunuhan

Pembayaran diyat selain pembunuhan yang meliputi memotong atau melukai anggota tubuh
dijelaskan sebagai berikut :
a.       Wajib membayar satu diyat penuh yaitu pembayaran 100 ekor unta bagi orang yang
melakukan kejahatan memotong anggota tubuh, yang berpasangan, seperti kedua mata, kedua
telinga, kedua tangan, kedua kaki dan sebagainya. Menghilangkan anggota badan yang tunggal
seperti hidung, lidah juga membayar diyat penuh atau 100 ekor unta.
b.      Wajib membayar setengah diyat yaitu membayar lima puluh ekor unta, apabila memotong
salah satu dari anggota tubuh yang berpasangan seperti satu kaki, satu tangan, satu telinga, dan
sebagainya.
c.       Wajib membayar sepertiga diyat, yaitu membayar 33 ekor unta apabila melukai anggota
tubuh antara lain: melukai kepala sampai ke otak, atau melukai badan sampai ke perut.
d.      Wajib membayar diyat berupa :
1)      15 ekor bagi orang yang melukai sampai terkelupas kulit di atas tulang;
2)      10 ekor unta bagi orang yang melukai sampai mengakibatkan putusnya jari-jari tangan
maupun jari kaki.

3
3)      5 ekor unta bagi orang yang melukai dan mengakibatkan patah/ lepasnya sebuah gigi satu
luka sampai terkelupas daging.
Bagaimana kalau seseorang meruntuhkan semua gigi orang lain, apakah harus
membayar lima ekor unta kali jumlah gigi tersebut ?. Ulama berbeda pendapat, sebagaian ulama
berpendapat cukup membayar 60 ekor unta (yang berusia dewasa). Ulama yang lain berpendapat
harus membayar 5 ekor unta kali jumlah gigi.

5.      Hikmah Diyat

Pembayaran diyat bagi pembunuh kepada keluarga kurban, disamping untuk menghilangkan
rasa dendam juga mengandung hikmah sebagai berikut :
a.       Sifat pemaaf  kepada orang lain karena sesuatu hal sudah terjadi
b.      Manusia dapat berhati-hati dalam bertindak bahkan takut melakukan kejahatan karena
sayang harta, bisa habis bahkan melarat karena untuk membayar diyat
c.       Menjunjung tinggi terhadap perlindungan jiwa dan raga.

6.      Pengertian Kifarat

Kifarat secara bahasa ialah tertutup / terselubung, maksudnya hati seseorang sedang tertutup
sehingga meniadakan Allah atau menentang-Nya yang selanjutnya berani melakukan
perbuatan ma’syiat.Dengan kata lain kifarat berarti denda atas pelanggaran terhadap larangan.
Kifarat menurut istilah berarti tebusan atau denda yang wajib dibayar oleh seseorang karena
telah melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah.

7.      Macam-macam Kifarat Pembunuhan

a.            Kifarat karena pembunuhan

Pembunuh selain dihukum qishash atau membayar diyat, dia harus membayar kifarat juga.
Adapun kifarat bagi orang yang membunuh adalah memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa

dua bulan berturut-turut. Hal ini sejalan dengan Firman Allah : ( ۹۲ : ‫)النساء‬
 Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena
tersalah (Tidak sengaja)[334], dan barangsiapa membunuh seorang mukmin Karena tersalah

4
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat[335]
yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)
bersedekah[336]. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara
mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. barangsiapa yang
tidak memperolehnya[337], Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-
turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. .(QS. An-nisa (4): 92)

b.            Kifarat karena membunuh binatang buruan pada waktu melaksanakan ihram

Kifaratnya yaitu dengan mengganti binatang ternak yang seimbang atau memberi makan orang
miskin atau dengan berpuasa.

Selain kifarat di atas masih ada beberapa macam kifarat selain masalah pembunuhan sebagai
berikut pembahasan di bawah ini :
a.            Kifarat karena melanggar sumpah

Jika orang bersumpah dengan menggunakan nama Allah lalu melanggarnya, maka baginya wajib
kifarat, yaitu memberi makan sepuluh orang miskin atau memberi pakaian, memerdekakan
seorang budak atau puasa tiga hari. Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT :

)۸۹ : ‫( المـائدة‬ 
“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka
kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh orang miskin, yaitu dari
makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi Pakaian kepada mereka
atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian,
Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu
bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah
menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).” (QS Al
Maidah (5): 89)

b.            Kifarat karena dzihar ‫ر‬


ٌ ‫ِظهَا‬
Yaitu menyerupakan isterinya dengan ibunya (ibu suami). Misalnya suami berkata di depan
isterinya punggungmu persis seperti punggung ibuku. Maka suami wajib kifarat yang

5
ditunaikan sebelum menggauli isterinya. Kifaratnya adalah memerdekan hamba sahaya, atau
berpuasa 2 bulan berturut atau yang tidak bisa yaitu memberi makanan 60 orang miskin
  “Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, Kemudian mereka hendak menarik kembali
apa yang mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum
kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.   Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak),
Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur.
Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin.
Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum
Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. ( QS. Al- Mujadalah (58): 3-4)

c.            Kifarat karena melakukan hubungan badan suami isteri disiang hari pada bulan
ramadhan, kifaratnya sama dengan dzihar.

ٌ َ‫اِيال‬
d.            Kifarat Ila’ ‫ء‬

Yaitu suami yang berjanji tidak akan menggauli isterinya selama masa tertentu, maka
kifaratnya sama dengan kifarat melanggar sumpah

8.      Hikmah Kifarat Pembunuhan


Ada beberapa hikmah yang terkandung dalam kifarat pembunuhan sebagai berikut :
a.       Manusia benar-benar menyesali pebuatan  yang keliru, telah berbuat dosa kepada Allah
dan merugikan sesama manusia
b.      Bertaubat kepada Allah dengan mendekatkan diri kepada-Nya
c.       Percaya diri dengan diterima taubatnya manusia menjadi tenang, karena tuntunan agama
sudah dipenuhinya.

D.    CONTOH-CONTOH QISHASH, DIYAT DAN KIFARAT


Dalam membahas masalah ini kita dihadapkan pada hokum yang berlaku di Negara kita.
Negara Indonesia adalah sebuah Negara yang berlandaskan hokum yang bersumber pada
UUD. Jadi bagi siapapun yang membunuh dengan sengaja, maka tidak akan dikenakan
hukium qishash, tetapi sesuai dengan hokum yang berlaku. Demikian juga  siapapun yang
membunuh dan dima’afkan oleh keluarga juga tidak akan dikenakan diyat sebagaimana
pembahasan dalam hokum Islam. Tetapi tidak ada salahnya memberikan contoh realita dalam

6
kehidupan bermasyarakat, agar tidak terjadi pembunuhan yang memang begitu memberatkan
jenis hukumannya.
Pak Karta dan Joko dalam satu kantor di salah satu perusahaan besar yang bergerak dalam
layanan barang dan jasa. Suatu ketika pak Karta diangkat menjadi direktur, padahal masa
kerja jauh lebih lama pak Joko dibandingkan pak Karta. Suatu ketika dalam diri pak Joko
timbul niat jahat untuk membunh pak Karta. Maka dibuatlah rencana cara membunuhnya
agar tidak diketahui oleh karyawan perusahaan, dan alatnya berupa senapan sudah
dipersiapkan. Suatu hari niat itu diujudkan dengan membunuh pak Karta.
Dari ilustrasi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pak Joko disamping harus
diqishsh dengan cara dibunuh dengan senapan juga, maka juga wajib membayar diyat berupa
100 ekor unta dan dibayar secara tunai, karena kejahatan pak Joko dima’afkan oleh keluarga
pak Karta. Disamping itu pak Joko harus memilih salah satu jenis kifarat sebagai hukuman
tambahan karena membunh, yaitu memerdekakan seorang budak yang berimkan, atau
berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika keduanya tidak mampu dikerjakan, maka harus
member makan dan pakaian kepada 60 orang fakir miskin sebagai gantinya.

Anda mungkin juga menyukai